KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah penulis yang berjudul “ Budidaya Ternak Sapi Simental “. Pada makalah
ini penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan
dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang
membaca…
Taluk Kuantan,
April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2
Tujuan Makalah......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1
Pengertian.................................................................................................. 2
2.2
Teknik Budidaya........................................................................................ 2
BAB
III PENUTUP............................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................ 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), Sapi
ini merupakan hasil persilangan antara sapi Jerman yang besar dan berkembang
biak lebih kecil pribumi ke Swiss. Sapi Simmental namanya berasal dari nama
daerah di mana ternak pertama kali dibiakkan yaitu Lembah Simme yang terletak
di Oberland Berner di Swiss. Sementara itu di Jerman dan Austria
sapi simental dikenal dengan nama Fleckvieh, dan di Perancis sebagai Pie
Rouge.
Sejak
berkembang biak di swiss kini sapi simmental telah menyebar dan berkembang biak
dengan baik di seluruh enam benua. Jumlah total diperkirakan antara 40 sampai
60 juta sapi Simmental di seluruh dunia, dengan lebih dari setengah di Eropa.
Penyebarannya sendiri dilakukan secara bertahap sampai akhir 1960-an.
Catatan
menunjukkan bahwa beberapa sapi simmental yang diekspor ke Italia pada awal
1400-an. Selama abad ke-19, sapi simmental dibagikan melalui sebagian besar
dari Eropa Timur, Balkan dan Rusia, akhirnya mencapai Afrika Selatan pada tahun
1895. Guatemala mengimpor sapi Simmental pertama ke belahan bumi Barat pada
tahun 1897, berikutnya Brasil tahun 1918 dan Argentina pada tahun 1922. Pada
tahun 1976 juga dikirim ke Republik Cina.
Sapi
Simmental termasuk sapi tipe pedaging dan tipe perah, terkadang juga
dimanfaatkan tenaganya dalam dunia pertanian.
1.2 Tujuan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar
kiranya para pembaca dapat mengetahui apa pengertian dari sapi simental.
kemudian pembaca akan dapat memahami bagaimana teknik budidaya sapi simental
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sapi Simmental di kalangan peternak populer dengan
nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang sapi kadang salah dengan
menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang menyebut sapi Brahman. Sapi
Simmental adalah Bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), Sapi Simmental
namanya berasal dari nama daerah di mana ternak pertama kali dibiakkan yaitu
Lembah Simme yang terletak di Oberland Berner di Swiss. Sementara
itu di Jerman dan Austria sapi simental dikenal dengan nama Fleckvieh, dan di
Perancis sebagai Pie Rouge. sekarang berkembang lebih Cepat di Benua
Eropa dan Amerika, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan
lutut kebawah Serta Ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya Mampu
mencapai bobot badan 1150 kg sedang Betina dewasanya 800 kg.
Selama abad ke-19, sapi simmental
dibagikan melalui sebagian besar dari Eropa Timur, Balkan dan Rusia, akhirnya
mencapai Afrika Selatan pada tahun 1895. Guatemala mengimpor sapi Simmental
pertama ke belahan bumi Barat pada tahun 1897, berikutnya Brasil tahun 1918 dan
Argentina pada tahun 1922. Pada tahun 1976 juga dikirim ke Republik Cina.
2.2 Teknik Budididaya
1. Penyiapan
Sarana dan Peralatan
Kandang
dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang
dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris
atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan
pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara
kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan
kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila
kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan
penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan
lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai
kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai
penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan
dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas
kandang yang hangat.
Seluruh
bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih
dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya.
Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5×2 m atau
2,5×2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8×2 m dan untuk anak sapi
cukup 1,5×1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di
sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
Kandang
untuk pemeliharaan sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus
memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, letak,
ukuran dan perlengkapan kandang.
a. Konstruksi
dan letak kandang
Konstruksi
kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah
satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada
tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya
adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar
lantai kandang tetap kering.
Bahan konstruksi
kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang
sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara
didalamnya lancar. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air
minum yang bersih. Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus
tersedia dan tidak boleh kehabisan setiap saat. Kandang harus terpisah dari
rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat
menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang sapi dapat dilakukan secara
berkelompok di tengah sawah/ladang.
b. Ukuran
Kandang
Sebelum membuat
kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara.
Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan
untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi
cukup 1,5×1 m.
c. Perlengkapan
Kandang
Termasuk
dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat
di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih
tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat
air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi
dari pada permukaan lantai.
Dengan
demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan lain
yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat untuk
memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang
agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk
memandikan sapi.
2. Pembibitan
Syarat ternak yang
harus diperhatikan adalah:
a. Mempunyai
tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya.
b. Matanya
tampak cerah dan bersih.
c. Tidak
terdapat tanda-tanda sering butuh, terganggu pernafasannya serta dari hidung
tidak keluar lendir.
d. Kukunya
tidak terasa panas bila diraba.
e. Tidak
terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
f. Tidak
terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
g. Tidak
ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
h. Pusarnya
bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet
masih berumur kurang lebih dua hari.
Untuk
menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi
Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat.
Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:
a. tubuh
dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola.
b. kualitas
dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
c. laju
pertumbuhannya relatif cepat.
d. efisiensi
bahannya tinggi.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan
sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan kandang. Fungsi
kandang dalam pemeliharaan sapi adalah :
a. Melindungi
sapi dari hujan dan panas matahari.
b. Mempermudah
perawatan dan pemantauan.
c. Menjaga
keamanan dan kesehatan sapi.
Pakan
merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga. Makin
baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan
dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
a. Sanitasi
dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi
dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan
secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara
dibiarkan hidup bebas.
b. Pemberian
Pakan
Pada umumnya, setiap sapi membutuhkan makanan berupa
hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui, dan supaya tidak jenuh
memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pemberian
pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening),
kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua.
Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di
padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat
penggembalaan cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan
cara ini, maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah
memakan bermacam-macam jenis rumput.
Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan
yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan
diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan
kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% – 2% dari
berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa,
gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput
ditempat pakan.
Selain itu, dapat ditambah mineral
sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran
dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum. Pemberian
pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman.
Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 katagori, yaitu hijauan
segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan,
kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk
pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun
lamtoro.
Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara
singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang
akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil
dari proses inilah yang disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah
memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.
c. Pemeliharaan
Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami
proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah
matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar
sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus
tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang
tetapi masih di bawah atap.
Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan
yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara
tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih
tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan
sapi.
4. Jenis-Jenis
Penyakit
Beragam faktor dapat mempengaruhi kesehatan sapi.
Namun diantara beragam faktor tersebut, lingkungan dan penularan merupakan
faktor yang paling banyak membuat ternak / sapi terserang penyakit. Mencegah
lebih baik daripada mengobati, itulah yang harus kita garis bawahi. Untuk
faktor lingkungan, layak kita perhatikan keadaan kelembaban kandang, kebersihan
lantainya, posisi ventilasi dan aliran udara, apakah sinar matahari pagi masuk
dengan baik ke dalam kandang atau tidak.
Lengah pada salah satu hal diatas, maka potensi
keuntungan kita juga akan berkurang karena pengobatan sapi tidak semudah yang
kita bayangkan, apalagi jika terlambat sapi bisa mati. Untuk mencegah semua
kemungkinan tadi, kontrol yang ketat dan pengecekan setiap hari diperlukan.
Oke, sobat ternak sapi, setelah memahami segala pencegahan dan diagnosa ringan
tersebut, kita masuk pada pembahasan penyakit yang umum menyerang sapi secara
mendetail.
Jenis - jenis penyakit yang rawan terjadi pada sapi
saat proses penggemukan dan ternak kami jabarkan satu demi satu untuk
memudahkan pembaca dalam memahami penyakit dan bakteri yang menyerang.
Diantaranya kami pilih beberapa yang sering menjadi kendala. Informasi ini kami
dapatkan dari berbagai sumber (dokter hewan, rekan peternak dan jurnal ilmiah).
Selain penjabaran penyakit dan gejalanya, kami juga memberikan cara pengobatan
dan pencegahannya, semoga dapat membantu sobat ternak yang sedang mengalami
kendala tersebut.
a. Penyakit Anthrax Pada Sapi dan Pengobatannya
Penyakit antrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Biasanya kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis. Nama lain dari antrax adalah radang limpa. Biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang mengandung bakteri basillus anthracis. Selain melalui makanan yang tidak bersih tersebut, bakteri antrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan masuk melalui pernafasan dan luka pada sapi.
Bakteri antrax adalah bakteri yang daya tahannya luar biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu melawan bakteri ini. Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan kelelahan. Apalagi saat musim panas. Bila sapi sudah terkena antrax, sebaiknya kita tidak mendekat dan harus berhati - hati dalam penanganannya. Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika menghirup bulu sapi yang terserang).
Ciri dan Gejala antrax pada sapi umunya adalah sebagai berikut :
· Sapi
demam, lemah dan mudah jatuh/ambruk
· Radang
pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare
· Banyak
pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang
hidung dan mulut, pori - pori dan pada lubang anus sapi)
· Nafas
tersengah - sengah
· Pembengkakan
pada bagian bawah perut
· Bila
sudah akut, sapi akan mati mendadak
Pencegahan
dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
· Vaksinasi
spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena
·
Pengecekan, pembersihan dan karantina
jika pada suatu daerah sudah terkena antrax
·
Jangan memberi makan sapi dengan
akarnya, biasanya hijauan. Berikan rumputnya saja
·
Jangan sering - sering kontak fisik
dengan ternak jika tidak benar - benar darurat
·
Jika sapi sudah terkena, berikan
antibiotik dengan spektrum luas seperti Penisilin G, Oxytetracyclin,
Streptomycin
·
Hewan yang sudah mati jangan dibedah,
jangan memegang langsung bagian luka. Langsung kubur saja bila perlu bakar
bangkainya.
b. Penyakit Scabies Pada Sapi dan Pengobatannya
Skabies biasa disebut kudis atau bulug/budug.
Scabies juga merupakan penyakit zoonoisis
dan dapat menular pada manusia. Biasanya disebabkan oleh alat dan kandang yang
kotor. Kotoran tersebut terkadang mengandung tungau sarcoptes scabei.
Ternak yang sehat biasanya tertular jika sudah terjadi kontak langsung dengan
ternak/sapi yang terkena skabies. Biasanya hewan yang terserang skabies
terkesan seperti hewan yang gatal - gatal.
Ciri
dan Gejala Scabies pada sapi umumnya adalah :
· Sapi
sering menggigit bagian tubuhnya
· Terkadang
menggosok - gosokkan badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk)
· Bulu
rontok dan nanah mulau muncul pada bagian tubuh
· Karena
ini adalah penyakit kulit sapi, akan timbul kerak berwarna abu - abu pada
bagian tubuh sapi dan kulit terkesan kaku
Pencegahan
dan Pengobatan Penyakit Skabies Pada Sapi :
·
Kandang usahakan berjauhan dengan rumah
tinggal
·
Aliran udara dan sanitasi kandang
usahakan bagus
·
Usahakan kandang sapi kering dan selalu
bersih
·
Hewan yang terdiagnosa skabies harus
dipisahkan dan dikarantina
·
Pengobatan yang aman biasanya dengan
pemberian minyak kelapa dicampur dengan kapur barus kemudian gosokkan pada
kulit yang terkena.
·
Serbuk belerang, dicampur dengan kunyit
dan minyak kelapa yang sudah dipanaskan, gosokkan pada kulit sapi. Bisa juga
digosok dengan air tembakau.
·
Sapi yang mati setelah terkena skabies
tetap dapat dikonsumsi, hanya saja buang bagian yang terkena tungau. Sebaiknya
berkonsultasi dulu dengan dokter hewan.
c. Penyakit Cacingan pada Sapi dan Pengobatannya
Disebut pula helminthiasis. Penyakit cacingan
merupakan penyakit yang paling sering menyerang ternak yang dipelihara secara
tradisional. Dan tergolong penyakit yang mudah ditangani tergantung dengan
banyak/sedikit-nya cacing dalam tubuh, jenis cacing yang menyerang (cacing
hati, cacing pita, cacing gilig/nematoda)dan penanganan. Jenis cacing yang
menyerang sapi sebenarnya sangat banyak jenisnya. Proses pengobatan biasanya dilakukan dengan
melumpuhkan cacing sehingga cacing yang mati tersebut akan ikut keluar melalui
kotoran sapi.
Ciri
dan Gejala umum yang tampak saat sapi terserang cacingan :
· Sapi
tidak nafsu makan
· Sapi
terlihat kurus dari hari ke hari
· Susah
buang air besar / tidak teratur
· Diare
berkepanjangan dan mencret
· Gerakan
melemah dan mata sayu
· Nafas
terengah - engah
· Hidung
dan mulut mulai kering
Pencegahan
dan Pengobatan Penyakit Cacingan Pada Ternak :
·
Usahakan kandang tidak sering lembab
·
Jangan terlalu sering menggembalakan
sapi karena kita tidak bisa mengontrol kebersihan rumput yang dikonsumsi oleh
sapi
·
Sisa pakan di kandang jangan dibiarkan
terlalu lama, segera buang atau olah menjadi pupuk tanaman
·
Berikan obat cacing secara rutin dan
berkala (biasanya dua bulan sekali)
·
Obat yang biasanya digunakan oleh dokter
hewan adalah dalam jenis benzimidazol, Imidathiazol dan Avermectin (konsultasi
dengan dokter hewan sebelum menggunakan)
·
Pengobatan tradisional dengan pemberian
daun / buah nanas. Terutama untuk melumpuhkan cacing nematoda. Untuk cacing
lainnya, bisa diberikan bawang putih karena sangat efektif dan tidak terdapat
efek samping.
d. Penyakit Ingusan Pada Sapi dan Pengobatannya
Penyakit ingusan biasa disebut MCF (MALIGNANT
CATHARRAL FEVER). Penyakit ini ditularkan melalui virus Gamma Herpesvirinae
dan penularan virus dari ternak jenis domba. Biasanya menyerang sapi yang
sering digembalakan bercampur dengan ternak lain seperti domba dan kambing.
Biasanya domba yang sudah terserang tidak
menunjukkan gejala apapun, tetapi meninggalkan virus tersebut melalui bekas
pakan yang telah dikunyah dan dimuntahkan kembali. Sapi yang memakan bekas
makanan tersebut akan dapat terkena penyakit ingusan.
Ciri
dan Gejala Ingusan pada sapi biasanya adalah :
· Timbul
cairan pada bagian hidung dan mata ternak, lama kelamaan akan berubah dari
encer menjadi lebih kental
· Ternak
mulai terlihat meneteskan air liur
· Bagian
moncong kering dan terkadang keluar nanah
· Ternak
terdengar sulit bernafas dan gemetar
· Bagian
mata terlihat keruh dan cenderung memutih
· Jika
sudah parah kulit ternak seperti terkelupas
· Sapi
berjalan sempoyongan dan lemah, jaringan tubuh rusak dan sapi terlihat kurus
· Jika
dibiarkan maka sapi akan lumpuh total dan mati
Pencegahan
dan Pengobatan Penyakit Ingusan pada Sapi :
·
Jangan sering menggembalakan sapi
bersamaan dengan domba atau kambing
·
Jauhkan kandang sapi dari kandang domba
yang baru datang dan belum divaksinasi
·
Kontrol kebersihan pakan yang akan dikonsumsi
oleh sapi
·
Jaga kebersihan dan sanitasi kandang
·
Pisahkan dan karantina sapi yang
terserang
·
Usaha yang bisa kita lakukan adalah
dengan pencegahan infeksi dengan antibiotik sehingga gejala tidak meluas
·
Penyakit ini belum ada obat yang mampu menghilangkan
secara keseluruhan, namun dapat hilang sendiri jika penanganan kita cepat dan
sapi dipelihara dengan baik
·
Usahakan penanganan secara langsung
setelah terlihat gejala ringan, biasanya 4 hari setelah terserang sapi akan
semakin memburuk
·
Konsultasikan pada dokter hewan terkait
pemakaian obat. Ingat, obati secara langsung setelah terlihat gejala ingusan,
jangan terlambat.
·
Ternak yang mati tetap dapat dipotong
dan dikonsumsi, namun bagian yang terinfeksi harus dibuang.
e. Penyakit Ngorok Pada Sapi dan Pengobatannya
Biasa disebut Septichaemia Epizootic (SE) dalam istilah kedokteran. Disebabkan oleh kuman yang bernama Pastuerella multocida serotipe 6B dan Pastuerella multocida serotipe 6E. Biasanya menjangkit pada sapi yang kelelahan / letih. Cenderung menyerang sapi pekerja maupun sapi potong yang stress akibat terlalu banyak aktifitas dan kandang yang lembab atau kurang bersih.
Pakan yang buruk kualitasnya juga merupakan sarana penularan kuman ini. Penularan antar ternak biasanya melalui air liur, urine, makanan dan tanah yang terkontaminasi. Kondisi lingkungan yang dingin juga merupakan sarana untuk kuman tersebut berkembang.
Ciri dan Gejala Ngorok pada Sapi adalah :
· Sapi
sulit bernafas dan gemetar
· Keluar
air liur terus menerus
· Suhu
tubuh naik sampai 40 derajat celcius
· Busung
bagian kepala sampai leher bawah
· Radang
paru - paru, terlihat pada bagian dada karena sapi kurus
· Selaput
lendir me-merah
Pencegahan
dan Pengobatan Sapi Ngorok :
·
Karantina dan pemeriksaan sapi yang baru
datang
·
Vaksinasi rutin ternak dengan oil
adjuvant tiap tahun
·
Kandang selalu bersih dan diberi
disinfektan
·
Pengobatan yang umum dipakai adalah
antibiotik Oxytetracyclin dan Streptomycin, pemakaiannya wajib konsultasi pada
yang berpengalaman
·
Karena yang terserang adalah bagian paru
- paru, maka jika akan dipotong dan dikonsumsi kita buang bagian paru - paru
nya
·
Bangkai dan bagian yang terkontaminasi
hendaknya dikubur atau dibakar
f. Penyakit Demam Pada Sapi dan Pengobatannya
Demam ini umum disebut demam 3 hari. Istilah
kedokterannya adalah Bovine Ephemeral Fever (BEF). Penyebab demam BEF ini
adalah gigitan lalat Cullicoides sp dan nyamuk Culex Sp. Penyakit
ini tergolong mudah diatasi dan tidak menular terutama bagi manusia.
Ciri dan Gejala Demam pada Sapi (BEF) adalah :
Ciri dan Gejala Demam pada Sapi (BEF) adalah :
· Sapi
terlihat lemah dan lesu
· Sapi
demam tinggi dan terkesan pincang
· Susah
bergerak dan berdiri
· Sesak
dan gemetaran
· Timbul
cairan pada bagian hidung dan mata ternak
· Nafsu
makan menurun
· Jika
menjadi penyakit sapi perah, produksi susu akan menurun
Pencegahan
dan Pengobatan demam pada sapi :
·
Lingkungan yang bersih
·
Penggunaan insektisida pada kandang
·
Berikan obat penurun panas dan usahakan
sapi banyak minum air
·
Obat tradisional bagi BEF adalah
pemberian gula merah dan garam dapur dan diminumkan pada sapi.
·
Tetap konsultasi pada dokter hewan untuk
lebih baiknya.
·
Daging boleh dipotong dan dikonsumsi
g. Penyakit Sapi Mubeng dan Pengobatannya
Penyakit sapi mubeng juga sering sekali menyerang
sapi. Nama lain dari penyakit ini adalah penyakit surra. Cara kerja penyakit ini adalah dengan
berkembangnya parasit dalam darah dan menurunkan kadar glukosa-nya. Sehingga
kondisi tubuh sapi menjadi menurun, kurang nafsu makan, stress dan mudah letih.
Penularanan parasit ini disebabkan oleh gigitan lalat haematophagus dan lyperosia
dan aneka jenis kutu. Penyakit surra sering menyerang sapi pada musim hujan
dimana kondisi kekebalan sapi sering turun dan melemah . Beberapa kasus bahkan
dapat menewaskan ternak, terutama kerbau.
Ciri dan Gejala Sapi Mubeng adalah :
Ciri dan Gejala Sapi Mubeng adalah :
·
Gerakan sapi menjadi tidak aturan
(sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering kejang -
kejang
·
Selput lendir menguning
·
Tidak nafsu makan dan bulu rontok
·
Demam dan cepat lelah
Pencegahan
dan pengobatan Penyakit Sapi Mubeng :
·
Penyemprotan insektisida di kandang
ternak (biasanya sejenis asuntol) untuk mencegah datangnya serangga penghisap
darah.
·
Hindarkan kandang sapi dari tempat yang
rawan menjadi sarang serangga (parit dan tempat lembab)
·
Sisa - sisa pakan ternak jangan sampai membusuk
di kandang
·
Bila sapi luka, jangan sampai dibiarkan
infeksi dan menjadi makanan bagi lalat
·
Karantina sapi yang sakit dan berikan
obat berupa atocyl maupun artosol, namun dalam penggunaannya hendaknya melalui
konsultasi dengan dokter hewan setempat
h. Penyakit Sapi Kembung dan Pengobatannya
Seringkali saya mendengar keluhan peternak yang
sapi-nya terkena penyakit kembung, dalam bahasa kedokteran biasa disebut bloat. Penyakit sapi kembung
disebabkan oleh macetnya saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan
tidak lancar dan bagian perut rumen membesar. Ini dapat dilihat dari bagian
perut sapi sebelah kiri, apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar.
Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput - rumputan yang basah,
kurang berserat. Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak diperlukan. Dan berikan
prosentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh persen.
Ciri
dan Gejala Sapi Kembung / Bloat :
· Perut
bagian kiri membesar karena gas tidak dapat keluar
· Pernafasan
terganggu karena organ pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen
· Gerakan
kurang lincah dan sering terjatuh
· Dalam
kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati
Pencegahan
dan Pengobatan Kembung Pada Sapi :
·
Jangan biasa memberikan pakan rumput
yang masih basah, terutama di pagi hari
·
Kurangi prosentase pemberian leguminose
hijauan
·
Jerami kering berikan di pagi hari
sebelum memakan hijauan jenis lain
·
Usahakan ternak banyak bergerak sehingga
mengurangi gas pada lambung
·
Cara pengobatan yang biasa diberikan
adalah anti bloat yang mengandung dimethicone dan minyak nabati yang berasal
dari kacang tanah. Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat
·
Konsultasikan pada dokter hewan untuk
penggunaan obat yang tepat
i. Penyakit Kuku Busuk Pada Sapi dan Pengobatannya
Seperti namanya, penyakit kutu busuk berkembang di
bagian kuku sapi. Sering disebut sebagai penyakit Foot Rot (Pembusukan
kaki/kuku). Kuman fusiformis masuk ke dalam celah kuku sapi dan
berkembang disana, bahkan daya tahan kuman tersebut semakin lama jika berada di
dalam kuku sapi. Penyebab masuknya kuman ini adalah dimana kuku sapi terluka
akibat hantaman benda keras di tempat yang kotor dan akhirnya kuman masuk dan
berkembang pesat. Jika dibiarkan, kuman ini akan berkembang menjadi penyakit
yang melumpuhkan sel - sel di telapak kaki sapi hingga sapi tidak dapat
berjalan.
Ciri
dan Gejala Kuku Busuk pada Sapi :
· Celah
kuku dan tumit terlihat membengkak
· Keluar
cairan kuning dan berbau busuk pada bagian kuku
· Mengelupasnya
selaput pada bagian kuku diakibatkan matinya jaringan sel pada bagian tersebut
· Sapi
terlihat pincang saat bergerak dan kesakitan
Pencegahan
dan Pengobatan Kuku Busuk pada Sapi :
·
Jaga kebersihan kandang sehingga bakteri
dan kuman sulit berkembang disana
·
Sering periksa kebersihan kuku sapi
·
Jika sudah terserang, segera rendam kaki
yang terserang dengan larutan formalin sebanyak 10%
·
Untuk pengobatan dengan suntik, usahakan
kaki sapi tetap kering dan disuntikkan larutan sulfat beserta antibiotik sesuai
saran dokter hewan
5. Panen
a. Hasil
Utama : Hasil utama dari budidaya sapi potong adalah dagingnya
b. Hasil
Tambahan : Selain daging yang menjadi hasil budidaya, kulit dan kotorannya juga
sebagai hasil tambahan dari budidaya sapi potong.
6. Pascapanen
a. Stoving
Ada beberapa prinsip
teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan sapi agar diperoleh hasil
pemotongan yang baik, yaitu:
· Ternak
sapi harus diistirahatkan sebelum pemotongan
· Ternak
sapi harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari
daging.
· Pemotongan
ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak
diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
· Semua
proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis
mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.
b. Pengulitan
Pengulitan
pada sapi yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau tumpul
atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak,
noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang
yang dibuat dari kayu, kulit sapi dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang
paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45
derajat.
c. Pengeluaran
Jeroan
Setelah
sapi dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan
dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut sapi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sapi Simmental di kalangan peternak populer dengan
nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang sapi kadang salah dengan
menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang menyebut sapi Brahman. dalam teknik
budidaya sapi simental ada beberapa poin yang harus kita perhatikan seperti Penyiapan
Sarana dan Peralatan, Pembibitan, Pemeliharaan, Jenis-Jenis Penyakit, Panen,
Pascapanen
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Siregar Djarijah. 1996, Usaha Ternak Sapi,
Kanisius, Yogyakarta.
Yusni Bandini. 1997, Sapi Bali, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Teuku Nusyirwan Jacoeb dan Sayid Munandar. 1991,
Petunjuk Teknis Pemeliharaan Sapi Potong, Direktorat Bina Produksi Peternaka
Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian,
Jakarta Undang Santosa. 1995, Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi, Penebar
Swadaya,
Jakarta.
Jakarta.
Lokakarya Nasional Manajemen Industri Peternakan. 24
Januari 1994,Program Magister Manajemen UGM, Yogyakarta.
Kohl, RL. and J.N. Uhl. 1986, Marketing of
Agricultural Products, 5 th ed, Macmillan Publishing Co, New York.