KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Budidaya Tanaman Kacang Kedelai “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat
jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Juli 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB
III PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1
Penyiapan Benih.............................................................................................. 3
2.2
Pengolahan Media Tanam............................................................................... 4
2.3
Setelah
Pemeliharaan
Tanam.......................................................................... 6
2.4
Hama Dan Penyakit......................................................................................... 6
2.5
Proses Panen.................................................................................................... 9
2.6
Proses Pasca Panen.......................................................................................... 11
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 13
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saat ini tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan
yang penting setelah beras disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan.
Karena hampir 90% digunakan sebagai bahan pangan maka ketersediaan kedelai
menjadi faktor yang cukup penting (Anonimous, 2004c). Selain itu, kedelai juga
merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting
sebagai sumber protein nabati untuk peningkatan gizi dan mengatasi penyakit
kurang gizi seperti busung lapar Perkembangan manfaat kedelai di samping
sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai
penurun cholesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Selain itu,
kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit kanker.
Oleh karena itu, ke
depan proyeksi kebutuhan kedelai akan meningkat seiring dengan
kesadaran masyarakat tentang makanan sehat. Produk kedelai sebagai bahan olahan pangan berpotensi dan berperan dalam
menumbuhkembangkan industri kecil menengah bahkan sebagai komoditas ekspor. Kebutuhan kedelai pada tahun 2004 sebesar 2,02 juta ton,
sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 0,71 juta ton dan kekurangannya
diimpor sebesar 1,31 juta ton (Anonimous 2005c) Hanya sekitar 35% dari total
kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.
Upaya untuk menekan laju impor tersebut dapat ditempuh
melalui strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan
efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk,
peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, perbaikan sistem permodalan,
pengembangan infra struktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha
(Anonimous, 2004c; 2005c). Mengingat Indonesia dengan jumlah penduduk yang
cukup besar, dan industri pangan berbahan baku kedelai berkembang pesat maka
komoditas kedelai perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di dalam negeri
untuk menekan laju impor (Anoniomus, 2005b).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
teknik Penyiapan Benih?
2. Bagaimana Pengolahn Media Tanam?
3. Bagaimana Pemeliharaan Tanam?
4. Bagaimana
mengendalikan Hama Dan Penyakit?
5. Bagaimana
proses Panen?
6. Bagaimana
proses Pasca Panen?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui teknik Penyiapan Benih.
2. Untuk
mengetahui Pengolahn Media Tanam.
3. Untuk
mengetahui Pemeliharaan Tanam.
4. Untuk
mengetahui mengendalikan Hama Dan Penyakit.
5. Untuk
mengetahui proses Panen.
6. Untuk
mengetahui proses Pasca Panen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyiapan Benih Dan Pengolahan Media Tanam
1.
Penyiapan
benih
Pada
tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau kacang-kacangan lain,
berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam
bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara. sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10
cc;
Selain
itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik adalah:
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapaan
Persiapan
tanam pada tanah tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali
pencangkulan. Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari,
pencangkulan ke 2 sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan
membersihkan tanah dari sisa-sia akar. Jarak antara waktu
pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu.
2. Pembentukan bedengan
Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan
ataupun denga bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase,
maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m. namun pada
praktikum kali ini mahsiswa tidak dibebabankan dalam pembuatan bedengan,
bedengan sudah langsung jadi dan hanya langsung melakukan penanaman.
3. Waktu tanam
Pemilihan
waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena
banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan
berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir
musim penghujan,
2.2 Pemeliharaan Tanam
1. Penjarangan Dan Penyulaman
Kedelai
mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang
ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih
kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru
yang telah dicampur Legin atau Nitrogen.
2. Penyiangan
Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3
minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida. Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha
1. Pembumbunan
Pembubunan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran
tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
2. Pemupukan
Dosis
pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah. Pada
tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan
tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan
hasil. Dosis pupuk yang di anjurkan secara tepat adalah sebagai berikut:
a. Sawah kondisi tanah subur: pupuk
Urea=50 kg/ha.
b. Sawah kondisi tanah subur sedang:
pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
c. Sawah kondisi tanah subur rendah:
pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
d. Lahan kering kondisi tanah kurang
subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;
e. Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha
dan KCl=50-75 kg/ha.
Namun pada praktikumkali ini hanya
menggunakan pupuk NPK Phosnka.
3. Pengairan Dan Penyiraman
Kedelai
menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini
dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen,
tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan kematian
apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya. kekeringan pada masa
pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan kegagalan panen.
Di lahan
sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada
irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu
tanamnya dan pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan
tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah
penguapan air secara berlebihan. Apabila ada irigasi dan
tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus diairi.
Caranya
tanaman digenangi air selama 30-60 menit. Pengairan seperti ini diulangi setiap
7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi penuh. Pada tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan
meyebabkan akar membusuk. Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran
drainase di setiap 3-4 meter lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam. Hal
ini terutama dilakukan pada saat musim hujan.
4. Waktu Penyemprotan
Pestisida
Penyemprotan
pestisida dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantung jenis hama dan pola
penyerangannya.
1. Lalat bibit, diberi insektisida
Marshal 200 EC, dicampur dengan benih,dilakukan sebelum benih ditanam.
2. Ulat prodenia dilakukan penyemprotan
dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Huslation 40 EC, Thiodon 35 EC dan Barudin
60 EC sebanyak 2 kali seminggu setelah ditemukan telur.
3. Wereng kedelai atau kumbang daun,
disemprot dengan insektisida Surecide 25 EC, Kharpos 50 EC,
Hosthathion 40 EC, Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau Tamaron pada tanaman
setelah berumur di atas 20 hari.
4. Kepik coklat disemprot dengan
Azodrin 15 WSC, Diazinois 60 EC dan Dusban 20 EC atau Bayrusil
setiap 1-2 minggu, setelah tanam 50 hari.
5. Ulat penggerek polong, disemprot
dengan insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35
EC pada waktu pembentukan polong.
2.3 Hama Dan Penyakit
1. Hama
a.
Aphis
SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm
berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan
virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa
pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: menanam kedelai pada
waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan,
kapas-kapasan atau kacangkacangan; membuang bagian tanaman
yang terserang hama dan membakarnya; menggunakan musuh alami (predator
maupun parasit); penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian
atas dan bawah.
b.
Ulat
polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini
bertelur di bawah daun buah, setelah
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian: kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian: kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
c.
Kepala
polong (Riptortis Lincearis)
Gejala:
polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
d.
Lalat
kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian: Saat benihditanam, tanah diberi Furadan 36,
kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu
setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan
insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume
larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1
bulan.
e.
Kepik
hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok.
Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam
bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke
polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara
1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji
bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
f.
Ulat
grayak (Prodenia Litura)
Seranggan: mendadak dan dalam jumlah
besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya
3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350
butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol,
memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.
Pengendalian: (1) dengan cara
sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari(saat ulat menyerang tanaman)
beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan
Basudin 50 EC.
2. Penyakit
a. Penyakit layu lakteri (Pseudomonas
solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat
tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi.
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian:
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian:
(1) biji yang ditanam sebaiknya dari
varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran
tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit
tersebut. Pemberantasan: belum ada.
(2) Penyakit layu (Jamur tanah :
Sclerotium Rolfsii)
Penyakit
ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak
tanam pendek. Gejala: daun sedikit demi sedikit
layu,
menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air
menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air
(3) Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit
ini menyerang polong menjelang berisi. Penularan melalui singgungan tanam
karena jarak tanam terlalu dekat. Gejala: bunga, buah dan
daun mengecil. Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion
500 EC.
(4) Virus mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang Yang diserang
daun dan tunas. Penularan vektor
penyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).
Gejala: perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian: penanaman varietas yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion 500 EC.
penyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).
Gejala: perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian: penanaman varietas yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion 500 EC.
2.5 Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah
menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah
mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau
polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan
kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas
berhamburan.
Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering
dan lepas dari cabangnya. Perlu diperhatikan umur kedelai yang
akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian
tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi
dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada
umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betulbetul sempurna dan merata.
2. cara panen
Pemungutan
hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat
dijemur.
a) Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah
perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses
pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang
batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan
cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai
yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b) Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang
biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak
terlalu banyak menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang
tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat
goncangan bisa ditekan.
Pemungutan
dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan
bintilbintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi
tertinggal di dalam tanah.Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara
mencabut sukar dilakukan,maka dengan memotong akan lebih cepat
3. Periode panen
Mengingat
kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak
benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap,
beberapa kali.
Hasil
panen sementara belum diketahui, dikarenakan waktu panen belum mencukupin,
namun hasil panen di konfersikan dari satu hektar menjadi 6 meter persegi,
dapat di hasilkan yaitu masing hasil panen komoditas kacang kedelai di indonsia
rata rata 2 ton/hektar. Hasil yang di dapt ialah 1,2 kg/ 6 M/segi.
2.6 Pasca Panen
1. Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil
panen hendaknya segera dijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas
tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering
sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah
dikeluarkan.
Agar kedelai kering sempurna, pada saat
penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali. Pembalikan juga
menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji
lepas dari polongnya. Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah
bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.
Biji kedelai yang akan digunakan
sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih
dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai
betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.
Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk
memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul
tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai
sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat
pemotong padi. Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan.
Biji yang terpisah kemudian ditampi
agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput
dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar
airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan
dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil
panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
3. Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai
tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya
kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini
ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah
atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan
sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saat ini tanaman kedelai merupakan salah satu bahan pangan
yang penting setelah beras disamping sebagai bahan pakan dan industri olahan.
Karena hampir 90% digunakan sebagai bahan pangan maka ketersediaan kedelai
menjadi faktor yang cukup penting (Anonimous, 2004c). Selain itu, kedelai juga
merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting
sebagai sumber protein nabati untuk peningkatan gizi dan mengatasi penyakit
kurang gizi seperti busung lapar Perkembangan manfaat kedelai di samping
sebagai sumber protein, makanan berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai
penurun cholesterol darah yang dapat mencegah penyakit jantung.
Selain itu, kedelai dapat berfungsi sebagai antioksidan dan
dapat mencegah penyakit kanker. Oleh karena itu, ke depan proyeksi kebutuhan
kedelai akan meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat
tentang makanan sehat. Hasil panen sementara belum diketahui, dikarenakan waktu
panen belum mencukupin, namun hasil panen di konfersikan dari satu hektar
menjadi 6 meter persegi, dapat di hasilkan yaitu masing hasil panen komoditas
kacang kedelai di indonsia rata rata 2 ton/hektar. Hasil yang di dapt ialah 1,2
kg/ 6 M/segi
DAFTAR PUSTAKA
Copas..
BalasHapusPindahkan kemana
BalasHapus