MAKALAH
AGROKLIMATOLOGI
TENTANG
HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN JAMBU BIJI

OLEH :
DASRIL
IRAWAN
SEMESTER 2
DOSEN : MUSLIM
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI
TELUK KUANTAN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAMBU
BIJI “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan
refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Juni
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. .................................................................................................................................... i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. .................................................................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang.................................................................................................. ............................................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................. ............................................................................................................................... 2
1.3
Tujuan............................................................................................................... ............................................................................................................................... 2
BAB
II PEBAHASAN.................................................................................................. .................................................................................................................................... 3
2.1
Pengaruh Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim
Terhadap Tanaman......................... .............................................................................................................................. 3................................................................................................................................
2.2
Syarat
Iklim Untuk Pertumbuhan Jambu Biji.................................................. .............................................................................................................................. 8
2.3
Jenis - Jenis Jambu Biji Dan Pembudidayaan untuk meningkatkan produksi .............................................................................................................................. 7................................................................................................................................
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... ................................................................................................................................. 21
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... ............................................................................................................................ 21
3.2 Saran................................................................................................................ ............................................................................................................................ 21
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................... ................................................................................................................................. 22
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jambu
biji sering disebut dengan nama jambu klutuk, tanaman jambu klutuk ini adalah
tanaman tropis yang berasal dari brazil dan disebarkan di Indonesia melalui
Negara Thailand. Di Indonesia untuk menemukan tanaman yang satu ini tidaklah
susah, hampir disetiap daerah pasti ada tanaman jambu biji. Biasanya tanaman
ini terdapat diladang rumah-rumah warga, di pedesaan maupun di perkotaan juga
kita masih dapat menjumpai tanaman ini.
Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang
sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas
pada buahnya untuk keperluan konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat
tinggi, tetapi pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat
anti diare, disentri, radang usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai
kandungan zat tanin sebagai astringent dan anti mikroba.
Tanaman jambu biji dapat tumbuh
berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di
siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau
kurang sempurna (kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu
musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi
bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban udara.
Dalam budidaya tanaman jambu biji
angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan
kerontokan pada bunga. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan
dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan
berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Sayangnya
Sekarang Ini Sangat Sulit Untuk Mempresiksikan Cuaca Karena Keadaan cuaca yang
ekstrim
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengaruh unsur-unsur cuaca
dan iklim terhadap tanaman ?
2. Apakah syarat iklim untuk pertumbuhan jambu biji ?
3. Apakah jenis
- jenis jambu biji dan pembudidayaan untuk meningkatkan produksi?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apakah pengaruh
unsur-unsur cuaca dan iklim terhadap tanaman
2. Untuk mengetahui apakah syarat iklim untuk pertumbuhan jambu biji
3. Untuk mengetahui apakah jenis
- jenis jambu biji dan pembudidayaan untuk meningkatkan produksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Terhadap
Tanaman
1. Pengaruh Suhu dan Radiasi Matahari
Pengaruh iklim terhadap
tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis,
respirasi, transpirasi dan proses-proses metabolisme di dalam sel organ
tanaman. Fotosintesis hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi
daun sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus
sepanjang umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin
rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi.
Produksi gugus karbohidrat netto
harian pada tanaman merupakan produk bruto fotosintesis siang hari dikurangi
pemanfaatan untuk respirasi selama 24 jam. Maka pada kisaran toleransi, semakin
tinggi intensitas radiasi PAR yang berlangsung semakin lama, disertai suhu
udara yang rendah akan menghasilkan produk fotosintesis netto yang semakin
tinggi. Fotosintesis : 6H2O + 6CO2 +
Energi PAR → C6H12O6 (glukosa) + 6O2. Respirasi : C6H12O6 + O2
→ 6O2 + 6H2O + Energi Proses fotosintesis dan respirasi tergantung pada
pengaruh radiasi surya, gas CO2 dan O2 di
atmosfer, kadar air di daerah perakaran (tanah), pengaruh suhu udara dan suhu
tanah.
Sedangkan seluruh unsur khususnya
iklim mikro di sekeliling tumbuhan saling berinteraksi. Dapat disimpulkan
fotosintesis dan respirasi dipengaruhi langsung oleh unsur cuaca/iklim utama
yaitu radiasi surya dan suhu sebagai faktor utama (main factors) dan unsur-unsur
lainnya sebagai pendukung (cofactors). Radiasi surya (matahari) terdiri atas :
·
intensitas
radiasi (kal/cm2/menit , W/m2) Radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah akan
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan perkembangan, kuantitas produksi
dan mutu hasil panen
·
intensitas
cahaya/PAR (foot candle, lux, lumen) adalah ketersediaan cahaya sebagai sumber
energi untuk pembuatan karbohidrat.
·
lama
penyinaran (jam/hari, %)
·
panjang
hari (jam/hari). Pengaruh suhu terhadap tanaman terutama pada proses fisiologi
tanaman seperti : bukaan stomata (mulut daun), laju transpirasi, laju
penyerapan nutrisi dan air, fotosintesa dan respirasi. Peningkatan suhu sampai
titik optimum akan diikuti oleh proses diatas. Jika melewati titik optimum maka
proses tersebut mulai dihambat baik secara fisik maupun kimia, dan menurunnya
aktivitas enzim).
2. Pengaruh Angin dan Kecepatan Angin
Angin
merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi
unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan.
Arah
datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya.
Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi
pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air
akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara. Angin
dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti merobohkan tanaman.
Namun
pengaruh angin secara tidak langsung sangat komplek baik yang menguntungkan
maupun merugikan bagi tanaman. Dengan adanya angin maka akan membantu dalam
penyerbukan tanaman dan pembenihan alamiah . Namun kelemahannya juga akan
terjadi penyerbukan silang dan penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki.
Selain
itu angin merupakan salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat
mempertinggi serangan hama san penyakit yang akan sangat merugikan. Angin
adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan
angin rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan
angin pada saat pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan
arah angin.
Alat
untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Kecepatan angin dapat diukur
dalam satuan meter per detik, kilometer per jam, atau knot (1 knot– sekitar 0,5
m/s). Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360°, selatan 180°,
timur 90°, barat 270°, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama
sesuai dengan arah datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang
dari darat menuju lautan dan angin laut, yaitu angin yang menuju darat dari
lautan.
3. Pengaruh Curah Hujan
Curah
hujan (mm) mempengaruhi tanaman melalui proses evaporasi ( proses kesediaan air
pada pori- pori tanah yang menguap karena peningkatan suhu dan radiasi
surya). Jika curah hujan tinggi maka cadangan air yang ada di permukaan tanah
(pori-pori tanah) lebih besar dibandingkan dengan penguapan air akibat proses
evaporasi. Fungsi air bagi tanaman :
·
Penyusun
tubuh tanaman sekitar 70% - 90 %
·
Sebagai
pelarut dan media reaksi biokimia pada tanaman
·
Medium
(perantara) pembawa senyawa (molekul) nutrisi/hara (seperti ;
nitrogen/kalium/kalsium/fosfor,dll) bagi tanaman.
·
Berperan
pada proses pembelahan sel pada tanaman · Sebagai bahan baku foto sintesa
·
Menjaga
suhu tanaman agar tetap konstan
2.2 Syarat Iklim untuk Pertumbuhan Jambu Biji
Tanaman jambu biji dapat tumbuh
berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di
siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau
kurang sempurna (kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu
musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi
bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban udara. Dalam
budidaya tanaman jambu biji angin berperan dalam penyerbukan, namun
angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga. Tanaman jambu biji
merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan
intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan
merata sepanjang tahun.
Keliling cenderung rendah karena
kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai
kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi
demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu biji. Iklim Yang Cocok untuk
budidaya jambu biji adalah ;
1. Dalam budidaya
tanaman jambu biji / jambu batu angin berperan dlm penyerbukan, namun angin yg kencang
dapat menyebabkan kerontokan pada bunga.
2. Tanaman jambu biji merupakan tanaman
daerah tropis & dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah
hujan yg diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun & merata sepanjang
tahun.
3. Tanaman
jambu biji dapat
tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat
C di siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil
atau kurang sempurna (kerdil), yg ideal musim berbunga & berbuah pada waktu
musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi
bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan.
4. Kelembaban udara sekeliling
cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah & sedang.
Apabila udara mempunyai kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena
miskin uap air. Kondisi demikian cocok utk pertumbuhan tanaman jambu biji.
Media Tanam Jambu Biji
2. Jambu biji dapat tumbuh baik pada
lahan yg subur & gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen, bahan
organik atau pada tanah yg keadaan liat & sedikit pasir.
3. Derajat keasaman tanah (pH) tdk
terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 & bila
kurang dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
Ketinggian Tempat
2.3 Jenis
- Jenis Jambu Biji Dan Pembudidayaan Untuk Meningkatkan Produksi
Tanaman jambu biji merupakan salah
satu tanaman pendatang di Indonesia. Tanaman ini sebenarnya berasal dari Benua
Amerika , yaitu dari Negara Brazil. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa
jambu biji merupakan tanaman nan berasal dari Meksiko, ada pula nan menyebutkan
tanaman ini berasal dari Bolivia, Peru, dan Amerika Serikat. Lantas, mengapa
jambu biji dapat tumbuh fertile di Indonesia?
Jambu biji merupakan tanaman nan
dapat tumbuh dengan fertile di daerah nan memiliki iklim tropis, seperti
Indonesia. Daerah dataran tinggi nan basah sangat disukai oleh tanaman jambu
biji, misalnya di Daerah Brastagi, Karo, dan Sebagainya. Daerah dataran tinggi
nan cenderung basah juga sangat cocok buat tanaman jambu, seperti di Bandung.
Selain kedua daerah tersebut, tanaman jambu biji juga bisa tumbuh fertile di
dataran rendah nan kering seperti Semarang .
Setelah mengetahui daerah asal dan
penyebarannya, sekarang tiba saatnya buat mengetahui klasifikasi jambu biji dan
jenis-jenisnya. Sebelum masuk kepada pembahasan tersbut, penulis akan
memberikan informasi mengenai ciri-ciri atau ciri tanaman jambu biji terlebih
dahulu. Adapaun tanaman jambu biji memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tanaman jambu biji memiliki
kemampuan berbunga sepanjang tahun.
2. Tanaman jambu biji berbunga
paripurna nan keluar di ketiak daun.
3. Daun tanaman jambu biji berbentuk
oval dan letak daunnyaberhadapan.
4. Jambu biji termasuk tanaman nan
tumbuh tunggal.
5. Buah jambu biji berbentuk bulat atau
bulat lonjong dengan rona kulit hijau ketika masih muda dan kuning ketika
matang.
Sebagai tanaman perdu, tanaman jambu
biji bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 5-10 meter. Tanaman ini bisa
dikurangi ketinggiannya dengan cara pemangkasan batang-batang atau ranting nan
menjulang. Tujuan dari pemangkasan ini ialah buat mempermudah dalam memanen
buah dan agar tampak latif dilihat. Secara ilmiah, tanaman jambu biji bisa
diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Berdasarkan
jenisnya, jambu biji dikelompokan menjadi:
1. Jambu sari,
2. Jambu biasa,
3. Jambu Bangkok,
4. Jambu sukun,
5. Jambu apel, dan
6. Jambu merah getas.
Berikut ini ialah klarifikasi mengenai masing-masing jenis
jambu biji tersebut.
1.
Jambu
Sari
Jambu sari berasal dari Bangkok.
Jambu ini merupakan hasil silang antara jambu tempat dengan jambu Bangkok. Jambu
sari memiliki karakteristik berupa rasa nan manis, lebih lembut, tak kasar, tak
berserat, kulit mengkilat cemerlang, dagin tebal, dan bijinya jarang. Satu
pohon jambu sari mampu menghasilkan sekitar 100 kg buah. Hasil ini bisa dicapai
ketika usia tanaman jambu sari sudah mencapai 1 tahun.
2.
Jambu
Biasa atau Jambu Pasarminggu
Jambu biji biasa memiliki
karakteristik berupa rasa nan manis, biji banyak, dan dagingnya tebal. Beberapa
jenis jambu nan termasuk ke dalam jambu biasa, antara lain jambu susu putih dan
jambu susu merah atau jambu pasarminggu. Umumnya, jambu biasa atau jambu pasar
minggu nan berdaging putih lebih disukai sebab rasanya lebih manis, daging buah
lebih tebal, dan teksturnya lebih lembut.
Jambu pasar minggu memiliki bentuk
buah nan lonjong dengan bagian ujung membulat dan pada bagian pangkalnya
meruncing. Jambu pasar minggu merupakan salah satu jenis jambu biji lokal nan
bisa diunggulkan.
3.
Jambu
Bangkok
Jambu Bangkok merupakan varietas
jambu biji hasil introduksi dari Thailand , kemudian dikembangkan di Indonesia
sejak 1979. Jambu Bangkok memiliki ciri-ciri, seperti biji menggumpal, berbuah
sepanjang tahun, dan mampu memproduksi buah hingga 120 kg per pohon per sekali
masa ppanen. Jambu Bangkok merupakan jenis jambu biji nan berukuran besar dan
berbentuk bulat paripurna dengan diameter sekitar 10 cm. Bahkan, ketika jambu
Bangkok masih mentah, ukurannya dapat lebih besar.
4.
Jambu
Sukun
Jambu sukun memiliki ciri-ciri
berupa buah nan tak berbiji dan bisa dimakan pada waktu masih muda. Dengan kelebihan
seperti itu, jambu sukun sangat cocok dikembangkan dan bisa diunggulkan sebagai
tanaman budidaya. Jambu sukun ini mempunyai bentuk nan khas, yaitu seperti apel
dengan ukuran panjang 4-5 cm. Tanaman jambu sukun mampu berproduksi sepanjang
tahun dan tahan terhadap agresi hama dan penyakit.
5.
Jambu
Apel
Jambu apel merupakan jambu nan masih
berada dalam satu rumpun dengan jambu sukun. Jambu sukun ini biasa juga disebut
dengan jambu sukun Bangkok sebab berasal dari Bangkok. Demikian halnya dengan
jambu apel nan berasal dari Bangkok. Bentuk jambu apel mirip dengan apel, tak
berbiji, rasa lebih manis, aromanya wangi, dan lebih kesat. Jambu apel termasuk
varietas nan unggul buat dibudidayakan, namun bibitnya termasuk langka.
6. Jambu Merah Getas
Jambu merah getas merupakan hasil
persilangan jambu Bangkok dengan jambu biji lokal. Jambu lokal nan disilangkan
yaitu jambu pasarminggu nan akan menghasilkan buah dalam ukuran besar. Selain
ukurannya nan besar, hasil persilangan nan kemudian disebut jambu merah getas ini
pun memiliki daging buah nan lunak, berbiji sedikit, aroma harum, dan mempunyai
rasa nan sangat manis. Tanaman jambu merah getas menghasilkan buah sinkron
dengan produktivitas tanaman jambu Bangkok sehingga jambu biji jenis ini bisa
diunggulkan.
Seperti tanaman lainnya, jambu biji
juga memiliki varietas unggul dan sangat dianjurkan buat dibudidayakan dalam
skala pertanian. Selain jenis-jenis jambu biji diatas, terdapat pula beberapa
varietas nan disarankan buat dibudidayakan, seperti jambu biji tanjung barat
dan jambu khemer. Tanaman jambu biji
sejak dahulu dikenal sebagai salah satu jenis tanaman buah nan mampu berbuah
sepanjang tahun atau tak mengenal musim.
Namun, puncak dari produktivitas
jambu biji biasanya akan terjadi sekitar bulan Februari sampai dengan bulan
Maret. Pada bulan-bulan ini, jambu biji nan mengalami panen akan mendatangkan
hasil nan sangat maksimal. Itulah pembahasan singkat mengenai klasifikasi jambu
biji berserta jenis-jenisnya. Tanaman jambu biji memiliki nilai hemat nan cukup
tinggi dan permintaan konsumennya sangat tinggi. Adapun cara dan teknik
pembudidayaan jambu biji adalah sebagai berikut :
1. Pembibitan
jambu biji
Pembibitan
pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan & okulasi, walaupun
dapat juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung.
1)
Persyaratan Benih jambu biji
Benih
yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh masyarakat
konsumen yg merupakan bibit unggulan seperti jambu bangkok. Bibit yg baik
antara lain yg berasal dari:
1.
Buah yg sudah cukup tua.
2.
Buahnya tdk jatuh hingga pecah.
3.
Pengadaan bibit lebih dari satu jenis
utk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.
2)
Penyiapan Benih Jambu Biji
Setelah
buah dikupas & diambil bijinya, lalu disemaikan dengan jalan fermentasi
biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam
(sehari semalam). Biji tersebut direndam dengan larutan asam dengan
perbandingan 1:2 dari air & larutan asam yg terdiri dari asam chlorida
(HCl) 25% Asam Sulfat (H2S04) BJ : 1.84, caranya direndam selama 15 menit
kemudian dicuci dengan air tawar yg bersih sebanyak 3 kali berulang/dengan air
yg mengalir selama 10 menit, kemudian dianginkan selama 24 jam. utk menghidari
jamur, biji dapat dibalur dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau
fungisida lainnya.
Setelah
batang pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yg disemaikan baru dapat
dilakukan okulasi /cangkok yg kira-kira telah bergaris tengah 1cm & tumbuh
lurus, kemudian dengan menggunakan pisau okulasi dilakukan pekerjaan okulasi
& setelah selesai pencangkokan ditaruh dlm media tanah baik dlm bedengan
maupun didalam pot/kantong plastik, setelah tanaman sudah cukup kuat baru
dipindah kelokasi yg telah disiapkan.
3)
Teknik Penyemaian Benih Jambu Biji
Pilih
lahan yg gembur & sudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan
disamping itu mudah diawasi utk penyemaian. Cara penyemaian adalah sebagai
berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput,
batu-batu & sisa pepohonan & benda keras lainnya, kemudian tanah
dihaluskan sehingga menjadi gembur & dibuat bedengan yg berukuran lebar 3-4
m & tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yg idel sekitar
6-7 m, dengan keadaan bedengan membujur dari utara ke selatan, supaya
mendapatkan banyak sinar matahari, dengan jarak antara bedeng 1 m, & utk
menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40
kg dengan keadaan sudah matang & benih siap disemaikan.
Selain
melalui proses pengecambahan biji juga dapat langsung ditunggalkan pada
bedeng-bedang yg sudah disiapkan, utk menyiapkan pohon pangkal lebih baik
melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng yg
berjarak 20-30 cm setelah berkecambah sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh daun
sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng
penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang lebih telah berumur 6-9
bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai dengan mengerat cabang sepanjang
10-15 cm kemudian diberi media tanah yg telah diberi pupuk kandang, kemudian
dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yg telah diberi lubang-lubang
sirkulasi, kemudian diikat dengan tali plastik supaya menjaga petumbuhan akar tdk
mengalami hambatan. Akar akan tumbuh dengan cepat, sekitar 2-3 bulan.
Mulai
dlakukan okulasi dengan mata tangkai yg telah berumur 1 th, melalui cara
Forkert yng disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm setinggi 10 cm dari permukaan
tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3 pada bagian bibir kulit &
setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas jika kelihatan mata tetap konndisi
hijau, okulasi dianggap berhasil & pohon pangkal diatas okulasi setinggi 5
cm direndahakan supaya memberi kesempatan mata terebut utk berkembang &
setelah itu pohon pangkal dipotong, bibit hasil okulasi dapat dipindah pada
pot-pot atau kantong plastik, kemudian dilakukan pemotongan pada akar tunggang
sedikit supaya akar akan lebih cepat berkebang. Setelah itu baru dilakukan
penanaman dlm lobang-lobang bedengan yg telah dipersiapkan.
4)
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan akan
lebih mendorong pertumbuhan benih secara cepat & merata, setelah bibit
mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman dengan
menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D 0,2%, utk merangsang secara
langsung pada daun & akar, sehingga memberikan kekuatan vital utk kegiatan
pertumbuhan sel. Setelah itu dilakukan penyiraman pagi-sore secara rutin,
hingga kecambah dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1
kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, alat yg digunakan
"gembor" supaya penyiraman dapat merata & tdk merusak bedengan,
diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan.
Selanjutnya
dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur, dilakukan setiap 2-3 minggu
sekali, rumput yg tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari serangan
hama & penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun, baru setelah itu dapat
dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokert yg sudah disempurnakan, sebelum
dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya
dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan, ditunggu sampai
mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang diatas tunas baru pada pohon
induk di pangkas, kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari &
mendangir serta membersihkan rumput-rumput yg ada disekitarnya.
pemberian
pupuk daun dengan Gundosil atau Atonik diberikan setiap 2 minggu sekali selama
4 bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap tanaman disemprot 50 cc
larutan.
5)
Pemindahan Bibit
Cara
pemindahan bibit yg telah berkecambah atau telah di cangkok maupun diokulasi
dapat dengan mencungkil atau membuka plastik yg melekat pada media penanaman
dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak, & pencungkilan
dilakukan dengan kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih
banyak maka dlm penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit utk menjaga
terjadinya penguapan yg berlebihan, kemudian lebar daun dipotong separuh.
Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m & ditutupi dengan atap yg
dipasang miring lebih tinggi di timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena
sinar mata hari pagi. & dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali,
kecuali ditanam pada musim penghujan.
2. Pengolahan
Media Tanam
1)
Persiapan
Sebagai
salah satu syarat dlm mempersiapkan lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu
biji dipilih tanah yg subur, banyak mengandung unsur nitrogen, meskipun pada
daerah perbukitan tetapi tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat
sengkedan (teras) pada bagian yg curam, kemudian utk menggemburkan tanah perlu
di bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata.
Selanjutnya
diberi pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan
dengan ukuran 1,20 m yg panjangnya disesuaikan dengan ukuran yg diperlukan.
2)
Pembukaan Lahan
Tanah
yg akan dipergunakan utk kebun jambu biji dikerjakan semua secara bersama,
tanaman pengganggu seperti semak-semak & rerumputan dibuang, &
benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam,
dengan mempertimbangkan bibit yg mau ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan
pengolahan tanah tdk perlu terlalu dlm (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu
pengolahan yg cukup dlm (50 cm).
Kemudian
dibuatkan saluran air selebar 1 m & ke dlm disesuaikan dengan kedalaman air
tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yg kurang lancar. Tanah yg kurus
& ukurang humus/ tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dengan
cara mengubur ranting-ranting & dedaunan dengan kondisi seperti ini
dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan pemupukan
sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter persegi. Dilanjutkan pembuatan
bedengan sesuai dengan kebutuhan.
3)
Pembentukan Bedengan
Tanah
yg telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yg berukuran 3 m lebar, panjang sesuai
dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm. Bagian atas tanah diratakan guna
menopang bibit yg akan ditanam. Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4
m, dipersiapakan jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan
membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi,
setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, utk sarana
lalu-lintas para pekerja & dapat digunakan sebagai saluran air pembuangan,
utk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah
matang. Terkecuali apabila penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan jarak
tanaman antara 3 x 2 m.
4)
Pengapuran
Pengapuran
dilakukan apabila dataran yg berasal dari tambak & juga dataran yg baru
terbentuk tdk bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum
terlalu subur. Caranya dengan menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m,
dasar lobang ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter utk setiap lobang, guna
menetralkan pH tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan
kapur diberi pupuk kandang.
5)
Pemupukan
Setelah
jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur pada lubang-lubang yg ditentukan
kemudian diberikan pupuk kandang dengan urutan pada bulan pertama diberi NPK
dengan dosis 12:24:81 ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan
pertama, pada bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon &
bulan ke 4 sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk
kandang yg sudah matang & ditanamkan sejauh 30 cm dari batang tanaman.
Pemupukan
merupakan bagian terpenting yg peggunaannya tdk dapat sembarangan,
terlebih-lebih kalau menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau dilakukan
berlebihan akan berakibat adanya perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yg
akan membahayakan tanaman itu sendiri.
3. Teknik
Penanaman
1)
Penentuan Pola Tanaman
Setelah
terjadi proses perkecambahan biji yg telah cukup umur ditempatan pada
bedeng-bedang yg telah siap. Juga penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui
proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 20 x 30 cm setelah
berkecambah & berumur 1-2 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai
maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua yg telah dibentuk
selebar 3-4 m dengan jarak tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm,
jarak antara bedeng selebar 1 m, didahului perataan tanah ditengah bedengan
guna pembuatan lubang-lubang penanaman. utk menghindari sengatan sinar matahari
secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih tinggi ke timur dengan
maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
2)
Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan
lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap utk tempat penanaman bibit jambu biji
yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat
lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,8 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 1
bulan sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah
dipisahkan, nantinya akan dipergunakan utk penutup kembali lubang yg telah
diberi tanaman, pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 minggu
dimaksudkan agar jasad renik yg akan mengganggu tanaman musnah; sedangkan jarak
antar lubang sekitar 7-10 m.
3)
Cara Penanaman
Setelah
berlangsung selama 1 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti semula
& tanah di bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek
± 20 liter) pupuk kandang yg sudah matang, & kira-kira 2 pekan tanah yg
berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu
biji ditanam, penanaman tdk perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas
antara akar & batang jambu biji diusahakan setinggi permukaan tanah yg ada
disekelilingnya. Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi
& sore), kecuali pada musim hujan tdk perlu dilakukan penyiraman.
4)
Lain-lain
ada
awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg rangkanya dibuat dari
bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah timur, agar
tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, &
utk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman
dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara
alamiah.
4. Pemeliharaan
Tanaman
Meskipun
penanaman jambu biji mampu tumbuh & menghasilkan tanpa perlu diperhatikan
keadaan tanah & cuaca yg mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila
keberadaannya diperhatikan, karena tanaman yg diperhatikan dengan baik akan
memberikan imbalan hasil yg memuaskan.
1)
Penjarangan & Penyulaman
Karena
kondisi tanah telah gembur & mudah tanaman lain akan tumbuh kembali
terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti rumput-rumputan & harus
disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tdk
tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. &
apabila tumbuh tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman
& sebaliknya apabila tumbuhnya sangat berdekatan penjarangan.
2)
Penyiangan
Selama
2 minggu setelah bibit yg berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan
perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan
dahan muda (warna hijau) & apabila buah terlalu banyak, tunas yg ada dlm
satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yg tdk diperlukan akan
berakibat buah menjadi besar & menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji
dengan membatasi percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm
dilakukan pangkasan, & setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke
arah mendatar, guna utk merangsang tunas bunga & buah yg akan tumbuh.
3)
Pembubunan
Supaya
tanah tetap gembur & subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji perlu
dilakukan pembalikan & penggemburan tanah supaya tetap dlm keadaan lunak,
dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
4)
Perempalan
Agar
supaya tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yg rimbun, setelah tanaman berumur
2 tahun segera dilakukan perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya.
Disamping utk memperoleh tajuk yg seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman,
juga memperbanyak & mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara &
pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan
harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada
musim berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.
5)
Pemupukan
Untuk
menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan
pupuk secara berkala dengan aturan:
6)
Pengairan & Penyiraman
Selama
dua minggu pertama setelah bibit yg berasal dari cangkokan atau okulasi
ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi & sore. &
minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari.
Apabila tanaman jambu biji telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman
bisa dikurangi lagi yg dapat dilakukan saat-saat diperlukansaja. & bila
turun hujan terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tdk tegenang air
dengan cara membuat lubang saluran utk mengalirkan air.
Sebaliknya
pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan
menggunakan pompa air 3 PK utk lahan seluas kurang lebih 3000 m 2 & dilakukan
sehari sekali tiap sore hari.
7)
Waktu Penyemprotan Pestisida
Guna
menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yg ditimbulkan baik karena
kondisi cuaca & juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan
penyemprotan pestisida pada umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum
panen & juga perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama utk
menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu
penyemprotan dilakukan dengan fungisida jenis Delsene 200 MX guna memberantas
cendawan yg akan mengundang hadirnya semut-semut.Disamping itu juga digunakan
insektisida guna memberantas lalat buah & kutu daun disemprot 2 x seminggu
& setelah sebulan sebelum panen penyemprotan dihentikan.
8)
Pemeliharaan Lain
Untuk
memacu munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yg
akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tdk diberi KNO3 & juga
mempunyai keunggulan memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu
biji pada setiap stadium (tahap perkembangan) & juga mempercepat
pertumbuhan buah jambu biji, cara pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan
pada pucuk-pucuk cabang dengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 utk setiap
10 pucuk tanaman dengan ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yg dilarutkan dengan
1 liter pengencer teknis.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengaruh iklim terhadap
tanaman diawali oleh pengaruh langsung cuaca terutama radiasi dan suhu terhadap fotosintesis,
respirasi, transpirasi dan proses-proses metabolisme di dalam sel organ
tanaman. Fotosintesis hanya berlangsung siang hari. Adapun intensitas respirasi
daun sepenuhnya dipengaruhi oleh suhu udara dan berlangsung secara terus-menerus
sepanjang umur tanaman. Maka semakin rendah suhu udara harian akan semakin
rendah penggunaan karbohidrat untuk respirasi.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis ajukan dalam pembahasan ini
adalah agar kiranya pembaca yang memiliki atau berencana untuk bertanam jambu
biji untuk mengikuti teknik pembudidayaan di atas. Selajutnya memperhatikan
iklim cuaca dan keadaan tanah sebelum menanam jambu biji. Penulis menyadari
bahwa makalah ini mesih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari
teman - teman pembaca sangat penulis harapkan. Terima kasih, wasalaam.
DAFTAR
PUSTAKA
Kustamiyati, B. 2006. faktor iklim terhadap
pertumbuhan jambu biji. http://www.lppi.co.id ((10 Juni 2015).
Mahfoedz, M.K. 1993. Budidaya dan
Pengolahan jambu biji. LPP Kampus, Yogyakarta. (10 Juni 2015)
Mayuni, 1982. Pengolahan jambu biji.
Departemen Teknologi Hasil Pertanian,Andalas, Padang. (10 Juni 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar