KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Ekologi
Mikroba”Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan
refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk
Kuantan, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1
Pengertian Ekologi Dan Mikroba.................................................................... 3
2.2
Ekologi Mikroba.............................................................................................. 4
2.3
Ruang Lingkup Ekologi Mikroba.................................................................... 7
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 9
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ekologi merupakan salah satu ilmu
dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti berbicara mengenai semua
makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air,
udara dll. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup
tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
Makhluk hidup dalam memenuhi
kebutuhannya tidak terlepas dari bantuan makhluk hidup lain, contohnya makhluk
hidup membutuhkan pelepas dahaga yaitu air, manusia membutuhkan energy yaitu
makanan baik sumber makanannya dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dan
lain-lain.
Adanya interaksi dan hubungan antara
manusia dengan lingkungannya disebut ekologi. Ilmu lingkungan dapat juga
dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan “ilmu terapan”. Ilmu lingkungan
sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan berbagai asas dan konsepnya
kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan
lingkungannya.
Ekologi mencoba memahami hubungan
timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam
lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana
mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian
kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental
Biology
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian ekologi dan mikroba?
2. Apa
defenisi ekologi mikroba?
3. Bagaimana
ruang lingkup ekologi mikroba?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa pengertian ekologi dan mikroba?
2.
Untuk
mengetahui apa defenisi ekologi mikroba?
3.
Untuk
mengetahui bagaimana ruang lingkup ekologi mikroba?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ekologi Dan Mikroba
1. Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata oikos dan
logos. Oikos yaitu lingkungan
tempat tinggal Logos yaitu ilmu. Ekologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan tempat tinggalnya (darat, air dan udara).Isilah ekologi pertama kali
digunakan oleh Arnest Haeckel, pada
pertengahan tahun 1960 an. Jadi secara harfiah ekologi dapat diartikan sebagai
ilmu tentang mahluk hidup dalam lingkungannya atau ilmu tentang rumah tangga
mahluk hidup.
Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan
tempat tinggalnya”. Odum dalam Darsono
(1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur
dan interaksi antara sesame organism dengan lingkungannya dan ekologi adalah
kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan
manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain”.
Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”. Resosoedarmo
dkk, (1985:1)[3] “ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya”. Para ahli ekologi biasanya
mempelajari makhluk hidup melalui enam jenjang kehidupan yaitu individu,
populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer.
2. Pengertian
Mikroba
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai
mikroba atau
mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya
karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga
pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat
tinggi.
mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya
karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga
pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat
tinggi.
Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang
dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron ( ), 1 mikron
adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar
atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga
dapat dilihat tanpa alat pembesar.
2.2 Ekologi Mikroba
Ekologi mikroba adalah Ilmu yang
mempelajari tentang timbal balik antara mikroba dan lingkungan hidupnya. Satuan
dasar ekologi adalah ekosistem. Sistem ini mencapai komponen-komponen biotik
maupun abiotik. Komponen biotik adalah masyarakat kehidupan organisme atau
biozonose. Komponen abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik
dan kimia.
Ekosistem dalam ekologi mikroba
dapat berupa system mikro dan system makro. Secara umum setiap system memiliki
ciri-ciri yaitu adanya dinamika populasi, keanekaragaman, mekanisme adaptasi
dan adanya hubungan antarorganisme yang ada di dalam system tersebut. Contohnya
yaitu tanah sebagai suatu sistem, memiliki anggota komunitas yang tersusun dari
berbagai populasi mikroba yaitu bakteri, Actinomycetes, virus, khamir dan
protozoa. Macam dan jumlah mikroba tanah tersebut dipengaruhi oleh
faktor-faktor jenis tumbuhan, pH, temperatur, curah hujan, macam tanah dan
kelembaban tanah.
Menurut Winigradsky ada 2 kategori
mikroorganisme yang ditemukan dalam ekosistem mikroorganisme otokhton dan
alokhton. Mikroorganisme otokhton asli ada atau selalu ada dalam ekosistem
tertentu. Bakteri otokhton selalu dapat ditemukan dalam tanah, tidak tergantung
apakah zat makanan tertentu dipasok dari luar atau tidak. Keberadaannya
didasarkan atas penambahan zat-zat makanan yang sedikit banyak tetap yang khas
untuk ekosistemnya. Dengan mikroorganisme alokhton atau zimogen dimaksudkan
mikroorganisme yang keberadaannya tergantung dari peningkatan kadar zat makanan
yang kadang-kadang terjadi atau dari adanya zat-zat makanan tertentu.
Bakteri-bakteri ini boleh dikatakan asing di dalam ekosistem, dan terdapat
hanya untuk sementara waktu atau bertahan dalam bentuk stadium istirahat.
Habitat ekologi adalah tempat atau
lokasi yang pada keadaan normal dihuni oleh organisme tertentu (individu atau
populasi). Di dalam ekosistem tertentu suatu mikroorganisme pada umunya hanya
mempunyai satu habitat. Tetapi suatu mikroorganisme dapat mempunyai beberapa
habitat, masing-masing habitat di dalam ekosistem yang berlainan.
Sebagai contoh Rhizobium tumbuh
baik di dalam tanah maupun di dalam tumbuhan, bakteri metanogen mempunyai
habitat di sedimen danau, dalam perut besar dan di dalam menara pembusukan
sebuah instalasi pembersihan. Komunitas mikroba merupakan hubungan timbal balik
yang kompleks antara mikroba dengan lingkungannya, baik unsur hidup maupun
unsur tak hidup. Contohnya yaitu Rhizobium. Rhizobium mendapatkan nitrogen dari
tanah dan tanah menjadi subur.
Relung ekologi mikroba berlainan
dengan habitat, relung ekologi ini tidak berhubungan dengan lokasi dalam
ruangan, tetapi berhubungan dengan fungsi suatu organisme atau suatu populasi.
Pada relung ini masing-masing jenis atau populasi memenuhi fungsi tertentu,
yang ditentukan oleh kebutuhannya akan bahan makanan fisiologik, sifat-sifat
kinetik, kemampuan biokimia, keistimewaan-keistimewaan structural dan
toleransinya terhadap kondisi-kondisi lingkungan.
Hal ini dapat diperjelas dengan
contoh: di dala perut besar hanya bakteri-bakteri selulotik tertentu saja yang
sanggup mempertahankan diri dan memecahkan selulosa, selulosa dipecahkan secara
anaerob dan energi diperoleh dengan peragian. Lebih lanjut suhu dalam usus
besar harus sedemikian sehingga keberadaan asam lemak, enzim, ammonium, gas,
dan produk lain dapat ditoleransi. Akhirnya harus diusahakan ada pembuangan
berlanjut dari produk-produk peragian, misalnya hydrogen. Untuk dapat berfungsi
dalam ekosistem tertentu harus mempunyai kemampuan dan toleransi yang besar.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem
adalah sebagai
berikut:
berikut:
a.
Suhu
Suhu berpengaruh
terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan mikroba untuk hidup. Namun, juga ada mikroba yang hanya
dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
diperlukan mikroba untuk hidup. Namun, juga ada mikroba yang hanya
dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b.
Sinar matahari
Sinar
matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu.
menentukan suhu.
c.
Air
Air
berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan
manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain,
misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi
unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai
pelarut dan pelapuk.
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan
manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain,
misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi
unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai
pelarut dan pelapuk.
d.
Tanah
Tanah
merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga
menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
e.
Ketinggian
Ketinggian
tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi
fisik dan kimia yang berbeda.
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi
fisik dan kimia yang berbeda.
f.
Angin
Angin
selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g.
Garis lintang
Garis
lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan
distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup
pada garis lintang tertentu saja. Dilihat dari luasnya, maka ekosistem mikroorganisme amat berbeda-beda.
pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan
distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup
pada garis lintang tertentu saja. Dilihat dari luasnya, maka ekosistem mikroorganisme amat berbeda-beda.
Misalnya
suatu ekosistem dapat mencakup sebuah kolam, sebuah danau atau daerah akar
tumbuhan. Dalam hubungan dengan ekosistem, juga kerap digunakan pengertian
lingkungan. Lingkungan menyangkut hubungan-hubungan organisme tertentu
(populasi tertentu) dengan komponen-komponen biotik dan abiotik ekosistem
sekitarnya.
2.3 Ruang Lingkup Ekologi Mikroba
Mikroorganisme atau mikroba
adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk
mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler).
Namun,
beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata
telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Mikroorganisme biasanya
dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik. Fungi, terutama yang
berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap
sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.
Kebanyakan
orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua
organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara
mitosis. Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme. Sel makroorganisme
tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur
multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara itu,
sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri,
dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa
bantuan sel
lain
Taksonomi
merupakan cara atau upaya pengelompokan jasad hidup di dalam kelompok atau
takson yang sesuai. Pertama kali pengelompokan ini hanya untuk lingkungan
tumbuh-tumbuhan dan hewan, tetapi ternyata bahwa untuk mikroba pun dapat
digunakan. Mikroba termasuk kedalam
kelompok ke-3 tersebut sesuai dengan sifat alat untuk perkembangbiakannya. Dari
segi mikrobiologi sendiri, dunia Mikroba terbagi menjadi dua kelompok besar
lainnya, pembagian ini berdasarkan kepada ada tidaknya inti, baik yang sudah
terdiferensiasi ataupun yang belum. Yaitu
sebagai berikut:
1)
Prokaryota,
yaitu kelompok mikroba yang tidak mempunyai inti yang jelas atau tidak
terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :
·
Bakteria,
·
Mikro-alga
biru-hijau (BGA = blue-green algae),
2)
Karyota,
yaitu kelompok mikroba yang sudah mempunyai inti yang jelas atau sudah
terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :
·
Jamur,
termasuk didalamnya ragi,
·
Mikro-alga
lainnya
Walaupun
ada kelompok kehidupan atau jasad lain yang dianggap hirup berdasarkan kepada
bentuk dan sifatnya tidak sama dengan mikroba tetapi mengingat kepentingan dan
asosiasi kehidupannya, ada dua kelompok besar lain yang umumnya dimasukkan
kedalam Dunia Mikroba yaitu protozoa dan virus. Secara umum dunia
mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa,
virus, algae, dan cendawan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekologi mikroba adalah Ilmu yang
mempelajari tentang timbal balik antara mikroba dan lingkungan hidupnya.
Ekosistem
dalam ekologi mikroba dapat berupa system mikro dan system makro. Secara umum
setiap system memiliki ciri-ciri yaitu adanya dinamika populasi,
keanekaragaman, mekanisme adaptasi dan adanya hubungan antarorganisme yang ada
di dalam system tersebut. Secara
umum dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri,
protozoa, virus, algae, dan cendawan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro.
2010, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit
Djambatan, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar