Senin, 05 Desember 2016

makalah penganggaran modal berbasis Balanced Scorecard



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Penganggaran Modal Berbasis Balanced Scorecard”Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
           




Taluk Kuantan,   November 2016


Penyusun

 



DAFTAR ISI


Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1  Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3  Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
2.1  Capital Budgeting ( Penganggaran Modal ).................................................... 2
2.2  Balance Scorecard............................................................................................ 2
2.3  Perkembangan Terkini Implementasi Balance Scorecard.............................. 5
2.4  Keunggulan Balance Scorecard....................................................................... 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10    
3.1  Kesimpulan.................................................................................................... 10
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................. 11















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada jangka panjangnya
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan.
Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan.

1.2.  Rumusan Masalah
Perumusan masalah bertolak dari latar belakang di atas Apa itu Capital Budgeting (Penganggaran Modal) dan Bagaimana keseluruhan peranan Capital Budgeting bagi perusahaan. dan bagaimana penganggaran modal berbasis Balance Scorecard.

1.3  Tujuan
Tujuan dari pembahasan rumusan masalah dari makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih jelas lagi apa itu capital budgeting, manfaat, peranan, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )
Penganggaran Modal ( Capital Budgeting )Istilah penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan danpembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipmen baru untukmemperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
Penganggaran Modal adalah Suatu Konsep Investasi Dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modalmelibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapanmemperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untukmenghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau pembahasankapasitas pabrik misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangkawaktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunaitidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama.

2.2  Balance Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balance Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu persfektif keuangan,perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sementara itu Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai: “a measurement and management system that views a business unit’s performance from four perspectives: financial, customer, internal business process, and learning and growth.
Dengan demikian, Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukur kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun nonkeuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan,perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Selain itu, Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi:
1.       Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
2.       Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3.       Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4.       Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang, dan bagaimana perusahaan tersebut harus meningkatkan kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
Melalui Balanced Scorecard diharapkan bahwa pengukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan dapat menjadi bagian dari sistem informasi bagi seluruh pegawai dan tingkatan dalam organisasi. Saat ini Balance Scorecard tidak lagi dianggap sebagai pengukur kinerja, namun telah menjadi sebuah rerangka berpikir dalam pengembangan strategi.
Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan strategi perusahaan kedalam tujuan konkrit terorganisasi disepanjang jalur 4 perspektif yang berbeda: finansial, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Prinsip dasar Balanced Scorecard adalah memfokuskan pada pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan sekarang, perusahaan akan mengamankan posisi finansial masa depannya. Mengenali keseimbangan antara pengukuran jangka pendek dan menengah ini penting bagi perusahaan yang ingin cenderung menginginkan kesuksesan finansial jangka pendek yang seringkali juga diinginkan oleh para pemegang saham.
Dibandingkan dengan konsep manajemen strategis umum, Balanced Scorecard memiliki beberapa konsep penting:
1.     Menambahkan 3 perspektif tambahan pada perspektif finansial yang telah ada.
2.     Konsep penting kedua adalah penggunaan indikator leading dan lagging. Indikator lagging adalah pengukuran yang menjelaskan sesuatu telah terjadi, karena itu jika perusahaan bereaksi pada pengukuran itu akan menjadi terlambat. Contohnya adalah ukuran finansial itu sendiri. Indikatorleading sebaliknya menceritakan sesuatu mengenai masa depan. Contohnya jika perusahaan memperbaiki indeks kepuasan pelanggannya, maka perusahaan akan dalam jalur yang benar mendapatkan penjualan tahunan yang lebih baik.
3.     Hubungan sebab-akibat. Jika kita memiliki sejumlah indikator yang terkait dalam cara dimana kinerja sekarang satu indikator menjadi indikasi kinerja yang baik di masa depan dari indikator yang lain, maka kita telah membangun peta hubungan sebab-akibat.
4.     Penerapan Balanced Scorecard secara berjenjang diseluruh organisasi. Umumnya perusahaan multinasional dengan beberapa unit bisnis pertama-tama akan menciptakan Balanced Scorecard bagi tingkat perusahaan kemudian membangun kartu nilai tingkat unit bisnis di tingkat anak perusahaan. SBU akan mengambil sasaran (dan bahkan indikator) scorecard perusahaan sebagai awal pertimbangan dan mengerti bagaimana mereka memberi sumbangan pada target perusahaan.
Jadi Balanced Scorecardmerupakan suata framework untuk mengkomunikasikan misi dan strategi kemudian menginformasikan kepada seluruh anggota organisasi tentang faktor-faktor yang menjadi penentu sukses organisasi saat ini dan dimasa yang akan datang.






2.3  Perkembangan Terkini Implementasi Balance Scorecard
Membangun suatu sistem Balanced Scorecard tidak dapat mengandalkan keahlian teknis saja. Sebagai suatu sistem yang bernilai tamabah bagi perusahaan, keahlian perusahaan merupakan bagian krusial dalam memilih personil yang terlibat dalam proses pengembangan. Paket-paket software Balanced Scorecard yang semakin fleksibel mempermudah proses pengembangan tanpa membutuhkan programmer.
Yang diperlukan adalah spesialisasi industri dan proses bisnis yang dapat mendefinisikan proses dan performance measures. Langkah-langkah yang umum dilakukan dalam pengembangan suatu sistem balanced scorecard adalah sebagai berikut:
1.     Menentukan Performance Measures Sesuai Dengan Strategi Perusahaan.
Kesulitan yang sering dihadapi disini adalah seringkali tidak jelasnya strategi perusahaan, sehingga tidak menentukan langkah ini menjadi hal yang relative sulit. Kesadaran manajemen perusahan sebagai user dari sistem yang sangat penting. Banyak perusahaan yang tertarik pada konsep balanced scorecard sebetulnya belum memilik strategi yang baku. Kegiatan ini bersifat strategi. Untuk memudahkan dicarinya informasi, bantuan konsultan manajemen strategik banyak dapat membantu.
2.     Menentukan Bagaimana Informasi Yang Diperlukan Oleh Performance Measures Dapat Ditemukan.
Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, kegiatan ini memerlukan tenaga ahli yang mampu menggali informasi dari berbagai sumber. Seorang yang memiliki latar belakang bisnis proses (untuk membangun eksplisit) akan dapat sangat membantu dalam menentukan bagaimana informasi yang menunjang kalkulasi Performance Measures. Langkah terakhir ini relatif lebih mudah.
Setelah mengetahui faktor-faktor bisnis apa saja yang hendak diukur dan mengetahui bagaimana cara mendpatkan informasi penunjang untuk mendapatkan informasi tersebut, keahlian yang dibutuhkan ialah seorang yang dapat melakukan setting/dalam paket balanced scorecard yang hendak dipakai. Pengetahuan orang tersebut mengenai teknologi informasi akan sangat membantu dalam menghasilkan kerja secara efisien.
Implementasi Balanced Scorecardpada awalnya merupakan papan nilai yang dinilai seimbang antar berbagai perspektif untuk menentukan keberhasilan satu organisasi ataupun perusahaan. Permasalahan ini menjadi krusial bukan saja karena ini menyangkut banyak hal, akan tetapi karena dengan adanya ukuran yang seimbang diharapkan bahwa capaian dan kinerja satu organisasi dapat berkelanjutan (sustainable).
Apa yang harus dicatat dari berbagai publikasi Kaplan dan Norton bahwa untuk mengimplementasikan Balanced Scorecardsekalipun dibutuhkan strategi.Sehingga, dapat diketahui bahwa dalam Balanced Scorecardsangat dinyatakan bahwa rancangan strategi implementasi mutlak dilaksanakan. Hal ini merupakan koreksi terhadap keleamahan strategi pada umumnya. Beberapa langkah awal dalam mengimplementasikan Balanced Scorecard:
1.     Memperjelas visi dan strategi perusahan
2.     Mengembangkan sasaran strategis:
-        Mengidentifikasi proses bisnis yang ada dimana sustainabilitas dapat menambah nilai dan memperbaiki kinerja
-        Menentukan bagaimana program lingkungan yang ada mendukung sasaran sustainabilitas dalam perspektif pelanggan dan finansial
-        Belajar bagaimana sustainabilitas dapat menggantikan proses dan produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
-        Mengerti bagaimana mengantisipasi dan mempengaruhi kebutuhan pelanggan masa depan terkait praktek berkelanjutan.
3.     Meluncurkan inisitiatif strategi lintas bisnis dan
4.     Membimbing setiap SBU untuk mengembangkan strateginya masing-masing dan konsisten dengan yang dimiliki perusahaan.



2.4  Keunggulan Balance Scorecard
Balanced Scorecard memiliki keunggulan dalam hal cakupan pengukuran yang lengkap dengan mempertimbangkan kinerja keuangan dan nonkeuangaan, kuantitatif, kualitatif obyektif dan subjektif. Dan yang menarik Balanced Scorecard tidak hanya mengukur hasil akhir tapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir.
Dalam perkembangannya Balanced Scorecardtelah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. Balanced Scorecardmemiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. Balanced Scorecardmenjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan sistem manajemen strategik saat ini berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional (Mulyadi,2001). Manajemen strategik tradisional hanya berfokus ke sasaran-sasaran yang bersifat keuangan, sedangkan sistem manajemen strategik kontemporer mencakup perspektif yang luas yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Selain itu berbagai sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem manajemen strategik tradisional tidak koheren satu dengan lainnya, sedangkan berbagai sasaran strategik dalam sistem manajemen strategik kontemporer dirumuskan secara koheren.
Di samping itu, Balanced Scorecard menjadikan sistem manajemen strategik kontemporer memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh sistem manajemen strategik tradisional, yaitu dalam karakteristik keterukuran dan keseimbangan. Menurut Mulyadi (2001), keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam system perencanaan strategic adalah mampu menghasilkan rencana strategic yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.     Komprehensif
Balanced Scorecard menambahkan perspektif yang ada dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain, yaitu: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a.      Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,
b.     Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2.     Koheren
Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan demikian, kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Sistem perencanaan strategik yang menghasilkan sasaran strategik yang koheren akan menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan berjangka panjang, karena personel dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik yang mempunyai manfaat bagi perwujudan sasaran strategik di perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
Kekoherenan sasaran strategik yang menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.
3.     Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Jadi perlu diperlihatkan garis keseimbangan yang harus diusahakan dalam menetapkan sasaran-sasaran strategic di keempat perspektif.
4.     Terukur
Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Semua sasaran strategik ditentukan oleh ukurannya, baik untuk sasaran strategik di perspektif keuangan maupun sasaran strategik di perspektif nonkeuangan.
Dengan Balanced Scorecard, sasaran-sasaran strategik yang sulit diukur, seperti sasaran-sasaran strategik di perspektif nonkeuangan, ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian keterukuran sasaran-sasaran strategik di perspektif nonkeuangan tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan berjangka panjang.


















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah penting dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan keadaan keuangan suatu perusahaan.




















DAFTAR PUSTAKA

Buku Gramedia  “MANAJEMEN KEUANGAN” edisi 2.
Buku Karangan Kaplan, Robert S, Akuntansi Manajemen, 1982.
Buku Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat dan rekayasa,1997.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar