KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Penganggaran
Modal Berbasis Balanced Scorecard”Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk
Kuantan, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
2.1 Capital Budgeting ( Penganggaran
Modal ).................................................... 2
2.2 Balance Scorecard............................................................................................ 2
2.3 Perkembangan Terkini Implementasi
Balance Scorecard.............................. 5
2.4 Keunggulan Balance Scorecard....................................................................... 7
BAB
III PENUTUP.................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 10
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di sebagian besar perusahaan,
capital budgeting adalah salah satu sumber utama keuntungan perusahaan tersebut.
Karena dengan adanya capital budgeting mereka dapat menghitung tingkat
keuntungan yang akan mereka dapatkan pada jangka panjangnya
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat
berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah
tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran
modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita
harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting)
agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi
melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang
maupun jangka pendek bagi perusahaan.
Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan
capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi
atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada
perusahaan.
1.2.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah bertolak dari latar belakang di atas Apa itu Capital
Budgeting (Penganggaran Modal) dan Bagaimana keseluruhan peranan Capital
Budgeting bagi perusahaan. dan bagaimana
penganggaran modal berbasis Balance
Scorecard.
1.3
Tujuan
Tujuan dari pembahasan rumusan masalah dari makalah ini yaitu untuk
mengetahui lebih jelas lagi apa itu capital budgeting, manfaat, peranan, serta
hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )
Penganggaran Modal ( Capital Budgeting )Istilah
penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan
danpembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipmen baru
untukmemperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
Penganggaran Modal adalah Suatu
Konsep Investasi Dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran
modalmelibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan
harapanmemperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.Investasi
membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut
dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untukmenghasilkan
laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau pembahasankapasitas pabrik
misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangkawaktu yang
panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunaitidak
dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama.
2.2 Balance Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balance Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang
memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu persfektif
keuangan,perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran. Sementara itu Anthony, Banker, Kaplan, dan Young
(1997) mendefinisikan Balanced Scorecard
sebagai: “a measurement and management
system that views a business unit’s performance from four perspectives:
financial, customer, internal business process, and learning and growth.”
Dengan demikian, Balanced
Scorecard merupakan suatu alat pengukur kinerja perusahaan yang mengukur
kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun nonkeuangan
dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan,perspektif
pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.
Selain itu, Balanced
Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi
perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa
perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai
proses manajemen, meliputi:
1. Memperjelas dan
menerjemahkan visi dan strategi
2. Mengkomunikasikan
dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3. Merencanakan,
menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4. Meningkatkan
umpan balik dan pembelajaran strategis
Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu
perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam ukuran keuangan saja, melainkan
dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan nilai terhadap
pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang, dan bagaimana perusahaan tersebut
harus meningkatkan kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia,
sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik
di masa mendatang.
Melalui Balanced
Scorecard diharapkan bahwa pengukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan
dapat menjadi bagian dari sistem informasi bagi seluruh pegawai dan tingkatan
dalam organisasi. Saat ini Balance
Scorecard tidak lagi dianggap sebagai pengukur kinerja, namun telah menjadi
sebuah rerangka berpikir dalam pengembangan strategi.
Balanced
Scorecard menerjemahkan visi dan strategi
perusahaan kedalam tujuan konkrit terorganisasi disepanjang jalur 4 perspektif
yang berbeda: finansial, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan. Prinsip dasar Balanced
Scorecard adalah memfokuskan pada
pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan sekarang,
perusahaan akan mengamankan posisi finansial masa depannya. Mengenali
keseimbangan antara pengukuran jangka pendek dan menengah ini penting bagi
perusahaan yang ingin cenderung menginginkan kesuksesan finansial jangka pendek
yang seringkali juga diinginkan oleh para pemegang saham.
Dibandingkan
dengan konsep manajemen strategis umum, Balanced Scorecard memiliki
beberapa konsep penting:
1.
Menambahkan 3
perspektif tambahan pada perspektif finansial yang telah ada.
2.
Konsep penting
kedua adalah penggunaan indikator leading dan lagging.
Indikator lagging adalah pengukuran yang menjelaskan sesuatu
telah terjadi, karena itu jika perusahaan bereaksi pada pengukuran itu akan
menjadi terlambat. Contohnya adalah ukuran finansial itu sendiri. Indikatorleading sebaliknya
menceritakan sesuatu mengenai masa depan. Contohnya jika perusahaan memperbaiki
indeks kepuasan pelanggannya, maka perusahaan akan dalam jalur yang benar
mendapatkan penjualan tahunan yang lebih baik.
3.
Hubungan
sebab-akibat. Jika kita memiliki sejumlah indikator yang terkait dalam cara
dimana kinerja sekarang satu indikator menjadi indikasi kinerja yang baik di
masa depan dari indikator yang lain, maka kita telah membangun peta hubungan
sebab-akibat.
4.
Penerapan Balanced Scorecard secara berjenjang diseluruh organisasi. Umumnya perusahaan multinasional
dengan beberapa unit bisnis pertama-tama akan menciptakan Balanced Scorecard bagi tingkat perusahaan kemudian membangun kartu nilai tingkat unit bisnis
di tingkat anak perusahaan. SBU akan mengambil sasaran (dan bahkan indikator)
scorecard perusahaan sebagai awal pertimbangan dan mengerti bagaimana mereka
memberi sumbangan pada target perusahaan.
Jadi Balanced Scorecardmerupakan suata
framework untuk mengkomunikasikan misi dan strategi kemudian menginformasikan
kepada seluruh anggota organisasi tentang faktor-faktor yang menjadi penentu
sukses organisasi saat ini dan dimasa yang akan datang.
2.3 Perkembangan Terkini Implementasi
Balance Scorecard
Membangun suatu sistem Balanced Scorecard tidak dapat mengandalkan keahlian teknis saja.
Sebagai suatu sistem yang bernilai tamabah bagi perusahaan, keahlian perusahaan
merupakan bagian krusial dalam memilih personil yang terlibat dalam proses
pengembangan. Paket-paket software
Balanced Scorecard yang semakin fleksibel mempermudah proses pengembangan
tanpa membutuhkan programmer.
Yang diperlukan adalah spesialisasi industri dan proses
bisnis yang dapat mendefinisikan proses dan performance
measures. Langkah-langkah
yang umum dilakukan dalam pengembangan suatu sistem balanced scorecard adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Performance Measures Sesuai
Dengan Strategi Perusahaan.
Kesulitan yang sering dihadapi disini
adalah seringkali tidak jelasnya strategi perusahaan, sehingga tidak menentukan
langkah ini menjadi hal yang relative sulit. Kesadaran manajemen perusahan
sebagai user dari sistem yang sangat penting. Banyak perusahaan yang tertarik
pada konsep balanced scorecard
sebetulnya belum memilik strategi yang baku. Kegiatan ini bersifat strategi. Untuk
memudahkan dicarinya informasi, bantuan konsultan manajemen strategik banyak
dapat membantu.
2. Menentukan Bagaimana Informasi Yang
Diperlukan Oleh Performance Measures Dapat Ditemukan.
Berbeda dengan
kegiatan sebelumnya, kegiatan ini memerlukan tenaga ahli yang mampu menggali
informasi dari berbagai sumber. Seorang yang memiliki latar belakang bisnis
proses (untuk membangun eksplisit) akan dapat sangat membantu dalam menentukan
bagaimana informasi yang menunjang kalkulasi Performance Measures. Langkah terakhir ini relatif lebih mudah.
Setelah
mengetahui faktor-faktor bisnis apa saja yang hendak diukur dan mengetahui
bagaimana cara mendpatkan informasi penunjang untuk mendapatkan informasi
tersebut, keahlian yang dibutuhkan ialah seorang yang dapat melakukan
setting/dalam paket balanced scorecard yang hendak dipakai. Pengetahuan orang
tersebut mengenai teknologi informasi akan sangat membantu dalam menghasilkan
kerja secara efisien.
Implementasi Balanced Scorecardpada awalnya merupakan
papan nilai yang dinilai seimbang antar berbagai perspektif untuk menentukan
keberhasilan satu organisasi ataupun perusahaan. Permasalahan ini menjadi
krusial bukan saja karena ini menyangkut banyak hal, akan tetapi karena dengan
adanya ukuran yang seimbang diharapkan bahwa capaian dan kinerja satu
organisasi dapat berkelanjutan (sustainable).
Apa yang harus
dicatat dari berbagai publikasi Kaplan dan Norton bahwa untuk
mengimplementasikan Balanced Scorecardsekalipun
dibutuhkan strategi.Sehingga, dapat diketahui bahwa dalam Balanced Scorecardsangat dinyatakan bahwa rancangan strategi
implementasi mutlak dilaksanakan. Hal ini merupakan koreksi terhadap keleamahan
strategi pada umumnya.
Beberapa langkah awal dalam mengimplementasikan Balanced Scorecard:
1.
Memperjelas visi
dan strategi perusahan
2.
Mengembangkan
sasaran strategis:
-
Mengidentifikasi
proses bisnis yang ada dimana sustainabilitas dapat menambah nilai dan
memperbaiki kinerja
-
Menentukan
bagaimana program lingkungan yang ada mendukung sasaran sustainabilitas dalam
perspektif pelanggan dan finansial
-
Belajar
bagaimana sustainabilitas dapat menggantikan proses dan produk untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan
-
Mengerti
bagaimana mengantisipasi dan mempengaruhi kebutuhan pelanggan masa depan
terkait praktek berkelanjutan.
3.
Meluncurkan
inisitiatif strategi lintas bisnis dan
4.
Membimbing
setiap SBU untuk mengembangkan strateginya masing-masing dan konsisten dengan
yang dimiliki perusahaan.
2.4 Keunggulan Balance Scorecard
Balanced Scorecard memiliki keunggulan dalam hal cakupan
pengukuran yang lengkap dengan mempertimbangkan kinerja keuangan dan
nonkeuangaan, kuantitatif, kualitatif obyektif dan subjektif. Dan yang menarik Balanced Scorecard tidak hanya mengukur
hasil akhir tapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir.
Dalam
perkembangannya Balanced Scorecardtelah
banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. Balanced Scorecardmemiliki beberapa
keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi
manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja
dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis
menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. Balanced Scorecardmenjawab kebutuhan
tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat
perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan
sistem manajemen strategik saat ini berbeda secara signifikan dengan sistem
manajemen strategik dalam manajemen tradisional (Mulyadi,2001). Manajemen
strategik tradisional hanya berfokus ke sasaran-sasaran yang bersifat keuangan,
sedangkan sistem manajemen strategik kontemporer mencakup perspektif yang luas
yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Selain itu berbagai sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem
manajemen strategik tradisional tidak koheren satu dengan lainnya, sedangkan
berbagai sasaran strategik dalam sistem manajemen strategik kontemporer
dirumuskan secara koheren.
Di samping itu,
Balanced Scorecard menjadikan sistem
manajemen strategik kontemporer memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh
sistem manajemen strategik tradisional, yaitu dalam karakteristik keterukuran
dan keseimbangan.
Menurut Mulyadi
(2001), keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam system perencanaan
strategic adalah mampu menghasilkan rencana strategic yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Komprehensif
Balanced
Scorecard menambahkan perspektif yang ada dalam perencanaan
strategik, dari yang sebelumnya hanya pada perspektif keuangan, meluas ke tiga
perspektif yang lain, yaitu: pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke
perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a. Menjanjikan
kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,
b. Memampukan
perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2. Koheren
Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun
hubungan sebab akibat di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan
dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam
perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan
demikian, kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem
perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari
inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Sistem
perencanaan strategik yang menghasilkan sasaran strategik yang koheren akan
menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan berjangka panjang, karena personel
dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik yang mempunyai manfaat bagi
perwujudan sasaran strategik di perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, pembelajaran dan pertumbuhan.
Kekoherenan
sasaran strategik yang menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan sangat
dibutuhkan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.
3. Seimbang
Keseimbangan
sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting
untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Jadi perlu diperlihatkan
garis keseimbangan yang harus diusahakan dalam menetapkan sasaran-sasaran
strategic di keempat perspektif.
4. Terukur
Keterukuran
sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan
ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
Semua sasaran strategik ditentukan oleh ukurannya, baik untuk sasaran strategik
di perspektif keuangan maupun sasaran strategik di perspektif nonkeuangan.
Dengan Balanced Scorecard, sasaran-sasaran
strategik yang sulit diukur, seperti sasaran-sasaran strategik di perspektif
nonkeuangan, ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat
diwujudkan. Dengan demikian keterukuran sasaran-sasaran strategik di perspektif
nonkeuangan tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik
nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan berjangka
panjang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah
penting dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila
perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka
keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan
sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil
keputusan dengan keadaan keuangan suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Gramedia “MANAJEMEN KEUANGAN” edisi 2.
Buku Karangan Kaplan, Robert S, Akuntansi Manajemen, 1982.
Buku Akuntansi
Manajemen : konsep, manfaat dan rekayasa,1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar