KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Eksternalitas Dan Barang Publik “. Pada makalah ini kami banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak
.oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Januri 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C.
Tujuan................................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A.
Faktor-Faktor Penyebab Eksternalitas.............................................................. 3
B.
Eksternalitas Negatif Dan Positif Dalam Produksi Maupun
Konsumsi.......... 4
C.
Kebijakan Publik Dalam Mengatasi Eksternalitas........................................... 6
D.
Barang Publik Dan Sumber Daya Milik Bersama............................................ 7
E.
Analisis Biaya Manfaat..................................................................................... 8
F.
Sumber Daya Milik Bersama............................................................................ 9
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 10
A.
Kesimpulan...................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan
aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan
kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu
sistem, maka keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan
masalah. Akan tetapi banyak pula keterkaitan antar kegiatan yang tidak melalui
mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu
kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa
yang disebut dengan eksternalitas.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu
tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan
maupun yang merugikan. Dalam literatur asing, efek samping mempunyai istilah
seperti : external effects, externalities, neighboorhood effects, side effects,
spillover effects (Mishan, 1990). Efek samping dari suatu kegiatan atau
transaksi ekonomi bisa positif (positive external effects, external economic)
maupun negatif (negative external effects, external diseconomic). Dalam
kenyataannya, baik dampak negatif maupun efek positif bisa terjadi secara
bersamaan dan simultan.
Dampak
yang menguntungkan misalnya seseorang yang membangun sesuatu pemandangan yang
indah dan bagus pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi orang
sekitar yang melewati lokasi tersebut. Sedangkan dampak negative misalnya
polusi udara, air dan suara. Ada juga ekternalitas yang dikenal sebagai
eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externalities) yang muncul
ketika dampak eksternalitas itu disebabkan oleh meningkatnya harga. Misalnya,
suatu perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau kompleks perumahan baru
dibangun, maka harga tanah tersebut akan melonjak tinggi.
Meningkatnya
harga tanah tersebut menimbulkan dampak external yang negatif terhadap konsumen
lain yang ingin membeli tanah disekitar daerah tersebut. Dalam contoh di atas
efek tersebut dalam perubahan harga tanah, dimana kesejahteraan masyarakat
berubah tetapi perubahan itu akan kembali ke keadaan keseimbangan karena setiap
barang akan menyamakan rasio harga-harga barang dengan marginal rate of substitution
(MRS).
Jadi,
suatu fakta bahwa tindakan seseorang dapat mempengaruhi orang lain tidaklah
berarti adanya kegagalan pasar selama pengaruh tersebut tercermin dalam
harga-harga sehingga tidak terjadi ketidak efisienan dalam perekonomian. Jadi,
yang dimaksud dengan eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang
mempunyai dampak terhadap orang lain atau segolongan orang lain tanpa adanya
kompensasi apapun juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor
produksi.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
faktor-faktor penyebab eksternalitas?
2.
Bagaimana
eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun konsumsi?
3. Bagamana kebijakan publik dalam
mengatasi eksternalitas ?
4. Seperti apakah barang publik dan
sumber daya milik bersama?
5. Apa analisis biaya manfaat ?
6. Seperti apakah sumber daya milik
bersama ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab eksternalitas.
2.
Untuk
mengetahui eksternalitas negatif dan positif dalam produksi maupun konsumsi.
3. Untuk mengetahui kebijakan publik
dalam mengatasi eksternalitas.
4. Untuk mengetahui barang publik dan
sumber daya milik bersama.
5. Untuk mengetahui analisis biaya
manfaat.
6. Untuk mengetahui sumber daya milik
bersama .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor
Penyebab Eksternalitas
Eksternalitas
adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi
karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar.
sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat
mengalokasikan seluruh sumber-sumber daya yang pada umumnya secara efisien.
Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak
mengikuti prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan.
Dalam
pandangan ekonomi, eksternalitas dan ketidakefisienan timbul karena salah satu
atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumber daya yang efisien tidak
terpenuhi. Karakteristik barang atau sumber daya publik, ketidaksempurnaan
pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana unsur hak
pemilikan atau pengusahaan sumber daya (property rights) tidak terpenuhi.
Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan
ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari.
Kalau ini
dibiarkan, maka ini akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap
ekonomi terutama dalam jangka panjang. Bagaimana mekanisme timbulnya
eksternalitas dan ketidakefisienan dari alokasi sumber daya sebagai akibat dari
adanya faktor diatas diuraikan satu per satu berikut ini.
Pertama,
Keberadaan Barang Publik Barang publik (public goods) adalah barang yang
apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang
lain akan barang tersebut. Selanjutnya, barang publik sempurna (pure public
good) didefinisikan sebagai barang yang harus disediakan dalam jumlah dan
kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat.
Kedua,
Ketidak Sempurnaan Pasar Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu
partisipan didalam suatu tukar manukar hak-hak kepemilikan (property rights)
mampu mempengaruhi hasil yang terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada
pasar yang tidak sempuna (Inperfect Market) seperti pada kasus monopoli
(penjual tunggal). 3. Kegagalan Pemerintah Sumber ketidakefisienan atau
eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan pasar tetapi juga karena
kegagalan pemerintah (government failure).
Kegagalan
pemerintah banyak diakibatkan karena kepentingan pemerintah sendiri atau
kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong efisiensi. Kelompok
tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari keuntungan (rent seeking)
melalui proses politik.
B. Eksternalitas
Negatif Dan Positif Dalam Produksi Maupun Konsumsi
Pengertian
eksternalitas negatif lebih kurang adalah efek samping yang negatif dari suatu
tindakan dari pelaku ekonomi (katakanlah suatu perusahaan) yang di derita oleh
pihak yang tidak terlibat dalam tindakan ekonomi tersebut (bystander). Misalnya
pada umumnya pabrik akan mengeluarkan asap. Yang secara umum dapat dikatakan
bahwa setiap tindakan ekonomi berpotensi membawa efek samping, yang
permasalahannya hanya pada tingkat gangguannya saja.
Dengan
demikian, pelarangan secara total akan menghentikan kegiatan ekonomi pada
sektor usaha ini. dengan adanya efek negatif ini maka biaya tidak hanya
ditanggung oleh perusahaan yang bersangkutan. Total biaya (internal perusahaan
dan eksternal perusahaan) biasa disebut sebagai biaya sosial (social cost).
dengan adanya hal tersebut mak biaya ekternal dapat dibuat menjadi internal
sehingga menjadi biaya perusahaan yang tercantum dalam dokumen akuntansi.
dengan demikian biaya total perusahaan menjadi lebih tinggi dan dengan
sendirinya akan menaikan harga jual produk yang dihasilkan.
Eksternalitas
positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan
oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang
diuntungkan. meskipun banyak pasar dimana biaya social melebihi biaya pribadi,
ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya, yakni biaya pribadi para produsen
lebih besar dari biaya sosialnya.di pasar inilah, eksternalitasnya bersifat
positif, dalam arti menguntungan pihak lain (selain produsen dan konsumen).
Contoh
yang dapat di kemukakan disini adalah pasar robot industry (robot yang khusus
di rancang untuk melakukan kegiatan atau fungsi tertentu di pabrik-pabrik).
Robot adalah ujung tombak dari kemajuan tekhnologi yang mutakhir. Sebuah
perusahaan yang mampu membuat robot, akan berkesempatan besar menemukan
rancangan-rancangan rekayasa baru yang serba lebih baik. Rancangan ini tidak
hanya akan menguntungkan perusahaan yang bersangkutan, namun juga masyarakat
secara keseluruhan karena pada akhrnya rancangan itu akan menjadi pengetahuan
umum yang bermanfaat.
Eksternalitas
dalam konsumsi Sejauh ini, eksternalitas yang telah kita bahas hanya
eksternalitas yang berkaitan dengan kegiatan produksi. Selain itu masih ada
eksternalitas yang terkandung dalam kegiatan konsumsi. Konsumsi minuman
beralkohol, misalnya, mengandung eksternalitas negatif jika si peminum lantas
mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk atau setengah mabuk, sehingga
membahayakan pemakai jalan lainnya. Eksternalitas dalam konsumsi ini juga ada
yang bersifat positif.
Contohnya
adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang terdidik, masyarakat atau
pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan lebih mudah merekrut
tenaga-tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih mampu menjalankan fungsinya
dalam melayani masyarakat. 2.1 Solusi Swasta Terhadap Eksternalitas Kita telah
menyimak bahwa keberadaan eksternalitas itu dapat mengakibatkan alokasi sumber
daya yang dilakukan oleh pasar menjadi tidak efisien. Namun sejauh ini kita
baru mengulas secara sekilas tentang cara-cara mengatasi eksternalitas tersebut.
Dalam
prakteknya, bukan hanya pemerintah saja yang perlu dan dapat mengatasi
eksternalitas itu, melainkan juga pihak-pihak nonpemerintah, baik itu
pribadi/kelompok maupun perusahaan/ organisasi kemasyarakatan. Untuk mudahnya,
kita sebut saja pihak-pihak nonpemerintah tersebut sebagai pihak “pribadi” atau
“swasta”. Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah maupun
pihak swasta (perorangan dan kelompok), berkenaan dengan penanggulangan
eksternalitas itu sama saja, yakni untuk mendorong alokasi sumber daya agar
mendekati kondisi yang optimum secara sosial. Pada bagian pembahasan berikut
kita akan menelaah solusi-solusi atau upaya-upaya yang dilakukan oleh pribadi
atau swasta (private solutions) dalam mengatasi persoalan eksternalitas.
C. Kebijakan
Publik Dalam Mengatasi Eksternalitas
Setiap
kali eksternalitas muncul sehingga mengakibatkan alokasi sumber daya yang
dilakukan pasar tidak efisien, pemerintah dalam melakukan salah satu dari dua
pilihan tindakan yang ada. Pilihan pertama adalah menerapkan
kebijakan-kebijakan atau pendekatan komando dan kontrol (command-and-control
policies), atau menerapkan kebijakan-kebijakan berdasarkan pendekatan pasar
(market-base policies). Bagi para ekonom, pilihan kedua lebih baik, karena
kebijakan berdasarkan pendekatan pasar akan mendorong para pembuat keputusan di
pasar swasta, untuk secara sukarela memilih mengatasi masalahnya sendiri.
Regulasi
Pemerintah dapat mengatasi suatu eksternalitas dengan melarang atau mewajibkan
perilaku tertentu dari pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh, untuk mengatasi
kebiasaan membuang limbah beracun ke sungai, yang biaya sosialnya jauh lebih
besar dari pada keuntungan pihak-pihak yang melakukannya, pemerintah dapat
menyatakannya sebagai tindakan kriminal dan akan mengadili serta menghukum
pelakunya. Dalam kasus ini pemerintah menggunakan regulasi atau pendekatan
komando dan kontrol untuk melenyapkan eksternalitas tadi. Namun kasus-kasus
polusi umumnya tidak sesederhanana itu.
Tuntutan
para pecinta lingkungan untuk menghapuskan segala bentuk polusi, sesungguhnya
tidak mungkin terpenuhi, karana polusi merupakan efek sampingan tak terelakkan
dari kegiatan produksi industri. Contoh yang sederhana, semua kendaraan bemotor
sesungguhnya mengeluarkan polusi. Jika polusi ini hendak dihapus sepenuhnya,
maka segala bentuk kendaraan bermotor harus dilarang oleh pemerintah, dan hal
ini tidak mungkin dilakukan. Jadi, yang harus diupayakan bukan penghapusan
polusi secara total, melainkan pembatasan polusi hingga ambang tertentu, sehingga
tidak terlalu merusak lingkungan namun tidak juga menghalangi kegiatan
produksi.
Untuk
menentukan ambang aman tersebut, kita harus menghitung segala untung ruginya
secara cermat. 3.2 Pajak Pigovian dan Subsidi Selain menerapkan regulasi, untuk
mengatasi eksternalitas, pemerintah juga dapat menerapkan kebijakan-kebijakan
yang didasarkan pada pendekatan pasar, yang dapat memadukan insentif
pribadi/swasta dengan efisiensi sosial. Sebagai contoh, seperti telah
disinggung diatas pemerintah dapat menginternalisasikan eksternalitas dengan
menggunakan pajak terhadap kegiatan-kegiatan yang menimbulkan eksternalitas
negatif, dan sebaliknya memberi subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang
memunculkan eksternalitas positif.
Pajak
yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu eksternalitas negatif
lazim disebut sebagai Pajak Pigovian (Pigovian tax), mengambil nama ekonom
pertama yang merumuskan dan menganjurkannya, yakni Arthur Pigou (1877-1959).
Para ekonom umumnya lebih menyukai pajak Pigovian dari pada regulasi sebagai
cara untuk mengendalikan polusi, karena biaya penerapan pajak itu lebih murah
bagi masyarakat secara keseluruhan.
D. Barang
Publik Dan Sumber Daya Milik Bersama
Barang
publik ( public goods ) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu
tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut.
Selanjutnya, barang publik sempurna (pure public good) didefinisikan sebagai
barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap
seluruh anggota masyarakat. Adapun Jenis-Jenis Barang Adalah Sebagai Berikut :
1.
Barang
Pribadi/Swasta ( private goods )
Yakni barang-barang yang memiliki
sifat ekskludabilitas dan sifat bersaingan.
2.
Barang
Publik ( public goods )
Yakni barang-barang yang tidak
memiliki sifat ekskludabilitas maupun sifat sifat persaingan.
3.
Sumber
daya milik bersama ( common resources )
Yakni barang-barang yang tidak
memiliki sifat ekskludabilitas, namun memiliki sifat persaingan.
4.
Ada
pula barang yang memiliki ekskludabilitas, namun tidak memiliki sifat
persaingan. Barang seperti ini hanya muncul dalam situasi “monopoli alamiah”
(natural monopoly).
E. Analisis
Biaya Manfaat
Analisis
biaya adalah suatu studi yang bertujuan menghitung segenap biaya dan keuntungan
dari suatu proyek, bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis biaya manfaat :
1.
Biaya
Pengadaan (Procurement Coast), yaitu semua biaya yang dikeluarkan berkaitan
dengan pengadaan suatu barang.
2.
Biaya
Persiapan Operasional (Star Up Coast), yaitu semua biaya yang dikeluarkan
sebagai upaya membuat system untuk siap di operasikan.
3.
Biaya
Proyek (Project Related Coast), yaitu biaya yang berkaitan dengan biaya
mengembangkan system termasuk biaya penerapannya.
4.
Biaya
Operasional (Ongoing and Maintenance Coast), yaitu biaya untuk mengoperasikan
system agar system dapat berjalan dengan baik. Sedangkan komponen manfaat atau
dalam hal ini dapat disebut juga sebagai efektifitas yang di dapat dari sebuah
system informasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
·
Manfaat
atau efektifitas yang di dapat dari pengurangan biaya.
·
Manfaat
atau efektifitas yang di dapat dari pengurangan kesalahan-kesalahan
·
Manfaat
atau efektifitas yang di dapat dari peningkatan kecepatan aktivitas
·
Manfaat
atau efektifitas yang di dapat dari peningkatan perencanaan dan pengendalian
manajemen. Manfaat atau efektifitas dari sebuah system informasi dapat juga di
klasifikasikan dalam dua bentuk yaitu tangible benefist dan intangible
banefits.
Tangible
Banefits atau manfaat keuntungan yang berwujud adalah keuntungan penghematan
atau peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur secara kuantitatif dalam
bentuk satuan nilai moneter/uang. Intangible Benefits atau manfaat keuntungan
yang tidak berwujud adalah nilai keuntungan yang sulit atau tidak mungkin
diukur dalam bentuk nilai moneter/ uang. setelah komponen biaya dan manfaat
diketahui, maka coast and benefit analysis bisa dilakukan untuk menentukan
apakah sebuah proyek tersebut layak atau tidak.
F.
Sumber Daya Milik Bersama
Sumber daya bersama–SDB (common
resources) atau akses terbuka terhadap sumber daya tertentu ini tidak jauh
berbeda dengan keberadaan barang publik diatas. Sumber-sumber daya milik
bersama, sama halnya dengan barang-barang publik, tidak ekskludabel.
Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya, dan
Cuma-Cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama
memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan mengurangi
peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Jadi, keberadaan sumber daya milik
bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa banyak
pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas
terjadi pada kasus SDB ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968)
yang dikenal dengan istilah Tragedi Barang Umum (the Tragedy of the Commons). Pentingnya hak kepemilikan ( property right )
Salah satu bentuk kebijakan teknologi yang paling banyak didukung oleh para
ekonom adalah kebijakan perlindungan hak cipta. Hukum paten melindungi hak
eksklusif para pencipta atau penemu untuk memanfaatkan sendiri penemuannya,
selama jangka waktu tertentu (setelah itu penemuannya dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat luas).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika
suatu transaksi antara pembeli dan penjual secara langsung memengaruhi pihak
ketiga, efek ini disebut suatu eksternalitas. Eksternalitas negatif seperti
polusi, menyebabkan jumlah optimal secara sosial dalam pasar kurang dari jumlah
keseimbangannya. Eksternalitas positif, seperti imbas teknologi, menyebabkan
jumlah optimal secara sosial lebih dari jumlah keseimbanganya. Pihak-pihak yang
terkena efek dari eksternalitas dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Sebagai contoh ketika suatu bisnis menghasilkan eksternalitas bagi bisnis lain
keduanya dapat menginternalisasikan eksternalitas itu dengan cara merger.
Alternatifnya
pihak pihak yang berkepentingan dapat mengatasi masalah itu dengan
mengalokasikan kontrak. Menurut teori macoase, jika orang-orang dapat melakukan
tawar menawar tanpa memakan biaya, maka mereka selau dapat mencapai kesepakatan
yang dapat mengalokasikan sumber daya dengan efisien. Akan tetapi pada banyak
kasus, mencapai sesuatu kesempatan antara banyak pihak berkepentingan sulit
terjadi, sehingga trorema coase tidak berlaku. Ketika pihak-pihak swasta tidak
mampu menangani efek-efek eksternal, seperti polusi, pemerintahan membantu
dengan ikut campur.
Kadang-kadang
pemerintah menghindari dilakukannya kegiatan –kegiatan yang tidak efisien dari
segi sosial dengan melarang perilaku-perilaku tertentu. Pada kesempatan yang
lain, pemerintah menginternalisasikan eksternalitas dengan menerapkan pajak
Pigovian suatu kebijakan Publik yang lain adalah mengeluarkan izin. Sebagai
contoh, pemerintah dapat melindungi lingkungan dengan mengeluarkan sejumlah
terbatas izin berpolusi. Hasil akhir dari kebijakan ini hampir sama dengan
penerapan pajak Pigovian terhdap para polusi.
DAFTAR
PUSTAKA
Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga,
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Samuelson, Paul.A. dan William,
D.Nordhaus .1993. Ekonomi. Edisi Ke
Dua Belas,Jakarta : Erlangga.
Suparmoko. 2001. Ekonomi Publik. Edisi Pertama,Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar