Senin, 05 Desember 2016

MAKALAH “ KOLOID (Penggunaannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari) “



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ KOLOID (Penggunaannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari) “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
           





                                                                      Taluk Kuantan,  Maret 2016


Penyusun

DAFTAR ISI


Kata Pengantar....................................................................................................................      i
Daftar Isi.............................................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................      1
A.  Latar Belakang.........................................................................................................      1
B.  Rumusan Masalah....................................................................................................      2
C.  Tujuan Makalah........................................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................      3
A.  Pengertian Koid........................................................................................................      3    
B.  Jenis-Jenis Koloid....................................................................................................      4
C.  Pembuatan Koloid....................................................................................................      5
D.  Penggunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari – Hari.............................................      7........................................................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................      9
A.  Kesimpulan...............................................................................................................      9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... ......................................................................................................................................... 10










BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Sistem koloid berhubungan dengan proses-proses dialam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan didalam tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam makhluk hidup merupakan suatu koloid sehingga proses-proses dalam sel melibatkan sistem koloid.
Dalam udara juga terdapat sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral-mineral yang terdispersi dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan juga merupakan sistem koloid. Proses majunya garis diakibatkan pembentukan sistem koloid yang disebut proses pengendapan koloid dan terbentuknya delta pada muara sungai juga proses pembentukan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dan kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah merupakan sistem koloid. Banyak sekali campuran dialam ini yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan system koloid. Untuk mengetahui apakah AgCl termasuk koloid maka disusunlah makalah yang berjudul sol AgCl. 
  
B.    Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian Koloid ?
2.     Apa saja jenis-jenis Koloid?
3.     Bagaimana cara pembuatan Koloid?
4.     Untuk apa saja penggunaan Koloid dalam kehidupan sehari – hari ?

C.   Tujuan
1.     Untuk mengetahui apa pengertian Koloid.
2.     Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Koloid.
3.     Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan Koloid.
4.     Untuk mengetahui ntuk apa saja penggunaan Koloid dalam kehidupan sehari – hari.





















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Salah satu sistem koloid adalah emulsi. Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengelmusi (emuglator). Salah satu contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari sistem koloid adalah lulur, berikut penjelasannya
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm). Perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :
1.     Campuran antara air dengan sirup.
2.     Campyuran antara air dengan susu.
3.     Campuran antara air dengan pasir.
Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan air secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro). Secara makroskopis maupun mikroskopis campuran ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang disebut larutan.
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara heterogen dan langsung  memisah antara air dengan pasir, yang keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan stabil. Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu.

B.    Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar. Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya. Beberapa macam koloid tersebut antara lain;
1.     Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Aerosol yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara. Dalam industri modern, banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi dalam bentuk aerosol, dan sering kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara lain adalah hair spray, deodorant dan obat nyamuk.
2.     Sol
Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam sol yaitu:
a.      Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya “cinta cairan” (Bahasa Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel. Contoh gel antara lain selai dan gelatin.
b.     Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib artinya “takut cairan” (phobia=takut).
3.     Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.

C.   Pembuatan Koloid
Jika kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk koloid, bahan bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi (partikel berukuran besar). Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1.     Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
a.       Reaksi Redoks
Contoh:
·        Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan SO 2 .  Persamaan reaksinya: 2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s)
·        Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)
b.       Reaksi Hidrolisis
Contoh, pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3 Persamaan reaksinya adalah: mengunakan air mendidih.
FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq)
c.       Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh:
·       Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit (H 3 AsO 3 ) yang encer.
Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l)
·       Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
Sol AgCl juga dapat dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan  larutan HCl encer.  AgNO3(aq) +  HCl(aq) → AgCl(koloid) + HNI3(aq)
d.       Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air. Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air S (s) Larutan S
2.     Dispersi
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig, dan ultrasonik.
a.       Proses Mekanik
Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersinya). Contoh, pembuatan sol belerang.

b.       Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.

D.   Penggunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari – Hari
Sistem koloid banyak digunakan dalam kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skalabesar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industry
Contoh aplikasi
Industri makanan
Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat
Cat
Industri kebutuhan rumah tangga
Sabun, deterjen
Industri pertanian
Peptisida dan insektisida
Industri farmasi
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Ø  Bahan Kosmetik    
Bahan – bahan kosmetika sangat banyak jenisnya, akan tetapi pada prinsipnya hampir 90% dari bahan itu dibuat dalam keadaan koloid. Hal itu disebabkan sifat koloid yang mudah menyerap pewangi dan pewarna, lembut, mudah dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambutm dan sekaligus mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut. Macam – macam bentuk bahan kosmetik sebagai berikut :
1.     Bahan kosmetika yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant spray, hair spray, dan penghilang bau mulut yang disemprotkan.
2.     Bahan kosmetika yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan kulit, cairan untuk masker, dan cat kuku.
3.     Bahan kosmetika yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit. 
4.     Bahan kosmetika yang berbentuk gel, misalnya deodorant stick dan minyak rambut (jelly). 
5.     Bahan kosmetika yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun kecantikan.
6.     Bahan kosmetika yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil alis dan maskara
























                                                                                                                         
BAB IV
PENUTUP

A.   Simpulan
AgCl termasuk koloid jenis sol karena merupakan padatan yang terdispersi dalam cairan. Berdasarkan sifat adsorbsinya AgCl termasuk sol liofob, yang berarti partikel AgCl tidak  mengadsorbsi molekul cairan pendispersinya. Sol AgCl dapat dibuat dari larutan AgNO3 encer direaksikan dengan larutan NaCl atau HCl encer melalui cara kondensasi, dengan reaksi dekomposisi rangkap. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
AgNO 3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
AgNO3(aq) +  HCl(aq) → AgCl (s) + HNI3(aq)


DAFTAR PUSTAKA

Parning, Horale. 2005. Kimia 2B Kelas 2 SMA Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar