MAKALAH
AGROKLIMATOLOGI
TENTANG
HUBUNGAN FAKTOR IKLIM TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO

OLEH :
ELA YUNARTI
SEMESTER 2
DOSEN : MUSLIM
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI
TELUK KUANTAN
2015
KATA PENGANTAR
Teriring do’a sebagai seorang hamba, segenap ikhtiar sebagai
seorang khalifah, dan segala puji syukur milik Allah SWT, Pencipta semesta
alam, yang menaburkan kehidupan dengan penuh hikmah. Dengan limpahan rahmat,
taufik serta inayah-Nya, penulis diberikan kekuatan untuk menyelesaikan makalah
yang berjudul “hubungan faktor iklim terhadap pertumbuhan tanaman
kakao ”.
Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, sang penerang umat, juga kepada
keluarga yang mulia,sahabatnya yang tercinta dan umatnya yang setia akhir zaman semoga kita mendapat syafaat-Nya,
Amien….
Dengan terselesaikannya makalah ini, tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini .
Sebagaimana pepatah mengatakan Tiada gading yang tak retak, maka
penulisan makalah inipun tentunya dijumpai banyak kekurangan dan kelemahan.
Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap tegur serta
saran-saran penyempurnaan, agar kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.
Teluk Kuantan, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar........................................................................................................ i
Daftar
Isi.................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2
Tujuan Makalah............................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1
Pengaruh Faktor Iklim Terhadap
Pertumbuhan Kakao............................... 3
2.2
Syarat Tumbuh Iklim Tanaman Kakao........................................................ 6
2.3
Jenis-Jenis Kakao......................................................................................... 11
BAB
III PENUTUP.................................................................................................. 14
31 Kesimpulan................................................................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................................ 14
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara
Indonesia merupakan negara agraris yang sangat tergantung pada produksi
pertanian, oleh karena itu, pembangunan pertanian merupakan syarat yang mutlak
untuk membangun ekonomi nasional. Tanaman kakao (Theobroma cacao, L)
merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dikembang luaskan dalam rangka
peningkatan sumber devisa negara dari sektor nonmigas. Indonesia merupakan
kepulauan Nusantara yang terletak di sepanjang khatulistiwa, dengan letak
geografis antara 6 LU – 11 LS dan 95 BT –
141 BT, secara geografis merupakan daerah tropis yang mempunyai potensi baik
untuk pengembangan kakao.
Produksi
potensial tanaman ditentukan oleh sifat genetiknya, sedangkan produksi aktual
di lapangan ditentukan oleh lingkungan tempat tumbuhnya. Pangudiyatno (1983),
menyebutkan bahwa kondisi yang sesuai untuk suatu jenis tanaman tertentu, akan
memberikan kenampakan pertumbuhan yang jagur dan sehat, dengan perkembangan
akar yang baik dan kuat sehingga tanaman akan memberikan produksi yang tinggi.
Oleh karena itu untuk pengembangan kakao, terlebih dahulu perlu dilakukan
pemilihan dan penilaian kesesuaian lahan yang sesuai dengan persyaratan
tumbuhnya, dan diikuti teknik budidaya yang tepat sehingga tanaman kakao dapat
memberikan produksi yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan.
Mutu fisik
Biji kakao umumnya dipengaruhi oleh keadaan iklim seperti ketinggian daerah
tanaman, iklim setempat, pemeliharaan tanaman dan pengolahan. Selain itu teknik
budidaya dan varietas kakao juga berpengaruh terhadap mutu fisik biji kakao
yang akan dihasilkan ( Pantastico, 1986).
Hubungan
Karakteristik fisik biji kakao berdasarkan letak tumbuh pada ketinggian di atas
permukaan menunjukkan bahwa semakin tinggi letak ketinggian tumbuhnya maka
ukuran biji semakin besar, kadar kulit lebih rendah dan kadar lemak relative
lebih tinggi (Prawoto dan Karneni, 1994).
Dengan
mempengaruhinya letak tumbuh tanaman kakao terhadap fisik biji kakao, maka
dilakukakannya penelitian pengukuran fisik biji buah kakao berdasarkan letak
ketinggian tumbuh tanaman di atas permukaan laut yang berbeda .
1.2 Tujuan Makalah
1.
Untuk
mengetahui pengaruh faktor iklim terhadap pertumbuhan kakao?
2.
Untuk
mengetahui syarat tumbuh iklim tanaman kakao?
3.
Untuk
mengetahui jenis-jenis kakao?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Faktor Iklim Terhadap Pertumbuhan
Kakao
Kakao (Theobroma cacao) merupakan
tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan
ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat.
Klasifikasi kakao:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (Sterculiaceae)
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao
Tanaman
Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor
tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan
hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta
faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas
akan rendah. Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka
walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap
diperlukan persiapan naungan.
Tanpa
persiapan naungan yang baik,pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan
keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan
tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan dalam budidaya kakao.
Iklim adalah kondisi
rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu tempat di bumi
dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi
relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri
yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan
beberapa sistem klasifikasi iklim.
Perubahan iklim terjadi
disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global terjadi karena adanya
peningkatan emisi gas rumah kaca, yaitu CO2, CH4, N2O
dan CFC. Peningkatan emisi gas rumah kaca sangat tinggi pada negara-negara maju
dan berkembang, yang terjadi akibat aktivitas manusia dalam menghasilkan
energi. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya variabilitas iklim, yaitu
fenomena terkait kondisi cuaca ekstrem yang terjadi dalam rentang waktu tertentu.
Variabilitas iklim ditandai dengan adanya peningkatan suhu udara, perubahan
pola curah hujan, peningkatan permukaan air laut dan peningkatan frekwensi
kejadian ekstrim, yaitu banjir dan kekeringan. Pengaruh perubahan iklim
terhadap sektor pertanian yang dapat menimbulkan kerugian secara langsung
adalah banjir, kekeringan dan peningkatan serangan hama dan penyakit.
Sub-sektor perkebunan
adalah salah satu sub-sektor di pertanian yang sangat rentan terhadap dampak
perubahan iklim. Dampak perubahan iklim yang menimpa sub-sektor perkebunan
dapat berupa kekeringan, kebanjiran, maupun serangan hama dan penyakit.
Pengaruh kekeringan pada tanaman perkebunan, seperti kopi dan kakao, berupa
penurunan produktivitas dan daya tahan tanaman sehingga menjadi lebih rentan
terhadap serangan hama dan penyakit (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2013).
Salah satu penyakit
yang berpengaruh akibat perubahan iklim adalah penyakit antraknosa pada kakao.
Penyakit antraknosa disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.)
Sacc.
Pengaruh temperatur
atau suhu terhadap tanaman kakao erat kaitannya dengan ketersedian air, sinar
mtahari, dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui
pemangkasan, penataan tanaman pelindung, dan irigasi. Temperatur sangat berpengaruh
terhadap pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun.
Menurut hasil
penelitian, temperatur ideal bagi pertumbuhan tanaman kakao adalah 30° - 32° C
(maksimum) dan 18° - 21° C (minimum). Kakao dapat juga tumbuh dengan baik pada
temperatur minimum 15° C per bulan dengan temperatur minimum absolut 10°
C per bulan. Tempertaur ideal lainnya bagi pertumbuhan tanaman kakao adalah
26,6° C, yang erat kaitannya dengan distribusi tahunan 23,9° - 26,7° C masih
baik untuk pertumbuhan tanaman kakao asalkan tidak didapati musim hujan yang
panjang. Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, temperatur 25° - 26° C
merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Oleh karena itu,
daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami kakao.
Tempertaur yang lebih
rendah 10° C yang diterima oleh tanaman kakao, akan mengakibatkan gugur daun
dan mengeringnya bunga sehingga laju pertumbuhannya berkurang. Di Trininad,
temperatur konstan 31° C menyebabkan tanaman tumbuh abnormal, walaupun di Ghana
temperatur 33,8° C tidak mengakibatkan pengaruh buruk terhadap tanaman kakao.
Tempertaur yang
tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan segera gugur.
Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur 26° - 30° C pada
siang hari dibandingkan bila terjadi pada temperatur 23° C. Demikian juga
temperatur 26° C pada malam hari masih lebih baik pengaruhnya terhadap
pembungaan daripada temperatur 23° - 30° C. Jumlah flush maupun luas
daun lebih besar pada suhu rendah, demikian juga waktu hidupnya.
2.1 Syarat
Tumbuh iklim Tanaman Kakao
Tanaman Kakao merupakan tanaman
perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras
dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim
dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya
tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. Sebagai
tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah
diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan
naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik,pengembangan tanaman kakao akan
sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan,
serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.
Lingkungan hidup alami tanaman kakao
adalah hutan hujan tropis yang di dalam pertumbuhannya membutuhkan naungan
untuk mengurangi pencahayaan penuh. Cahaya matahari yang terlalu banyak
menyoroti tanman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan
tanaman relatif pendek. Sejumlah peneliti menyimpulkan bahwa maksimalisasi
penggunaan cahaya matahari di dalam proses fotosintesis ternyata tidak
memberikan pengaruh merugikan terhadap pertumbuhan dan produksinya. Air dan
hara merupakan faktor penentu jika kakao hendak ditanam dengan sisitem tanpa tanaman
pelindung. Dengan demikian, tanaman terus-menerus mendapatkan sinar matahari
secara penuh.
Pengaruh faktor iklim bagi pertumbuhan
tanaman kakao yang perlu diperhatikan adalah daerah tanam ketinggiannya tidak
lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu 30° C – 32° C
(maksimum) dan 18° C – 21° C (minimum) dengan pH 5,6 – 7,2 serta daerah yang
bercurah hujan 1100 mm/tahun – 3000 mm/tahun.
1. Ketinggian Tempat
Sejumlah faktor iklim dan tanah
menjadi kendala bagi pertumbuhan. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan
tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi
bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga dengan faktor fisik dan
kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan
akar menyerap hara. Ditinjau dari wilayah penanamannya kakao ditanam pada
daerah-daerah yang berada pada 10o LU sampai dengan 10o LS.
Walaupun demikian penyebaran
pertanaman kakao secara umum berada diantara 7oLU sampai 18oLS. Hal ini erat
kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari
sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU sampai 20o
LS.Dengan demikian Indonesia yang berada pada 5o LU sampai dengan 10o LS masih
sesuai untuk pertanaman kakao. Ketinggian tempat Ketinggian tempat di Indonesia
yang ideal untuk penanaman kakao adalah tidak lebih tinggi dari 800 m dari
permukaan laut.
2. Curah Hujan
Curah hujan yang berhubungan dengan
pertanaman dan produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut
berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman
kakao yang ideal adalah daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per
tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya berkaitan erat
dengan serangan penyakit busuk buah (blask pods).
Daerah yang curah hujannya lebih
rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan
air irigasi. Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih
besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman
harus dipasok dengan air irigasi. Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao sangat
ideal ditanam pada daerah-daerah yang tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B
(menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yang tipe iklimnya C menurut
(Scmidt dan Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya
yang panjang. Dengan membandingkan curah hujan diatas dengan curah hujan
Tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka
secara umum areal penanaman kakao di Indonesia masih potensial untuk
dikembangkan. Adanya pola penyebab curah hujan yang tetap akan mengakibatkan
pola panen yang tetap pula. Temperatur Pengaruh temperatur terhadap kakao erat
kaitannya dengan ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-faktor
tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung dan
irigasi. Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan,
serta kerusakan daun. Menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi tanaman
kakao adalah 300C - 320C (maksimum) dan 180C-210C (minimum). Kakao juga dapat
tumbuh dengan baik pada temperatur minimum 15o C
perbulan.
perbulan.
Temperatur ideal lainnya dengan
distribusi tahunan 16,60C masih baik untuk pertumbuhan kakao asalkan tidak
didapati musim hujan yang panjang. Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia
temperatur 250-260 C merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor
terbatas. Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami kakao.
Temperatur yang lebih rendah 100 C dari yang dituntut tanaman kakao akan mengakibatkan
gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya berkurang.
Temperatur yang tinggi akan memacu
pembungaan, tetapi kemudian akan gugur. Pembungaan akan lebih baik jika
berlangsung pada temperatur 230 C. Demikian juga tempertur 26oC pada malam hari
masih lebih baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada temperatur 23o-300
C. Temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang berpengaruh terhadap bobot
biji. Tempertur yang relatif rendah akan menyebabkan biji kakao banyak mengandung
asam lemak tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi. Pada areal tanaman yang
belum menghasilkan kerusakan tanaman sebagi akibat dari temperatur tinggi
selama kurun waktu yang panjang ditandai dengan matinya pucuk. Daun kakao masih
toleran sampai suhu 50o C untuk jangka waktu yang pendek. Temperaturvyang
tinggi tersebut menyebabkan gejala necrossis pada daun. Lingkungan hidup alami
tanaman kakao ialah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhanya membutuhkan
naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh.
3. Cahaya matahari
Cahaya matahari yang terlalu banyak
menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan
batang relatif pendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin
dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain indeks luas daun
optimum. Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun
rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk
sebesar 20 persen dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya didalam fotosintesis
setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30 persen cahaya
matahari atau pada 15 persen cahaya matahari penuh. Hal ini berkaitan pula
dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima
lebih banyak.
a. Air dan hara
Air
dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan ditanam dengan sistem
tanpa tanaman pelindung sehingga terus menerus mendapat sinar atahari secara
penuh.
b. Naungan
Pembibitan
kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat pertumbuhannya
pada pencahayaan sinar matahari penuh. Penanaman kakao tanpa pelindung saat ini
giat diteliti dan diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun
pemeliharaan.
Penanaman
dilakukan dipagi hari pada musim hujan tenyata lebih baik hasilnya kalau
sore/malam harinya hujan turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari
kemudian. Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana
cahaya matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao.
c. Tanah
Kakao
dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan kimia dan fisik
yang berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi.
Kemasaman
tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa
merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah
kedalaman efektif, tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan
konsesntensi tanah. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao.
d. Sifat kimia
Tanaman
kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki masaman pH 6-7.5 tidak
lebih tinggi dari 8, serta tidak lebih rendah dari 8.
e. Bahan organik tanah
Kadar
zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum
panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebih
dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1.75 persen unsur karbon yang dapat
menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur.
2.3 Jenis-Jenis Kakao
Tanaman
kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat
berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam
tetapi yang banyak dikembangkan sebagai tanaman perkebunan ada tiga, yaitu: criollo,
forastero, dan trinitari (Triwitarsih, 2009):
1. Criollo menghasilkan biji cokelat yang bermutu tinggi dan
dikenal sebagai edel cocoa atau cokelat mulia. Kulit buah berwarna merah
atau hijau, berbintil-bintil kasar dan lunak. Bijinya berbentuk bulat dan
berukuran besar, kulit bijinya (kotiledon) berwarna putih waktu masih
basah, biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan cokelat bermutu tinggi.
2. Forasteromenghasilkan cokelat yang bermutu sedang, dikenal dengan bulk
cocoa atau ordinary cocoa. Kulit buah berwarna hijau dan tebal.
Bijinya tipis atau gepeng dan kulit bijinya (kotiledon) berwarna ungu waktu
masih basah.
3. merupakan
campuran atau hibrida dari jenis criollo dan forastero sehingga
cokelat jenis ini sangat heterogen baik warna kulit, bentuk biji, maupun
mutunya.
Buah tanaman
kakao merupakan buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah
mempunyai 10 alur dan tebalnya 1 - 2 cm. Kulit buah mempunyai 10 alur dan
tebalnya 1-2 cm. Pada waktu masih muda, biji kakao menempel pada bagian kulit
dalam buah, tetapi bila buah kakao telah matang maka biji kakao terlepas dari
kulit buah. Buah kakao demikian akan berbunyi bila digoncang (Anonim, 2010c
)
Jumlah bunga
tanaman kakao yang menjadi buah sampai matang dan jumlah biji di dalam buah
serta berat biji merupakan faktor-faktor yang menentukan produksi.Buah kakao
muda yang ukurannya kurang dari 10 cm disebut cherelle (buah pentil). Buah muda
ini acap kali mengalami pengeringan (cherelle wilt) sebagai gejala yang
spesifik dari kakao.
Gejala
demikian disebut physiological effect thinning, yaitu adanya proses
fisiologis yang menyebabkan terhambatnya penyaluran hara untuk menunjang
pertumbuhan buah muda. Gejala tersebut bisa saja dikarenakan adanya kompetisi
energi antara vegetatif dan generatif atau karena adanya pengurangan hormon
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan buah muda. Beberapa jenis tanaman kakao
menghasilkan buah yang banyak tetapi bijinya kecil, dan sebaliknya
(Anonim, 2010c)
Kriteria
tingkat kemasakan buah dapat dilihat dari perubahan fisiologis yang terdiri
atas perubahan warna kulit, aroma, dan kekerasan buah kakao. Hal penting yang
terjadi pada proses masaknya buah adalah perubahan kadar air, berat, dan ukuran
biji. Pada saat masak fisiologis, translokasi zat nutrisi pada biji akan
terhenti (Susanto, 1994).
Bentuk buah
kakao bulat lonjong, didalamnya terdapat rata-rata 40 biji. Tanaman kakao
mulai berbuah sekitar umur 3 tahun dan dianggap tidak produktif lagi setelah
berumur 25 tahun ( Siregar, 1997).
Bila proses
penyerbukan berlangsung dengan baik, buah kakao akan terbentuk setelah empat
belas hari setelah penyerbukan. Buah yang berkembang dengan baik sudah dapat
dipanen setelah mulai masak. Buah kakao akan masak anatara 5 - 6
bulan setelah proses penyerbukan. Buah kakao yang telah berumur 3 bulan,
memiliki panjang 5 - 10 cm, sedangkan buah yang telah masak berukuran antara 10
- 30 cm. selama proses perkembangan, buah kakao mengalami perubahan warna. Buah
yang berwarna hijau pada saat muda akan berubah menjadi kuning, sedangkan buah
yang berwarna merah pada saat mudah akan berubah menjadi orange setelah masak.
Setiap tongkol buah berisi 30 - 50 biji. Berat biji kering
0,8 – 1,3 gram perbiji (Susanto, 1994).
Pemasakan
buah kakao sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat tanaman kakao.Di tempat
dataran rendah, buah masak pada umur sekitar
5 bulan, sedangkan pada ketinggian di atas
500 meter dari permukaan laut, buah masak pada umur sekitar 6 bulan. Untuk
variatas criollo yang merupakan kakao yang bermutu tinggi atau kakao mulia,
memiliki keungulan yaitu pada tahun kelima dapat mencapai1,0– 2,0 ton biji
kering/ha/tahun, pada jarak tanama 3 x 3 meter atau 4 x 2 dengan populasi 1100
atau 1250 tanaman kakao/ha, berat biji kurang lebih 1,2 gram/biji,dapat
dibudidayakan pada ketinggian 0 – 650 meter di atas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang
sangat dinamik dan sulit dikendalikan dan diduga terutama suhu, oleh karena itu
pendekatan yang paling baik dalam rangka pembangunan pertanian adalah
menyesuaikan sistem usaha tani dengan keadaan iklim setempat. Faktor suhu
mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan sistem
produksipertanian karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses
fisiologis,pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
3.2 Saran
Untuk
meningkatkan kadar zat organik dapat dipergunakan serasah sisa pemangkasan
maupun pembenaman kulit buah kakao. 900 kg kulit buah kakao memberikan hara 28
gram urea, 9 kg P, 56.6 kg Mo dan 8 Kg kiserit. Sebaiknya tanah-tanah yang
hendak ditanam kakao paling tidak juga mengandung kalsium lebih besar dari 8 me
per 100 gram contoh tanah da kalsium lebih besar dari 0.24 me per 100 gram pada
kedalaman 0-15 cm.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2010a. Budidaya Kakao .http://jonihermanritonga.jazz.or.id/budidaya-
tanaman-kakao/. Di akses 15 April 2010.
Anonim, 2010b. Standar Mutu Bij
Kakao. http://agribisnis.net/Pustaka/Standar Mutu Kakao.htm. Di akses 15 April 2010.
Anonim, 2010c . Bagian - Bagian
Tanaman Kakao.html. Di akses Tanggal 17 April 2010
Pantastico C.R.B, 1986. Fisiologi Pasca
Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah – buahan dan sayur – sayuran
Trofika dan Subtrofika.
Prawoto A.A & Iskandar Abdul Karneni, 1994. Pengaruh
Tinggi Tempat Penanaman Kakao Terhadap Kadar Lemak dan Komposisi Asam Lemak.
Pusat Penelitian Kopi dan kakao. Jember. Indonesia.
Sari, P.E.2008. Klasifikasi Kakao.http://era89.
wordpress.com. klasifikasi-kakao. Di akses 17 April 2010.
Siregar F.H.S. 2004. Budidaya Pengoalahan dan
pemasaran Cokelat. PT penebar Swadaya, Jakarta.
Susanto F.X, 1994. Tanaman Kakao, Budidaya dan
Pengolahan Hasil. Kanisius.Yogyakarta.
Triwitarsih, 2009. Perkebunan Kakao di Glenmore
Banyuwangi. http://
ksupointer.com/tanaman kakao. Di akses 20 April 2010.
TERIMAKASIH POSTINGANNYA SANGAT MEMBANTU SEMOGA DI NILAIIBADAH DI SISI ALLAH SWT.TUHAN YANG MAHA ESA
BalasHapus