KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum
Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Hama Dan Penyakit Tanaman Jambu Madu”. Untuk kedua
kalinya sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW
semoga selalu terlimpahkan. Amien.
Tak lupa
pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah perbanyakan
vegetatif yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi
siswa siswa atau bagi pembacanya. Tiada gading yang tak retak, demikian pula
dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak maupun bagi pembaca
makalah ini.
Wasalam
Taluk Kuantan, Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1 Defenisi Jambu Madu............................................................................................. 3
2.2 Hama Dan Penyakit Pada Jambu Madu.................................................................. 7
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................... ......................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jambu Madu
merupakan komoditi tanaman buah yang telah dirilis menjadi buah unggulan Indonesia. Sebagai
produk unggulan, jambu madu memiliki karakteristik yang khas dibanding famili
jambu lainnya , Jambu Madu memiliki rasa yang segar dan manis, dengan bobot
75—100 gr/buah. Diatas rata-rata ukuran jambu pada umumnya yang hanya antara
35-85 gr. Harga Jambu Madu di tingkat pedagang pengumpul di berbagai daerah
dengan nilai pemasaran saat ini berkisar Rp. 20.000 hingga Rp. 25.000 per
kilogram.
Pengembangan
Jambu Madu masih pada fase duplikasi dan perbanyakan untuk dikembangkan pada
masyarakat. Untuk sementara jambu ini hanya terdapat pada Kebun – lebun pribadi.
Dua jenis varietas yang telah ada, yakni jambu madu merah dan jambu madu hijau.
Produksi
Jambu Madu berkisar antara 30 –75 kg/pohon untuk satu kali pemanenan, Jambu
Madu dan dapat diambil hasilnya pada umur 3 – 5 bulan setelah tanaman berbunga.
Pangsa pasar untuk Jambu Madu masih
sangat terbuka luas, menggingat untuk saat ini sentra jambu terbatas dan hanya
terdapat di Kabupaten Bulungan, Daerah pemasaran dapat dilakukan secara lokal
dan antar daerah, namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan peluang
ekspor ke luar negeri.
Jambu Madu
tergolong tanaman dikotil, namun dalam kenyataannya tanam ini umumnya tidak
memiliki biji, ada kemungkinan tanaman ini memiliki penyimpangan genetik secara
alami sehingga perbanyakan tanaman biasanya dilakukan secara vegetafif baik
berasal dari okulasi, sambung pucuk atau cangkokan.
Tanah dan
Agroklimat Iklim yang dikehendaki oleh jambu Madu adalah iklim tipe B dan C
(Fergusson) dengan rataan curah hujan 1500 mm — 2500 mm per tahun, suhu udara
berada pada kisaran 25o C —30 o C. Dengan ketinggian
tempat 500 m—800 dpl, dengan tanah yang gembur dan bertekstur pasir hingga
lempung berliat.
Lahan
seluas satu hektar membutuhkan bibit Jambu Madu berkisar 171 pohon dengan jarak
tanam optimal 8 m x 8 m dan 304 pohon dengan jarak tanam 6 m x 6 m. Waktu tanam
terbaik adalah 2—4 minggu setalah pengolahan lahan.
Pemupukan
dilakukan dengan pupuk organik seperti pupuk kandang, bokasi dan kompos
sedangkan pemberian pupuk anorganik dengan pupuk urea, TSP, KCL dan ZK dengan
dosis tepat. Pemberian pupuk lebih dianjurkan dari jenis organik, yang lebih
murah dan ramah lingkungan. Pengendalian hama dan penyakit diutamakan dilakukan
secara biologis dengan cara musuh alami, sedangkan untuk jenis hama tertentu
misaknya lalat buah digunakan bahan kimiawi (pestisida) tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa defenisi jambu madu ?
2.
Apa saja hama dan
penyakit yang menyerang tanaman jambu madu ?
1.3 Tujuan makalah
1.
Untuk mengetahui apa
defenisi jambu madu ?
2.
Untuk mengetahui apa saja
hama dan penyakit yang menyerang tanaman jambu madu ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Jambu Madu
Sesuai dengan namanya jambu Kesuma Merah
adalah jambu madu air yang berwarna merah, memiliki tingkat kerapuhan yang
sangat tinggi, hal ini lah yang sagat membedakan dengan jambu madu lainnya,
kerapuhan terkadang membuat kita sulit untuk memecahkan jambu ini ketika ingin
dimakan, kemudian yang membedakaknnya dengan yang lain adalah ketiadaan lubang
didalam jambu madu kesuma merah ini, jangankan biji lubangnya saja tidak ada
sehingga dagingnya padat dan sangat rapuh, selain itu warnanya yang merah
membuat para pelanggan lebih memilih jambu ini. Namun jambu kesuma merah ini
memiliki waktu yang lebih lama berbuahnya, hal ini dikarenakan pohonnya yang
besar dibandingkan dengan jambu madu deli hijau. Tumbuhan jambu air berbentuk pohon, Batang jelas terlihat,
berkayu (lignosus), silindris, tegak, kulit kasar, batang berwarna coklat
kehitaman, percabangan simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus. Arah tumbuh
cabang condong keatas dan ada pula yang mendatar.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo :
Myrtales
Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus : Eugenia
Spesies : Eugenia aquea Burm.F
Daun
Eugenia aquea merupakan daun tunggal tidak lengkap karena hanya memiliki
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun
bertangkai. Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian
daun berbentuk jorong, 7-25 x 2,5-16 cm. Daun bertulang menyirip, ibu tulang
daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateralis) tampak jelas, dan
urat-urat daun (vena) terlihat jelas. Daging daun tipis seperti perkamen
(perkamenteus), permukaan daun gundul (glaber) dan memiliki daun dengan tepi
rata. Ujung daun membentuk sudut tumpul (obtusus). Pangkal daun tidak membentuk
sudut melainkan berlekuk. Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal
pada bagian pangkalnya.
Jambu
madu/citra sendiri merupakan anggota dari kerabat Myrtaceae dan dikabarkan
berasal dari Asia Tenggara. Sama seperti namanya, jambu air ini memang memiliki
kandungan air yang melimpah di setiap buahnya. Hal ini yang menjadikan ia
begitu nikmat dan segar saat disantap.
Banyak
yang menjadikannya buah pelepas dahaga oleh karena efeknya yang memang membuat
tubuh lebih fresh. Selain kandungan air yang melimpah, buah dengan warna cerah
yang satu ini juga mengandung sejumlah senyawa. Hal ini kemudian menjadikan
manfaat jambu air menjadi beragam bagi kesehatan pun kecantikan.
Manfaat
jambu air bagi manusia cukup kompleks. Di antaranya sebagai pemasok vitamin A.
Jambu air memang kaya akan vitamin A. Dengan fakta ini, tidak mengehrankan jika
banyak yang mengatakan bahwa jambu air bagus untuk dikonsumsi oleh ibu hamil
yang pada masa kehamilan memang membutuhkan bantuan pasokan vitamin A yang jauh
lebih banyak dibanding saat ia dalam kondisi tidak hamil.
Manfaat
lain jambu air adalah sebagai pemasuk vitamin C bagi tubuh. Vitamin C sudah
lama diketahui sebagai salah satu komponen yang menjaga kesehatan kulit,
meningkatkan anti-body sehingga tubuh lebih kebal terhadap serangan penyakit
dan membuat organ tubuh lebih fresh.
Dengan
demikian, mengkonsumsi jambu air secara teratur akan membuat Anda mendapatkan
semua efek terbaik si Vitamin C ini. Selain membuat kulit lebih cantik,
kandungan di dalam buah jambu air juga kabarnya bisa meredakan efek samping
dari stress seperti keriput di bawah mata dan lain-lainnya.
Kandungan
air berlebih dan juga serat di dalam jambu air membuat ia juga sangat baik
dalam melancarkan sistem pencernaan dan menjaganya agar tetap sehat. Manfaat
jambu air lainnya adalah sebagai komponen diuretic atau merangsang pembuangan
air seni atau melancarkan buang air seni. Hal ini baik bagi kandung kemih. Bagi
sebagian orang, jambu air juga sangat
Merawat jambu madu deli
sebenarnya
tidak sulit, selama Anda mau menyisihkan waktu paling tidak 2 jam setiap hari,
dapat dipastikan jambu madu Anda bisa berbuah sesuai dengan harapan Anda.
Selain itu media tanam jambu madu juga tidak membutuhkan ruang yang besar,
dihalaman rumah sendiri pun bisa digunakan untuk berkebun jambu madu dengan
teknik Tabulapot (Tanaman Buah Dalam Pot).
Berikut
adalah cara merawat jambu madu deli:
- Untuk mendapatkan buah yang berkualitas bagus, pemilihan bibit adalah hal utama yang harus dilakukan. Anda harus benar-benar pandai memilih bibit jambu madu yang berkualitas baik. Kalau di Langkat, Sumatera Utara, bibit jambu madu kualitas bagus bisa dengan mudah Anda temui, jadi kami sarankan Anda mendatangkan bibit jambu madu dari sana.
- Menanam jambu madu dapat dilakukan dengan teknik tabulapot, dan ini merupakan cara terbaik yang dilakukan oleh pekebun jambu madu di Lankat. Kelebihan dari teknik ini adalah Anda tidak memerlukan lahan yang luas (cukup dipekarangan rumah), pohon yang dihasilkan lebih pendek, lebih mudah dalam perawatan hariannya serta lebih memudahkan pada saat pemanenan.
- Setiap pohon jambu madu yang ditanam, diberi jarak sekitar 2,5 - 3,0 meter, agar pertumbuhan pohon tidak saling mengganggu.
- Lakukan penyiraman pohon pada pagi dan sore hari, namun bila cuaca sangat panas maka intensitas penyiraman bisa ditambah menjadi 3-4 kali setiap hari. Penyiraman dapat menggunakan teknik manual atau melalui irigasi tetes atau dengan kran otomatis.
- Pemupukan dapat dilakukan 1 kali seminggu dengan campuran pupuk NPK dan pupuk kandang namun jangan sampai terkena batang pangkal. Namun apabila sedang berbuah maka intensitas pemberian pupuk dapat ditambah menjadi 2x seminggu.
- Untuk mendapatkan buah yang punya kualitas bagus, penanganan terhadap hama juga perlu dilakukan, salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan memasang kelambu untuk menghindari serangga perusak, seperti burung dan sebagainya. Selain itu bisa juga dengan cara membungkus buah jambu madu dengan plastik yang sebelumnya telah dilapisi dengan koran, untuk mencegah ulat dan serangga perusak buah lainnya.
Perlu
diketahui bahwa sebenarnya buah jambu air itu tidak kenal musim. Buah jambu air
bisa berbuah sepanjang tahun selama mendapatkan perawatan yang tepat. Jumlah
yang bisa diperoleh setiap kali panen bisa mencapai 10 kg - 15 kg setiap pohon
dengan rentang waktu 1,5 – 2 tahun sejak di tanam. Namun jika Anda memperoleh
bibit jambu madu dari hasil cangkok atau stek, bisa jadi panen pertama Anda
lebih cepat. Ciri buah jambu madu yang sudah dapat di panen adalah yang benar-
benar masak di pohon, yaitu berwarna kehijauan yang pekat dan sedikit ada warna
kemerahan pada salah satu sisinya.
Dari segi bisnis,
menanam jambu madu memang sangat menguntungkan. Ini telah terbukti dari
tingginya minat pasar akan buah jambu yang memiliki rasa super manis ini. Harga perkilo jambu madu hijau dengan
rata-rata 5-7 buah di bandrol cukup mahal yaitu berkisar Rp 30.000 - Rp 60.000
tergantung kualitasnya. Bahkan harganya bisa meningkat tajam saat masuk ke
pasar-pasar modern seperti Swalayan atau Supermarket. Namun bila dilihat dari
segi ekonomisnya, pangsa pasar untuk jambu madu deli ini masih sangat besar.
Bahkan untuk permintaan dalam kota saja masih jauh dari kata cukup, sehingga
ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan.
2.2 Hama Dan Penyakit Tanaman Jambu Madu
A.
Hama
1) Ulat kupu-kupu gajah
Ciri:
panjang 12 cm, warna hijau muda kebiru-biruan, bertubuh gemuk & lunak,
tertutup lapisan lilin keputih-putihan. Telur-telurnya ditaruh di tepi daun,
2-3 butir bersama-sama, warna merah muda. Kepompong berada di antara beberapa
daun atau di sebelah bawah daun. Ulat-ulat tersebut sangat rakus memakan daun.
2) Kutu perisai hijau
Ciri:
panjang kutu 3-5 mm, warna hijau (kadang agak kemerahan). Melekat pada
bagian-bagian pohon yg hijau & di bagian bawah daun. Menyebabkan terjadinya
cendawan hitam seperti jelaga.
Pengendalian:
cara alami dimakan oleh beberapa macam kepik (merah tua, panjang 5 mm &
biru panjang 6 mm) & ulat (warna merah muda, panjang 13 mm). Kutu ini di
musim penghujan bisa musnah oleh serangan beberapa macam cendawan.
3) Keluang & codot
Pengendalian: buah-buahan yg hampir
tua dibungkus kantong kertas/kain-kain bekas.
4) Pasilan atau benalu
Pengendalian:
dibuang & dibersihkan.
5) Lalat buah (dacus pedestris)
Buah & daun yg terserang oleh ulat ini. Lalat ini
meletakkan telurnya pada daging buah, sehingga setelah menetas larvanya memakan
buah jambu air.
Pengendalian: dgn insektisida Diazinon atau Bayrusil yg
disemprotkan ke pohon, daun & buah yg masih pentil dgn dosis sesuai anjuran.
6) Penggerek batang
Pengendalian: dgn cara menyumbatkan kapas yg telah direndam
insektisida Diazinon atau Bayrusil kedalam lubang batang yg digerek.
7) Ulat penggulung/pemakan daun
B.
Penyakit
1) Gangguan pada akar
Pemupukan
yg kurang hati-hati pada jambu air yg sedang berbuah dpt menyebabkan akar
tanaman luka, maka bunga atau buah jambu air bisa rontok. Semua ini terjadi
sebab tanaman tdk mendapat suplai air & zat makanan sebagaimana mestinya
akibat rusaknya akar tersebut. Selain itu tanah yg berlebihan supali air juga
dpt merontokkan bunga/buah, sebab sebab air yg menggenang membuat akar susah
bernafas & mengundang cendawan yang bisamembusukkan akar.
2) Gangguan pada buah
Penyebab:
ulat (lalat) buah & sejenis cendawan yg mengakibatkan buah rontok, busuk.
Serangga ini langsung menyerang buah dgn ciri noda berwarna kecoklatan atau
kehitaman pada permukaan buah. Pengendalian: (1) cara membungkus buah sewaktu
masih dipohon (2) dgn penyemprotan insektisida thioda (2-3 cc/liter air) &
fungisida dithane (3 cc/liter air)
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jambu air
berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan
pulau-pulau di Pasifik. Tanaman jambu air mempunyai daya adaptasi yang cukup
besar di lingkungan tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai 1.000
m dpl. Prospek komoditi jambu air cukup cerah, sebab permintaan terhadap
komoditi ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Hanya dalam membudidayakan
tanaman jambu air perlu memilih jenis yang tepat, yakni yang banyak digemari
masyarakat.
Pemupukan
dilakukan dengan pupuk organik seperti pupuk kandang, bokasi dan kompos
sedangkan pemberian pupuk anorganik dengan pupuk urea, TSP, KCL dan ZK dengan
dosis tepat. Pemberian pupuk lebih dianjurkan dari jenis organik, yang lebih
murah dan ramah lingkungan. Pengendalian hama dan penyakit diutamakan dilakukan
secara biologis dengan cara musuh alami, sedangkan untuk jenis hama tertentu
misaknya lalat buah digunakan bahan kimiawi (pestisida) tertentu. sesuai dengan
hama dan penyakit yang menyerang jambu madu tersebut.
3.2 Saran
Dalam penanaman jambu air, sebaiknya
kita terlebih dahulu memilih jenis atau varietas yang paling di gemari
masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga tidak sulit dalam
pemasarannya
DAFTAR
PUSTAKA
Hariyanto, P. Bambang. 1993. Jambu Air Jenis,
Perbanyakan dan Perawatan. Penebar swadaya. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar