KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN JAGUNG “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Juni 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2
Tujuan....................................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 4
2.1
Pengaruh Unsur Iklim Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Jagung............. 4........................................................................................................................................
2.3
Faktor - Faktor Iklim Yang Mempengaruhi Produktivitas Jagung......................... 5........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................
2.4 Budidaya
Jagung Berdasarkan Iklim....................................................................... 9
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................. ......................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. .................................................................................................................................... 13
3.2 Saran........................................................................................................................ .................................................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................... ......................................................................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung
merupakan salah satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat
terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh masyarakat belum
cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan jagung yang benar dan baik dan
tanah atau lahan untuk tanaman jagung. Tanaman jagung merupakan tanaman yang tidak banyak memerlukan air dalam
siklus tumbuhnya sehingga sebenernya mudah dalam membudidayakan tanaman jagung
ini apabila dilakukan dengan benar. Dari hal tersebut tanaman jagung hanya
perlu curah hujan yang relatif rendah yaitu sekitar 85-200 mm/bulan tetapi
merata pada setiap lahan. Untuk umur jgung sendiri tergantung pada varietas
yang digunakan untuk budidaya. Ada jagung yang berumur dalam yaitu lebih dari
100 hari dalam 1 kali panen, jagung yang berumur sedang antara 85-100 panen dan
ada juga umur jagung yang berumur rendah yaitu kurang dari 85 hari pemanenan.
Jagung
merupakan salah satu contoh tanaman C4 yang berarti lebih banyak membutuhkan
sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman C4
merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi
sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 4 buah dalam
menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis
(Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman jagung tiak perlu diadakan naungan
karena salah satu tanaman C4. Sehingga jagung lebih cocok dalam suhu antara
20-300 C dan ketinggian antara 50-1800 m dari permukaan laut.
Tanaman jagung juga termasuk tanaman monokotil yang berarti tidak memiliki kayu
pada bagia batangnya dan termasuk dalam famili rumput-rumputan.
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung dapat dari berbagai hal, salah
satu contohnya yaitu faktor iklim. Iklim merupakan keadaan dimana yang sangat
menentukan sehingga tidak semua tanaman dapat tumbuh pada setiap iklim. Selain
iklim dapat menentukan produktivitas tanaman jagung tetapi dapat juga
menentukan dalam hal kandungan gizi yang dihasilkan tanaman tetapi masyarakat
tidak mementingkan gizi yang terkandung dalam tanaman jagung tersebut.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis yang hanya
memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Untuk daerah iklim tropis
kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak mengandung karbohidrat yang tinggi
tetapi rendah kandungan protein pada setiap tanaman yang dihasilkan
(Kartasapoetra, 1990).
Peningkatan
produktivitas tanaman jagung merupakan hal yang penting dalam memenuhi
kebutuhan pasar di Indonesia. Dalam hal peningkatan produksi tanaman jagung ini
perlu memperhatikan berbagai faktor seperti iklim, esensial, hama dan penyakit
danvarietas tanaman yang akan ditanam. Salah satu faktok iklim yang berpengaruh
dalam meningkatkan produksi tanaman adalah cahaya. Cahaya merupakan hasil dari
gabungan antara berbagai warna yang ditimbulkan oleh sinar matahari atau benda
lain yang dapat menghasilkan cahaya. Bagi tanaman cahaya sangat penting karena
menyangkut berbagai hal dalam melakukan fotosintesis yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Bukan hanya dalam hal fotosintesis cahaya
yang diperlukan oleh tanaman tetapi proses pekembangan seperti perkecambahan,
perpanjangan batang, membukanya hipocotyl, perluasan daun, sintesa klorofil,
gerakan batang dan daun, pembukaan bunga dan dormansi tunas (Fitter dan Hay,
1992).
1.2 Tujuan Makalah
1. Memahami
pengaruh unsur iklim terhadap pertumbuhan dan produktivitas jagung
2. Memahami
faktor - faktor iklim yang mempengaruhi produktivitas jangung
3. Memahami
budidaya jagung berdasarkan iklim
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengaruh Unsur Iklim Terhadap Pertumbuhan
Dan Produktivitas Jagung
Faktor
iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman
ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai
dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang
perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan
perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang
dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini
adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk
pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan
tropis.
Perubahan iklim merupakan sesuatu
yang sulit untuk dihindari dan memberikan dampak terhadap berbagai segi
kehidupan. Perubahan iklim adalah implikasi dari pemanasan globaldimana
fenomena ini menyebabkan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (El-Ninodan
La-Nina) dan ketidak teraturan musim. Selama 30 tahun terakhir terjadi
peningkatansuhu global secara cepat dan konsisten sebesar 0,20C per dekade,
dengan sepuluh tahunterpanas terjadi pada periode setelah tahun 1990.
Pertanian merupakan salah satu sektor
yangsangat rentan terhadap perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas
tanaman dan pendapatan petani. Budidaya tanaman pertanian sangat
tergantung pada iklim dan cuaca.Unsur cuaca yang berpengaruh adalah intensitas
cahaya matahari, suhu, curah hujan, dankelembaban. Pengaruh perubahan iklim ini
dapat berdampak berupa potensi yangmengancam penurunan atau mungkin terjadinya
peningkatan dari produktivitas pertanian.
Pertanian merupakan basis ekonomi
dalam pembangunan perekonomian kabupaten solok, hal ini didukung dengan
komposisi PDRB dimana sektor pertanian memberikan kontribusiterbesar yaitu
45.27% terhadap pembangunan perekonomian kabupaten Solok.
Sektor pertanian kabupaten solok dibagi kedalam 5 subsektor yang
salahsatunya adalah subsektor tanaman pangan, dalam subsektor ini komoditi
jagung merupakan komoditi dominan setelahkomoditi padi.
Adanya perubahan iklim perlu diketahui
dampaknya terhadap perubahanangka produktivitas jagung setiap tahunnya, meski
terdapat faktor-faktor lain yang ikutmempengaruhi. Pengetahuan ini nantinya
untuk dapat dijadikan sebagai pengetahuan dasar dalam usaha penyesuaian
dan kebijakan dalam pertahanan komoditi pertanian khususnyatanaman jagung di
kec. Gunung Talang, kec. Danau kembar, kec. Lembang Jaya dan kec. XKoto Singkarak
Kabupaten Solok yang merupakan daerah penghasil jagung cukup besar,sehingga
terus dapat dikembangkan dan terus dapat berkontribusi terhadap
pendapatandaerah
2.2 Faktor - Faktor Iklim Yang Mempengaruhi
Produktivitas Jangung
Indikator
dampak perubahan iklim antara lain peningkatan curah hujan, suhu, kelembapan,
intensitas cahaya matahari, angin. Perubahan iklim mempengaruhi sektor petanian
karena merupakan salah satu faktor dalam pertumbuhan tanaman. Jagung merupakan
komoditi unggulan karena potensi permintaan pasarnya yang
meningkat. Potensi pasar jagung meningkat sementara terjadinya perubahan iklim
mengakibatkan penurunan produksi. Perubahan iklim yang terjadi adalah
peningkatan curah hujan, pada tahun 2010 terjadi musim kemarau basah. Curah
hujan tinggi menyebabkan akar tanaman jagung kekurangan oksigen sehingga
tanaman menjadi kurus. Perubahan iklim sebagai tantangan bagi petani karena
dengan menurunnya produksi usahatani bisa mempengaruhi pendapatannya.
Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2
unsur yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu :
1.
Curah hujan dan distribusi hujan.
2.
Tinggi tempat dari permukaan laut.
Selain unsur iklim di
atas, menurut Guslim (2007) Produksi tanaman juga dipengaruhi oleh Radiasi
Matahari dan Suhu. Pertumbuhan
tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi
lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk
berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa
reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai
tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua
rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari
(Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Tanaman jagung perlu memperhatikan beberapa faktor
yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman. salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi adalah faktor lingkungan. Pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu lingkungan dan genetik.
Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat dikelompokkan atas lingkungan biotik
(tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia), dan abiotik (tanah dan iklim).
Dari
faktor-faktor diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Genetik
Gen adalah
faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen
berpengaruhi setiap struktur makhluk hidup dan juga perkembangannya, Walaupun
gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies)
memiliki gen untuk sifat tertentu. Penggunaan jagung dari varietas yang
tahan merupakan salah satu cara dalam memproduksi tanaman jagung yang optimal.
2. Curah
hujan
Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air
tanah, aerasi tanah, kelembaban udara dan secara tidak langsung juga menentukan
jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman. Oleh karenanya curah hujan
sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Ketinggian tempat
menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan mempengaruhi curah hujan,
yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Perbedaan ketinggian tempat dari
permukaan laut menyebabkan perbedaan suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100m dari
permukaan laut, suhu akan turun sekitar 0,50C. Pada
lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan
ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan
pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.
Sebaiknya
Jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau. Jagung dapat
ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl.
Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang
baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
3. Tanah
Tanah merupakan komponen hidup dari
lingkungan yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tanah yang menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang
relative rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan
akhirnya akan mempengaruhi hasil. Jenis tanah yang dapat
ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol,
grumosol, tanah berpasir.
Pada
tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan
hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah
dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk
pertumbuhannya. Keasaman tanah erat
hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur
hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah
pH antara 5,6 - 7,5. Tanaman
jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena disana
kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan
tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras
dahulu.
4. Suhu
Suhu udara mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan maupun sifat dan struktur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan
baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimumnya berkisar
22-370C. Suhu optimum berkisar antara 25- 300C dan suhu maksimum 35-400C.
Tetapi suhu kardinal (minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi
oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
Suhu
yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi
pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajatC.
Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
5. Cahaya
matahari
Cahaya matahari (radiasi surya)
mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya,
kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang hari).
Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah
melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan anthocyanin (pigmen
merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding
sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.
6. Hara
dan air
Hara dan air memegang peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari
kedua bahan ini adalah sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan
yang terjadi pada tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman
mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada proses fotosintesis adalah hara dan air yang nantinya
akan diubah tanaman menjadi makanan. Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak
akan berlangsung.
Hara dan air umumnya diambil tanaman
dari dalam tanah dalam bentuk ion. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat
dibagi atas dua kelompok yaitu hara makro dan mikro. Hara makro adalah
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan
dalam jumlah kecil.
Nutrien yang tergolong kedalam hara
makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium,
Calsium, Ferrum. Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro adalah Boron,
Mangan, Molibdenum, Zinkum (seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika tanaman
kekurangan dari salah satu unsur tersebut diatas maka tanaman akan mengalami
gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan (Hanum, 2008).
2.3 Budidaya
Jagung Berdasarkan Iklim
Jagung
merupakan tanaman semusim (Annual Plants). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80 – 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif, dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generative. Tinggi
tanaman jagung angat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya memiliki
ketinggian antara 1 meter sampai 3 meter, namun ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6 meter. Tinggi tanaman bisa diukur dari permukaan tanah hingga
ruas teratas sebelum bunga jantan.
Jagung
adalah termasuk tanaman monokotil (tumbuhan berbiji tunggal) sehingga perakarannya
pun tergolong akar serabut yang kedalamannya dapat mencapai 8 meter, meskipun
sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Batang tanaman jagung tegak dan
mudah terlihat, seperti sorgum dan tebu. Bentuk daunnya memanjang. Antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Suprapto
(1995:10-11).
Jagung (Zea
mays) termasuk famili graminae. Jagung yang banyak dibudidayakan
sekarang ini adalah jagung hibrida, yaitu jagung yang hasil rekayasa genetika
yang sifatnya silang, artinya sebagian besar penyerbukannya berasal dari
tanaman jagung lainnya.
Macam – macam varietas jagung hibrida antara lain yaitu :
1. Single Cross
Merupakan hibrida yang berasal dari
persilangan dua galur murni.
2. Double Cross
Merupakan hibrida yang berasal dari
persilangan antara dua cross.
3. Three Way Cross
Merupakan hibrida yag berasal dari
persilangan antara single cross dengan suatu varietas atau populasi.
4. Top Cross
Merupakan hibrida yang berasal dari
persilangan antara dua galur murni dengan satu varietas.
5. Modified Single Cross
Yaitu hibrida yang berasal dari
persilangan single cross dengan galur lain.
Iklim
yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang
hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di
daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan
yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal
sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian
biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam
diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
Pertumbuhan
tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang
ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang
baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung
antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal
memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih
jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
Saat
panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim
hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
adapun media tanaman jagung adalah sebagai berikut ;
a.
Jagung tidak memerlukan persyaratan
tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur
dan kaya humus.
b.
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung
antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah
berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami
jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan
untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik
untuk pertumbuhannya.
c.
Keasaman tanah erat hubungannya dengan
ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6-7,5.
d.
Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan
aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.
e.
Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 %
dapat ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat
kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya
dilakukan pembentukan teras dahulu.
Berdasarkan ketinggiannya jagung
dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah
pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan
ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang optimum bagi
pertumbuhan tanaman jagung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prospek tanaman
jagung perlu dikembangkan di Indonesia karena Indonesia mendukung dalam
budidaya jagung dan memiliki lahan yang luas yang belum dimanfaatkan. Dalam usaha
budidaya tanaman jagung perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman jagung.
Pemupukan dapat
berpengaruh dalam hasil tanaman jagung karena data menunjukkan berbagai
perbedaan.
Pemupukan yang
paling baik untuk usaha budidaya tanaman jagung adalah pemupukan menggunakan pupuk NPK dan ditambahakan bahan organik
3.2 Saran
Budidaya
tanaman jagung memiliki prospek yang bagus di Indonesia perlu dikembangkan
karena beberapa lahan masih ada yang tidak digunakan secara maksimal. Usaha
budidaya jagung harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman jagung agar tidak terjadi kerugian bagi pengusaha yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Al Omran et
al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato
Production under Calcareous Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of
Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950.
Fitter dan Hay.
1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gardner, dkk.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia
(UI-Press).
Hanum,
Chairani. 2008. Teknik
Budidaya Tanaman Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Kartasapoetra,
Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kasniari dan
Supadma. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N, P, K ) dan Jenis
Pupuk Alternatif terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dan Kadar
N, P, K Inceptisol Selemadeg, Tabanan. Agritrop. Vol 26(4): 168-176.
Makalah ini ada jurnalnya tidak ya?
BalasHapus