KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Menuju
Pertanian Berkelanjutan”Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh
dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1
Pengertian dan Perkembangan Sistem Pertanian Berkelanjutan.................... 3
2.2 Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan............................................... 5
2.3 Ciri-ciri sistem pertanian
berkelanjutan......................................................... 6
2.4 Sifat-sifat
sistem pertanian
berkelanjutan...................................................... 8
2.5 Indikator Sistem pertanian berkelanjutan....................................................... 8
2.6 Aplikasi pertanian berkelanjutan..................................................................... 9
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................. 14
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Awalnya, tahun 1980, istilah
“sustainable agriculture” atau diterjemahkan menjadi ‘pertanian berkelanjutan’
digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif berdasarkan
pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian
berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan
produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan
stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan. Tiga indikator
besar yang dapat dilihat dari lingkungannya lestari, ekonominya meningkat
(sejahtera) dan secara sosial diterima oleh masyarakat petani.
Definisi komprehensif bagi pertanian
berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi,
yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan
input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi
tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian
(on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan
menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada
pelaksanaan pertanian.
Dalam pengelolaannya, sistem
pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan
generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan
kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus
yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa
membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi
teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis.
Dari beberapa urian diatas sangat
jelas bahwa pentingnya sistem pertanian berkelanjutan untuk dapat diterapkan
oleh berbagai negara yang ada dibelahan dunia dengan semaksimal mungkin.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud sistem pertanian berkelanjutan?
2.
Apa
prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan?
3.
Apa
saja ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan?
4.
Apa
Saja indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian
berkelanjutan.?
5.
Bagaimana
aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui sistem pertanian
berkelanjutan
2. Mengetahui prinsip dasar sistem
pertanian berkelanjutan
3. Mengetahui ciri dan sifat sistem
pertanian berkelanjutan
4. Mengetahui indikator pada penerapan
yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan.
5. Mengetahui aplikasi pada penerapan yang
terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Perkembangan Sistem Pertanian Berkelanjutan
Sistem pertanian Berkelanjutan juga
dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk
kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya
alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air,
manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedangkan tujuan
pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan
kesuburan tanah; meningkatkan dan mempertahankan basil pada aras yang optimal;
mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang
lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan
makhluk hidup lainnya. Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen
fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara
ideal untuk saat ini dan yang akan datang.
Kebijakkan pemerintah saat itu memang
secara jelas merekomondasaikan penggunaan energi luar yang dikenal dengan paket
Panca Usaha Tani, yang salah satunya menganjurkan penggunaan pupuk kimia dan
pestisida. Terminologi pertanian berkelanjutan (susitainable
agriculture) sebagai padanan istilah agroekosistem pertama kali dipakai
sekitar awal tahun 1980-an oleh pakar pertanian FAO (Food Agriculture
Organization) Argoekosistem sendiri mengacu pada modifikasi ekosistem
alamiah dengan sentuhan campurtangan manusia untuk menghasilkan bahan pangan,
serat, dan kayu, untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.Conway
(1984) juga menggunakan istilah pertanian berkelanjutan dengan agro ekosistem
yang berupaya memadukan antara produktivit (productivity), stabilitas (Stability), Pemerataan (equlity),
jadi semakin jelas bahwa konsep agroekosistem atau pertanian berkelanjutan
adalah jawaban kegamangan dampak green revolution anatara lain
di tenggarai oleh semakin merosotnya produktivitas pertanian (leaffing off).
Saat ini, negara-negara barat dilanda
gelombang budaya teknologi tinggi (information technology) yang
disertai pesatnya penggunaan teknologi super canggih dalam bidang
telekomunikasi, misalnya penemuan internet, telepon seluler, dan lain
sebagainya. Ada dua peristiwa penting yang melahirkan paradigma baru sistem
pertanian berkelanjutan, peristiwa pertama adalah laporan Brundland dari komisi
Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1987, yang mendefinisikan
dan beru paya mempromosikan paradigma pembangunan berkelanjutan. Peristiwa
kedua adalah konfrensi dunia di Rio de Jeneri Brazil pada tahun 1992, yang
memuat pembahasan agenda 21 dengan mempromosikan Sustainable
Agriculture and Rural Development (SARD) yang membawa pesan moral pada
dunia bahwa ”without better enviromental stewardship, development will be
undermined” berbagai agenda penting termasuk pembahasan bidang yang
termasuk dalam pembahasan bidang pertanian dalam konferensi tersebut antara
lain sebagai berikut :
- Menjaga kontinuitas produksi dan keuntungan usaha dibidang pertanian dalam arti yangluas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peikanan, dan peternakan) untuk jangka panjang, bagi kelangsungan kehidupan manusia.
- Melakukan perawatan dan penigkatan SDA yang berbasis pertanian.
- Memenimalkan damapak negatif aktivitas usaha pertanian yang dapat merugikan bagi kesuburan lahan dan kesehatan manusia.
- Mewujudkan keadilan sosoal antardesa dan antar sektor dengan pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan dengan
pendekatan sistem dan besifat holistik mempertautkan berbagai aspek atau gatrs
dan disiplin ilmu yang sudah mapan antara lain agronomi, ekologi, ekonomi,
sosial, dan budaya. Sistem pertanian berkelanjutan juga beisi suatu ajakan
moral untuk berbuat kebajikkan pada lingkungan sumber daya alam dengan
memepertimbangkan tiga matra atau aspek sebagai berikut:
1.
Kesadaran
Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh
mnyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbanganadalah indikator adanya
harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismena dikendalikanoleh hukum alam.
2.
Bernilai
ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus mengacu
pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk
jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun
diluar sistem ekologi.
3.
Berwatak
sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus selaras
dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh
masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan mengusahakan
peternakan ayam diperkaangan milik sendiri. Mungkin secra ekonomis dan ekologis
menjanjikkan keuntungan yang layak, namun ditinjau dari aspek sosial dapat
memberikan aspek yang kurang baik misalnya, pencemaran udara karena bau kotoran
ayam.
Norma-norma sosial dan budaya harus
diperhatikan, apalagi dalam sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia
biasanya jarak antara perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat
berdekatan. Didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama sebelum
merencanakan suatu usaha
pertanian dalam arti luas.
Lima kriteria untuk mengelola suatu
sistem pertanian berkelanjutan
- Kelayakan ekonomis (economic viability)
- Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically sound and friendly)
- Diterima secara sosial (Social just)
- Kepantasan secara budaya (Culturally approiate)
- Pendekatan sistem holistik (sistem and hollisticc approach)
2.2 Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan
Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja
Pertanian Organik) dan IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip
dasar dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan.:
1.Prinsip ekologi
Prinsip ini mengembangkan upaya
bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam adalah satu kesatuan.
Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumber-sumber
keane-karagaman-hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi).
Upaya-upaya pelesta-rian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan
2. Prinsip teknis
Produksi dan pengolahan Prinsip
teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik.Yang
termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model pertanian
konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan,
pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh
mungkin mempertimbangkan kondisi fisiksetempat.
3. Prinsip Sosial ekonomis
Prinsip ini menekankan pada
penerimaan model pertanian secara sosial dan secara ekonomis menguntungkan
petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan
antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani.
4. Prinsip Politik
Prinsip ini mengutamakan adanya
kebijakan yang tidak bertentangan dengan upaya pengembangan pertanian
berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun
adanya pemasaran yang adil.
2.3 Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan
1. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan
(economically viable).Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat
produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa
ditolerir/diterima.
2. Berwawasan ekologis (ecologically
sound).Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga
keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian
yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan yang
tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).
3. Berkeadilan sosial.Sistem pertanian
yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan,
modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa membedakan status
sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.
4. Manusiawi dan menghargai budaya
lokal.Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk
yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks
budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal.
5. Mampu berdaptasi (adaptable). Mampu
menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti pertumbuhan
populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan konstalasi pasar.
Berdasarkan Lembaga Konsultasi
Penelitian Pertanian Internasional, pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan
sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia
yang berubah, sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan
dan melestarikan sumber daya alam. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Mantap secara ekologis, berarti
kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara
keseluruhan mulai dari manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah
ditingkatkan. Berarti tanah harus dikelola dan kesehatan tanaman dan hewan
serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis. Sumber daya lokal
digunakan secara ramah dan dapat diperbaharui.
2. Dapat berlanjut secara ekonomis. Adil,
yang berarti sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga
keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu pula hak
mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang memadai serta bantuan teknis yang
terjamin.
3. Manusiawi, menghargai martabat dasar
semua makhluk hidup dan menghargai budaya lokal.
4. Luwes, masyarakat memiliki kemampuan
dalam menyesuaikan diri (mampu beradaptasi) dengan perubahan kondisi usaha
pertanian.
5. Secara ekonomi menguntungkan dan
dapat dipertanggung jawabkan. Para petani mampu menghasilkan keuntungan dalam
tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang masih bisa
ditolelir/diterima.
6. Berkeadilan sosial, ini yang sering
mendapat hambatan, sistem ini harus menjamin terjadinya keadilan dalam akses
dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi dan pasar bagi yang terlibat,
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama, maupun etnis.
2.4
Sifat-sifat sistem pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan memiliki
lima sifat, diantaranya:
a.
Mampertahankan
fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri.
b. Berlanjut secara ekonomis artinya
mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada
pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan
partisipasinya.
c.
Adil
berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa
dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain.
d. Manusiawi artinya menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk
budaya yang telah ada.
e.
Luwes
yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan
demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir
keinginan konsumen maupun produsen.
2.5 Indikator Sistem pertanian berkelanjutan
1. Menghasilkan produk pertanian yang
berkualitas dengan kuantitas memadai.
2. Membudidayakan tanaman secara alami.
3. Mendorong dan meningkatkan siklus
hidup biologis dalam ekosistem pertanian.
4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan
tanah jangka panjang.
5. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran
yang diakibatkan penerapan teknik pertanian.
6. Memelihara keragaman genetik sistem
pertanian.
Konsep sistem pertanian
berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu:
keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia
(people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet). Indicator utama dimensi
ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan
nilai tambah dan stabilitas ekonomi.Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan
nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang. Dimensi
sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan
kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis
(termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal
sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas.Untuk itu,
pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan,
partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan
indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan
pembangunan. Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas
ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam.
Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya tekstur
bilogis, Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus
dipertimbangkan secara berimbang.
2.6 Aplikasi pertanian berkelanjutan
Beberapa kegiatan yang diharapkan
dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan
produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan,
serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu merupakan
suatu pendekatan untuk mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan
metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan;
biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;
a.
Penggunaan
insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama
atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari
parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
b.
Menggunakan
tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat (atraktan),
yang menjauhkan hama dari tanaman utama
c.
Menggunakan
drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur, dalam
upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis.
d.
Melakukan
rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun .
2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput
Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif
yang baru adalah dengan memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal
pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak
langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan
pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan
yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan
ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk
untuk areal pertanian.
3. Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi lahan
termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan
pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air.
Kegiatan konservasi lahan dapat
meliputi:
a.
Menciptakan
jalur-jalur konservasi.
b.
Menggunakan
dam penahan erosi.
c.
Melakukan
penterasan.
d.
Menggunakan
pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.
4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah
Konservasi
dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam pertanian.
Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa
memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam
melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun
langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain;
a.
Mengurangi
tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top soil)
yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table).
b.
Menggunakan
irigasi tetes (drip irrigation).
c.
Menggunakan
jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
d.
Melakukan
penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan racun
akibat
aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.
5. Tanaman Pelindung
5. Tanaman Pelindung
Penanaman
tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen tanaman
sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan
pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan
kualitas tanah.
6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman
6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman
Bertanam
dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat mengurangi
kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar. Peningkatan
diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon dan
rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan,
habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat. Beberapa
langkah kegiatan yang dilakukan;
a)
Menciptakan
sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan
binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek.
b)
Menanam
tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun dan
meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis tanaman saja.
7. Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman dengan
baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah.
Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk
kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah
dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis
pupuk organik yang bisa digunakan antara lain:
a)
Pengomposan
b)
Penggunaan
kascing
c)
Penggunaan
Pupuk Hijauan (dedaunan)
d)
Penambahan
nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.
8. Agroforestri (wana tani)
Agroforestri merupakan suatu sistem
tata guna lahan yang permanen, dimana
tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasimembentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi.
tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasimembentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh
dari pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain:
a)
Dapat
diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman dan
tanaman-tanaman tahunan.
b)
satu
jenis (monokultur).
c)
Keanekaan
jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan terbentuknya
stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah vertikal. Adanya
struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah dari hempasan
air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui lapisan tajuk yang
berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air hujan yang
jatuh bebas.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sistem
pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang
seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang berkelanjutan
untuk saat ini dan yang akan datang. Dan sistem pertanian berkelanjutan juga
mempunyai kriteria, prinsip-prinsip, sifat-sifat, dampak positif maupun
negatif, indikator dan aplikasi dalam menjalankan pertanian yang sustainable
agar dapat berjalan dengan seimbang.
1.
prinsip
dasar sistem pertanian berkelanjutan adalah prinsip ekologis, prinsip sosial
ekonomi, prinsip teknis, dan prinip politik prinsip.
2.
Ciri
dari sistem pertanian berkelanjutan adalah Secara ekonomi menguntungkan dan
dapat dipertanggung jawabkan (economically viable). Berwawasan ekologis
(ecologically sound). Berkeadilan sosial. Manusiawi dan menghargai budaya
lokal. dan mampu bradaptasi.
3.
Sifat
sistem pertanian berkelanjutan adalah Mampertahankan fungsi ekologis, berlanjut
secara ekonomis, adil manusiawi, dan luwes.
4.
Indikator
dari sistem pertanian berkelanjutan adalah menghasilkan produk pertanian
yang berkualitas dengan kuantitas memadai, membudidayakan tanaman secara alami,
mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,
memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang, menghindarkan
seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian,memelihara
keragaman genetik sistem pertanian.
5.
Aplikasi
pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan adalah
engendalian hama terpadu, sistem rotasi dan budidaya rumput, konservasi lahan,
menjaga kualitas air/lahan basah, tanaman pelindung, diversifikasi tanaman dan
lahan, pengolahan nutrisi tanaman, dan agroforestry.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa manusia
adalah makhluk yang tidak perna luput dari kesalahan, sehingga secara pribadi
penulis sangat megharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini agar nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
khususnya bagi penulis sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
AnonimA.
Sistem Pertanian Berkelanjutan./2010/04/02/sistem-pertanian-berkelanjutan-gambaran-kecil-untuk-indonesia/. Diakses pada Minggu tanggal 1 Juni
2014 pkul 21.01 WIB.
AnonimB.
Pertanian Berkelanjutan Diakses pada Minggu tanggal. 1
Juni 2014 pkul 21.08 WIB.
Outerbridge,
P. B . 1991. Limbah Padat di Indonesia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Teruo Higa. 1997. EM Technology Serving The World. Jakarta. Seminar Nasional Pertanian Organik.
Teruo Higa. 1997. EM Technology Serving The World. Jakarta. Seminar Nasional Pertanian Organik.
Trubus
No. 363. 2000. Pertanian Organik. Jakarta. Yayasan Tani Membangun.
Thanks Infonya, admin.
BalasHapusUntuk mencari referensi website pertanian dan perternakan saya sarankan untuk mengunjungi website ini ya min.
Fredikurniawan.com
ilmupeternakan.web.id