KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ KOLOID (Penggunaannya Dalam
Kehidupan Sehari-Hari) “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C.
Tujuan Makalah........................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A. Pengertian Koid........................................................................................................ 3
B. Jenis-Jenis Koloid.................................................................................................... 4
C. Pembuatan Koloid.................................................................................................... 5
D.
Penggunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari – Hari............................................. 7........................................................................................................................................
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan............................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................... ......................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji.
Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran
koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga
termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid,
misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Dalam industri cat, semen, dan
industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua
bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah
juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai
koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Sistem koloid berhubungan dengan
proses-proses dialam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita
perhatikan didalam tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita makan (dalam
ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh terlebih dahulu diproses sehingga
berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam makhluk hidup merupakan suatu koloid
sehingga proses-proses dalam sel melibatkan sistem koloid.
Dalam udara juga terdapat sistem
koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi dalam udara, yaitu asap dan
debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem
koloid. Mineral-mineral yang terdispersi dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuh-tumbuhan juga merupakan sistem koloid. Proses majunya garis diakibatkan
pembentukan sistem koloid yang disebut proses pengendapan koloid dan
terbentuknya delta pada muara sungai juga proses pembentukan koloid. Penggunaan
sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dan
kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu
belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah merupakan sistem koloid.
Banyak sekali campuran dialam ini yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
yang merupakan system koloid. Untuk mengetahui apakah AgCl termasuk koloid maka
disusunlah makalah yang berjudul sol AgCl.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Koloid ?
2. Apa saja jenis-jenis Koloid?
3. Bagaimana cara pembuatan Koloid?
4. Untuk apa saja penggunaan Koloid
dalam kehidupan sehari – hari ?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa pengertian Koloid.
2. Untuk
mengetahui apa saja
jenis-jenis Koloid.
3. Untuk
mengetahui bagaimana
cara pembuatan Koloid.
4. Untuk
mengetahui ntuk apa
saja penggunaan Koloid dalam kehidupan sehari – hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada
kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan
sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skala besar. Salah satu sistem koloid adalah emulsi.
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengelmusi (emuglator). Salah satu
contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari sistem koloid adalah lulur,
berikut penjelasannya
Koloid adalah suatu bentuk campuran
yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan
stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki
sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat
"didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang
didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm). Perhatikan
perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :
1.
Campuran antara air dengan sirup.
2.
Campyuran antara air dengan susu.
3.
Campuran antara air dengan pasir.
Jika kita campurkan air dengan sirup
maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan air secara homogen (bening) Jika
didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan
penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro). Secara
makroskopis maupun mikroskopis campuran ini tampak homogen, tidak dapat
dibedakan mana yang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang
disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya,
susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi
"larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran
itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil
penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan
tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan
partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti
inilah yang disebut koloid.
Jika kita campurkan air dengan pasir
maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara heterogen dan
langsung memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan
mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat
dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini
sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir.
Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan
stabil. Zat yang didipersikan disebut fase
terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat
disebut medium dispersi. Fase
terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium
dispersi bersifat kontinu.
B.
Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari. Hal
ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan
untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan
bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Ada banyak
penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya.
Beberapa macam koloid tersebut antara lain;
1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana
partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Aerosol yang dapat kita
saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara. Dalam industri modern,
banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi dalam bentuk aerosol,
dan sering kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara lain adalah hair
spray, deodorant dan obat nyamuk.
2. Sol
Sol adalah
sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan
sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal
dua macam sol yaitu:
a. Sol liofil, dimana
partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk
suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya “cinta cairan”
(Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat
disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin.
b. Sol liofob, dimana
partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib artinya
“takut cairan” (phobia=takut).
3. Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi
dan medium pendispersi sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran
koloid, harus ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi
lemak dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak
larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi.
Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.
C. Pembuatan Koloid
Jika kita atau sebuah industri akan
memproduksi suatu produk berbentuk koloid, bahan bakunya adalah larutan
(partikel berukuran kecil) atau suspensi (partikel berukuran besar). Didasarkan
pada bahan bakunya, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
sebagai berikut.
1.
Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan)
menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia;
yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan
pergantian pelarut.
a. Reaksi
Redoks
Contoh:
·
Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H
2 S dengan larutan SO 2 . Persamaan reaksinya: 2 H 2 S (g)
+ SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s)
·
Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3
dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H
2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH
(aq)
b. Reaksi
Hidrolisis
Contoh, pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl
3 Persamaan reaksinya adalah: mengunakan air mendidih.
FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH)
3 (s) + 3 HCl ( aq)
c. Reaksi
Dekomposisi Rangkap
Contoh:
· Pembuatan
sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2
S dan asam arsenit (H 3 AsO 3 ) yang encer.
Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq)
+ 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s)
+ 6H 2 O (l)
· Pembuatan
sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaCl
(aq) → AgCl (s)
+ NaNO 3 (aq)
Sol
AgCl juga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer
dan larutan HCl encer. AgNO3(aq)
+ HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNI3(aq)
d. Reaksi
Pergantian Pelarut
Contoh,
pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air.
Persamaan reaksinya:
S (aq)
+ alkohol + air → S (s) Larutan S
2.
Dispersi
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi).
Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur
Bredig, dan ultrasonik.
a. Proses
Mekanik
Proses
mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau penggilingan
(untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk zat cair).
Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran koloid, kemudian
didispersikan ke dalam medium (pendispersinya). Contoh, pembuatan sol belerang.
b. Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat
elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid.
Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari
endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.
D. Penggunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari – Hari
Sistem koloid banyak digunakan dalam
kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan
sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi dalam skalabesar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi
koloid:
Jenis industry
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan
tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk
suntikan
|
Ø Bahan
Kosmetik
Bahan – bahan kosmetika sangat banyak jenisnya, akan tetapi
pada prinsipnya hampir 90% dari bahan itu dibuat dalam keadaan koloid. Hal itu
disebabkan sifat koloid yang mudah menyerap pewangi dan pewarna, lembut, mudah
dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambutm dan sekaligus mengandung dua macam
bahan yang tidak dapat saling larut. Macam – macam bentuk bahan kosmetik
sebagai berikut :
1. Bahan kosmetika yang berbentuk aerosol,
misalnya parfum dan deodorant spray, hair spray, dan penghilang bau mulut yang
disemprotkan.
2. Bahan kosmetika yang berbentuk sol,
misalnya susu pembersih muka dan kulit, cairan untuk masker, dan cat kuku.
3. Bahan kosmetika yang berbentuk
emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit.
4. Bahan kosmetika yang berbentuk gel,
misalnya deodorant stick dan minyak rambut (jelly).
5. Bahan kosmetika yang berbentuk buih,
misalnya sabun cukur dan sabun kecantikan.
6. Bahan kosmetika yang berbentuk sol
padat misalnya pemerah bibir, pensil alis dan maskara
BAB
IV
PENUTUP
A. Simpulan
AgCl termasuk koloid jenis sol
karena merupakan padatan yang terdispersi dalam cairan. Berdasarkan sifat
adsorbsinya AgCl termasuk sol liofob, yang berarti partikel AgCl tidak mengadsorbsi molekul cairan pendispersinya.
Sol AgCl dapat dibuat dari larutan AgNO3 encer direaksikan
dengan larutan NaCl atau HCl encer melalui cara kondensasi, dengan reaksi dekomposisi rangkap.
Persamaan
reaksinya sebagai berikut:
AgNO 3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s)
+ NaNO 3 (aq)
AgNO3(aq)
+ HCl(aq) → AgCl (s) + HNI3(aq)
DAFTAR
PUSTAKA
Parning, Horale. 2005. Kimia
2B Kelas 2 SMA Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira.
http://www.psb-psma.org/forum/bahan-ajar/kimia/koloid, diakses pada 22 Mei 2012
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/kegunaan-koloid-dalam-kehidupan-manusia.html, diakses pada 22 Mei 2012
http://sahri.ohlog.com/pembuatan-sistem-koloid.oh85102.html, diakses pada 23 Mei 2012
file:///D:/makalah%20koloid%20sol%20agcl/SISTEM%20KOLOID%20%C2%AB%20chemistry%20for%20peace%20not%20for%20war.htm,
diakses pada
tanggal 23 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar