Senin, 05 Desember 2016

makalah pengaruh iklim tropika terhadap pertanian



MAKALAH


TENTANG
PENGARUH IKLIM TROPIKA TERHADAP PERTANIAN
Logo Unix






    

          
       OLEH :
     






     DOSEN :
     










PROGRAM STUDI          FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI
TELUK KUANTAN
2016 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Pengaruh Iklim Tropika Terhadap Pertanian” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
           




                                                                      Taluk Kuantan,   Juli 2016



    Penyusun

 


DAFTAR ISI


Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1  Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3  Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1  Pengertian Iklim............................................................................................... 3
2.2  Pengaruh Iklim Tropika Terhadap Pertanian.................................................. 4
2.3  Sistem Bertanam Daerah Tropika................................................................... 5
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 9
3.1  Kesimpulan...................................................................................................... 9
3.2  Saran................................................................................................................. 9
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................. 10











BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Perubahan iklim terjadi di berbagai belahan dunia, sehingga menyebabkan perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Alam yang salah atau akibat ulah manusia yang serakah sehingga merusak alam, menurut beberapa ahli di Indonesia perubahan iklim akan menyebabkan: (a) seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami peningkatan curah hujan. Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim hujan.
Di wilayah Indonesia bagian selatan, musim hujan yang makin pendek akan menyulitkan upaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) apabila tidak tersedia varietas yang berumur lebih pendek dan tanpa rehabilitasi ja-ringan irigasi. Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan risiko kekekeringan. Sebaliknya, di wilayah Indonesia bagian utara, meningkatnya hujan pada musim hujan akan meningkatkan peluang indeks penanaman, namun kondisi lahan tidak sebaik di Jawa. Tren perubahan ini tentunya sangat berkaitan dengan sektor pertanian.
Strategi antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan aspek kunci yang harus menjadi rencana strategis Departemen Pertanian dalam rangka menyikapi perubahan iklim. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian yang tahan (resilience) terhadap variabilitas iklim saat ini dan mendatang. Upaya yang sistematis dan terintegrasi, serta komitmen dan tanggung jawab bersama yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan guna menyelamatkan sektor pertanian. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu disusun kebijakan kunci Departemen Pertanian dalam rangka melaksanakan agenda adaptasi mulai tahun 2007 sampai 2050, yang meliputi rencana aksi yang bersifat jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengkaji dan membahas masalah perubahan iklim khususnya yang terjadi pada sektor pertanian. Dalam makalah ini pemulis akan membahas tentang iklim tropis yang ada di Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian iklim?
2.     Apa pengaruh iklim tropika terhadap pertanian?
3.     Bagaimanakah sistem bertanam daerah tropika?

1.3  Tujuan
1.     Mengatahui pengertian iklim
2       Mengatahui pengaruh iklim tropika terhadap pertanian
3       Mengatahui sistem bertanam daerah tropika
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Iklim
Iklim adalah suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat sulit dikendalikan. Dalam praktik iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah yang luas dalam jangka waktu yang lama.Karena iklim berlaku tetap, maka penelitian tentang iklim dilakukan dengan, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai engan kebutuhan,kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi.
Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya hayati untuk memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan sumber energi. Bagian terbesar penduduk dunia adalah bermata pencaharian dalam bidang – bidang pertanian dan pertanian juga mencakup berbagai bidang,tetapi pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.Dampak perubahan iklim bukan hanya soal naiknya permukaan laut atau perubahan suhu permukaan Bumi. Lebih penting lagi dampak perubahan iklim yang dapat dirasakan secara dekat dan nyata adalah dapat menyebabkan kerentanan pangan. Perubahan iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata sektor pertanian dalam menjaga keberlansungan produksi pangan.
Tidak hanya menjadi perhatian pada forum internasional, perubahan iklim telah menjadi isu strategis nasional berbagai negara dalam menghadapi fenomena tersebut. Seiring dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.

2.2  Pengaruh Iklim Tropika Terhadap Pertanian
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuhan dan hewan. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan didukung oleh iklim yang bagus untuk perkembangan usaha pertanian. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris yaitu dimana sebagian besar penduduk indonesia bekerja pada bidang pertanian.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka pertanian di Indonesia juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pertanian berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang di peroleh oleh manusia dalam menciptakan pertanian yang mampu menghasilkan produk pertanian yang dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia.
Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan pertanian, karena pada umumnya tanaman pertanian tidak mampu hidup pada iklim yang terlalu panas atau terlalu dingin. Namun bagi negara di daerah tropis seperti Indonsia iklim bukanlah faktor yang dapat memnghambat perkembangan pertanian, karena daerah tropis hanya mengalami dua musim yaitu musim panas dan musim hujan. Sehingga dengan keadaan iklim yang seperti ini dapat diatur kapan musim tanam yang bagus untuk tanaman pertanian, dengan harapan menghasilkan produk pertanian yang memuaskan.
Daerah tropis adalah daerah yang sangat cocok untuk perkembangan pertanian dibandingkan dengan daerah lain di dunia. Karena daerah tropis memiliki pencahayaan matahari yang cukup untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini berbeda dengan daerah subtropis maupun daerah lain yang hanya memiliki 1/4 musim panas dalam satu tahun. Akan tetapi melihat keadaan sekarang kita merasa miris karena pertanian di daerah tropis khususnya Indonesia sangat jauh tertinggal dengan pertanian yang ada di daerah yang memiliki 4 musin seperti Jepang.
Seharusnya ini menjadi fokus perhatian kita. Apa sebenarnya yang menyebabkan perkembangan pertanian Indonesia tertinggal jauh dengan perkembangan pertanian negara luar ?. Dilihat dari daerahnya tentu cara pengolahan atau proses perkembangan pertanian di daerah tropis memiliki perbedaan dengan daerah lainnya. Maka dalam tulisan ini penulis akan menjelaskan sedikit tentang perkembangan pertanian dan sistem bertanam pada daerah tropis. Tujuannya adalah dapat meningkatkan kemauan para petani didaerah tropis untuk mengembangkan pertanian sehingga mampu menjadi negara yang mampu berswasemabada.

2.3  Sistem Bertanam Daerah Tropika
Daerah tropis kering dicirikan oleh adanya perbedaan yang nyata antara musim penghujan dan kemarau. Di daerah semacam ini dibutuhkan sistem pertanaman yang menghasilkan pangan yang cukup dan bergizi, meskipun terjadi variasi curah hujan yang sangat tinggi dari tahun ke tahun dan musim kemarau yang panjang. Hasil pertanian yang tinggi tergantung pada pemanfaatan curah hujan selama musim hujan dan air yang tersimpan di dalam tanah selama musim kering.
Krisis ekonomi dan perubahan iklim di Asia dan Pasifik telah membuktikan kelemahan-kelemahan tersebut, dan dampaknya pada kegagalan panen yang pada akhirnya mempengaruhi perekonomian petani bahkan perekonomian nasional. Curah hujan yang lebih rendah dari yang diperkirakan berpengaruh terhadap penyiapan lahan dan gangguan pertumbuhan tanaman. Hal ini menyebabkan penyempitan luas tanam dan produksi rendah. Krisis ekonomi berdampak pada harga dan ketersediaan sarana produksi pertanian.
Penerapan sistem tumpang sari pada bedeng permanen mengurangi ketergantungan petani terhadap berbagai masalah seperti pendanaan dan iklim serta memperbaiki jumlah dan kualitas gizi pangan yang dihasilkan.


1.      Sistem Perladangan Berpindah
Pada awalnya, sistem perladangan berpindah terjadi saat pertama kali manusia mengenal bercocok tanam. Manusia pada waktu itu belum mengenal pengelolaan lahan dan teknologi yang digunakan karena tingkat pengetahuan yang masih rendah , sehingga sistem perladangan ini disebut sistem asal tanam. Ladang Berpindah adalah kegiatan pertanian yang dilakukan dengan cara berpindah-pindah tempat. Ladang dibuat dengan cara membuka hutan atau semak belukar. Pohon atau semak yang telah ditebang setelah kering kemudian dibakar. Setelah hujan tiba, ladang kemudian ditanami dan ditunggu sampai panen tiba. Setelah ditanami 3 – 4 kali, lahan kemudian ditinggalkan karena sudah tidak subur lagi.
Akibat yang ditimbulkan dari sistem perladangan berpindah ini adalah menurunnya kesuburan lahan dengan cepat karena belum mengenal pemupukan. Ketika lahan sudah tidak produktif lagi, mereka pindah lalu membuka hutan baru atau kembali mengerjakan lahan yang sudah lama ditinggal dan sudah pulih kesuburan tanahnya. Namun dinegara lain, seperti Afrika, sistem pertanian berpindah ini bukan lagi beronotasi negatif. Dengan teknologi yang terus diperbaiki, sistem ini merupakan alternatif yang cocok untuk dikembangkan.
2.      Sistem Tadah Hujan Semi Intensif dan Intensif
Sistem bertanam adalah pola-pola tanam yang digunakan petani dan interaksinya dengan sumber-sumber alam dan teknologi yang tersedia. Sedangkan pola tanam adalah penyusunan cara dan saat tanam dari jenis-jenis tanaman yang akan ditanam berikut waktu-waktu kosong (tidak ada tanaman) pada sebidang lahan tertentu. Pola tanam ini mencakup beberapa bentuk sebagai berikut:
v Multiple Cropping (Sistem Tanam Ganda)
Multiple cropping adalah sistem penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun. Sistem pertanian ganda ini sangat cocok bagi petani dengan lahan sempit di daerah tropis, sehingga dapat memaksimalkan produksi dengan input luar yang rendah sekaligus meminimalkan resiko dan melestarikan sumberdaya alam.

v Seguantial Cropping (Pergiliran Tanaman)
Seguantial cropping adalah sistem penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada sebidang lahan dalam satu tahun, dimana tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama dipanen. Demikian pula bila ada tanaman ketiga, tanaman ini ditanam setelah tanaman kedua dipanen.
v Maximum Cropping (Siatem Tanam Maksimum)
Maximum cropping adalah pengusahaan lahan untuk mendapatkan hasil panen yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan aspek ekonomisnya (biaya, pendapatan atau keuntungan) dan apalagi aspek kelestarian produksinya dalam jangka panjang.
v Sole Cropping atau Monoculture (Sistem Tanam Tunggal)
Monoculture adalah sistem penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan periode waktu yang sama. Penataan tanaman secara tunggal dilaksanakan di atas tanah dan dalam waktu tertentu (sepanjang umur tanaman) hanya ditanam satu jenis tanaman. Setelah dilakukan penanaman dengan satu tanaman, dan selanjutnya tanah tersebut ditanam kembali dengan jenis tanaman yang sama atau jenis tanaman lain.
3.      Sistem Irigasi
Irigasi adalah pemberian air kepada tanah di mana tanaman tumbuh sehingga tanaman tidak mengalami kekurangan air selama hidupnya. Pengairan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha penigkatan produksi pertanian melalui pancausahatani. Air adalah syarat mutlak bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Air dapat berasal dari air hujan dan pengairan yang diatur oleh manusia. Kedua hal tersebut harus disesuaikan agar tanaman benar-benar mendapatkan air yang cukup, tidak kurang dan tidak pula berlebih. Pengairan ini meliputi pengaturan kebutuhan air bagi tanaman berarti juga termasuk dreanase.
Tujuan dari iragasi yang utama adalah untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan air bagi keperluan pertumbuhan. Manfaat lain tersedianya air irigasi adalah :
a.       Mempermudah untuk pengolahan tanah
b.       Membantu mengatur suhu tanah dan tanaman
c.       Membatu proses pemupukan agar dapat terserap oleh tanaman secara maksimal
d.       Mencegah tumbuhnya tanaman pengganggu
























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Pertanian dapat berkembang tergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian. Pertanian di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup nyata yaitu dimulai dari pemburu dan pengumpul, pertanian primitif, pertanian tradisional, pertanian modern dan sekarang menuju pada pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Sistem bertanam pada daerah tropika berbeda dengan daerah yang memiliki iklim sedang dan dingin.
Pada daerah tropika ada lima bentuk sistem bertanam yang sering digunakan yaitu sistem perladangan berpindah, sistem tadah hujan semi intensif, sistem tadah hujan intensif, sistem irigasi, sistem campuran tanaman semusim dan sistem campuran tanaman tahunan. Tujuan dari penerapan sistem bertanam pada daerah tropika ini adalah untuk meningkatkan hasil produk pertanian dengan biaya produksi yang rendah dan tetap dapat menjaga kesuburan tanah dan melistarikan lingkungan.

3.2  Saran
Indonesia sebagai salah satu negara yang beriklim tropis mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pertanian jauh lebih bagus dibandingkan dengan daerah subtropis dan lainnya. Hal ini didukung dengan faktor iklim yang bagus, curah hujan cukup dan penyiran matahari yang memadai. Oleh sebab itu, kita perlu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sehigga dapat mengelola sumber daya alam yang melimpah di negara kita ini, dengan harapan kita mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan perkembangan pertanian.




DAFTAR PUSTAKA

Soetriono, Suwandari dan Rijanto. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Bayu Media Publishing, Malang.
Soverda, Nerty. Dkk (Tim Penulis Dasar-dasar Agronomi). 2010. Diktat Dasar-dasar Agronomi. UNJA, Jambi.
Sukoco, Y. 2006. Pertanian Masa Depan (terjemahan). Kasinus, Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar