KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Ahlak Mahmudah Dan Mazmumah “.
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar........................................................................................................... i
Daftar
Isi.................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3
Tujuan Makalah.............................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
2.1
Pengertian Akhlak.......................................................................................... 3
2.2
Pengertian Akhlak Mahmudah
(Terpuji)....................................................... 3
2.3
Pengertian Akhlak Mazmumah
(Tercela)...................................................... 4
2.4
Mahmudah Melahirkan Insan Yang Bertakwa............................................... 6
BAB
III PENUTUP.................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 10
3.2 Saran.............................................................................................................. 10
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam
penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam
mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat
atau tabiat.
Berdasarkan istilah, akhlak berarti
kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan
buruk.
Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali
adalah sifat yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang
mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan
yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba
dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk
pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul
terhadap semua makhluk (alam semesta).
Bagi seorang muslim, akhlak yang
terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena
sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang
terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh
kaum Muslimin.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian akhlak?
2. Apa pengertian akhlak
mahmudah (terpuji)?
3. Apa pengertian akhlak
mazmumah (tercela?
4. Apakah akhlak mahmudah melahirkan insan yang bertakwa?
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian
akhlak
2. untuk mengetahui pengertian
akhlak mahmudah (terpuji)
3. untuk mengetahui pengertian
akhlak mazmumah (tercela
4. untuk mengetahui apakah akhlak mahmudah
melahirkan insan yang bertakwa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Akhlak
Akhlak berasal dari kata “akhlaq”
yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai,
budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau
Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak
yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam
Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak
baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya,
ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup
bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa
bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara
benar dan sebagainya.
Masyarakat dan bangsa yang
memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan tamadun dan kejayaan
yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang penyair
Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila
akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu".
Akhlak yang mulia yaitu akhlak
yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan
mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan
meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah,
mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar,
seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat
yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar
dan beriman kepada Allah”
Akhlak yang buruk itu berasal
dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq
(munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati
yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan
baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan
lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk
masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada
bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat
41 yang Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).” (Q.S. Ar-Ruum: 41).
2.2 Pengertian
Akhlak Mahmudah (Terpuji)
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah
perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana,
rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun,
tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung
jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan
tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur,
tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif,
akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil,
rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan
remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.
1.
Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah
Dalam pembahasan ini kami akan
menjabarkan akhlak mahmudah yang meliputi ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil
dan amanah.
a. Ikhlas
Kata ikhlas mempunyai beberapa
pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan
perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan
arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, “Aku pernah
bertanya kepada Jibril tentang ikhlas.
Lalu Jibril berkata, “Aku telah
menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah
satu dari rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai
dari kalangan hamba-hamba-Ku.”
Keikhlasan seseorang ini, akan
menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat
ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih dari
sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta
kesejahteraan.
b. Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’
(memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti
memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah
SWT: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan
titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia
agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).
Dalam ayat lainnya, Allah juga
berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka mereka semua enggan memikulnya karena mereka khawatir akan
mengkhianatinya, maka dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat zalim dan bodoh…” (QS. 33:72).
c. Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan
sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak
berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu
adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi
Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika
bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah,
dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan
yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang dengan
dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
d. Bersyukur
Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu
al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji
(atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah :
Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya.
Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat
tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
2.3 Pengertian
Akhlak Mazmumah (Tercela)
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah
perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya :
hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat,
iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa,
marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa,
ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan
dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi
narkoba), israaf, tabdzir.
Dalam konteks pembahasan Akhlak
itu, maka akhlak dapat di bagi kepada 3
(tiga) bagian yaitu :
1.
Akhlak kepada Allah SWT, Akhlak
kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.
2.
Akhlak kepada MakhlukNya, Akhlak
kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti
Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.
3.
Akhlak kepada Lingkungan
Akhlak
kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta alam),
seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.
Contoh Sifat
Mazmumah (Tercela) yaitu:
1. Penyakit
hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri:
Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau
keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap
orang lain, misalnya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang
kepadanya kita iri atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini
dibiarkan tumbuh didalam hati, maka akan muncul perselisihan, permusuhan,
pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan, seperti yang terjadi pada kisah Qabil
dan Habil.
2. Penyakit
hati disebabkan karena perasaan dengki.
Dengki artinya merasa tidak senang
jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan berusaha agar kenikmatan tersebut
cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau orang
lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat iri. Hanya saja
sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan, permusuhan,
menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain.
3. Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud
dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah tindakan yang jahat dan
menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat seseorang dan
juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus ditutupi.
Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki dan hasud itu
adalah suatu penyakit.
Pada mulanya iri yaitu perasaan
tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika
dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian
jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu
hasud.
2.4 Akhlak
Mahmudah Melahirkan Insan Yang Bertakwa
Sifat Mahmudah atau juga dikenali
dengan akhlak terpuji ialah sifat yang lahir didalam diri seseorang yang
menjalani pembersihan jiwa dari sifat-sifat yang keji dan hina (sifat
mazmumah). Sifat Mazmumah boleh dianggap seperti racun-racun yang boleh
membunuh manusia secara tidak disedari dan sifat ini berlawanan dengan sifat
mahmudah yang sentiasa mengajak dan menyuruh manusia melakukan kebaikan. Oleh itu, dalam Islam, yang menjadi pengukur
bagi menyatakan sifat seseorang itu sama ada baik atau buruk adalah berdasarkan
kepada akhlak dan perilaku yang dimilik oleh seseorang.
Dalam mengamalkan sifat-sifat
mahmudah atau etika hidup yang murni, ia merangkumi banyak aspek antaranya :
1.
Akhlak Terhadap Diri
Sendiri, seperti menjaga kesihatan diri, membersih jiwa daripada akhlak yang
buruk dan keji serta tidak melakukan perkara-perkara maksiat.
2.
Akhlak Terhadap
Keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik antara suami isteri,
berbuat baik kepada kedua ibu bapa, menghormati yang lebih tua dan mengasihi
orang-orang muda daripada kita.
3.
Akhlak Terhadap
Masyarakat, seperti sentiasa menjaga amanah, menepati janji, berlaku adil,
menjadi saksi yang benar dan sebagainya.
Akhlak dapat dibentuk dengan baik
sekiranya kita benar-benar mengikuti lunas-lunas yang telah disyariatkan oleh
Allah dan Rasul-Nya. Antara jalan terbaik untuk membentuk akhlak yang mulia
ialah :
1.
Mempunyai Ilmu
Pengetahuan. setiap mukmin perlu mempelajari apakah yang dimaksudkan dengan
akhlak terpuji (akhlak mahmudah) dan tahu membezakan dengan akhlak yang keji (
akhlak mazmumah ).
2.
Menyedari Kepentingan
Akhlak Yang Diamalkan. Ini kerana akhlak merupakan cermin diri bagi seseorang
muslim dan membawa imej Islam, malahan daya tarikan Islam juga bergantung
kepada akhlak yang mulia.
3.
Mempunyai Keazaman
Yang Tinggi, melalui keazaman yang tinggi dan kuat sahajalah jiwa seseorang
dapat dibentuk untuk benar-benar menghayati sifat yang mulia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah ditakdirkan untuk menjalani
peringkat hidup duniawi di atas muka bumi ini. Sedari detik itu sehingga kini,
manusia terus menjalani hidup dengan berbagai cara dan peristiwa yang membentuk
sejarah dan tamaddun manusia. Sifat dan keperibadian manusia penuh pertentangan
dan beraneka ragam. Manusia bukan makhluk sosial semata-mata malah bukan jua
diciptakan untuk mementingkan diri sendiri semata-mata.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam diutuskan kepada manusia untuk
menyempurnakan akhlak sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah SAW.
Dengan akhlak Rasulullah memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, menyeru
manusia kepada tauhid dan dengan akhlak jualah baginda menghadapi musuh di
medan perang.
DAFTAR
PUSTAKA
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1996.
Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak),
(Terj), Farid M’aruf, dari judul asli al-Akhlak,
Jakarta:Bulang Bintang, 1983.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar