KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Thawaf
Dalam Haji Dan Umrah”Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk
Kuantan, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
2.1
Pengertiann Haji Dan Umrah........................................................................... 2
2.2
Thawaf Dalam Haji Dan Umrah...................................................................... 2
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 7
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Agama Islam bertugas mendidik dzahir
manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu.
Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah,
insya Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam banyak
macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun iman yang
kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah
yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan
penempuhan jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala
kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya
dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita,
kami mencoba memberi penjelasan secara singkat mengenai pengertian haji dan
umrah, dasar hukum perintah haji dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan
umrah serta hal-hal yang dapat membatalkan haji dan umrah.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian haji dan umrah ?
2. Apa
defenisi thawaf dalam haji dan umrah?
2.2 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian haji dan umrah ?
2. Untuk
mengetahui defenisi thawaf dalam haji dan umrah?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Haji dan Umroh
Haji
menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu” atau
“menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology)
berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal
ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu
pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari
ridho Allah. Adapun umrah menurut bahasa bermakna ziarah. Sedangkan menurut
syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya,
bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut.
2.2 Thawaf
Dalam Haji Dan Umroh
1. Pengertian-thawaf
Thawaf adalah
berjalan mengelilingi sekitar Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Ibadah Thawaf ini
ada dua yaitu: Thawaf Haji dan Thawaf Umroh. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad
dan berakhir di hajar Aswad juga. Saat melakukan Thawaf , Baitullah (Ka’bah)
harus berada disamping kiriorang yang Thawaf, dengan kata lain melakukan
putaran thawaf dengan putaran kiri (berlawanan dengan arah jarum jam).
Ketujuh putaran Thawaf harus diselesaikan / dilakukan dalam
satu waktu, dalam arti tanpa jeda diantara putaran Thawaf kecuali karena
keadaan darurat. Jika terdapat jeda bukan dikarenakan Udzur, maka Thawaf tidak
sah dan harus diulang dari awal. Mulai dari putaran pertama walaupun tadi sudah
enam putaran.
2. Tata Cara
melakukan Thawaf
a. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad
dengan memilih diantar cara berikut:
1) Taqlil (mengecup) Hajar Aswad
2) Istilam (menjamah, menhusap) Hajar
Aswad boleh dengan tangan atau tongkat, kemudian dikecup.
3) Isyarat tangan (seperti melambai)
dan tangan tidak perlu dikecup.
4) Istilam dan Taqlil sekaligus sambil
membaca: BISMILLAH WALLAHU AKBAR
5) “Dengan menyebut Nama Allah , Allah
Maha Besar” (Ibn Asakir)
6) Selanjutnya hadap kanan dan mulailah
mengelilingi Ka’bah sampai tujuh kali putaran.
· Bagi laki-laki, tiga putaran pertama
dilakukan dengan berlari-lari kecil (Raml) jika bisa, dan sisa putaran lainnya
dengan berjalan biasa. Bagi wanita tidak ada lari-lari kecil, cukup berjalan
biasa.
· Setiap sampai dirukun Yamani, kalau
bisa diusap tanpa dikecup dan tidak ada isyarat, terus berjalan kearah Hajar
Aswad, sambil berdo’a:
RABBANA AATINA FIDDUN YA HASANAH,
WAFIL AKHIRATI HASANAH WAQINA ADZABANNAR
“Ya Allah, berikanlah kebaikan di
duina dan berikan kami kebaikan di akhirat, dan hindarkan kami dari siksa
neraka” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
7) Setelah sampai Hajar Aswad lakukan
seperti pada permulaan.
8) Shalat di belakang Maqam Ibrahim
Bila tujuh putaran Thawaf telah selesai, berjalanlahkebelakang maqam
Ibrahimmencari tempat untuk shalat dua raka’at. Ketika melintas di maqam
Ibrahim, bacalah:
WAT
TAKHIDZU MIM MAQAMI IBRAHIMA MUSHALLA
“Dan
jadikanlah oleh kalian sebagian dari maqam Ibrahim itu tempat shalat” (HR.
Muslim)
9) Setelah mendapat tempat dibelakang
maqam Ibrahim, kalau tidak mendapatkanya bisa dimana saja yang penting masih di
Masjidil Haram, lakukanlah shalat dua raka’at. Raka’at pertama membaca
Al-Kafirun, raka’at kedua membaca surat Al-Ikhlas dengan Jahr (dikeraskan
bacannya). Bagi wanita, cukup didengar sendiri. Bacaan suratan tadi setelah
membaca Al-Fatihah tentunya.
10) Kembali ke Hajar Aswad
11) Seusai shalat, kembali ke Hajar
Aswad untuk Taqbil, Istilam, atau Isyarat, sambil membaca:
BISMILLAHI
ALLAHU AKBAR
“Dengan
menyebut Nama Allah, Allah yang Maha Besar”
12) Menuju tempat air Zamzam untuk minum
dan mengisi wadah air minum dengan air zamzam
13) Selanjutnya pergi ketempat Sa’i
14) Shalat dua raka’at usai thawaf di
belakang maqam Ibrahim, pada raka’at pertama membaca surat Al-Kafirun dan
membaca surat Al-Ikhlas pada raka’at kedua.
15) Meminum air dari sumur Zamzam dan
mengisi tempat airnya juga termasuk dalam rankaian ibadah Thawaf.
3. Beberapa
Kesalahan Dalam Thawaf
Ada beberapa kesalahan yang sering
dilakukan oleh sebagian jama’ah haji, diantaranya:
1) Memulai thawaf sebelum Hajar Aswad,
sedang yang wajib haruslah dimulai dar Hajar Aswad.
2) Thawaf didalam Hijr Ismail. Itu
berarti ia tidak mengelilingi Ka’bah, tapi hanya sebagiannya saja, karena Hijr
Ismail termasuk Ka’bah, maka dengan demikian thawafnya tidak sah (batal).
3) Raml (berjalan cepat) pada seluruh
putaran yang tujuh. Padahal Raml itu hanya dilakukan pada tiga putaran pertama
dan itupun tertentu dalam Thawaf Qudum saja.
4) Berdesak-desakan untuk dapat mencium
Hajar Aswad, dan kadang-kadang sampai pukul-memukul dan saling mencaci maki.
Hal itu tidak boleh, karena dapat menyakiti sesama muslim, disamping memaki dan
memukul antar sesama muslim itu dilarang kecuali dengan jalan yang dibenarkan
agama.
5) Tidak mencium Hajar Aswad sebenarnya
tidak membatalkab thawaf, thawafnya tetap sah sekalipun tidak menciumnya. Maka
cukuplah dengan berisyarat (melambaikan tangan) dan bertakbir disaat berada
sejajar dengan Hajar Aswad, walaupun dari jauh.
6) Mengusap-usap Hajar Aswad dengan
maksud untuk mendapatkan barokah dari batu itu. Hal ini adalah bi’ah, tidak
mempunyai dasar sama sekali dalam syariat Islam. Sedang menurut tuntunan
Rasullullah Shallallahu alaihi wa Sallam cukup dengan menjamah dan menciumnya
saja. Itupun kalau memungkinkan.
7) Menjamah seluruh pojok Ka’bah,
bahkan kadang-kadang menjamah dan mengusap-usap seluruh dindingnya. Padahal
Rasullullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah menjamah bagian-bagian
Ka’bah kecuali Hajar Aswad dan RukunYamani saja.
8) Menentukan do’a khusus untuk setiap
putaran thawaf. Karena hal itu takpernah dilakukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi
wa Sallam. Adapun yang beliau lakukan setiap melawati Hajar Aswad adalah
bertakbir. Pada setiap akhir putaran antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani beliau
membaca:
RABBANA AATINA FIDDUN YA HASANAH,
WAFIL AKHIRATI HASANAH WAQINA ADZABANNAR
“Ya Allah, berikanlah kebaikan di
duina dan berikan kami kebaikan di akhirat, dan hindarkan kami dari siksa
neraka” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
9) Mengeraskan suara pada waktu thawaf
sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jama’ah atau para muthawwif yang dapat
mengganggu orang lain yang juga melakukan thawaf.
10) Berdesak-desakan untuk melakukan
shalat di dekat Maqam Ibrahim. Hal ini menyalahi sunnah, disamping mengganggu
orang-orang yang sedang thawaf. Maka cukup melakukan shalat dua raka’at itu
ditempat lain didalam Masjidil Haram.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Thawaf adalah
berjalan mengelilingi sekitar Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Ibadah Thawaf ini
ada dua yaitu: Thawaf Haji dan Thawaf Umroh. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad
dan berakhir di hajar Aswad juga. Saat melakukan Thawaf , Baitullah (Ka’bah)
harus berada disamping kiriorang yang Thawaf, dengan kata lain melakukan
putaran thawaf dengan putaran kiri (berlawanan dengan arah jarum jam).
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar