KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Pengawetan Makanan”Pada makalah ini kami banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak
.oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat
jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Agustus 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
2.1
Pengertian Bahan Pengawet............................................................................. 2
2.2 Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet.............................................................. 2
2.3 Macam-Macam Bahan Pengawet.................................................................... 2
2.4 Jenis-Jenis Pengawetan Makanan.................................................................... 4
2.4 Dampak Positif Dan Negatif Penggunaan Bahan Pengawet........................... 7
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 9
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena
kadar air yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan
pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar
kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal
(metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
Kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah
makanan tersebut masih pantas dikonsumsi, secara tepat sulit dilaksanakan
karena melibatkan faktor-faktor nonteknik, sosial ekonomi, dan budaya suatu
bangsa. Idealnya, makanan tersebut harus: bebas polusi pada setiap tahap
produksi dan penanganan makanan, bebas dari perubahan-perubahan kimia dan
fisik, bebas mikroba dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan.
Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, seperti pemberian
bahan-bahan kimia yang bertujuan untuk membuat bahan makanan tersebut tahan
lama.
Bahan-bahan yang digunakan untuk mengawetkan banyak sekali
macam dan jenisnya mulai dari yang alami hingga yang buatan. Ini erat
hubunganya dengan materi yang kami pelajari yaitu zat aditif yang masuk dalam
bidang ilmu kimia. Pada makalah ini akan dijelaskan lebih rinci pembahasan
tentang bahan pengawet pada makanan. Mulai macamnya, prinsip atau fungsinya,
cara penggunaan, manfaat dan dampak pemakaian pengawet, dan lain-lain.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dari bahan
pengawet
2. Untuk mengetahui macam-macam bahan
pengawet.
3. Untuk mengetahui manfaat dan
kegunaan bahan pengawet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Pengawet
Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat
mencegah atau menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain
terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
2.2 Tujuan
Penggunaan Bahan Pengawet
Penambahan
bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai berikut.
1. Menghambat pertumbuhan mikroba
pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun tidak patogen.
2. Memperpanjang umur simpan pangan.
3. Tidak menurunkan kualitas gizi,
warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan.
4. Tidak untuk menyembunyikan keadaan
pangan yang berkualitas rendah.
5. Tidak digunakan untuk menyembunyikan
penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan.
6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan
kerusakan pangan
2.3 Macam-Macam
Bahan Pengawet
1. Bahan pengawet alami
a. Pengertian bahan pengawet alami
Bahan pengawet alami adalah bahan
tambahan makanan yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Contohnya adalah
garam, gula, karagenan, buah picung, biji
kepayang, gambir, dan chitosan.
b. Macam-macam pengawet alami
· Garam, Larutan garam
yang dimasukkan ke dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan
aktivitas bakteri penyebab pembusukan sehingga membuat makanan lebih awet.
Prosesnya biasa disebut dengan pengasinan atau penggaraman. Pengawetan dengan
garam ini memungkinkan daya simpan yang lebih lama dibandingkan dengan produk
segarnya yang hanya bisa bertahan selama beberapa hari atau jam. Contohnya ikan
yang hanya tahan beberapa hari, bila diasinkan dapat tahan selama berminggu –
minggu. Tentu saja prosedur pengawetan ini memerlukan perhatian karena konsumsi
garam secara berlebihan bisa memicu penyakit darah tinggi.
· Karagenan, Keragenan adalah bahan alami pembentuk gel yang dapat
digunakan untuk mengenyalkan bakso dan mie basah sebagai bahan alternatif yang
aman pengganti boraks. Karagenan dihasilkan dari rumput laut Euchema sp. yang telah dibudidayakan di
berbagai perairan Indonesia. Dijelaskannya bahwa setiap 1 kilogram bakso
membutuhkan 0,5-1,5 gram karagenan untuk mengenyalkannya. Di pasaran,
0,5-1,5 gram karagenan dijual dengan harga Rp750,00 sampai Rp900,00. Karagenan
dalam industri sering dijadikan bahan campuran kosmetik, obat-obatan, es krim,
susu, kue, roti dan berbagai produk makanan
· Buah Picung, Pohon
picung atau kluwak (dalam bahasa Jawa) banyak tersebar di seluruh nusantara.
Selain sebagai bumbu masak dapur, biji buah picung juga bisa dimanfaatkan
sebagai pengawet alami ikan segar. Kombinasi 2% biji buah picung dan 2% garam
dari total berat ikan telah mampu mengawetkan ikan kembung segar selama 6 hari
tanpa mengubah mutu. Normalnya, ikan kembung segar yang disimpan di suhu
kamar tanpa penambahan picung atau es hanya bisa bertahan 6 jam. Lebih dari
itu, ikan tersebut akan busuk dan rusak. Seorang nelayan untuk mempertahankan
mutu ikan hasil tangkapannya membutuhkan es batu minimal 1 :1 berat ikan segar.
Bila ikan yang ditangkap 50 kg, maka nelayan membutuhkan es batu minimal 50 kg
pula. Namun dengan memanfaatkan cacahan biji buah picung, nelayan hanya
membutuhkan 1 kg cacahan biji buah picung untuk 50 kg ikan segar
· Biji
Kepayang , Pohon tanaman ini memiliki
tinggi hingga 40 m dengan diameter batang 2,5 m. Jika melihat
uraian diatas, maka dapat dikatakan tanaman ini tumbuh tersebar luas hampir di
seluruh Nusantara. Kepayang mulai berbuah di awal musim hujan pada
umur 15 tahun dengan jumlah 300 biji di setiap pohonnya . Tanaman
ini telah lama digunakan sebagai bahan pengawet ikan. Untuk dapat
memanfaatkannya sebagai pengawet, terlebih dahulu biji dicincang halus dan
dijemur selama 2-3 hari. Hasil cincangan tanaman ini kemudian dimasukkan ke
dalam perut ikan laut yang telah dibersihkan isi perutnya. Cincangan biji
kepayang memiliki efektivitas sebagai pengawet ikan hingga 6 hari . Khusus
untuk pengangkutan jarak jauh, tanaman ini dicampur garam, dengan perbandingan
1 bagian garam dan 3 bagian biji Kepayang.
2.4 Jenis-Jenis
Pengawetan Makanan
1. Alamiah
a) Pendinginan
Pendiginan
adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 sampai
+10 0 C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan. Pembekuan
adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12 sampai
-24 0 C. Pembekuan cepat (quick freezing) di lakukan pada suhu -24 sampai -40 0
C.
Pendinginan
biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu
tergantung pada macam bahan panganya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan
bahan pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun. Perbedaan lain
antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap
keaktifan mikroorganisme di dalam bahan pangan.
Penggunaan
suhu rendah dalam pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika
bahan pangan beku misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair
kembali (thawing), pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat
kembali. Pendinginan dan pembekuan masing-masing juga berbeda pengaruhnya
terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya. Beberapa bahan
pangan menjadi rusak pada suhu penyimpangan yang terlalu rendah.
b) Pengeringan
Pengeringan
adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu
bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan
energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai batas
sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya.
Keuntungan
pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih
kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan,
berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan
demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Kecuali itu, banyak
bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah di keringkan, misalnya
tembakau, kopi, the, dan biji-bijian. Di samping keuntungan-keuntungannya,
pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang
dikeringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya,
penurunan mutu dan sebagainya.
c) Pengemasan
Pengemasan
merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi untuk pengawetan
makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air.Teknologi pengemasan
perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plastik yang dengan drastis
mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai bahan pembungkus primer.
Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan
jenis teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas
dalam keadaan qaseptiis steril.
Sterilisasi bahan
kemasan biasanya dilakukan dengan pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida
dan sinar UV atau radiasi gamma. Jenis generasi baru bahan makanan pengemas
ialah lembaran plstik berpori yang disebut Sspore 2226, sejenis platik yang
memilki lubang – lubang . Plastik ini sangat penting penngunaanya bila
dibandingkan dengan plastic yang lama yang harus dibuat lubang dahulu. Jenis
plastic tersebut dapat menggeser pengguanaan daun pisang dan kulit ketupat
dalam proses pembuatan ketupat dan sejenisnya.
2. Kimiawi
a) Teknik fermentasi
Fermentasi
bukan hanya berfungsi sebagai pengawet sumber makanan, tetapi juga berkhasiat
bagi kesehatan. Salah satumya fermentasi dengan menggunakan bakteri laktat pada
bahan pangan akan menyebabkan nilai pH pangan turun di bawah 5.0 sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri fekal yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi
akan menyebabkanakan muntah-muntah, diare, atau muntaber.
Bakteri
laktat (lactobacillus) merupakan kelompok mikroba dengan habitat dan lingkungan
hidup sangat luas, baik di perairan (air tawar ataupun laut), tanah, lumpur,
maupun batuan. tercatat delapan jenis bakteri laktat, antara lain Lacobacillus
acidophilus, L fermentum, L brevis,dll
Asam
laktat yang dihasilkan bakteri dengan nilai pH (keasaman) 3,4-4 cukup untuk
menghambat sejumlah bakteri perusak dan pembusuk bahan makanan dan minuman.
Namun, selama proses fermentasi sejumlah vitamin juga di hasilnhkan khususnya
B-12.
Bakteri
laktat juga menghasilkan lactobacillin (laktobasilin), yaitu sejenis
antibiotika serta senyawa lain yang berkemampuan menontaktifkan reaksi kimia
yang dihasilkan oleh bakteri fekal di dalam tubuh manusia dan bahkan
mematikannya , Senyawa lain dari bakteri laktat adalah NI (not yet identified
atau belum diketahui). NI bekerja menghambat enzim 3-hidroksi 3-metil glutaril
reduktase yang akan mengubah NADH menjadi asam nevalonat dan NAD. Dengan
demikian, rangkaian senyawa lain yang akan membentuk kolesterol dan kanker akan
terhambat..
b) Teknik Iradiasi
Iradiasi
adalah proses aplikasi radiasi energi pada suatu sasaran, seperti pangan.
Menurut Maha (1985), iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk
pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Sedangkan menurut Winarno
et al. (1980), iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan
dengan menggunakan sumber iradiasi buatan.
Jenis
iradiasi pangan yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah
radiasi elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton berenergi tinggi
sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang
dilaluinya. Jenis iradiasi ini dinamakan radiasi pengion, contoh dan gelombang
radiasi pengion adalah radiasi partikel Contoha, belektromagnetik digunakan
gradiasi
pengion yang disebut terakhir ini paling banyak (Sofyan, 1984; Winarno et al.,
1980).
Dua
jenis radiasi pengion yang umum digunakan untuk pengawetan makanan adalah :
sinar gamma yang dipancarkan oleh radio nuklida 60Co (kobalt-60) dan 137Cs
(caesium-37) dan berkas elektron yang terdiri dari partikel-pertikel bermuatan
listrik. Kedua jenis radiasi pengion ini memiliki pengaruh yang sama terhadap
makanan. Menurut Hermana (1991), dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi
yang diserap ke dalam bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi
pangan. Seringkali untuk tiap jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk
memperoleh hasil yang diinginkan. Kalau jumlah radiasi yang digunakan kurang
dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak akan tercapai.
2.5 Dampak Positif Dan Negatif Penggunaan Bahan Pengawet
1. Dampak Positif
a) Agar makanan atau minuman yang
diberi bahan pengawet lebih tahan lama.
b) Melindungi makanan dari bakteri atau
jamur.
c) Agar makanan atau minuman tetap
terlihat segar.
d) Agar baud an rasa makanan maupun
minuman tersebut tidak berubah.
2. Dampak Negatif
a) Kalium nitrit dapat menyebabkan
keracunan apabila digunakan secara berlebihan. Selain itu zat ini dapat
menimbulkan anemia, sesak nafas, sakit kepala, dan radang ginjal.
b) Kalium propionat dapat menimbulkan
migren dan kesulitan tidur apabila digunakan secara berlebihan.
c) Di dalam tubuh, natamysin ini juga
bersifat toksin atau racun sehingga bahan pengawet ini dilarang untuk
dicampurkan ke dalam produk makanan atau minuman baik sedikit maupun banyak.
Natamysin dapat menimbulkan gangguan pencernaan yang menyebabkan orang tersebut
mual dan muntah-muntah dan dapat menimbulkan luka pada selaput kulit.
d) Kalium asetat juga merupakan racun
bila masuk ke dalam tubuh. Untuk memperoleh rasa asam, makanan atau minuman
umumnya ditambahi pengawet ini. Kalium asetat dapat menyebabkan rusaknya fungsi
ginjal karena zat ini sulit dikeluarnkan oleh ginjal.
e) BHA merupakan pengawet semacam
antioksidan sintetis. Pengawet ini digunakan untuk menghindari makanan dari
rasa tengik (warna dan rasa berubah) akibat makanan teroksidasi oksigen. BHA
dapat menjadi karsinogen penyebab kanker apabila dikonsumsi berlebih.
f) Asam benzoate apabila digunakan
secara berlebihan dapat menghambat enzim pencernaan untuk sementara waktu dan
menurunkan kadar glisin. Selain itu zat ini juga dapat mengganggu pernafasan
khususnya pada penderita asma.
g) Dalam jangka pendek (akut) bila
tertelan formalin ,maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit
menekan, mual, muntah dan diare, dapat terjadi pendarahan, sakit perut hebat,
sakit kepala, hipotensi, (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga
koma. Disamping itu ,formalin menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak, limpa,
pankreas, sistem saraf pusat dan ginjal. Jangka panjang (kronik), mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh
mikroorganisme.
· Bahan pengawet alami adalah bahan
tambahan makanan yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Contoh bahan
pengawet alami adalah garam, gula, karagenan,
buah picung, biji kepayang, gambir,
dan chitosan.
· Bahan pengawet sintesis adalah bahan
tambahan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia yang bermanfaat agar bahan-bahan
yang ada di sekitar kita bisa lebih tahan lama atau awet sehingga bisa
digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Contohnya Sodium benzoate, Natrium sorbate, Kalium nitrit
dll
· Dalam penggunaan pengawet terdapat
dampak positif dan dampak negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto,
Bambang. 2010. Kimia untuk Pendidikan
Sains. Surabaya: Unesa Unipress
http://www.scribd.com/doc/93342497/ZAT-PENGAWET Diakses pada tanggal 28 November
2012
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17779/4/Chapter%20II.pdf Diakses pada tanggal 28 November
2012
Karyadi,
Benny. 1996. Kimia 2 Untuk Sekolah
Menengah Umum 2. Jakarta : Balai Pustaka
Nita. Zat
aditif pada pewarna makanana. http://nitatheexplorer.wordpress.com/2011
/05/03/zat-aditif-pada-makanan Diakses pada tanggal 28 November 2012
ayo ngentod
BalasHapusDaftar pustakanya kok ga sesuai dengan sitasi nya ya?
BalasHapusapa ada daftar pustaka yang lebih lengkap?
Hapus