KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pilihan
Kata (Diksi)”Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan
refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk
Kuantan, Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1
Pengertian Diksi............................................................................................... 3
2.2 Persyaratan Diksi dan Makna Diksi................................................................ 3
2.3 Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata
Jargon dan Slang......................................... 8
2.4 Pilihan Kata dan Penggunaanya...................................................................... 9
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 11
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara
pemilihan kata atau diksi Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya
penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita
berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami
kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan
wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang
baik ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting,
bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari
kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya
mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk
menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki
karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai
sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk
sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap
aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang
berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap
informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan
salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal
pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut
terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya
digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi
pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih. Dalam makalah ini, penulis berusaha
menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular,
kata sapaan dan kata serapan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan diksi
2. Bagaimana persyaratan diksi
3. Bagaimana yang dimaksud kata ilmiah
, kata populer, kata jargon dan slang
4. Bagaimana pilihan kata dan
penggunaan diksi
1.3 Tujuan
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Megetahui pengertian dari diksi
2. Mengetahui syarat-syarat yang
dibutuhkan dalam penggunaan diksi
3. Memahami penjelasan tentang kata
ilmiah, kata populer, kata jargon dan slang
4. Memahami penjelasan pilihan kata dan
penggunaan diksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Diksi
Diksi
ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk
menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian
diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar
dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan
yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat
(sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca.
Diksi,
dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis
atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan
kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami
hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Harimurti
(1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah
pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara
di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI
(2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras dalam
penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam
hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
2.2 Persyaratan
Diksi dan Makna Diksi
Ada dua persyaratan yang harus
dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian.
Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami
pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud
dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam
pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang-mengarang
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a. Pilihan kata sesuai dengan kaidah
kelompok kata /frase
Pilihan kata/ diksi yang sesuai
dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang
tepat,seksama, lazim,dan benar.
a. Tepat
Contohnya
:
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya
bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan
dengan lihatan mata.
b. Seksama
Contohnya
:
Kata besar, agung, akbar,
raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya
mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita
tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari
tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat
digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya,
atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak
seksama.
c. Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi
milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila
dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja.
Contohnya
:
Kata makan dan santap bersinonim.
Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai
sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak
dapat pula digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini
mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut
makna dan pemakain-nya.
b. Pilihan kata sesuai dengan kaidah
makna kata.
A. Jenis Makna
a. Berdasarkan bentuk maknanya, makna
dibedakan atas dua macam yaitu:
1. Makna
Leksikal adalah makna kamus atau makna
yang terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh :
makan, tidur, ibu, adik, buku
2. Makna
Gramatikal adalah
makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses
afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh
:
-
Proses
afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ; Adik mengotori lantai
itu.
-
Proses
reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan
salah satu sumber protein nabati.
-
Proses
komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di
rumah sakit bersalin
b. Berdasarkan
sifatnya, makna
dibedakan atas dua macam:
1. Makna
Denotasi adalah makna kata yang sesuai
dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna
denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh
:
-
Kepala
: organ tubuh yang letaknya paling atas
-
Besi
: logam yang sangat keras
2.
Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil
observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut
juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh
:
-
Ibu
kota : pusat pemerintahan
-
Ibu
jari : jari yang paling besar atau jempol
-
Jamban
: kamar kecil
c. Berdasarkan
wujudnya, makna dibedakan atas :
1. Makna referensial adalah makna kata
yang mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh
:
-
meja,
baju, membaca, menulis
2. Makna inferensial adalah makna kata
yang tidak mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh
:
-
baik,
indah, sedih, gembira
B. Perubahan
Makna
a. Berdasarkan cakupan maknanya,
perubahan makna dibedakan atas.
1.
Meluas,
cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata
|
Dulu
|
sekarang
|
Berlayar
|
Mengarungi laut dengan memakai kapal layar
|
Mengarungi lautan dengan alat apa saja
|
Putera-puteri
|
Dipakai untuk sebutan anak-anak raja
|
Sebutan untuk semua anak laki-laki dan perempuan
|
2.
Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna dahulu
Kata
|
Dulu
|
Sekarang
|
Sekarang
|
Sebutan untuk semua orang cendikiawan
|
Gelar untuk orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi
|
Madrasah
|
Sekolah
|
Sekolah yang mempelajari ilmu agama Islam
|
b. Berdasarkan nilai rasanya, perubahan
makna dibedakan atas :
1.
Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat
yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh:
-
Kata wanita dirasakan
lebih baik nilainya daripada perempuan
-
Kata istri atau nyonya dirasakan
lebih baik daripada kata bini.
2.
Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah.
Arti
baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya.
Contoh:
-Kata perempuan sekarang
dirasakan lebih rendah artinya
-Kata bini sekarang
dirasakan kasar
C. Pergeseran
Makna
Pergeseran
makna dibedakan atas 2 macam:
1.
Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan
sifat.
Contoh:
-
Tasya menyikat giginya
sampai bersih
-
Pencuri
itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
2.
Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan
antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
-
Sayur
itu rasanya pedas sekali
-
Kata-katanya
sangat pedas didengar.
D. Relasi
Makna
1.
Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan
pengucapan.
Contoh
:
-
Bisa berarti ;
· Dapat, sanggup
· racun
-
Buku berarti ;
· Kitab
· antara ruas dengan ruas
2. Homograf adalah dua buah kata atau
lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
-
Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
-
Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
-
Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
3.
Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
-
Bang dengan bank
-
Masa dengan massa
4.
Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan
pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
-
Pintar dengan pandai
-
Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya
dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang
membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup.
2.3 Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan
Slang
A. Kata ilmiah merupakan kata-kata
logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
B. Kata popular adalah kata yang biasa
digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut
adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.
Kata Ilmiah
|
Kata Popular
|
Analogi
Frustasi
Final
Diskriminasi
Prediksi
Kontradiksi
Format
Anarki
Biodata
Bibliografi
|
kiasan
rasa kecewa
akhir
perbedaan perlakuan
ramalan
pertentangan
ukuran
kekacauan
biografi singkat
daftar pustaka
|
c. Jargon adalah kata-kata yang
mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap aneh kata ini
juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan terterntu
(dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya
:
populasi,
volume, abses, H2O,dan sebagainya.
d. Kata slang dihasilkan dari salah
ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk
mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat sementara,kalau
sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa.
Contohnya
:
asoy,
manatahan dan sesuatu ya .
2.4 Pilihan Kata dan Penggunaanya
1. Kata dari dan daripada
Contoh
:
-
Kertas
itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
-
Peristiwa
itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan
sebab)
-
Buku
itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan
alasan)
2. Kata pada dan kepada
Contoh
:
-
Buku
catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
-
Saya
ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3. Kata di dan ke
Contoh
:
-
Atik
sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
-
Di saat usianya suadah lanjut,
orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
4. Kata dan dan dengan
Contoh
:
-
Ayah
dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
-
Ibu
memotong kue dengan pisau
5. Kata antar dan antara
Contoh
:
-
Kabar
ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
-
Dia
akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kreativitas
dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau
ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam
menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan
penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang
tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga
harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai persamaan
yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya
dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.
3.2 Saran
Penulis
mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini mengenai
pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua pembaca
untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari
diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam
menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami
dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Moeliono,
Anton, 1991. Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugono,
Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta.
Amran,
Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika
Pressindo.
Adi, Tri.
2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset,
Yogyakarta.
Rahaedi,
Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi. Erlangga. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar