KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “ BUDIDAYA JAGUNG “. Pada makalah ini kami banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak
.oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat
jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Juli 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1
Cara Budidaya Jagung..................................................................................... 3
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 10
3.2 Saran................................................................................................................. 10
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu komuditas utama yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang
diproduksi oleh masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara
membudidayakan jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman
jagung telah banyak dialih fungsikan sebagai gedung-gedung dan lain-lain.
Perusahaan swasta pun
juga belum memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga sebagai makanan pokok
di suatu daerah tertentu dan diubah menjadi beberapa makanan ringan yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan jagung meningkat di masyarakat.
Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat,
pemakaian pupuk yang belum tepat, penerapan teknologi dan cara bercocok tanam
yang beum diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah
peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu
peningkatan produksi jagung yang memenuhi standard baik kualitas dan kuantitas
jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau
memahami karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi,
fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat
meningkatkan produksi jagung di Indonesia.
Banyak kegunaan tanaman jagung selain
sebagai makanan tetapi jagung dapat dijadikan sebagai tepung, jagung rebus,
jagung bakar dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan permintaan untuk tanaman
jagung. Semakin banyak permintaan pasar maka akan meningkatkan jumlah
permintaan sehingga produksi tanaman atau barang akan semakin menurun karena
stok barang semakin menipis serta meningkatkan harga barang.
Jagung juga mengandung karbohidrat yang
sangat banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Keunggulan komparatif dari tanaman
jagung banyak diolah dalam bentuk tepung, makanan ringan atau digunakan
untuk bahan baku pakan ternak. Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan
untuk keperluan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Sejalan dengan
perkembangan industri pengolah jagung dan perkembangan sektor peternakan,
permintaan akan jagung cenderung semakin meningkat.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan
dalam makalah ini adalah bagaimana cara membudidayakan jagung dengan baik dan
benar.
1.3
Tujuan
Tujuan
pada makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara membudidayakan jagung
dengan baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cara Budidaya Tanaman Jagung
a)
Penyiapan
Benih
1) Persyaratan
Benih
Bermutu tinggi,
baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Benih berasal dari
varietas unggul (daya tumbuh besar, murni, tidak mengandung kotoran, tidak
tercemar hama dan penyakit). Benih yang terjamin adalah benih bersertifikat. Jagung
hibrida berpotensi produksi tinggi, namun mempunyai kelemahan yaitu harga benih
lebih mahal, dapat digunakan maksimal 2 kali turunan. Beberapa varietas unggul
jagung seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Beberapa Contoh Varietas Jagung Hibrida
Varietas
|
Umur
|
Potensi Hasil
(Ton/ha)
|
Rata- rata Hasil (Ton/ha)
|
C6
|
98-105
|
-
|
10-10,3
|
C7
|
95-105
|
10-12,4
|
8,1
|
Pioneer 13
|
90-115
|
10-11
|
8,027
|
Pioneer 14
|
89-112
|
10-11
|
7,578
|
CPI -1
|
97
|
-
|
6,2
|
CPI- 2
|
97
|
8-9
|
6,2
|
IPB 4
|
100-105
|
-
|
6,6
|
Semar 2
|
91
|
-
|
5,0-6,1
|
Semar 3
|
94
|
8-9
|
5,3
|
2) Penyiapan
Benih
a. Benih jagung komposit dapat
diperoleh dari penanaman sendiri, dari jagung yang tumbuh sehat.
b. Dari tanaman terpilih, diambil
jagung yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh
klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit.
c. Tongkol dipetik setelah lewat fase
matang fisiologi dengan ciri: biji mengeras dan sebagian besar daun menguning.
d. Tongkol dikupas dan dikeringkan,
bila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol
dibungkus dan disimpan di tempat kering.
e. Dari tongkol kering, diambil biji
bagian tengah. Biji di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih.
f. Daya tumbuh benih lebih dari 90%.
Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg/ha.
3) Perlakuan
Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida,
terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Bila diduga akan ada serangan
lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang
bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik.
b)
Pengolahan
Media Tanam
Pengolahan
tanah bekas pertanaman padi dilaksanakan setelah membabad jermi. Jerami dapat
digunakan sebagai mulsa/penutup tanah setelah jagung ditanam. Kegunaan mulsa
yaitu mengurangi penguapan tanah, menghambat pertumbuhan gulma, menahan pukulan
air hujan dan lama kelamaan mulsa menjadi pupuk hijau. Pengolahan tanah pada
lahan kering cukup sampai dengan kedalaman 10 cm dan semua limbah digunakan
sebagai mulsa.
Pada saat
pengolahan tanah setiap 3 m perlu disiapkan saluran air sedalam 20 cm dan lebar
30 cm yang berfungsi untuk memasukkan air pada saat kekurangan air dan
pembuangan air pada saat air berlebih. Tanah dengan pH kurang dari 5,0, harus
dikapur 1 bulan sebelum tanam. Jumlah kapur yang diberikan 1-3 ton/ha untuk 2-3
tahun disebar merata atau pada barisan tanaman, Dapat pula digunakan dosis 300
kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman atau menggunakan
mineral zeolit dengan dosis sesuai dengan petunjuk produsen.
1) Minimum Tillage
Pada
lahan-lahan yang peka terhadap erosi, budidaya jagung perlu diikuti dengan
usaha-usaha konservasi seperti penggunaan mulsa dan sedikit mungkin pengolahan
tanah. Bila waktu tanam mendesak, pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada
barisan tanaman saja, selebar 60 cm dengan kedalaman 15 – 20 cm.
2) Zero Tillage
(tanpa pengolahan tanah)
Pemberantasan
gulma menggunakan herbisida 2-3 lt/ha. Tanah dicangkul hanya untuk lubang
tanaman.
c)
Teknik
Penanaman
1) Penentuan Pola
Tanaman
a. Tumpang sari (Intercropping);
Penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda).
b. Tumpang gilir (Multiple
Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
c. Tanaman
bersisipan (Relay Cropping): dengan cara menyisipkan satu/beberapa jenis
tanaman selain jagung. Misalnya waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang
panjang.
d. Tanaman
Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan
tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya. Pada pola ini
lahan efisien, tetapi riskan terhadap hama dan penyakit.
2) Pembuatan
Lubang Tanam
Lubang tanam
dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm, tiap lubang diisi 1 butir benih. Jarak
tanam disesuaikan dengan umur panen. Jagung berumur ≥ 100 hari jarak
tanam 40 x 100 cm (2 tanaman /lubang). jagung.berumur 80-100 hari, jarak
tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80 hari,
jarak tanam 20 x 50 cm (1 tanaman/lubang).
Tabel 2. Jarak tanam dan Populasi
Jagung Per Hektar
Varietas
|
Jarak tanam
(cm x cm)
|
Populasi
(Tanaman/Ha)
|
Umur dalam
(>100 hari)
|
100 x (40-50)
|
40.000 – 50.000
|
Umur tengah
(90-100 hari)
|
75 x (40-50)
|
53.000 - 66.000
|
Umur genjah
(80-90 hari)
|
50 x (20-25)
|
80.000 – 100.000
|
3) Cara Penanaman
Saat tanam tanah dalam keadaan
lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi, kecuali bila
diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Jumlah benih per lubang tergantung
keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3
biji/lubang, bila dikehendaki 1 tanaman/lubang, maka benih yang dimasukkan 2
biji/lubang. Jumlah kebutuhan benih per hektar dengan beberapa alternatif jarak
tanam dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Jarak Tanam dan Kebutuhan
Benih Jagung
Jarak
tanam (cm)
|
Non
Hibrida (kg/ha)
|
Hibrida
(kg/ha)
|
100
x 40
|
22,5
|
-
|
75
x 25
|
32
|
20
|
75
x 40
|
-
|
30
– 40
|
75
x 20
|
40
|
-
|
50
x 20
|
60
|
-
|
4) Lain-lain
Di lahan
irigasi jagung ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan ditanam pada
akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir
musim hujan.
d) Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya
dikehendaki 2 atau 1, tanaman yang tumbuh paling tidak baik, dipotong dengan
pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman
secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain. Benih yang tidak tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini
dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang
sama.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu
sekali. Penyiangan pada tanaman muda menggunakan tangan, cangkul kecil, garpu.
Penyiangan harus hati-hati agar tidak mengganggu perakaran yang belum kuat
mencengkeram tanah.
3) Pembumbunan
Pembumbunan
bersamaan dengan penyiangan dan pemupukan pada umur 6 minggu. Tanah di kanan
dan kiri barisan jagung diurug dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan
tanaman, membentuk guludan memanjang. Pembubunan juga dilakukan bersamaan
penyiangan kedua.
4) Pemupukan
Pemupukan perlu memperhatikan jenis,
dosis, waktu dan cara pemberian pupuk. Pada umumnya varietas unggul lebih
banyak memerlukan pupuk dibandingkan dengan varietas lokal. Pemupukan pada
tanaman jagung disajikan pada tabel 4.
Tabel
4 Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk pada Tanaman Jagung
No
|
Jenis
|
Dosis
(kg/ha)
|
Waktu
pemberian
|
||
Dasar
|
21 HST
|
35 HST
|
|||
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
|||
1
|
Non Hibrida
|
||||
- Urea
|
200
|
83,33
|
166,67
|
-
|
|
- TSP/SP-36
|
75-100
|
75-100
|
-
|
-
|
|
- KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
|
2
|
Hibrida
|
-
|
-
|
||
- Urea
|
300
|
100
|
100
|
100
|
|
- TSP/SP-36
|
100
|
100
|
-
|
-
|
|
- KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
Pertanaman
jagung perlu dipupuk dengan pupuk organik 15.000-20.000kg/ha disebar merata
saat pengolahan tanah atau disebar dalam larikan dengan dosis 300 kg/ha. Pupuk buatan diberikan secara
tugal/larikan sedalam ± 10 cm pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm. Pada
jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di
kiri kanan barisan tanaman.
5) Pengairan dan Penyiraman
Setelah
benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah
lembab. Pengairan diperlukan pada saat pembentukan malai dan tongkol. Pemberian
air pada pertanaman jagung cukup sampai tingkat kapasitas lapang atau tidak
sampai tergenang. Pertanaman jagung yang terlalu kering dapat diairi melalui
saluran pemasukan air. Air yang diberikan cukup hanya menggenangi selokan yang
ada, dibiarkan satu malam dan pada pagi harinya sisa air dibuang.
6) Pengendalian
hama dan penyakit
Untuk
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
A.
Kultur teknis
a.
Pembakaran tanaman
b.
Pengolahan tanah yang intensif.
B. Pengendalian fisik / mekanis
a. Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian
memusnahkannya.
b. Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per
hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah tanaman sejak tanaman berumur
2 minggu.
C.
Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti :
patogen SI-NPV (Spodoptera litura-
Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep,
Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium
anisopliae, bakteri Bacillus
thuringensis, nematoda Steinernema sp,.
Predator Sycanus sp,. Andrallus
spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles
sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp.
D.
Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap cukup
efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos,
sianofenfos, karbaril, matador
zeon, actara, dan
amistartop.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam
perencanaan usaha pertanian khususnya budidaya tanaman jagung perlu mengetahui
kondisi lingkungan yang sesuai dengan tanaman jagung.
2. Perencanaan
yang disusun akan membutuhkan beberapa biaya yang diperlukan dalam usaha
pertanian sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan pada usaha
pertanian.
3.2 Saran
Usaha bidang pertanian dengan budidaya
tanaman jagung sangat menguntungkan dilihat dari analisis ekonominya tetapi
dalam usaha perlu adanya perencanaan yang matang agar tidak terjadi kesalahan
dalam biaya maupun budidaya tanamannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://a289431visidanmisi.blogspot.com/2012/02/budidaya-tanaman-jagung.html. Diakses pada
tanggal 10 November 2012.
Al Omran et al. 2012. Management of
Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato Production under Calcareous
Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal
Of Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950.
Fitter dan Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan
Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah
dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
http://putrajayatani.blogspot.com/2011/09/pengendalian-hama-dan-penyakit-pada.html. Diakses pada
tanggal 11 November 2012.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Dua Biokimia
Tumbuhan Edisi Keempat. Bandung: ITB.
jagung hibrida, jagung hibrida adalah, keunggulan jagung hibrida
BalasHapus