KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ TRANSPIRASI “. Pada makalah
ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari
berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................... ...... i
Daftar
Isi......................................................................................................................... ...... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................... ...... 1
1.1
Latar Belakang.................................................................................................... ...... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................... ...... 1
1.3
Tujuan Makalah................................................................................................... ...... 1
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................. ...... 2
2.1
Pancasila Dan Butir-Butirnya............................................................................. ...... 2
2.2
Isi Dari Pasal 30 Ayat 4 UUD 1945.................................................................... ...... 5
2.3
Undang-Undang Isi Pasal 29 Ayat 1 Dan 2
Tentang Agama.............................. ...... 6
2.4 Asal Mula
Pancasila Secara Formal.................................................................. ...... 7
2.5
Pancasila
Era Kemerdekaan................................................................................ ...... 8
2.6
Pancasila Era Orde Lama.................................................................................... ...... 9
BAB
III PENUTUP......................................................................................................... .... 10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... .... 10
3.2 Saran................................................................................................................... .... 10
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................... .... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Di musim panas tahun 1980, John
Hanks, seorang ahli ilmu tanah dari Utah State University, membuat catatan yang
teliti tentang jumlah air yang dibutuhkan untuk menumbuhkan sebatang tanaman
bit-gula di kebun Greenville milik unversitas. Sampai tanaman tersebut dewasa,
air setara 620 mm hujan perlu ditambahkan ke kebun itu. Kira-kira seperempat
bagiannya diuapkan langsung dari tanah, tetapi 465 mm sisanya, sebagian besar
lebih dahulu melewati tanaman, baru kemudian ke atmosfer. Penguapan air dari
tumbuhan disebut transpirasi. Pada tumbuhan, peristiwa itu biasanya berhubungan
dengan kehilangan air-dalam melalui stomata, kutikula, atau lentisel. Kemudian,
perhitungan dilanjutkan; Hanks memperlihatkan bahwa 465 kg air ditranspirasikan
oleh tanaman bit-gula untuk setiap kg sukrosa yang dihasilkan; sedangkan untuk
menghasilkan 1 kg biomassa kering, termasuk daun, batang, dan akar, sebanyak
230 kg air ditranspirasikan.
Dalam penelitian tahun 1974, Hanks
mendapati bahwa air sebanyak 600 kg ditranspirasikan untuk menghasilkan 1
kg jagung kering, dan untuk 1 kg biomassa kering ditranspirasikan 225 kg air.
Jadi, dari air yang melewati tumbuhan dari tanah menuju atmosfer, dalam contoh
ini, hanya kira-kira 1% yang menjadi bagian dari biomassa. Nilai ini khas, dan
sangat berbeda-beda pada berbagai spesies tumbuhan.
Mengapa harus begitu banyak air yang
hilang melalui transpirasi untuk membesarkan tanaman? Karena rangka molekul
semua bahan organik pada tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh
dari atmosfer. Karbon masuk ke dalam tumbuhan sebagai karbondioksida (CO2)
melalui pori stomata yang paling banyak terdapat di permukaan daun, dan air
keluar secara difusi melalui pori yang sama ini saat stomata terbuka. Dilema
yang dihadapi tumbuhan adalah bagaimana memperoleh CO2 sebanyak mungkin dari
atmosfer yang sebenarnya sangat sedikit mengandung gas tersebut (kira-kira
0,035% dari volume), dan pada sama mempertahankan air sebanyak mungkin pula.
Para petani menghadapi tantangan yang serupa juga, yaitu bagaimana mencapai
hasil maksimum tanaman dengan menggunakan sedikit mungkin air irigasi atau
curah hujan yang merupakan sumber daya alam yamg terbatas.
Memahami berbagai faktor lingkungan
dan cara faktor tersebut mempengaruhi transpirasi melalui daun serta penyerapan
CO2 ke dalam daun pada saat-saat yang berlainan sangatlah sulit, karena
berbagai faktor tersebut berinteraksi dengan begitu banyak cara. Factor
lingkungan mempengaruhi tidak hanya proses fisika penguapan dan difusi, tetapi
juga mempengaruhi membuka-tutupnya stomata pada permukaan daun yang dilalui
lebih dari 90% air yang ditranspirasikan dan CO2. Naiknya suhu daun misalnya,
sangat banyak menaikkan penguapan dan sedikit difusi, namun mungkin menyebabkan
stomata menutup atau membuka lebih lebar, bergantung pada spesies dan faktor
lain. Waktu matahari terbit, stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan,
dan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat. Naiknya suhu
membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembapan, maka transpirasi meningkat
dan barangkali bukaan stomata pun terpengaruh. Angin membawa lebih bayak CO2
dan mengusir uap air. Hal ini menyebabkan penguapan dan penyerapan CO2
meningkat, tapi agak kurang dari yang diduga, karena meningkatnya CO2
menyebabkan stomata menutup sebagian. Bila daun dipanaskan oleh sinar matahari
dengan panas yang melebihi suhu udar, angin akan menurunkan suhunya. Akibatnya
transpirasi menurun. Bila kandungan air tanah terbatas, transpirasi dan
penyerapan CO2 terhambat karena stomata tertutup.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud transpirasi?
2. Bagaimana mekanisme transpirasi?
3. Bagaimana cara pengukuran
transpirasi?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian
transpirasi?
1.3 Tujuan
Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
transpirasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme
transpirasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara
pengukuran transpirasi.
4. Untuk mengetahui apa saja keuntungan
dan kerugian transpirasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai
proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.
Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang
lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil
dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan
besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada
air yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air,
dan itu adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan
berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar.
Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata,
dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan.
Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa
nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun
disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan
karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan
osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.
Tingkat transpirasi secara langsung
berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari
bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar
kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi
melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau
terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10%
dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian
besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat
mempengaruhi laju transpirasi. Hanya 1-2% dari seluruh air yang ada dalam tubuh
tumbuhan digunakan dalam fotosintesis atau dalam kegiatan metabolic
sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam proses transpirasi. Bila
stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun itu harus terus berfungsi
dengan baik maka air segar harus disediakan kepada daun untuk menggantikan yang
hilang pada waktu transpirasi.
Proses transpirasi akan menyebabkan
potensial air lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar. Akibatnya, daun
seolah-olah menghisap air dari akar.
Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh
energy baru atau berubah energy menjadi panas. Dengan demikian, transpirasi
menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan panas untuk menguapkan
air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya langsung,
radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan tumbuhan,
semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1. Transpirasi Kutikula.
Adalah
evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula
daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan
transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air
yang hilang terjadi melaui stomata.
2. Transpirasi
Stomata
Sel-sel mesofil
daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan
uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang
itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer
pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
3. Transpirasi Lentisel
Yaitu
pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui
jaringan ini adalah 0,1%
2.2 Pengukuran Transpirasi
Pengukuran laju transpirasi tidaklah
terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena semua cara pengukuran
traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai kondisi yang
mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju
transpirasi :
1. Kertas korbal klorida
Pada dasarnya
cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan
pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini
berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi
merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada
permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah
daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah
jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup
kertas.
2. Potometer
Alat ini
mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi bahwa bila
air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan
jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Cara ini
mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus
cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Penimbangan langsung
Pengukuran
transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot
yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan
tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir
untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.
2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPIRASI
1. Faktor dalam adalah:
a. Penutupan Stomata
Sebagian
besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak
tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata
tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air
tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan
penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan
stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
b. Jumlah dan Ukuran Stomata
Jumlah
dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh
yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan
stomata.
c. Jumlah Daun
Makin
luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi. Penggulungan atau
pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang
menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
d. Kedalaman dan Proliferasi Akar
Ketersedian
dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada
kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan
ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah )
meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan permanen.
2. Faktor luar adalah :
1. Sinar Matahari
Seperti
yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan
gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat
transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar
infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian
menaikkan tempratur.
Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas
yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar
transpirasi .
2. Temperatur
Merupakan
faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada
dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu
udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih
tinggi daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat
pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air
di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun.
Kenaikan
tempratur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah
barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung
udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap
tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada
perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke
udara bebas
3. Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada
hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian
itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di
luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan
uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari
konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun.
Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara
kering melancarkan transpirasi.
Pada
kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi
antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke dalam
daun melalui stomata dengan proses kebalika transpirasi. Laju gerak masuknya
molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu
kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto
dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama,
transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara.
4. Angin
Pada
umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa
pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap
yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar
. Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi.
Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju
transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan
tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun,
dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting
daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
5. Keadaan air Dalam Tanah
Air
di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang
ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air
lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air
melalui akar.
Tersedianya
air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju
transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke
sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju
absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan
laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah.
Hal
tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi
kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika
kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air
melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.
2.4 Mekanisme transpirasi
Transpirasi dimulai dengan penguapan
air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini
rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga
dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel
akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami
kekurangan air sehingga potensial airnya menurun.
Kekurangan ini akan diisi oleh air
yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima
air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang
terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel
tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata
membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau
tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air
dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut
transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya
penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
2.5 Kegunaan Dan Kerugian Transpirasi
1. Kegunaan
Transpirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada
hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang membawa garam-garam mineral dari
dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar
(panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena
sebagia dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air.
Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem, membuang
kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal,
mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas
suhu daun. pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika
transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan
berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum.
Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada siang hari radiasi
matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi
berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.
2. Kerugian
Transpirasi
Transpirasi
dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah
terbatas, penyerapanair tidak mampu mengimbangi laju
transpirasi, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman
menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Transpirasi dapat diartikan sebagai
proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.
2. Transpirasi dimulai dengan penguapan
air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun.
3. Ada empat cara laboratorium untuk
menaksir laju transpirasi :
· Kertas korbal klorida
· Potometer
· Pengumpulan uap air yang
ditranspirasi
· Penimbangan langsung
4. Keuntungan dan kerugian transpirasi
tumbuhan:
a. Keuntungan
· Pengangkutan air ke daun dan difusi
air antar sel.
· Penyerapan dan pengangkutan air,
hara .
· Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar
tetap pada kondisi optimal.
· Pengaturan bukaan stomata.
· Mempertahankan suhu daun.
b. Kerugian
· Transpirasi dapat membahayakan
tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju
transpirasi, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun.
· Sering terjadi di daerah kering,
perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan, PT Raja Grafindo Persada; Jakarta
Salisbury, F. B dan Ross, C. W,.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1, Penerbit ITB;
Bandung
http://musaneuksigli.blogspot.com/2011/02/siklus-hidrologi.html
http://vansaka.blogspot.com/2010/03/transpirasi-pada-tanaman.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar