Senin, 05 Desember 2016

HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAMBU BIJI



MAKALAH
AGROKLIMATOLOGI

TENTANG
HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAMBU BIJI
Logo Unix


    

     


OLEH :
  DASRIL IRAWAN
   SEMESTER 2

  DOSEN : MUSLIM
    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI
TELUK KUANTAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAMBU BIJI “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
           




Taluk Kuantan,    Juni 2015


                         Penyusun

 

 

DAFTAR ISI


Kata Pengantar............................................................................................................. .................................................................................................................................... i
Daftar Isi...................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. .................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. ............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. ............................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................... ............................................................................................................................... 2
BAB II PEBAHASAN.................................................................................................. .................................................................................................................................... 3
2.1 Pengaruh Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim Terhadap Tanaman......................... .............................................................................................................................. 3................................................................................................................................
2.2 Syarat Iklim Untuk Pertumbuhan Jambu Biji.................................................. .............................................................................................................................. 8
2.3 Jenis - Jenis Jambu Biji Dan Pembudidayaan untuk meningkatkan produksi .............................................................................................................................. 7................................................................................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................... ................................................................................................................................. 21
3.1  Kesimpulan...................................................................................................... ............................................................................................................................ 21
3.2  Saran................................................................................................................ ............................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... ................................................................................................................................. 22










BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Jambu biji sering disebut dengan nama jambu klutuk, tanaman jambu klutuk ini adalah tanaman tropis yang berasal dari brazil dan disebarkan di Indonesia melalui Negara Thailand. Di Indonesia untuk menemukan tanaman yang satu ini tidaklah susah, hampir disetiap daerah pasti ada tanaman jambu biji. Biasanya tanaman ini terdapat diladang rumah-rumah warga, di pedesaan maupun di perkotaan juga kita masih dapat menjumpai tanaman ini.
 Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk keperluan konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tetapi pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare, disentri, radang usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai kandungan zat tanin sebagai astringent dan anti mikroba.
Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban udara.
Dalam budidaya tanaman jambu biji angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Sayangnya Sekarang Ini Sangat Sulit Untuk Mempresiksikan Cuaca Karena Keadaan cuaca yang ekstrim

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apakah pengaruh unsur-unsur cuaca dan iklim terhadap tanaman ?
2.     Apakah syarat iklim untuk pertumbuhan jambu biji ?
3.     Apakah jenis - jenis jambu biji dan pembudidayaan untuk meningkatkan produksi?
1.3  Tujuan Makalah
1.     Untuk mengetahui apakah pengaruh unsur-unsur cuaca dan iklim terhadap tanaman
2.     Untuk mengetahui apakah syarat iklim untuk pertumbuhan jambu biji
3.     Untuk mengetahui apakah jenis - jenis jambu biji dan pembudidayaan untuk meningkatkan produksi
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengaruh Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Terhadap Tanaman
1.     Pengaruh Suhu dan Radiasi Matahari
 Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan proses-proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi.
Produksi gugus karbohidrat netto harian pada tanaman merupakan produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi pemanfaatan untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin tinggi intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu udara yang rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin tinggi. Fotosintesis : 6H2O + 6CO2 + Energi PAR → C6H12O6 (glukosa) + 6O2. Respirasi : C6H12O6 + O2 → 6O2 + 6H2O + Energi Proses fotosintesis dan respirasi tergantung pada pengaruh radiasi surya, gas CO2 dan O2 di atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah), pengaruh suhu udara dan suhu tanah.
Sedangkan seluruh unsur khususnya iklim mikro di sekeliling tumbuhan saling berinteraksi. Dapat disimpulkan fotosintesis dan respirasi dipengaruhi langsung oleh unsur cuaca/iklim utama yaitu radiasi surya dan suhu sebagai faktor utama (main factors) dan unsur-unsur lainnya sebagai pendukung (cofactors). Radiasi surya (matahari) terdiri atas :
·        intensitas radiasi (kal/cm2/menit , W/m2) Radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan  perkembangan, kuantitas produksi dan mutu hasil panen
·        intensitas cahaya/PAR (foot candle, lux, lumen) adalah ketersediaan cahaya sebagai sumber energi untuk pembuatan karbohidrat.
·        lama penyinaran (jam/hari, %)
·        panjang hari (jam/hari). Pengaruh suhu terhadap tanaman terutama pada proses fisiologi tanaman seperti : bukaan stomata (mulut daun), laju transpirasi, laju penyerapan nutrisi dan air, fotosintesa dan respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh proses diatas. Jika melewati titik optimum maka proses tersebut mulai dihambat baik secara fisik maupun kimia, dan menurunnya aktivitas enzim).

2.     Pengaruh Angin dan Kecepatan Angin
 Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan.
Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara. Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman.
Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan  pembenihan alamiah . Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki.

Selain itu angin merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama san penyakit yang akan sangat merugikan. Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin.
Alat untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Kecepatan angin dapat diukur dalam satuan meter per detik, kilometer per jam, atau knot (1 knot– sekitar 0,5 m/s). Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360°, selatan 180°, timur 90°, barat 270°, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang dari darat menuju lautan dan angin laut, yaitu angin yang menuju darat dari lautan.
3.     Pengaruh Curah Hujan
Curah hujan (mm) mempengaruhi tanaman melalui proses evaporasi ( proses kesediaan air pada pori- pori tanah yang menguap karena peningkatan suhu dan radiasi surya). Jika curah hujan tinggi maka cadangan air yang ada di permukaan tanah (pori-pori tanah) lebih besar dibandingkan dengan penguapan air akibat proses evaporasi. Fungsi air bagi tanaman :
·        Penyusun tubuh tanaman sekitar 70% - 90 %
·        Sebagai pelarut dan media reaksi biokimia pada tanaman
·        Medium (perantara) pembawa senyawa (molekul) nutrisi/hara (seperti ; nitrogen/kalium/kalsium/fosfor,dll) bagi tanaman.
·        Berperan pada proses pembelahan sel pada tanaman · Sebagai bahan baku foto sintesa
·        Menjaga suhu tanaman agar tetap konstan


2.2  Syarat Iklim untuk Pertumbuhan Jambu Biji
Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban udara. Dalam budidaya tanaman jambu biji angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
Keliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu biji. Iklim Yang Cocok untuk budidaya jambu biji adalah ;
1.     Dalam budidaya tanaman jambu biji / jambu batu angin berperan dlm penyerbukan, namun angin yg kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga.
2.     Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis & dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yg diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun & merata sepanjang tahun.
3.     Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kerdil), yg ideal musim berbunga & berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan.
4.     Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah & sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok utk pertumbuhan tanaman jambu biji.
Media Tanam Jambu Biji
1.     Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah.
2.     Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yg keadaan liat & sedikit pasir.
3.     Derajat keasaman tanah (pH) tdk terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 & bila kurang dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
Ketinggian Tempat
·       Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian antara 5-1200 m dpl.

2.3  Jenis - Jenis Jambu Biji Dan Pembudidayaan Untuk Meningkatkan Produksi
Tanaman jambu biji merupakan salah satu tanaman pendatang di Indonesia. Tanaman ini sebenarnya berasal dari Benua Amerika , yaitu dari Negara Brazil. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa jambu biji merupakan tanaman nan berasal dari Meksiko, ada pula nan menyebutkan tanaman ini berasal dari Bolivia, Peru, dan Amerika Serikat. Lantas, mengapa jambu biji dapat tumbuh fertile di Indonesia?
Jambu biji merupakan tanaman nan dapat tumbuh dengan fertile di daerah nan memiliki iklim tropis, seperti Indonesia. Daerah dataran tinggi nan basah sangat disukai oleh tanaman jambu biji, misalnya di Daerah Brastagi, Karo, dan Sebagainya. Daerah dataran tinggi nan cenderung basah juga sangat cocok buat tanaman jambu, seperti di Bandung. Selain kedua daerah tersebut, tanaman jambu biji juga bisa tumbuh fertile di dataran rendah nan kering seperti Semarang .
Setelah mengetahui daerah asal dan penyebarannya, sekarang tiba saatnya buat mengetahui klasifikasi jambu biji dan jenis-jenisnya. Sebelum masuk kepada pembahasan tersbut, penulis akan memberikan informasi mengenai ciri-ciri atau ciri tanaman jambu biji terlebih dahulu. Adapaun tanaman jambu biji memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.     Tanaman jambu biji memiliki kemampuan berbunga sepanjang tahun.
2.     Tanaman jambu biji berbunga paripurna nan keluar di ketiak daun.
3.     Daun tanaman jambu biji berbentuk oval dan letak daunnyaberhadapan.
4.     Jambu biji termasuk tanaman nan tumbuh tunggal.
5.     Buah jambu biji berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan rona kulit hijau ketika masih muda dan kuning ketika matang.
Sebagai tanaman perdu, tanaman jambu biji bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 5-10 meter. Tanaman ini bisa dikurangi ketinggiannya dengan cara pemangkasan batang-batang atau ranting nan menjulang. Tujuan dari pemangkasan ini ialah buat mempermudah dalam memanen buah dan agar tampak latif dilihat. Secara ilmiah, tanaman jambu biji bisa diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom         : Plantae
Divisi              : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Myrtales
Famili             : Myrtaceae
Genus              : Psidium
Spesies                        : Psidium guajava L.
Berdasarkan jenisnya, jambu biji dikelompokan menjadi:
1.     Jambu sari,
2.     Jambu biasa,
3.     Jambu Bangkok,
4.     Jambu sukun,
5.     Jambu apel, dan
6.     Jambu merah getas.
Berikut ini ialah klarifikasi mengenai masing-masing jenis jambu biji tersebut.
1.     Jambu Sari
Jambu sari berasal dari Bangkok. Jambu ini merupakan hasil silang antara jambu tempat dengan jambu Bangkok. Jambu sari memiliki karakteristik berupa rasa nan manis, lebih lembut, tak kasar, tak berserat, kulit mengkilat cemerlang, dagin tebal, dan bijinya jarang. Satu pohon jambu sari mampu menghasilkan sekitar 100 kg buah. Hasil ini bisa dicapai ketika usia tanaman jambu sari sudah mencapai 1 tahun.
2.     Jambu Biasa atau Jambu Pasarminggu
Jambu biji biasa memiliki karakteristik berupa rasa nan manis, biji banyak, dan dagingnya tebal. Beberapa jenis jambu nan termasuk ke dalam jambu biasa, antara lain jambu susu putih dan jambu susu merah atau jambu pasarminggu. Umumnya, jambu biasa atau jambu pasar minggu nan berdaging putih lebih disukai sebab rasanya lebih manis, daging buah lebih tebal, dan teksturnya lebih lembut.
Jambu pasar minggu memiliki bentuk buah nan lonjong dengan bagian ujung membulat dan pada bagian pangkalnya meruncing. Jambu pasar minggu merupakan salah satu jenis jambu biji lokal nan bisa diunggulkan.
3.     Jambu Bangkok
Jambu Bangkok merupakan varietas jambu biji hasil introduksi dari Thailand , kemudian dikembangkan di Indonesia sejak 1979. Jambu Bangkok memiliki ciri-ciri, seperti biji menggumpal, berbuah sepanjang tahun, dan mampu memproduksi buah hingga 120 kg per pohon per sekali masa ppanen. Jambu Bangkok merupakan jenis jambu biji nan berukuran besar dan berbentuk bulat paripurna dengan diameter sekitar 10 cm. Bahkan, ketika jambu Bangkok masih mentah, ukurannya dapat lebih besar.
4.     Jambu Sukun
Jambu sukun memiliki ciri-ciri berupa buah nan tak berbiji dan bisa dimakan pada waktu masih muda. Dengan kelebihan seperti itu, jambu sukun sangat cocok dikembangkan dan bisa diunggulkan sebagai tanaman budidaya. Jambu sukun ini mempunyai bentuk nan khas, yaitu seperti apel dengan ukuran panjang 4-5 cm. Tanaman jambu sukun mampu berproduksi sepanjang tahun dan tahan terhadap agresi hama dan penyakit.
5.     Jambu Apel
Jambu apel merupakan jambu nan masih berada dalam satu rumpun dengan jambu sukun. Jambu sukun ini biasa juga disebut dengan jambu sukun Bangkok sebab berasal dari Bangkok. Demikian halnya dengan jambu apel nan berasal dari Bangkok. Bentuk jambu apel mirip dengan apel, tak berbiji, rasa lebih manis, aromanya wangi, dan lebih kesat. Jambu apel termasuk varietas nan unggul buat dibudidayakan, namun bibitnya termasuk langka.
6.     Jambu Merah Getas
Jambu merah getas merupakan hasil persilangan jambu Bangkok dengan jambu biji lokal. Jambu lokal nan disilangkan yaitu jambu pasarminggu nan akan menghasilkan buah dalam ukuran besar. Selain ukurannya nan besar, hasil persilangan nan kemudian disebut jambu merah getas ini pun memiliki daging buah nan lunak, berbiji sedikit, aroma harum, dan mempunyai rasa nan sangat manis. Tanaman jambu merah getas menghasilkan buah sinkron dengan produktivitas tanaman jambu Bangkok sehingga jambu biji jenis ini bisa diunggulkan.


Seperti tanaman lainnya, jambu biji juga memiliki varietas unggul dan sangat dianjurkan buat dibudidayakan dalam skala pertanian. Selain jenis-jenis jambu biji diatas, terdapat pula beberapa varietas nan disarankan buat dibudidayakan, seperti jambu biji tanjung barat dan jambu khemer.  Tanaman jambu biji sejak dahulu dikenal sebagai salah satu jenis tanaman buah nan mampu berbuah sepanjang tahun atau tak mengenal musim.
Namun, puncak dari produktivitas jambu biji biasanya akan terjadi sekitar bulan Februari sampai dengan bulan Maret. Pada bulan-bulan ini, jambu biji nan mengalami panen akan mendatangkan hasil nan sangat maksimal. Itulah pembahasan singkat mengenai klasifikasi jambu biji berserta jenis-jenisnya. Tanaman jambu biji memiliki nilai hemat nan cukup tinggi dan permintaan konsumennya sangat tinggi. Adapun cara dan teknik pembudidayaan jambu biji adalah sebagai berikut :
1.     Pembibitan jambu biji
Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan & okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung.
1) Persyaratan Benih jambu biji
Benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh masyarakat konsumen yg merupakan bibit unggulan seperti jambu bangkok. Bibit yg baik antara lain yg berasal dari:
1.     Buah yg sudah cukup tua.
2.     Buahnya tdk jatuh hingga pecah.
3.     Pengadaan bibit lebih dari satu jenis utk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.
2) Penyiapan Benih Jambu Biji
Setelah buah dikupas & diambil bijinya, lalu disemaikan dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam). Biji tersebut direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air & larutan asam yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat (H2S04) BJ : 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yg bersih sebanyak 3 kali berulang/dengan air yg mengalir selama 10 menit, kemudian dianginkan selama 24 jam. utk menghidari jamur, biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya.
Setelah batang pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yg disemaikan baru dapat dilakukan okulasi /cangkok yg kira-kira telah bergaris tengah 1cm & tumbuh lurus, kemudian dengan menggunakan pisau okulasi dilakukan pekerjaan okulasi & setelah selesai pencangkokan ditaruh dlm media tanah baik dlm bedengan maupun didalam pot/kantong plastik, setelah tanaman sudah cukup kuat baru dipindah kelokasi yg telah disiapkan.
3) Teknik Penyemaian Benih Jambu Biji
Pilih lahan yg gembur & sudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi utk penyemaian. Cara penyemaian adalah sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu & sisa pepohonan & benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur & dibuat bedengan yg berukuran lebar 3-4 m & tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yg idel sekitar 6-7 m, dengan keadaan bedengan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari, dengan jarak antara bedeng 1 m, & utk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg dengan keadaan sudah matang & benih siap disemaikan.
Selain melalui proses pengecambahan biji juga dapat langsung ditunggalkan pada bedeng-bedang yg sudah disiapkan, utk menyiapkan pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yg berjarak 20-30 cm setelah berkecambah sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang lebih telah berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai dengan mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi media tanah yg telah diberi pupuk kandang, kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yg telah diberi lubang-lubang sirkulasi, kemudian diikat dengan tali plastik supaya menjaga petumbuhan akar tdk mengalami hambatan. Akar akan tumbuh dengan cepat, sekitar 2-3 bulan.
Mulai dlakukan okulasi dengan mata tangkai yg telah berumur 1 th, melalui cara Forkert yng disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm setinggi 10 cm dari permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3 pada bagian bibir kulit & setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas jika kelihatan mata tetap konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil & pohon pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya memberi kesempatan mata terebut utk berkembang & setelah itu pohon pangkal dipotong, bibit hasil okulasi dapat dipindah pada pot-pot atau kantong plastik, kemudian dilakukan pemotongan pada akar tunggang sedikit supaya akar akan lebih cepat berkebang. Setelah itu baru dilakukan penanaman dlm lobang-lobang bedengan yg telah dipersiapkan.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan akan lebih mendorong pertumbuhan benih secara cepat & merata, setelah bibit mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D 0,2%, utk merangsang secara langsung pada daun & akar, sehingga memberikan kekuatan vital utk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah itu dilakukan penyiraman pagi-sore secara rutin, hingga kecambah dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, alat yg digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata & tdk merusak bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan.
Selanjutnya dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur, dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yg tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan hama & penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun, baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokert yg sudah disempurnakan, sebelum dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan, ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang diatas tunas baru pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta membersihkan rumput-rumput yg ada disekitarnya.
pemberian pupuk daun dengan Gundosil atau Atonik diberikan setiap 2 minggu sekali selama 4 bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap tanaman disemprot 50 cc larutan.
5) Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yg telah berkecambah atau telah di cangkok maupun diokulasi dapat dengan mencungkil atau membuka plastik yg melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak, & pencungkilan dilakukan dengan kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit utk menjaga terjadinya penguapan yg berlebihan, kemudian lebar daun dipotong separuh. Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m & ditutupi dengan atap yg dipasang miring lebih tinggi di timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. & dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali ditanam pada musim penghujan.
2.     Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Sebagai salah satu syarat dlm mempersiapkan lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu biji dipilih tanah yg subur, banyak mengandung unsur nitrogen, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yg curam, kemudian utk menggemburkan tanah perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata.
Selanjutnya diberi pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan dengan ukuran 1,20 m yg panjangnya disesuaikan dengan ukuran yg diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah yg akan dipergunakan utk kebun jambu biji dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak & rerumputan dibuang, & benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan mempertimbangkan bibit yg mau ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tdk perlu terlalu dlm (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yg cukup dlm (50 cm).
Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m & ke dlm disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yg kurang lancar. Tanah yg kurus & ukurang humus/ tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting & dedaunan dengan kondisi seperti ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter persegi. Dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah yg telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yg berukuran 3 m lebar, panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm. Bagian atas tanah diratakan guna menopang bibit yg akan ditanam. Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 m, dipersiapakan jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi, setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, utk sarana lalu-lintas para pekerja & dapat digunakan sebagai saluran air pembuangan, utk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang. Terkecuali apabila penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan jarak tanaman antara 3 x 2 m.
4) Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran yg berasal dari tambak & juga dataran yg baru terbentuk tdk bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya dengan menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter utk setiap lobang, guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur diberi pupuk kandang.
5) Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur pada lubang-lubang yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang dengan urutan pada bulan pertama diberi NPK dengan dosis 12:24:81 ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama, pada bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon & bulan ke 4 sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk kandang yg sudah matang & ditanamkan sejauh 30 cm dari batang tanaman.
Pemupukan merupakan bagian terpenting yg peggunaannya tdk dapat sembarangan, terlebih-lebih kalau menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau dilakukan berlebihan akan berakibat adanya perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yg akan membahayakan tanaman itu sendiri.
3.     Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Setelah terjadi proses perkecambahan biji yg telah cukup umur ditempatan pada bedeng-bedang yg telah siap. Juga penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah & berumur 1-2 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua yg telah dibentuk selebar 3-4 m dengan jarak tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara bedeng selebar 1 m, didahului perataan tanah ditengah bedengan guna pembuatan lubang-lubang penanaman. utk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
2) Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap utk tempat penanaman bibit jambu biji yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,8 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah dipisahkan, nantinya akan dipergunakan utk penutup kembali lubang yg telah diberi tanaman, pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 minggu dimaksudkan agar jasad renik yg akan mengganggu tanaman musnah; sedangkan jarak antar lubang sekitar 7-10 m.
3) Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 1 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti semula & tanah di bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek ± 20 liter) pupuk kandang yg sudah matang, & kira-kira 2 pekan tanah yg berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu biji ditanam, penanaman tdk perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas antara akar & batang jambu biji diusahakan setinggi permukaan tanah yg ada disekelilingnya. Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi & sore), kecuali pada musim hujan tdk perlu dilakukan penyiraman.
4) Lain-lain
ada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, & utk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
4.     Pemeliharaan Tanaman
Meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh & menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah & cuaca yg mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, karena tanaman yg diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yg memuaskan.
1) Penjarangan & Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur & mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan & harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tdk tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. & apabila tumbuh tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman & sebaliknya apabila tumbuhnya sangat berdekatan penjarangan.
2) Penyiangan
Selama 2 minggu setelah bibit yg berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) & apabila buah terlalu banyak, tunas yg ada dlm satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yg tdk diperlukan akan berakibat buah menjadi besar & menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan pangkasan, & setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah mendatar, guna utk merangsang tunas bunga & buah yg akan tumbuh.


3) Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur & subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan pembalikan & penggemburan tanah supaya tetap dlm keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
4) Perempalan
Agar supaya tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yg rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping utk memperoleh tajuk yg seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak & mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara & pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.
5) Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:
6) Pengairan & Penyiraman
Selama dua minggu pertama setelah bibit yg berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi & sore. & minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman jambu biji telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yg dapat dilakukan saat-saat diperlukansaja. & bila turun hujan terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tdk tegenang air dengan cara membuat lubang saluran utk mengalirkan air.
Sebaliknya pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air 3 PK utk lahan seluas kurang lebih 3000 m 2 & dilakukan sehari sekali tiap sore hari.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
Guna menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yg ditimbulkan baik karena kondisi cuaca & juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida pada umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen & juga perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama utk menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan dilakukan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yg akan mengundang hadirnya semut-semut.Disamping itu juga digunakan insektisida guna memberantas lalat buah & kutu daun disemprot 2 x seminggu & setelah sebulan sebelum panen penyemprotan dihentikan.
8) Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yg akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tdk diberi KNO3 & juga mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap stadium (tahap perkembangan) & juga mempercepat pertumbuhan buah jambu biji, cara pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang dengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 utk setiap 10 pucuk tanaman dengan ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yg dilarutkan dengan 1 liter pengencer teknis.







BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
 Pengaruh iklim terhadap tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis, respirasi, transpirasi dan proses-proses metabolisme di dalam sel organ tanaman. Fotosintesis hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi daun sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi.

3.2  Saran
Saran yang dapat penulis ajukan dalam pembahasan ini adalah agar kiranya pembaca yang memiliki atau berencana untuk bertanam jambu biji untuk mengikuti teknik pembudidayaan di atas. Selajutnya memperhatikan iklim cuaca dan keadaan tanah sebelum menanam jambu biji. Penulis menyadari bahwa makalah ini mesih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari teman - teman pembaca sangat penulis harapkan. Terima kasih, wasalaam.








DAFTAR PUSTAKA

Kompasiana. 2009. Semua Tentang jambu biji. http://kesehatan.kompasiana.com (10 Juni 2015).
Kustamiyati, B. 2006. faktor iklim terhadap pertumbuhan jambu biji. http://www.lppi.co.id ((10 Juni 2015).
Mahfoedz, M.K. 1993. Budidaya dan Pengolahan jambu biji. LPP Kampus, Yogyakarta. (10 Juni 2015)
Mayuni, 1982. Pengolahan jambu biji. Departemen Teknologi Hasil Pertanian,Andalas, Padang. (10 Juni 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar