KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “KACANG KEDELAI”Pada makalah ini kami banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak
.oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat
jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Taluk Kuantan, Juli 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................. i
Daftar
Isi...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1
Teknik Budidaya.............................................................................................. 3
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 12
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini tanaman
kedelai merupakan salah satu bahan pangan yang penting setelah beras disamping
sebagai bahan pakan dan industri olahan. Karena hampir 90% digunakan sebagai
bahan pangan maka ketersediaan kedelai menjadi faktor yang cukup penting
(Anonimous, 2004c). Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang
kaya akan protein yang memiliki arti penting sebagai sumber protein nabati
untuk peningkatan gizi dan mengatasi penyakit kurang gizi seperti busung lapar
Perkembangan manfaat kedelai di samping sebagai sumber protein, makanan
berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai penurun cholesterol darah yang
dapat mencegah penyakit jantung.
Selain itu, kedelai
dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mencegah penyakit kanker. Oleh
karena itu, ke depan proyeksi kebutuhan kedelai akan meningkat seiring dengan
kesadaran masyarakat tentang makanan sehat. Produk kedelai sebagai bahan olahan
pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan industri kecil menengah
bahkan sebagai komoditas ekspor. Kebutuhan kedelai pada tahun 2004 sebesar 2,02
juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 0,71 juta ton dan
kekurangannya diimpor sebesar 1,31 juta ton (Anonimous 2005c) Hanya sekitar 35%
dari total kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sendiri.
Upaya untuk menekan
lajuimpor tersebut dapat ditempuh melalui strategi peningkatan produktivitas,
perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan
petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses
pasar, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infra struktur, serta
pengaturan tataniaga dan insentif usaha (Anonimous, 2004c; 2005c). Mengingat
Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar, dan industri pangan berbahan
baku kedelai berkembang pesat maka komoditas kedelai perlu mendapat prioritas
untuk dikembangkan di dalam negeri untuk menekan laju impor (Anoniomus, 2005b).
1.2 Tujuan Makalah
Adapun
yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui
bagaimana teknik budidaya kacang kedelai yang baik dan benar. Sehingga nantinya
para pembaca sekalian dapat mebudidayakan kedelai dan menambah penghasilan dari
penjualan kedelai tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Teknik Budidaya
1. Pembibitan
a. Penyiapan
Benih
Pada tanah yang
belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan
legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di
media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium
japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau
kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini
akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari
udara.
Cara pemberian
legin:
a) sebanyak
5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10 cc;
b) legin
dicampur dengan 1 kg benih dan kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji
terbungkus dengan inokulum;
c) setelah
diinokulasi, benih dibiarkan sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga
benih diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari
6 jam.
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam hal
memilih benih yang baik adalah:
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut. Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
b. Teknik
Penyemaian Benih
Penanaman
dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat diatasi dengan cara
menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek jarak tanam. Jarak
tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat
diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong (batang bercabang
banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu dengan
lainnya tidak terganggu.
c. Pemindahan
Bibit
Ketika memindah
yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu memperhatikan cara-cara yang baik
dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman,
sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhan bahkan mati.
d. Pengolahan
Media Tanam
a) Persiapan
Terdapat 2 cara
mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah
(ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah
tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2
sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari
sisa-sia akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman
sekitar 3 minggu.
b) Pembentukan
Bedengan
Pembuatan
bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun denga bajak lebar 50-60
cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang
satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.
c) Pengapuran
Tanah dengan
keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik merah-kuning, harus dilakukan
pengapuran untuk mendapatkan hasil tanam yang baik. Kapur dapat diberikan
dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam lapisan olah
tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum musim tanam, dengan
dosis 2-3 ton/ha. Diharapkan pada saat musim tanam kapur sudah bereaksi dengan
tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang diinginkan.
Kapur halus
memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar. Sebagai
sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur
tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3-4 tahun sekali. Dengan
pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan
pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan ketela pohon.
sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur
tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3-4 tahun sekali. Dengan
pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan
pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan ketela pohon.
d) Waktu
Tanam
Pemilihan waktu
tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena
banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan
berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir
musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup
air.
Waktu tanam yang
tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam
di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila
ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim
penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai
pertengahan musim kemarau.
e. Pemeliharaan
Tanaman
a) Penjarangan
dan Penyulaman
Kedelai mulai
tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang
ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur
Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak
tumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore
hari.
b) Penyiangan
Penyiangan ke-1
pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida.
Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida.
c) Pembubunan
Pembubunan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran
tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
d) Pemupukan
Dosis pupuk yang
digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah. Pada tanah subur
atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak
diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil.
Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai berikut:
· Sawah
kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
· Sawah
kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100
kg/ha.
· Sawah
kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100
kg/ha.
· Lahan
kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;
· Urea=50-100
kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
e) Pengairan
dan Penyiraman
Kedelai
menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini
dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen,
tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat
menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya.
kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan
kegagalan panen.
menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya.
kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan
kegagalan panen.
Di lahan sawah
irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur. Namun bila tidak ada irigasi,
penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan
pemberian mulsa. Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya
yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air
secara berlebihan.
Apabila ada
irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus diairi. Caranya
tanaman digenangi air selama 30-60 menit. Pengairan seperti ini diulangi setiap
7-10 hari. Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi hujan.
f) Waktu
Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan
pestisida dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantung jenis hama dan pola
penyerangannya.
· Lalat
bibit, diberi insektisida Marshal 200 EC, dicampur dengan benih,dilakukan
sebelum benih ditanam.
· Ulat
prodenia dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Huslation 40
EC, Thiodon 35 EC dan Barudin 60 EC sebanyak 2 kali seminggu setelah ditemukan
telur.
· Wereng
kedelai atau kumbang daun, disemprot dengan insektisida Surecide
25 EC, Kharpos 50 EC, Hosthathion
40 EC, Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau Tamaron pada tanaman setelah berumur di
atas 20 hari.
· Kepik
coklat disemprot dengan Azodrin 15 WSC, Diazinois 60 EC dan Dusban
20 EC atau Bayrusil setiap 1-2
minggu, setelah tanam 50 hari.
· Ulat
penggerek polong, disemprot dengan insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC,
Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada waktu pembentukan polong.
f. Pemeliharaan
Lain
Kedelai termasuk
tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari maka membutuhkan tanaman
pelindung. Tanaman kedelai yang terlindung akan selalu muda sehingga proses
pembentukan buah kurang baik, dan hasilnya akan sedikit, bahkan tidak berbuah
sama sekali. Tanaman kedelai akan rusak bila tertimpa cabang -cabang kering
tanaman pelindung yang jatuh.
g. Hama
Dan Penyakit
1. Hama
a) Aphis
SPP (Aphis Glycine)
Kutu
dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu
ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada
awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian:
· Menanam
kedelai
Pada waktunya, mengolah
tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak
ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;
ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;
· Membuang
bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya;
· Menggunakan
musuh alami (predator maupun parasit);
· Penyemprotan
insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
b) Melano
Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)
Lalat bertelur pada leher akar,
larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan
bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang.
Pengendalian:
· waktu
tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering);
· penyemprotan
Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC
c) Kumbang
daun tembukur (Phaedonia Inclusa)
Bertubuh kecil, hitam bergaris
kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun,
bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC,
Basudin 50 EC, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC.
d) Cantalan
(Epilachana Soyae)
Kumbang berwarna merah dan larvanya
yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga. Pengendalian: sama dengan terhadap
kumbang daun tembukur.
e) Ulat
polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang
berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala:
pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar
berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian:
menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala:
pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar
berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian:
· kedelai
ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi),
sebelum ulat berkembang biak;
sebelum ulat berkembang biak;
· penyemprotan
obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
f) Kepala
polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam
dan menjadi hampa.
Pengendalian: penyemprotan Surecide
25 EC, Azodrin 15 WSC.
g) Lalat
kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru
tumbuh.
Pengendalian:
Saat benih ditanam,
tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan
jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan
penyemprotan
dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
h) Kepik
hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm,
telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas
menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada
di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan
bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan.
Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit
polong berbintik coklat.
Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit
polong berbintik coklat.
Pengendalian: Azodrin 15 WCS,
Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.
i) Ulat
grayak (Prodenia Litura)
Seranggan: mendadak dan dalam
jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan
sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari
350 butir.
Gejala: kerusakan pada daun, ulat
hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.
Pengendalian: (1) dengan cara
sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari
(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20
(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20
EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50
EC.
2. Penyakit
a. Penyakit
layu lakteri (Pseudomonas solanacearum)
Penyakit ini
menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu.
Penularan melalui tanah dan irigasi.
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian:
Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian:
b. biji
yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar
tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan
merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii) P enyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek.
Gejala: daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian:
Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii) P enyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek.
Gejala: daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian:
· varietas
yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu;
· menyemprotkan
Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
h. Panen
Pemungutan hasil
kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur.
a) Pemungutan
dengan cara mencabut
Sebelum
tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah
ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang
benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah
ranting dan cabang yang berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati
sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b) Pemungutan
dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk
memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak
menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam,
pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan
bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan
tanah, karena akar dengan bintilbintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat
tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras,
pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan
lebih cepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa:
a)
Pengembangan kedelai di dalam negeri
diarahkan melalui strategi
b)
peningkatan produktivitas dan perluasan
areal tanam. Peningkatan
c)
produktivitas dicapai dengan penerapan
teknologi yang sesuai (spesifik) bagi
d)
agroekologi/wilayah setempat. Perluasan
areal tanam diarahkan melalui
e)
peningkatan indeks pertanaman (IP) di
lahan sawah irigasi sederhana, sawah tadah hujan dan lahan kering yang telah
diusahakan
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T.
2004. Strategi peningkatan produksi kedelai sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi impor. Orasi
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi impor. Orasi
Pengukuhan APU.
Badan Litbang Pertanian. 50 hlm.
Anonimuos,
2004a. Dukungan inovasi teknologi dalam program bangkit kedelai.
Puslitbangtan.
Makalah disampaikan pada Bangkit Kedelai di Cisarua.
Ditjentan. Bogor. 36 hlm.
Ditjentan. Bogor. 36 hlm.
Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian. 27 hlm. IV-187
Anonimous, 2005
c. Renstra Balitkabi 2005-2009, Balitkabi (Proses Publikasi)
Gonzales, L.A. ,
F. Kasryno, N.D. Perez and M.W. Rosegrant. 1993. Economic
Incentives and Comparative Advantage in Indonesian Food Crop Production.
Incentives and Comparative Advantage in Indonesian Food Crop Production.
izin copy
BalasHapusmantap.....terima kasih infonya
BalasHapus