KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Petir Dan Penangkal PETIR”Pada makalah ini kami
banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai
pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh
dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Agustus 2016
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1 Defenisi Petir........................................................................................................ 3
2.2 Instalasi Penangkal Petir...................................................................................... 5
2.2 Fungsi Penangkal Petir......................................................................................... 5
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 7
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia terletak pada khatulistiwa yang mempunyai hari guruh sangat
tinggi dengan aktifitas 100 sampai 200 hari – guruh per tahun. Industri di
Indonesia menggunakan semakin banyak peralatan sistim yang canggih menggunakan
komponen elektronik dan mikroprosesor dan sangat sensitif terhadap PEdP ( Pulsa
Elektromagnetik dari Petir ) atau LEMP ( Lightning Electromagnetic Pulse
). Karakteristik petir di Indonesia yang
berbeda dengan karakteristik petir diluar negeri yang dijadikan standar oleh Badan
Standarisasi duina pada umumnya.
Sangat sedikitnya informasi tentang Sistim Proteksi Petir dan Sistem
Penentu lokasi dan Pelacak Petir khususnya di negara tropis seperti di
Indonesia disamping sangat kurangnya “
Awareness “ atau kesiagaan terhadap kemungkinan bahaya petir. Banyaknya
instalasi-instalasi penting dan berbahaya yang menjadi target mudah ( easy
target ) bagi sambaran petir karena strukturnya yang tinggi dan pada lokasi
yang terbuka.
Wilayah Indonesia memiliki jumlah kilatan petir yang cukup
banyak. Sejumlah tempat di Indonesia memiliki potensi besar tersambar petir.
Salah satunya Depok, Bogor, Jakarta Selatan, Kuningan, Semarang, Kudus,
Bojonegoro dan Bondowoso. Pada tahun 2015 di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat, lima orang petani
tersambar petir saat berteduh di gubug sawah yang mengakibatkan dua orang tewas
dan tiga lainnyamengalami luka bakar. Di Bojonegoro, Jawa Timur,petani
tersambar petir ketika baru saja meninggalkan sawahnya. Sedangkan di Perairan
Tanjung Bumi Bangkalan, Sampang, Jawa Timur, sebanyak dua orang menderita luka
bakar akibat sambaran petir.
Sambaran
petir yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan
Korban Jiwa, kerusakan pada bangunan, peralatan dan instalasi listrik, maupun
pipa gas, apabila terhubung dengan pipa gas bisa berpotensi timbulnya api atau
ledakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
defenisi penangkal
petir?
2. Bagaimana
cara kerja penangkal petir?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui defenisi penangkal petir.
2. Untuk
mengetahui defenisi cara kerja penangkal petir.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Petir
Petir merupakan
kejadian alam yang selalu melepaskan muatan listriknya ke bumi tanpa dapat
dikendalikan dan menyebabkan kerugian harta benda dan manusia. Tak ada yang
dapat mengubah situasi ini. Petir terjadi karena adanya benturan antara awan
yang bermuatan listrik positif di udara. Kilatan cahaya petir yang mengandung
arus listrik sangat
kuat tersebut dapat
merusak bangunan ataupun peralatan
elektronik.
Meskipun kilatan petir
jatuh di daerah yang agak jauh misalnya 1 km dari kantor anda, arus listrik
imbasannya tetap mengalir pada berbagai kabel tembaga seperti kawat penghantar
listrik PT. PLN dan kabel telepon PT. Telkom. Arus imbas ini meskipun
lebih kecil akan tetapi tetap memiliki kemampuan merusak peralatan elektronik
anda seperti telepon faximile ataupun komputer dan peralatan jaringan komputer.
Petir adalah
salah satu fenomena
alam yang paling
kuat dan menghancurkan. kekuatan
petir yang pernah
tercatat adalah mulai
dari ribuan amper sampai 200.000
amper atau sama dengan kekuatan yang dibutuhkan untuk menyalakan 500 ribu lampu
bohlam 100 watt. Meskipun arus petir hanya sesaat kira-kira selama 200 micro-detik tapi hasil kerusakan yang
ditimbulkan sangat luarbiasa. Effek dari serangan langsung sangat jelas
terlihat, mulai dari kerusakan bangunan, kebakaran sampai bahaya kematian bagi
manusia.
Selain itu pada saat
petir menyambar akan
ada loncatan muatan
listrik ke benda
yang bersifat konduktor disekitar
pusat hantaman. loncatan ini bahkan bisa
mengalir kemana- mana hingga puluhan kilometer. Untuk hal tersebut diatas
diperlukan penangkal petir yang sangat baik terutama untuk gedung, fasilitas
umum dan pusat bisnis yang menghandalkan
komputer atau peralatan elektronik untuk seluruh kegiatan bisnis-nya
Petir telah banyak
membuat kerugian pada manusia dan kerusakan pada peralatan sejak dulu. Semakin
banyaknya pemakaian alat elektronik dan peralatan tegangan rendah
saat ini telah
meningkatkan jumlah statistik
kerusakan yang ditimbulkan oleh
pengaruh sambaran petir baik langsung maupun tidak langsung. Indonesia memiliki
hari guruh yang tinggi dengan jumlah sambaran petirnya yang banyak, sehingga
kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya pun lebih besar.
Upaya proteksi
manusia dan peralatan
telah dilakukan, namun
dengan semakin luas, semakin
banyak dan semakin
canggihnya peralatan listrik
dan elektronik yang digunakan
menyebabkan semakin
rumitnya sistem yang diperlukan. Keadaan alam iklim tropis
Indonesia pada umumnya termasuk daerah dengan hari petir yang tinggi setiap
tahun. Karena keterbatasan data besarnya hari petir untuk setiap lokasi di
Indonesia. Pada saat ini
diasumsikan bahwa di lokasi yang tinggi di atas gunung atau menara dan gedung
yang menjulang tinggi ditengah-tengah area yang bebas atau dilahan terbuka
seperti sawah, ladang, mempunyai kemungkinan sambaran lebih tinggi.
Tempat-tempat dengan
tingkat sambaran tinggi
frekwensi maupun intensitasnya
mendapat prioritas pertama untuk
penanggulangannya, sedangkan
tempat-tempat yang relatif
kurang bahaya petirnya
mendapat prioritas ke dua
dengan pemasangan protektor yang lebih sederhana. Lokasi
yang mempunyai nilai bisnis tinggi industri kimia, pemancar TV,
Telekomunikasi, gedung perkantoran
dengan sistem perkantoran
dan industri strategis seperti
hankam, bandara udara
memerlukan proteksi yang
dilakukan seoptimal mungkin, sedangkan lokasi dengan nilai bisnis rendah
mungkin makin sederhana sistem protektor
yang akan dipasang.
Dengan berkembangnya teknologi yang
sangat pesat hingga
kini, maka pelepasan
muatan petir dapat merusak jaringan listrik dan peralatan elektronik
yang lebih sensitif.Sambaran petir pada
tempat yang jauh
sudah mampu merusak
sistem elektronika dan peralatannya, seperti
instalasi komputer, perangkat telekomunikasi, sistem kontrol,
alat-alat pemancar dan instrument serta
peralatan elektronik sensitif
lainnya.
Untuk mengatasi
masalah ini maka perlindungan yang
sesuai harus diberikan
dan dipasang pada
peralatan atau instalasi terhadap
bahaya sambaran petir langsung maupun induksinya. Salah satu penyebab semakin tingginya
kerusakan peralatan elektronika
karena induksi sambaran petir
tersebut adalah karena sangat sedikitnya informasi mengenai petir dan masalah
yang dapat ditimbulkannya.
2.2 Sistem Penangkal Petir
Installasi penangkal
petir adalah merupakan suatu sistem yang menggabungkan komponen–komponen dan
peralatan–peralatan yang secara keseluruhan berfungsi sebagai
penangkal petir yang menyalurkan sambaran petir ke tanah. Sistem tersebut
dipasang sedemikian rupa sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya
atau benda–benda di dalamnya terlindung dan terhindar dari bahaya sambaran
langsung maupun tak langsung.
Installasi ini di
kelompokan menjadi bagian penghantar diatas tanah dan penghantar didalam tanah. Dengan
pemasangan installasi penangkal
petir tidak menambah
atau mengurangi kemungkinan suatu bangunan atau peralatan terkena
sambaran petir, akan tetapi bila terjadi
sambaran petir arusnya akan disalurkan ke tanah lewat installasi penyaluran
sehingga bangunan dan
peralatan didalamnya terlindung. Ada beberapa cara yang bisa
digunakan, antara lain :
Penagkal petir sistim Franklin dan Faraday.
2.3 Fungsi Perlindungan dari Installasi
Penangkal Petir.
Untuk hal tersebut
diatas diperlukan penangkal petir yang sangat handal terutama untuk gedung,
fasilitas umum dan pusat
bisnis yang menghandalkan
komputer atau peralatan
elektronik untuk seluruh
kegiatan bisnisnya. Ada 4
kriteria yang harus
di perhatikan dalam
sistem penangkal petir
untuk dapat mengikuti standar
dunia yang telah teruji antara lain :Jaringan Termination, penghantar atau down conductors, jaringan pembumian
grounding dan bonding untuk menghindari side flashing.
Korosi adalah hal yang
sering terjadi pada sistem penangkal petir. dengan mutu material yang rendah banyak di dijumpai
penangkal petir yang terpasang hanya
baik untuk 3-12 bulan. Setelah korosi terjadi pada semua komponen, sistem
penangkal petir tidak lagi menghantar dengan sempurna. Akibatnya jelas kerugian
material sampai bahaya kematian bagi manusia pastikan semua sistem penangkal
petir terbuat dari material tembaga
murni, bukan campuran dan kwalitas pabrik yang baik.
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Petir merupakan gejala alam yang bisa
kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah
awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi
(dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah
komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy
storage).
Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang
difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang
dilewatinya. Ada 3 bagian utama pada penangkal petir yaitu batang penangkal petir,kabel
konduaktor, tempat pembumian
DAFTAR PUSTAKA
Watermarking
and Content Protection for Digital Images and Video, thesis of PhD in
University of Surrey, 2002
Mauro
Barni, Franco Bartolini, Watermarking Systems Engineering, Marcel Dekker
Publishing, 2004
Saraju P.
Mohanty, Digital Watermarking: A Tutorial Review , Dept. of Computer
Scieence and Engineering, University of South Florida.
Mauro
Barni, F. Bartolini, V. Cappellini, A.Piva, “ A DCT-Domain System for
Robust Image Watermarking”, Signal Processing 66, pp 357-372, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar