KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Mengenal Pola Pertanaman”Pada makalah ini kami
banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai
pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh
dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk
Kuantan, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1
Hakikat Tuhan.................................................................................................. 3
2.2 Pengertian Tuhan Dalam Perspektif Islam...................................................... 5
2.3 Pemikiran Manusia Tentang Tuhan................................................................. 7
BAB
III PENUTUP.................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 10
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pola tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau
bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu
bentuk pola tanam. Sedangkan pengertian dari pola tanam menurut Novitan (2002)
adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan
dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama
periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami
selama periode tertentu. Di Indonesia sering kali petani menggunakan pola tanam
monokultur dibandingkan pola tanam polikultur. Pola tanam monokultur yaitu
penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama.
Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan
perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan
biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Pola tanam polikultur
yaitu penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama.Pola
tanam sangat tergantung pada iklim, topografi, ketersediaan air, jenis tanah
dan kondisi ekonomi petani. Selain itu penggunaan mulsa juga sering digunakan
untuk menyesuaikan kondisi lingkungan dan kondisi tanamannya. Antara tanam dan
pola tanaman hubungannya sangat erat karena tanaman yang akan ditanam dan pola
tanam yang akan digunakan harus mempunyai kesesuaian. Sehingga nantinya akan
didapatkan hasil produksi yang maksimal baik secara kualitas maupun kuantitas.
Jika kita menanam suatu tanaman sedangkan kurang memperhatikan factor pola
tanam yang digunakan maka akan mempengaruhi hasil produksi. Karena dengan pola
tanam yang salah maka dalam penyerapan hara dan perkembangan OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman) serta penerimaan sinar matahari yang tidak sesuai akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditanam. Maka dari itu
dalam
praktikum Dasar Budidaya Tanaman ini dibahas pola tanam monokultur dan polikultur
dengan beberapa jenis macam tanaman sehingga kita paham jenis tanaman apa yang
sesuai dengan pola tanam yang dipakai.
1.2 Rumusan Masalah
1.
apa yang dimaksut dengan pola
pertanaman ?
2.
Bagaimana pola pertanaman dengan Kondisi
Lahan ?
3.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHAN
2.1 Pengertian Pola Tanam
1. Pola tanam atau (cropping patten)
iyalah suatu urutan pertanaman pada sebidang tanah selama satu periode. Lahan
yang dimaksut bisa berupa lahan kosong atau lahan yang sudah terdapat tanaman
yang mampu dilakukan tumpang sirih. (Semeru, 1995)
2. Pola tanam adalah usaha yang
dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada
sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata
urutan tanaman selama periode waktu
tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu.
(Novitan, 2002)
2.2 Pola Tanam Berdasar Kondisi
Lahan
1.
Lahan Kering (tegalan)
Di lahan kering, palawija dapat ditanam secara monokultur
atau tumpangsari. Ada dua alternatif pelaksanaannya. Alternatif pertama, awal
musim hujan, lahan dapat ditanami palawija berumur pendek sebanyak satu kali.
Penanaman dilakukan secara monokultur atau tumpangsari dengan saat tanam yang
bersamaan. Saat akhir atau pertengahan musim hujan, lahan dapat ditanami
palawija berumur pendek atau berumur panjang sebanyak satu kali tanam.
Pelaksanaannya dilakukan secara monokultur atau tumpangsari dengan waktu tanam
yang bersamaan. Alternatif kedua, pada awal musim
hujan,
lahan ditanami jagung. Kurang lebih 3 sampai 4 minggu sebelum panen, singkong ditanami
di antara tanaman jagung.
2.
Lahan Sawah Tadah Hujan
Di lahan tadah hujan, palawija bisa ditanam secara
monokultur atau tumpangsari. Ada dua alternatif untuk pelaksanaannya.
Alternatif pertama, pada awal musim hujan sampai pertengahan musim huajn, lahan
ditanami padi sebanyak satu kali. Pada akhir atau pertengahan musim hujan,
lahan ditanami palawija secara monokultur sebanyak satu kali.
Sedangkan alternatif kedua pada awal musim hujan, lahan
ditanami padi sebanyaksatu kali. Pada akhir atau pertengahan musim hujan sampai
musim kemarau lahan dapat ditanami palawija secara tumpangsari. Tumpangsari
dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah tumpangsari dua tanaman
berumur pendek. Misalnya, jagung dengan kacang kedelai, kacang tanah atau
kacang hijau. Pada metode ini waktu tanam dilakukan bersamaan. Demikian pula
waktu panennya. Karena terdapat tanaman lain, maka jarak tanam jagung harus lebih
lebar. Cara kedua dilakukan antara dua tanaman dengan umur berbeda. Misalnya,
ubi kayu dengan kacang tanah, kedelai atau kacang hijau. Metode ini waktu
tanamnya bersamaan. Ketika tanaman yang berumur pendek sudah dipanen, singkong
masih dibiarkan tumbuh sampai saatnya panen.
Dengan cara ini, jarak tanam singkong harus lebih lebar.
3.
Lahan Sawah Beririgasi
Di lahan sawah, palawija umumnya ditanami secara monokultur
dengan pola tanam sebagai berikut. Pada awal musim hujan sampai akhir musim
hujan, lahan ditanami padi sebanyak dua kali tanam. Pada musim kemarau, lahan
dapat ditanami palawija berumur pendek sebanyak satu kali. Kerugian pola lahan sawah beririgasi tanam ini
adalah Pola pergiliran tanaman pada setiap daerah berbeda sebab masing masing daerah
mempunyai kondisi iklim, tanah dan kecocokan tanaman untuk pergiliran yang
berbeda pula sehingga tidak bisa di samaratakan.
4.
Lahan Rawa Pasang Surut
Sebelum ditanam palawija, lahan rawa harus diolah dengan
sistem sarjan. Pada sistem ini, sebagian lahan ditinggikan untuk ditanami
palawija atau tanaman lain yang tidak tahan genangan air. Bagian yang lebih
tinggi ini disebut guludan. Bagian yang lain, dibuat lebih rendah untuk
ditanami padi. Bagian yang rendah ini disebut tabukan. Perbandingan luas tabukan
dan guludan pasang tertinggi. Bagian guludan tidak boleh dilampaui air.
Sementara itu, permukaan tanah tidak lebih rendah dari lapisan pirit. Lapisan
ini merupakan akumulasi bahan-bahan beracun, sehingga bila terangkat ke permukaan
akan sangat mengganggu pertumbuhan tanaman. Di lahan rawa, palawija juga
ditanami secara monokultur atau tumpang sari.
Aturannya sebagai berikut. Di lahan di bagian tabukan, ditanami padi dua
kali setahun.
Sedangkan di bagian guludan pada awal dan akhir musim hujan
ditanami palawija berumur pendek (jagung dan kacang-kacangan). Atau, pada awal
musim hujan ditanami palawija berumur pendek dan akhir musim hujan ditanami
singkong.
2.3 Pengertian Monokultur
1.
Monokultur
adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama.
Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan
dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya
tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah
keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT,
seperti hama dan penyakit tanaman) (Wirosoedarmo, 1985)
2.
monokultur
merupakan pola tanam denan membudidayakan hanya satu jenis tanaman dalam satu
lahan pertanian selama satu tahun. Misalnya pada suatu lahan hanya ditanami
padi, dan penanaman tersebut dilakukan sampai tiga musim tanam (satu tahun).
(Wirosoedarmo, 1985)
2.4 Tata Pergiliran Tanam
Pemilihan jenis tanaman budidaya umumnya disesuaikan dengan
kebutuhan pasar. Diketahuinya ketersediaan air disuatu daerah dengan adanya
neraca air maka penentuan pola tanam dalam satu tahun dapat diatur sehingga
lahan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Penentuan pola tanam sangat
dipengaruhi ketersediaan air. Maka dari itu, ketika waktu deficit air penentuan
pola tanam akan berbeda jika air dapat ditambahkan ataupun tidak dapat diberikan
penambahan air. Berikut akan diberikan lima contoh model pergiliran tanam:
1.
Padi - Padi - Padi
Jika air saat terjadi defisit dapat disediakan maka dapat dilakukan
penanaman padi sepanjang tahun. Namun jika air sulit tersedia ketika defisit
air maka masih memungkinkan dilakukan penanaman padi sepanjang tahun namun
dengan beberapa kriteria. Jika dalam satu tahun akan ditanam padi sebanyak tiga
kali maka varietas padi yang digunakan adalah varietas genjah agar umurnya
lebih pendek sehingga saat surplus air dapat dimanfaatkan penanaman hingga
panen.
Awal bulan nopember merupakan awal musim hujan namun pada dekade
pertama masih terjadi defisit air. Maka penanaman padi kesatu dapat mulai. Jika
persiapan hingga panen memerlukan waktu empat bulan maka saat penanaman padi
kedua yaitu pada bulan maret masih terdapat air namun bulan april hingga juni
terjadi defisit air. Maka varietas padi yang ditanam mengunakan padi lahan
kering. Penanaman padi ketiga pada bulan juli jika tetap tidak dapat diusahakan
pengairan maka padi yang ditanam menggunakan varietas lahan kering.
2.
Padi - Padi - Palawija
Penanaman dengan pola tanam padi-padi-palawija dapat dimulai
dengan penanaman padi pertama saat awal musim yaitu awal nopember. Persiapan
dimulai bulan oktober sehingga pada awal musim penanaman telah siap. Pada bulan
pebruari penanaman padi kedua dapat dilaksanakan sehingga pada waktu defisit
air yaitu pada bulan juni hingga oktober dapat digunakan untuk penanaman
palawija dan pengolahan tanah.
3.
Padi - Padi - Bero
Untuk memperbaiki keadaan tanah maka disamping dilakukan
penanaman dapat juga dilakukan pemberoan. Jika padi ditanam dua kali seperti
pola tanam padi-padi-palawija maka waktu penanaman palawija dapat digunakan
untuk pemberoan dan pengolahan tanah. Waktu penanaman padi dapat disamakan
dengan pola tersebut.
4.
Padi - Palawija - Bero
Menurut rekomendasi Oldeman, pola tanam yang sesuai untuk
tipe iklim ini yaitu hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija
setahun tergantung pada adanya persediaan air irigasi. Pola tanam ini sesuai
dengan rekomendasi Oldeman maka penanaman padi dapat dilakukan saat terjadi
surplus air yaitu pada bulan nopember hingga maret. Dengan waktu lima bulan ini
maka pertumbuhan padi dapat dioptimalkan. Sedangkan penanaman palawija ini
dapat disesuaikan dengan jenis palawija dengan kebutuhannya terhadapa air. Jika
palawija yang ditanam tidak terlalu tahan kekeringan maka penanamannya dapat dilakukan
bulan maret disesuaikan saat surplus air sehingga waktu untuk penanaman padi
lebih dimajukan dan sisanya untuk palawija.
Jika palawija yang ditanam tahan terhadap kekeringan maka
penanamannya dapat dilakukan bulan april kemudian dilakukamn pemberoan. Padi - Padi Jika penanaman padi akan dilaksanakan dua kali
dalam satu tahun tanpa kegiatan lagi. Maka penanaman padi pertama dilakuka saat
surplus air yaitu bulan nopember hingga maret. Sedangkan penanaman padi kedua
dapat digunakan padi lahan kering yang ditanam setelah padi kedua. Varietas
padi dapat menggunakan varietas berumur panjang karena dalam satu tahun hanya
dilakukan dua kali penanaman.
2.5
Pembagian Jenis Tanaman Berdasar Siklus Hidup
a.
Tanaman
Annual atau disebut tanaman setahun merupakan jenis tanaman yang menyelesaikan
satu kali siklus hidupnya dalam rentang waktu setahuanan (bisa kurang ataupun
lebih sedikit). Siklus hidup yang dimaksud adalah dari mulai proses perkecambahan,
berbunga dan memproduksi benih, sampai tanaman itu mati. Tanaman annual
biasanya herbaceus . contoh tanaman annual adalah penghasil biji- bijian dan
polong-polongan. Seperti padi, kacang hijau, jagung, paprika, ubi jalar.
b.
Tanaman
biennial merupakan tanaman yang menyelesaikan satu kali siklus hidupnya dalam
rentang waktu dua tahunan (biasanya kurang dari dua tahun). Setelah
menyelesaikan satu kali siklus hidupnya (yaitu mulai dari tumbuh, anakan, berkembangbiak,
dewasa) tanaman jenis ini akan mati. Tanaman Biennial biasanya herbaceus.
Contoh tanaman biennial adalah wortel, kol, seledri, rebung, peterseli.
c.
Tanaman
perennial atau disebut juga tanaman tahunan merupakan tanaman yang mampu hidup
beberapa tahun. Tanaman ini meliputi tanaman berbatang basah (herbaceus) maupun
berkayu. Termasuk diantaranya adalah pohon, perdu, dan beberapa
rumput-rumputan. Tanaman perennial yang akhirnya mati, kematian tersebut
umumnya bukan disebabkan karena usia lanjut, akan tetapi akibat trauma lingkungan
tertentu seperti kekeringan yang hebat. Contoh tanaman perennial adalah kaktus,
rambutan, bunga mawar.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pola tanam adalah usaha
yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan
mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode
waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa bera. Dalam
penerapannya pada bidang pertanian pola tanam tentu harus dilaksanakan dengan
sistim yang benar dan sesuai dengan kondisi lahan yang akan di jadikan sebagai
media tanam. Manusia sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya dalam
pelaksanaan tanam tersebut diantaranya adalah pembelajaran dari petani
tersebut,banyak petani yang melakukan pembelajaran secara otodidak.Selain itu
kemampuan juga sangat diperlukan untuk mencapai suatu keberhasilan.
Salah satu faktor yang
harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam(usaha tani)adalah ketersediaan
air yang menyangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja
air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan. Pola penanaman dapat dengan
dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur. Monokultur adalah penanaman
satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama. Sedangkan
polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu
yang sama.
3.2 Saran
Pertanian di Indonesia
menghasilkan beberapa kemajuan yang cukup pesat bagi bangsa ini. Tapi pada
beberapa persoalan terdapat hal-hal yang mengalami kekurangan yang
mengakibatkan pertanian berjalan tidak
seimbang. pertanian pada daerah yang masih lebih tertinggal dari daerah lainnya
hendaknya meningkatkan penyuluh pertanian untuk memberikan penyuluhan bagi para
petani.
DAFTAR PUSTAKA
fisiologi-tumbuhan-soal-dan-jawaban.html
Jumin, Hasan Basri. 1998.
Dasar-dasar Agronomi. Jakarta : Rajawali.
Novitan.
2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Mada University Press. Yogyakarta
Semeru,1995.Hortikultura
dan Aspek Budaya. UI Press. Jakarta
Wirosoedarmo. 1985. Dasar-dasar
Irigasi Pertanian. universitas brawijaya: malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar