Senin, 05 Desember 2016

makalah “ Budidaya Ternak Sapi Simental “



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah penulis yang berjudul “ Budidaya Ternak Sapi Simental “. Pada makalah ini penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
           





                                                                     



Taluk Kuantan,     April 2016


   Penyusun

 

DAFTAR ISI


Kata Pengantar......................................................................................................        i
Daftar Isi...............................................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................        1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................        1
1.2 Tujuan Makalah.........................................................................................        1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................        2
2.1 Pengertian..................................................................................................        2
2.2 Teknik Budidaya........................................................................................        2
BAB III PENUTUP...............................................................................................        18
3.1  Kesimpulan...............................................................................................        18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................        19














BAB I
PENDAHULUAN

1.1  latar belakang
Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), Sapi ini merupakan hasil persilangan antara sapi Jerman yang besar dan berkembang biak lebih kecil pribumi ke Swiss. Sapi Simmental namanya berasal dari nama daerah di mana ternak pertama kali dibiakkan yaitu Lembah Simme yang terletak di Oberland Berner di Swiss.  Sementara itu di Jerman dan Austria sapi simental dikenal dengan nama Fleckvieh, dan di Perancis sebagai Pie Rouge. 
Sejak berkembang biak di swiss kini sapi simmental telah menyebar dan berkembang biak dengan baik di seluruh enam benua. Jumlah total diperkirakan antara 40 sampai 60 juta sapi Simmental di seluruh dunia, dengan lebih dari setengah di Eropa. Penyebarannya sendiri dilakukan secara bertahap sampai akhir 1960-an.
Catatan menunjukkan bahwa beberapa sapi simmental yang diekspor ke Italia pada awal 1400-an. Selama abad ke-19, sapi simmental dibagikan melalui sebagian besar dari Eropa Timur, Balkan dan Rusia, akhirnya mencapai Afrika Selatan pada tahun 1895. Guatemala mengimpor sapi Simmental pertama ke belahan bumi Barat pada tahun 1897, berikutnya Brasil tahun 1918 dan Argentina pada tahun 1922. Pada tahun 1976 juga dikirim ke Republik Cina.
Sapi Simmental termasuk sapi tipe pedaging dan tipe perah, terkadang juga dimanfaatkan tenaganya dalam dunia pertanian.

1.2  Tujuan Makalah
  Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kiranya para pembaca dapat mengetahui apa pengertian dari sapi simental. kemudian pembaca akan dapat memahami bagaimana teknik budidaya sapi simental ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian
Sapi Simmental di kalangan peternak populer dengan nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang sapi kadang salah dengan menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang menyebut sapi Brahman. Sapi Simmental adalah Bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), Sapi Simmental namanya berasal dari nama daerah di mana ternak pertama kali dibiakkan yaitu Lembah Simme yang terletak di Oberland Berner di Swiss.  Sementara itu di Jerman dan Austria sapi simental dikenal dengan nama Fleckvieh, dan di Perancis sebagai Pie Rouge.  sekarang berkembang lebih Cepat di Benua Eropa dan Amerika, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah Serta Ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya Mampu mencapai bobot badan 1150 kg sedang Betina dewasanya 800 kg.
Selama abad ke-19, sapi simmental dibagikan melalui sebagian besar dari Eropa Timur, Balkan dan Rusia, akhirnya mencapai Afrika Selatan pada tahun 1895. Guatemala mengimpor sapi Simmental pertama ke belahan bumi Barat pada tahun 1897, berikutnya Brasil tahun 1918 dan Argentina pada tahun 1922. Pada tahun 1976 juga dikirim ke Republik Cina.

2.2  Teknik Budididaya
1.     Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5×2 m atau 2,5×2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8×2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5×1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
Kandang untuk pemeliharaan sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.
a.      Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering.
Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih. Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan setiap saat. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang sapi dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.
b.     Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5×1 m.
c.      Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan sapi.
2.     Pembibitan
Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah:
a.      Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya.
b.     Matanya tampak cerah dan bersih.
c.      Tidak terdapat tanda-tanda sering butuh, terganggu pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir.
d.     Kukunya tidak terasa panas bila diraba.
e.      Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
f.      Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
g.     Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
h.     Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari.
Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:
a.      tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola.
b.     kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
c.      laju pertumbuhannya relatif cepat.
d.     efisiensi bahannya tinggi.
3.     Pemeliharaan
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan kandang. Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah :
a.      Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
b.     Mempermudah perawatan dan pemantauan.
c.      Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.
Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
a.      Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas.
b.     Pemberian Pakan
Pada umumnya, setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui, dan supaya tidak jenuh memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua.
Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.
Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% – 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan.
Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum. Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 katagori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.
Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.


c.      Pemeliharaan Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap.
Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
4.     Jenis-Jenis Penyakit
Beragam faktor dapat mempengaruhi kesehatan sapi. Namun diantara beragam faktor tersebut, lingkungan dan penularan merupakan faktor yang paling banyak membuat ternak / sapi terserang penyakit. Mencegah lebih baik daripada mengobati, itulah yang harus kita garis bawahi. Untuk faktor lingkungan, layak kita perhatikan keadaan kelembaban kandang, kebersihan lantainya, posisi ventilasi dan aliran udara, apakah sinar matahari pagi masuk dengan baik ke dalam kandang atau tidak.
Lengah pada salah satu hal diatas, maka potensi keuntungan kita juga akan berkurang karena pengobatan sapi tidak semudah yang kita bayangkan, apalagi jika terlambat sapi bisa mati. Untuk mencegah semua kemungkinan tadi, kontrol yang ketat dan pengecekan setiap hari diperlukan. Oke, sobat ternak sapi, setelah memahami segala pencegahan dan diagnosa ringan tersebut, kita masuk pada pembahasan penyakit yang umum menyerang sapi secara mendetail.
Jenis - jenis penyakit yang rawan terjadi pada sapi saat proses penggemukan dan ternak kami jabarkan satu demi satu untuk memudahkan pembaca dalam memahami penyakit dan bakteri yang menyerang. Diantaranya kami pilih beberapa yang sering menjadi kendala. Informasi ini kami dapatkan dari berbagai sumber (dokter hewan, rekan peternak dan jurnal ilmiah). Selain penjabaran penyakit dan gejalanya, kami juga memberikan cara pengobatan dan pencegahannya, semoga dapat membantu sobat ternak yang sedang mengalami kendala tersebut.

a.      Penyakit Anthrax Pada Sapi dan Pengobatannya

Penyakit antrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Biasanya kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis. Nama lain dari antrax adalah radang limpa. Biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang mengandung bakteri basillus anthracis. Selain melalui makanan yang tidak bersih tersebut, bakteri antrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan masuk melalui pernafasan dan luka pada sapi.

Bakteri antrax adalah bakteri yang daya tahannya luar biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu melawan bakteri ini. Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan kelelahan. Apalagi saat musim panas. Bila sapi sudah terkena antrax, sebaiknya kita tidak mendekat dan harus berhati - hati dalam penanganannya. Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika menghirup bulu sapi yang terserang).

Ciri dan Gejala antrax pada sapi umunya adalah sebagai berikut :

·       Sapi demam, lemah dan mudah jatuh/ambruk
·       Radang pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare
·       Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulut, pori - pori dan pada lubang anus sapi)
·       Nafas tersengah - sengah
·       Pembengkakan pada bagian bawah perut
·       Bila sudah akut, sapi akan mati mendadak


Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
·       Vaksinasi spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena
·        Pengecekan, pembersihan dan karantina jika pada suatu daerah sudah terkena antrax
·        Jangan memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya hijauan. Berikan rumputnya saja
·        Jangan sering - sering kontak fisik dengan ternak jika tidak benar - benar darurat
·        Jika sapi sudah terkena, berikan antibiotik dengan spektrum luas seperti Penisilin G, Oxytetracyclin, Streptomycin
·        Hewan yang sudah mati jangan dibedah, jangan memegang langsung bagian luka. Langsung kubur saja bila perlu bakar bangkainya.

b.     Penyakit Scabies Pada Sapi dan Pengobatannya

Skabies biasa disebut kudis atau bulug/budug. Scabies juga merupakan penyakit zoonoisis dan dapat menular pada manusia. Biasanya disebabkan oleh alat dan kandang yang kotor. Kotoran tersebut terkadang mengandung tungau sarcoptes scabei. Ternak yang sehat biasanya tertular jika sudah terjadi kontak langsung dengan ternak/sapi yang terkena skabies. Biasanya hewan yang terserang skabies terkesan seperti hewan yang gatal - gatal.

Ciri dan Gejala Scabies pada sapi umumnya adalah :
·       Sapi sering menggigit bagian tubuhnya
·       Terkadang menggosok - gosokkan badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk)
·       Bulu rontok dan nanah mulau muncul pada bagian tubuh
·       Karena ini adalah penyakit kulit sapi, akan timbul kerak berwarna abu - abu pada bagian tubuh sapi dan kulit terkesan kaku
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Skabies Pada Sapi :
·        Kandang usahakan berjauhan dengan rumah tinggal
·        Aliran udara dan sanitasi kandang usahakan bagus
·        Usahakan kandang sapi kering dan selalu bersih
·        Hewan yang terdiagnosa skabies harus dipisahkan dan dikarantina
·        Pengobatan yang aman biasanya dengan pemberian minyak kelapa dicampur dengan kapur barus kemudian gosokkan pada kulit yang terkena.
·        Serbuk belerang, dicampur dengan kunyit dan minyak kelapa yang sudah dipanaskan, gosokkan pada kulit sapi. Bisa juga digosok dengan air tembakau.
·        Sapi yang mati setelah terkena skabies tetap dapat dikonsumsi, hanya saja buang bagian yang terkena tungau. Sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter hewan.

c.      Penyakit Cacingan pada Sapi dan Pengobatannya

Disebut pula helminthiasis. Penyakit cacingan merupakan penyakit yang paling sering menyerang ternak yang dipelihara secara tradisional. Dan tergolong penyakit yang mudah ditangani tergantung dengan banyak/sedikit-nya cacing dalam tubuh, jenis cacing yang menyerang (cacing hati, cacing pita, cacing gilig/nematoda)dan penanganan. Jenis cacing yang menyerang sapi sebenarnya sangat banyak jenisnya.  Proses pengobatan biasanya dilakukan dengan melumpuhkan cacing sehingga cacing yang mati tersebut akan ikut keluar melalui kotoran sapi.
 Ciri dan Gejala umum yang tampak saat sapi terserang cacingan :
·       Sapi tidak nafsu makan
·       Sapi terlihat kurus dari hari ke hari
·       Susah buang air besar / tidak teratur
·       Diare berkepanjangan dan mencret
·       Gerakan melemah dan mata sayu
·       Nafas terengah - engah
·       Hidung dan mulut mulai kering
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacingan Pada Ternak :
·        Usahakan kandang tidak sering lembab
·        Jangan terlalu sering menggembalakan sapi karena kita tidak bisa mengontrol kebersihan rumput yang dikonsumsi oleh sapi
·        Sisa pakan di kandang jangan dibiarkan terlalu lama, segera buang atau olah menjadi pupuk tanaman
·        Berikan obat cacing secara rutin dan berkala (biasanya dua bulan sekali)
·        Obat yang biasanya digunakan oleh dokter hewan adalah dalam jenis benzimidazol, Imidathiazol dan Avermectin (konsultasi dengan dokter hewan sebelum menggunakan)
·        Pengobatan tradisional dengan pemberian daun / buah nanas. Terutama untuk melumpuhkan cacing nematoda. Untuk cacing lainnya, bisa diberikan bawang putih karena sangat efektif dan tidak terdapat efek samping.

d.     Penyakit Ingusan Pada Sapi dan Pengobatannya

Penyakit ingusan biasa disebut MCF (MALIGNANT CATHARRAL FEVER). Penyakit ini ditularkan melalui virus Gamma Herpesvirinae dan penularan virus dari ternak jenis domba. Biasanya menyerang sapi yang sering digembalakan bercampur dengan ternak lain seperti domba dan kambing.
Biasanya domba yang sudah terserang tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi meninggalkan virus tersebut melalui bekas pakan yang telah dikunyah dan dimuntahkan kembali. Sapi yang memakan bekas makanan tersebut akan dapat terkena penyakit ingusan.

Ciri dan Gejala Ingusan pada sapi biasanya adalah :
·       Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak, lama kelamaan akan berubah dari encer menjadi lebih kental
·       Ternak mulai terlihat meneteskan air liur
·       Bagian moncong kering dan terkadang keluar nanah
·       Ternak terdengar sulit bernafas dan gemetar
·       Bagian mata terlihat keruh dan cenderung memutih
·       Jika sudah parah kulit ternak seperti terkelupas
·       Sapi berjalan sempoyongan dan lemah, jaringan tubuh rusak dan sapi terlihat kurus
·       Jika dibiarkan maka sapi akan lumpuh total dan mati
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ingusan pada Sapi :
·        Jangan sering menggembalakan sapi bersamaan dengan domba atau kambing
·        Jauhkan kandang sapi dari kandang domba yang baru datang dan belum divaksinasi
·        Kontrol kebersihan pakan yang akan dikonsumsi oleh sapi
·        Jaga kebersihan dan sanitasi kandang
·        Pisahkan dan karantina sapi yang terserang
·        Usaha yang bisa kita lakukan adalah dengan pencegahan infeksi dengan antibiotik sehingga gejala tidak meluas
·        Penyakit ini belum ada obat yang mampu menghilangkan secara keseluruhan, namun dapat hilang sendiri jika penanganan kita cepat dan sapi dipelihara dengan baik
·        Usahakan penanganan secara langsung setelah terlihat gejala ringan, biasanya 4 hari setelah terserang sapi akan semakin memburuk
·        Konsultasikan pada dokter hewan terkait pemakaian obat. Ingat, obati secara langsung setelah terlihat gejala ingusan, jangan terlambat.
·        Ternak yang mati tetap dapat dipotong dan dikonsumsi, namun bagian yang terinfeksi harus dibuang.

e.      Penyakit Ngorok Pada Sapi dan Pengobatannya

Biasa disebut Septichaemia Epizootic (SE) dalam istilah kedokteran. Disebabkan oleh kuman yang bernama Pastuerella multocida serotipe 6B dan Pastuerella multocida serotipe 6E. Biasanya menjangkit pada sapi yang kelelahan / letih. Cenderung menyerang sapi pekerja maupun sapi potong yang stress akibat terlalu banyak aktifitas dan kandang yang lembab atau kurang bersih.

Pakan yang buruk kualitasnya juga merupakan sarana penularan kuman ini. Penularan antar ternak biasanya melalui air liur, urine, makanan dan tanah yang terkontaminasi. Kondisi lingkungan yang dingin juga merupakan sarana untuk kuman tersebut berkembang.

Ciri dan Gejala Ngorok pada Sapi adalah :

·       Sapi sulit bernafas dan gemetar
·       Keluar air liur terus menerus
·       Suhu tubuh naik sampai 40 derajat celcius
·       Busung bagian kepala sampai leher bawah
·       Radang paru - paru, terlihat pada bagian dada karena sapi kurus
·       Selaput lendir me-merah
Pencegahan dan Pengobatan Sapi Ngorok :
·        Karantina dan pemeriksaan sapi yang baru datang
·        Vaksinasi rutin ternak dengan oil adjuvant tiap tahun
·        Kandang selalu bersih dan diberi disinfektan
·        Pengobatan yang umum dipakai adalah antibiotik Oxytetracyclin dan Streptomycin, pemakaiannya wajib konsultasi pada yang berpengalaman
·        Karena yang terserang adalah bagian paru - paru, maka jika akan dipotong dan dikonsumsi kita buang bagian paru - paru nya
·        Bangkai dan bagian yang terkontaminasi hendaknya dikubur atau dibakar

f.      Penyakit Demam Pada Sapi dan Pengobatannya

Demam ini umum disebut demam 3 hari. Istilah kedokterannya adalah Bovine Ephemeral Fever (BEF). Penyebab demam BEF ini adalah gigitan lalat Cullicoides sp dan nyamuk Culex Sp. Penyakit ini tergolong mudah diatasi dan tidak menular terutama bagi manusia.
Ciri dan Gejala Demam pada Sapi (BEF) adalah :
·       Sapi terlihat lemah dan lesu
·       Sapi demam tinggi dan terkesan pincang
·       Susah bergerak dan berdiri
·       Sesak dan gemetaran
·       Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak
·       Nafsu makan menurun
·       Jika menjadi penyakit sapi perah, produksi susu akan menurun
Pencegahan dan Pengobatan demam pada sapi :
·        Lingkungan yang bersih
·        Penggunaan insektisida pada kandang
·        Berikan obat penurun panas dan usahakan sapi banyak minum air
·        Obat tradisional bagi BEF adalah pemberian gula merah dan garam dapur dan diminumkan pada sapi.
·        Tetap konsultasi pada dokter hewan untuk lebih baiknya.
·        Daging boleh dipotong dan dikonsumsi

g.     Penyakit Sapi Mubeng dan Pengobatannya

Penyakit sapi mubeng juga sering sekali menyerang sapi. Nama lain dari penyakit ini adalah penyakit surra. Cara kerja penyakit ini adalah dengan berkembangnya parasit dalam darah dan menurunkan kadar glukosa-nya. Sehingga kondisi tubuh sapi menjadi menurun, kurang nafsu makan, stress dan mudah letih. Penularanan parasit ini disebabkan oleh gigitan lalat haematophagus dan lyperosia dan aneka jenis kutu. Penyakit surra sering menyerang sapi pada musim hujan dimana kondisi kekebalan sapi sering turun dan melemah . Beberapa kasus bahkan dapat menewaskan ternak, terutama kerbau.
Ciri dan Gejala Sapi Mubeng adalah :
·          Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering kejang - kejang
·          Selput lendir menguning
·          Tidak nafsu makan dan bulu rontok
·          Demam dan cepat lelah
Pencegahan dan pengobatan Penyakit Sapi Mubeng :
·          Penyemprotan insektisida di kandang ternak (biasanya sejenis asuntol) untuk mencegah datangnya serangga penghisap darah.
·          Hindarkan kandang sapi dari tempat yang rawan menjadi sarang serangga (parit dan tempat lembab)
·          Sisa - sisa pakan ternak jangan sampai membusuk di kandang
·          Bila sapi luka, jangan sampai dibiarkan infeksi dan menjadi makanan bagi lalat
·          Karantina sapi yang sakit dan berikan obat berupa atocyl maupun artosol, namun dalam penggunaannya hendaknya melalui konsultasi dengan dokter hewan setempat

h.     Penyakit Sapi Kembung dan Pengobatannya

Seringkali saya mendengar keluhan peternak yang sapi-nya terkena penyakit kembung, dalam bahasa kedokteran biasa disebut bloat. Penyakit sapi kembung disebabkan oleh macetnya saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan tidak lancar dan bagian perut rumen membesar. Ini dapat dilihat dari bagian perut sapi sebelah kiri, apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar. Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput - rumputan yang basah, kurang berserat. Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak diperlukan. Dan berikan prosentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh persen.
Ciri dan Gejala Sapi Kembung / Bloat :
·       Perut bagian kiri membesar karena gas tidak dapat keluar
·       Pernafasan terganggu karena organ pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen
·       Gerakan kurang lincah dan sering terjatuh
·       Dalam kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati
Pencegahan dan Pengobatan Kembung Pada Sapi :
·        Jangan biasa memberikan pakan rumput yang masih basah, terutama di pagi hari
·        Kurangi prosentase pemberian leguminose hijauan
·        Jerami kering berikan di pagi hari sebelum memakan hijauan jenis lain
·        Usahakan ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas pada lambung
·        Cara pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat yang mengandung dimethicone dan minyak nabati yang berasal dari kacang tanah. Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat
·        Konsultasikan pada dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat

i.       Penyakit Kuku Busuk Pada Sapi dan Pengobatannya

Seperti namanya, penyakit kutu busuk berkembang di bagian kuku sapi. Sering disebut sebagai penyakit Foot Rot (Pembusukan kaki/kuku). Kuman fusiformis masuk ke dalam celah kuku sapi dan berkembang disana, bahkan daya tahan kuman tersebut semakin lama jika berada di dalam kuku sapi. Penyebab masuknya kuman ini adalah dimana kuku sapi terluka akibat hantaman benda keras di tempat yang kotor dan akhirnya kuman masuk dan berkembang pesat. Jika dibiarkan, kuman ini akan berkembang menjadi penyakit yang melumpuhkan sel - sel di telapak kaki sapi hingga sapi tidak dapat berjalan.

Ciri dan Gejala Kuku Busuk pada Sapi :
·       Celah kuku dan tumit terlihat membengkak
·       Keluar cairan kuning dan berbau busuk pada bagian kuku
·       Mengelupasnya selaput pada bagian kuku diakibatkan matinya jaringan sel pada bagian tersebut
·       Sapi terlihat pincang saat bergerak dan kesakitan
Pencegahan dan Pengobatan Kuku Busuk pada Sapi :
·        Jaga kebersihan kandang sehingga bakteri dan kuman sulit berkembang disana
·        Sering periksa kebersihan kuku sapi
·        Jika sudah terserang, segera rendam kaki yang terserang dengan larutan formalin sebanyak 10%
·        Untuk pengobatan dengan suntik, usahakan kaki sapi tetap kering dan disuntikkan larutan sulfat beserta antibiotik sesuai saran dokter hewan
5.     Panen
a.      Hasil Utama : Hasil utama dari budidaya sapi potong adalah dagingnya
b.     Hasil Tambahan : Selain daging yang menjadi hasil budidaya, kulit dan kotorannya juga sebagai hasil tambahan dari budidaya sapi potong.
6.     Pascapanen
a.      Stoving
Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan sapi agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:
·       Ternak sapi harus diistirahatkan sebelum pemotongan
·       Ternak sapi harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
·       Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
·       Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.
b.     Pengulitan
Pengulitan pada sapi yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang yang dibuat dari kayu, kulit sapi dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.
c.      Pengeluaran Jeroan
Setelah sapi dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut sapi.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Sapi Simmental di kalangan peternak populer dengan nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang sapi kadang salah dengan menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang menyebut sapi Brahman. dalam teknik budidaya sapi simental ada beberapa poin yang harus kita perhatikan seperti Penyiapan Sarana dan Peralatan, Pembibitan, Pemeliharaan, Jenis-Jenis Penyakit, Panen, Pascapanen





















DAFTAR PUSTAKA

Abbas Siregar Djarijah. 1996, Usaha Ternak Sapi, Kanisius, Yogyakarta.
Yusni Bandini. 1997, Sapi Bali, Penebar Swadaya, Jakarta.
Teuku Nusyirwan Jacoeb dan Sayid Munandar. 1991, Petunjuk Teknis Pemeliharaan Sapi Potong, Direktorat Bina Produksi Peternaka
Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta Undang Santosa. 1995, Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Lokakarya Nasional Manajemen Industri Peternakan. 24 Januari 1994,Program Magister Manajemen UGM, Yogyakarta.
Kohl, RL. and J.N. Uhl. 1986, Marketing of Agricultural Products, 5 th ed, Macmillan Publishing Co, New York.