Senin, 05 Desember 2016

MAKALAH FISIKA TANAH



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya. Tak lupa shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpah curahkan kepada suri tauladan kita semua Nabi akhir zaman yakni Muhammad SAW, kepada keluarganya sahabatnya dan mudah-mudahan sampai kepada kita semua selaku umatnya.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “FISIKA TANAH
Terakhir semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk pembuatan makalah yang lebih baik dimasa yang akan datang.






                                                                                  Taluk Kuantan,     Januari 2016

                                                                                                     Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................         i
DAFTAR ISI.............................................................................................        ii
BAB   I PENDAHULUAN........................................................................        1
1.1   Latar Belakang......................................................................        1
1.1   Rumusan Masalah.................................................................        2
1.2   Tujuan Makalah....................................................................        2
BAB   II PEMBAHASAN.........................................................................        3
2.1   Pengertian Fisika Tanah.......................................................        3
2.2   Tanah Sistim 3 (Tiga) Fase Dan Kerapatan Bahan Padat ……   4
2.3   Sifat Dan Karakteristik Tanah ……………………………….  10
2.4   Kadar Air Tanah ……………..............................................      13
BAB   III PENUTUP.................................................................................      14
3.1   Kesimpulan...........................................................................      14
3.1   Saran.....................................................................................      14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................      15





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Makhluk hidup di dunia ini tak kan bisa lepas dari peranan tanah. Khusunya manusia, pasti akan membutuhkan tanah, yang secara umum dapat digunakan sebagai tempat tinggal, begitupun juga makhluk hidup yang lain yang berpijak di atas daratan berupa tanah.
Berdasarkan pendekatan Geologi, tanah memiliki definisi yaitu lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus). Artinya dalam definisi tersebut hanya melihat tanah secara umum sama seperti pengertian tanah dengan pendekatan Pedologi yaitu bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor:
Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu. Pendekatan Pedologi adalah pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni, apa adanya, dan tidak mengaitkan dengan kepentingan tertentu. Kajian pendekatan Pedologi meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah, Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan Ilmu Ukur Tanah.
Namun, jika dilihat dari kacamata mahasiswa pertanian tentunya tanah memiliki peran khusus sebagai media tumbuh tanaman, yaitu dengan pendekatan Edapologi. Dalam pendekatan Edapologi tersebut dikhususkan peranan tanah sebagai media tumbuh tanaman, jadi bagaimana mengolah tanah secara baik dan benar agar dapat menghasilkan produktivitas tanaman yang tinggi serta keadaan tanah yang selalu subur, baik dengan pemberian pupuk, bahan organik, dan sebagainya. Kajian ini meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.
Tanah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda, misalnya yang berwarna merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur pasir, debu, liat dan sebagainya. Dan untuk membedakan sifat tanah tersebut dilakukan klasifikasi tanah, yaitu usaha untuk membeda-bedakan tanah berdasar atas sifat-sifat yang dimilikinya. Hal ini sangat penting karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan perlakuan (pengelolaan) yang berbeda pula. Untuk mengetahui secara jelas karakteristik tanah baik secara umum maupun khusus maka disusunlah makalah ini. Dan untuk karakteristik tanah secara khusus saya mengambil klasifikasi tanah dari jenis tanah Alfisol untuk dianalisa.

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian fisika tanah?
2.     Bagamana tanah sistim 3 (tiga) fase dan kerapatan bahan padat?
3.     Seperti apa sifat dan karakteristik tanah?
4.     Apa pengertian air tanah dan kadar air tanah?

1.3  Tujuan
1.     Mengetahui pengertian fisika tanah?
2.     Mengetahui tanah sistim 3 (tiga) fase dan kerapatan bahan padat?
3.     Mengetahui apa sifat dan karakteristik tanah?
4.     Mengetahui pengertian air tanah dan kadar air tanah?








BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Fisika Tanah
Fisika tanah adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisik yang terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi materi dan energi, maka fisika tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi energi dalam tanah.
Tujuan fisika tanah dapat dilihat dari 2 sisi:
  • Dalam satu sisi, tujuan kajian fisika tanah adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang mekanisme pengaturan perilaku tanah secara fisika dan kimiawi, serta perannya dalam biosfer, termasuk proses saling hubungan dalam pertukaran energi di dalam tanah, serta siklus air dan material yang dapat diangkutnya.
  • Pada sisi lainnya, pemahaman fisika tanah dapat digunakan sebagai asas untuk manajemen sumberdaya tanah dan air, termasuk kegiatan irigasi, drainase, konservasi tanah dan air, pengolahan tanah, dan konstruksi.
Oleh karena itu fisika tanah dapat dipandang sebagai ilmu dasar sekaligus terapan dengan melibatkan berbagai cabang ilmu yang lain termasuk ilmu tanah, hidrologi, klimatologi, ekologi, geologi, sedimentologi, botani, dan agronomi. Fisika tanah juga erat kaitannya dengan mekanika tanah, dinamika tanah, dan teknik sipil. Bidang ilmu Fisika tanah mempelajari tentang bagaiamana menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam hubungan air dan udara tanah bagi pertumbuhan tanaman.  Fisika tanah merupakan cabang Ilmu Tanah yang berhubungan dengan sifat fisik tanah. Seperti pengukuran, peramalan dan pengontrolan proses fisik yang terjadi di dalam dan di seluruh tanah. Fisika berhubungan dengan bentuk dan interrelasi bahan dan energi,



2.2    Tanah Sistim 3 (Tiga) Fase dan Kerapatan Bahan Padat
Secara umum, tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian, kemungkinan tersebut adalah:
a)      Tanah kering, hanya terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah dan pori-pori udara.
b)      Tanah jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran dan air pori.
c)      Tanah tidak jenuh terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian padat atau butiran, pori-pori udara, dan air pori. 
Bagian-bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk diagram fase, seperti yang ditunjukkan Gambar 1.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkzsqTOGvTJDAcFzeS2izWIY3iVhpOyVyZlwmtH0nCivxgUW-6Wuxy3CK6g7YXRyoB_9TU78nxTvaO8srQ_ev6JwL-trDYwKyWgh4ySXHvY_ll3piddqYrCOq1e4cBFSS2t1FhmQCpjkE/s1600/gbr_tanah-02.bmp
Gambar 1  Diagram fase tanah
Gambar 1a  memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume V dan berat total W, sedang Gambar 2b  memperlihatkan hubungan berat dan volumenya.
Dari gambar tersebut dapat dibentuk persamaan berikut :
W  =  WS  +  WW      ( 1 )
dan
V  =  Vs  +  Vw  +  Va       ( 2 )
V­v  =  Vw  +  Va       ( 3 )
dengan :
Ws     =  berat butiran padat
Vw     =  berat air
Vs      =  volume butiran padat
Vw     =  volume air
Va      =  volume udara
Wa (berat udara) dianggap sama dengan nol.
Hubungan-hubungan antar parameter tanah tersebut di atas adalah sebagai berikut : Kadar air ( w ), yakni perbandingan antara berat air  ( Ww ) dengan berat butiran ( Ws ) dalam tanah tersebut, dinyatakan dalam persen.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-witZyzz8q9x0ojJ12iWvTsLwyJl3MyqzeQRcyrNgLOTjb-xC0p7IAD6nXPSHkkO6YSVz-sedNPWEgzd-WqTmZHQPk9pHYbSSasj8TkqRHiUiS3-Hg6oBiYq-08yCp-CpzzjNthQq0yc/s1600/rumus-01.gif   (4)
Porositas ( n ), yakni perbandingan antara volume rongga ( Vv ) dengan volume total ( V ). dapat digunakan dalam bentuk persen maupun desimal.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDUtPUopzv99XN-2GS_uCk32IEQQxpWW-H0Nl-7xEbMQgHIxpGdUIQBWtgi_o5Bl7wQhwjS_ra2ZISkRewKpMqMH5p5x7N3-ekixdZ1KJkyb_ZXfcWqSdRoJJWDqw-hQJItYdU7XmWrqY/s1600/rumus-02.gif( 5 )
Angka pori ( e ), perbandingan volume rongga ( Vv ) dengan volume butiran ( Vs ). Biasanya dinyatakan dalam desimal.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwWdsOKlUdz_aS81SoFzrLVAae6X3WKORVTcHcpOHdyz2kv6ilqcOjbVWNLMg3ksfZhQOJZDTmJVWsGkC9poFFUIcdpMy9RoW7xzCubbK4NmioctUCpnJvkd1BSIFhyTvFDMrnFUQLXwE/s1600/rumus-03.gif( 6 )
Berat volume basah ( b ), adalah perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air dan udara ( W ) dengan volume tanah ( V ).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJtjxxQ_ocjqio8Zy6IFk2zIPkzTvQpnGeBXcdDV88PmyHwlds6o0H1loy-qO8x3euigZ3HWWWu5hXUqLRiqGDrSM-8zq8ZClEjJwy5yRpdVpv3KxSANnd72z64_YGf2EAL2NLJGjnBqI/s1600/rumus-04.gif( 7 )
W = Ww + Ws + Wv ( Wv = berat udara = 0 ). Bila ruang udara terisi oleh air seluruhnya (Va = 0), maka tanah menjadi jenuh. Berat volume kering ( d ), adalah perbandingan antara berat butiran ( Ws ) dengan volume total ( V ) tanah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj45YEQR3-E16CEzxr7g6vPwqVIQVwknCGb7mVe7Ew9q_91BW2JRazhkNhUdukZGRMC23bRmIfKI7JRnU5FIOxF7zFQ69-n9RmIpVBFVnePS3y_Tz5l3gTMRjdkOUXkcj9P3asyKbM9E-U/s1600/rumus-05.gif( 8 )
Berat volume butiran padat ( s ), adalah perbandingan antara berat butiran padat ( Ws ) dengan volume butiran padat ( Vs ).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQHzZiVDbsXJYXaGMliebhdt8DCf99QFukR579OuZTSg1jbzoLs8Ne4mMC9nXAN8gsvtgFGGthaOtKjR4eUp-sgokrzuszgQfxLfHxeOB00io8ewAm9Mx07Yu22H7mVKjJNjdMrHlbakM/s1600/rumus-06.gif( 9 )
Berat jenis ( specific gravity ) tanah ( Gs ), adalah perbandingan antara berat volume butiran padat ( s ) dengan berat volume air ( w ) pada temperatur 4o C.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZZKBvQglg60STRKOpbp7ha1OJ6Tsb0JVTQV5Q_IWt53wJScVvWVRFnuR0y6VwZCS_DjOV1IyJC-HB99uQ6dYr-OfZ09alN3X6DDp0WFovJ4To6psEzkdn4Z8Ym0MltUJYj_L66IsfbA4/s1600/rumus-07.gif( 10 )
Gs tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65 sampai 2,75. Nilai berat jenis sebesar 2,67 biasanya digunakan untuk tanah-tanah tak berkohesi. Sedang untuk tanah kohesif tak organik berkisar di antara 2,68 sampai 2,72. Nilai-nilai berat jenis dari berbagai jenis tanah diberikan dalam
Tabel 1.
Tabel  1.  Berat jenis tanah
Macam Tanah
Berat Jenis  Gs
Kerikil
Pasir
Lanau tak organik
Lempung organik
Lempung tak organik
Humus
Gambut
2,65  -  2,68
2,65  -  2,68
2,62  -  2,68
2,58  -  2,65
2,68  -  2,75
1,37
1,25  -  1,80
Derajat kejenuhan ( S ), adalah perbandingan volume air ( Vw) dengan volume total rongga poritanah ( Vv ). Biasanya dinyatakan dalam persen.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIfvSlRhs96c7kgX6M2_brFrtnqFf5uAKGumGnkygyVg2hK4p09OyGPiInTQLqdRhxWwkFNHcyZ2pvcxSOnHE3xekjG4LsvW2tSgulI15LYUolJl7Uhqo4tphsiqhK8EeiCwhzkXmVZdU/s1600/rumus-08.gif( 11 )
Tanah jenuh, maka S = 1.  Berbagai macam derajat kejenuhan tanah ditampilkan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel  2.  Derajat kejenuhan dan kondisi tanah
Keadaan Tanah
Derajat Kejenuhan  S
Tanah kering
Tanah agak lembab
Tanah lembab
Tanah sangat lembab
Tanah basah
Tanah Jenuh
0
>  0  -  0,25
0,26  -  0,50
0,51  -  0,75
0,76  -  0,99
1
Dari persamaan-persamaan tersebut di atas dapat disusun hubungan antara masing-masing persamaan, yaitu :
(a)        Hubungan antara angka pori dengan porositas.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1sY0I-dqiZewoPHzKEg9mWh2e7S9f9Q0-bCiATBNkBRQhAGZFXLpTGO0VpcrZFL1o8RdmodxxKyJ_9hJHQMM12VbGXpyiaJTb5yJxojUaoivhFp0GQHJ2i3RJEHgb1oCUq6gq3kx1Sww/s1600/rumus-09.gif    ( 12 )
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvEpgb3n1vdyIyfW-sEfAvIJG0AfEvTkOhRMOwvsAj6kLu2Rrxz-dSwxiUJlPOpp12DzOgda264-qHxi3UhybB00GL70RWhsqShk62QHTnUflFBymxDRtWd5TETMFOcWirDYov2k80Gvg/s1600/rumus-10.gif     ( 13 )
(b)        Berat volume basah dapat dinyatakan dalam rumus berikut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2KeY6HrZKP5lqprMOWhEeSaDFGf4EOd7uOM7wcPcdMAdw2eON8et8tJPelNdaeDO_O77E3kzMt7diSSGGO22gksSCKG7dhMzHDQ-uPec_Z6M4tDohduDRRw_smK8Nyhr86uunUrgS3aM/s1600/rumus-14.gif     ( 14 )
(c)        Untuk tanah jenuh air  (  S = 1 )
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzpVloOiKHKoNfeH0JR5BtdJLFPwTYUEUKCE721XUiFvMJqlcteeA-CgCr_4sWEwrFnym4EEs57gk8dmLB7Kf79Qa8PO8XT9-qIkHk2YoDfuj4Tmbs0xLK7A_B85QA9-TgwhrYjsj6dG0/s1600/rumus-15.gif     ( 15 )
(d)        Untuk tanah kering sempurna
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjatipESeG9CJ2mXa4-JOnVTrvv_Hj2jDNfCKoIi9ATET7rdLiZleWabB-iWfzInzTgZcrOBkfUva6e4A5__UMj1Xa8toQDeg4GmBWPE7eI3p00EZJpIFFDAa-a1o9NEhEauBPPoX7qW_4/s1600/rumus-16.gif     ( 16 )
(e)        Bila tanah terendam air, berat volume dinyatakan sebagai  g¢, dengan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7DYy4vORwEDWv6mRzGFmSv9uPaZRlABT488SUBn5HI7ahFn-OKwOiEO7kV09bl7mju4ztC0URY3K7ausW6Sa8vidW_-S4v_9ej3lRbv7CMdnW3quc1whVd3RrJO4KspWArGn_M3MP48Q/s1600/rumus-17a.gif
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihKbl9wviRLcVjUqZNfrBHSL_ZxUHJVg4M6-KBbzOunYsCUusgpl8sWsBf126GzgCXDukoBNV1TdC7N_eLcyEsSHue1Ly7dtYOE3QjL-yeHCu1IrxThcH9_2nGpvjDPeAaTwD1Y-DVt8E/s1600/rumus-17b.gif
(f)         Kerapatan relatif ( relative density )
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXXle93M_E3621-h1U5oMzcjFyzskp9_lZOJXDmfBP0eh1SaQZ_h2Cp2cokP63PDmRqCwMj8whfsnCvtnauwAGZqw-L5VjVDRdQKw5jlJXZB27a1SA15qneQhXi-QwV-6QoLGI1wQutUk/s1600/rumus-19.gif     ( 19 )
Dengan :
emak   =  kemungkinan angka pori maksimum
emin   =  kemungkinan angka pori minimum
e       =  angka pori pada keadaan aslinya
·  Tanah Lempung
Pelapukan akibat reaksi kimia menghasilkan susunan kelompok partikel berukuran koloid dengan diameter butiran lebih kecil darl 0,002 mm, yang disebut mineral lempung. Partikel lempung dapat berbentuk seperti lembaran yang mempunyai permukaan khusus. Karena itu, tanah lempung mempunyai sifat sangat dipengaruhi oleh gaya-gaya permukaan. Umumnya, terdapat kira-kira 15 macam mineral yang diklasifikasikan sebagai mineral lempung ( Kerr, 1959).
Susunan kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika tetrahedra dan aluminium oktahedra. Silika dan aluminium secara parsial dapat digantikan oleh elemen yang lain dalam kesatuannya, keadaan ini dikenal sebagal substitusi isomorf. Kombinasi dari susunan kesatuan dalam bentuk susunan lempeng disajikan dalam simbol, dapat dilihat pada.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj41e8q5HeAQS2E3uamGE1diBipcQ_QQNYx6FGdjMjnToprHzqr5-ErJD_tz2QGjcz93KsArDn1hUCCFQb3vH1-qQWh3g_lGQ11FXunPLrIaAfhCQr3j3ZbVveQxGJrlUJYG9sJfZl43rg/s1600/Mineral2-Lempung.jpg
Gambar 2.  Mineral-mineral lempung
Bermacam-macam lempung terbentuk oleh kombinasi tumpukan dari susunan lempeng dasarnya dengan bentuk yang berbeda-beda.
·  Tanah Granuler
Butiran tanah yang dapat mengendap pada suatu larutan suspensi secara individu tak bergantung pada butiran yang lain (butiran lebih besar 0,02 mm) akan berupa susunan tunggal. Sebagai contohnya, tanah pasir, kerikil, atau beberapa campuran pasir dan lanau. Berat butiran menyebabkan butiran itu mengendap. Susunan tanah mungkin tidak padat (angka pori tinggi atau kerapatan rendah) atau padat (angka pori rendah atau kerapatan tinggi). Angka pori tergantung pada distribusi ukuran butiran, susunan, serta kerapatan butirannya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrhLlDoUnazkZ6m3D1GrnL0utS8A7t4Hmpc5tJKHsIPkpbrNN5wwjYhv9P2isyuxv-NGjmr48gd-J9ScpSgoVQq39jWCps0tbkqnoMeD_rYY1djTQ3q3yuSU8Z5-WCcAKdRCjeQ2t1wJc/s1600/1-4_Gbr10.jpg
Susunan butiran tanah granuler
Tanah granuler dapat membentuk hubungan sarang lebah (honeycomb) yang dapat mempunyai angka pori yang tinggi. Lengkungan butiran dapat mendukung beban statis, tapi susunan ini sangat sensitif terhadap longsoran, getaran, atau beban dinamis. Adanya air dalam susunan butiran yang sangat tidak padat dapat mengubah sifat-sifat teknisnya.
Kerapatan relatif sangat berpengaruh pada sifat teknis tanah granuler. Karena itu, diperlukan pengujian terhadap contoh-contoh tanah pasir pada kondisi kerapatan relatif yang sama seperti kondisi lapangannya. Akan tetapi, pengambilan contoh benda uji untuk tanah pasir yang longgar di lapangan, sangat sulit. Material ini sangat sensitif terhadap getaran, sehingga sangat sulit untuk menyamakan kondisinya, sama seperti kondisi asli di lapangan. Karena itu, dalam praktek digunakan beberapa macam alat penetrasi untuk mengetahui sifat-sifat tanah granuler. Pada cara ini, nilai tahanan penetrasi secara kasar dihubungkan dengan nilai kerapatan relatifnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvesqcnxVqXXs1cq_NNwyHx01mpvwiXu2npfGLJDwmexx1a644mwgNTWn3jesWKZBa9FbOBajo8Adnf3kGYq2w-4Fg54TG37HHYsaD3ca72e0NyIGqY7iytxtM2U0ZeadkacEpnc3oVd8/s1600/1-4_Gbr11.jpg
 Susunan sarang lebah
Perlu diperhatikan bahwa dalam banyak masalah teknis, karakteristik tanah granuler tidak cukup hanya ditinjau kerapatan relatifnya saja. Sebab, ada kemungkinan dua tanah pasir dengan angka pori dan kerapatan relatif yang sama, mempunyai susunan butiran yang berbeda. Kondisi demikian akan mengakibatkan perbedaan pada sifat teknisnya. Pada Gambar , kedua tanah pasir identik, keduanya mempunyai distribusi ukuran butiran yang sama dan angka pori yang sama, tapi susunannya jelas sangat berbeda.
Sejarah tegangan yang pernah dialami pada waktu yang lampau, merupakan suatu faktor yang harus dipertimbangkan. Lapisan tanah granuler yang pernah mengalami pembebanan yang lebih besar dari tekanan yang ada sekarang,. akan mempunyai sifat tegangan-regangan dan penurunan yang sangat berbeda dari jenis tanah granuler yang belum pernah menderita beban yang lebih besar dari sekarang (Lambrecbts dan Leonard, 1978).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg4Wtet2wTpFZgupwfLDsGOD5Q1onulf4Qy5hoxxSmH2SMuRprsZlvntyiKX7_HBgQODreWtxYKwQ3pxw_rpl6k3-qnsF5L3I6l0gljhyphenhyphenaMpk7Qq2qRLi6u7SkQ830Lf9tbrq9W5Fl50E/s1600/1-4_Gbr12.jpgTanah dengan kerapatan realtif yang sama, tapi susunan butirannya berbeda (Leonard, 1978)

2.3  Sifat Dan Karakteristik Tanah
Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman memiliki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat dari sifat fisik, kimiawi , maupun biologisnya dimana ketiganya berintegrasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman.  Berikut ini penjabaran masing-masing sifat dan karakteristik tanah baik dari sifat fisika, kimiawi, maupun biologinya.
1.     Sifat Fisika Tanah
A.    Tekstur
·       Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relative antara fraksi pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay).
Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
1)     Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
2)     Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam)
3)     Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari :
(a)   tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (Sandy Loam) atau lempung berpasir halus (2 macam)
(b)  tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung (Loam), lempung berdebu (Silty Loam) atau debu (Silt) (4 macam)
(c)   tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (Clay Loam) atau lempung liat berdebu (Sandy-silt Loam) (3 macam)
B.     Struktur
1.      Merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll.
2.      Ikatan partikel tanah berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya, yang mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
3.      Pengamatan struktur tanah di lapangan (SSS, 1975) terdiri dari :
·       Pengamatan bentuk dan susunan agregat tanah  tipe struktur (lempeng, tiang, gumpal, remah, granuler, butir tunggal, pejal)
·       Besarnya agregat  klas struktur (sangat halus, halus, sedang, kasa, sangat kasar)
·       Kuat lemahnya bentuk agregat  derajad struktur (tidak beragregat, lemah, sedang, kuat.
C.    Konsistensi
·       Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah
·       Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah
·       Cara penentuan konsistensi tanah yaitu :
·       lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan basah (2) laboratorium : Angka-angka Atterberg
·       Penentuan di lapangan :
1.     Kondisi kering : kekerasan (lepas, lunak, keras)
2.     Kondisi lembab keteguhan (lepas, gembur, teguh)
3.     Kondisi basah : kelekatan dan plastisitas
·       Penentuan di laboratorium : menentukan Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG) dan Batas Berubah Warna (BBW)
1.     Batas Cair : kadar air yang dapat ditahan oleh tanah
2.     Batas Lekat adalah kadar air dimana tanah tidak melekat ke logam
3.     Batas Berubah Warna adalah batas air dimana air sudah tidak dapat diserap oleh akar tanaman karena terikat kuat oleh tanah
D.    Porositas
·        Porositas atau pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh air dan udara).
·        Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro pore) dan pori-pori halus (micro pore).  Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat.
·        Tanah dengan banyak pori-pori kasar (pasir) sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan, tetapi sistem perakarannya dalam. Sedangkan untuk tanah-tanah liat dapat menahan air dengan baik hanya saja sistem perakarannya lebih dangkal dibandingkan tanah dominan pasir.
·        Porositas tanah dipengaruhi oleh :
1.     Kandungan bahan organik
2.     Struktur tanah
·       Tekstur tanah
·       Pada tanah jenis Alfisol memiliki tekstur yang dominan lempung hingga liat, porositasnya rendah menyebabkan penetrasi akar dangkal karena tekstur lempung hingga liat memiliki pori-pori mikro yang tidak poreus selain itu strukturnya padat-kompak sulit ditembus akar untuk berpenetrasi.



Menurut Hanafiah (2005) bahwa air merupakan komponen penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan sering pula merugikan. Beberapa peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah:
(1)  sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman.
(2)  sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan differensi horison.
(3)  sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara, yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman.
(4)  sebagai penopang aktivitas mikrobia dalam merombak unsur hara yang semula tidak tersedia menjadi tersedia bagi akar tanaman.
(5)  sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah.
(6)  sebagai stabilisator temperatur tanah.
(7)  mempermudah dalam pengolahan tanah.
Selain beberapa peranan yang menguntungkan diatas, air tanah juga menyebabkan beberapa hal yang merugikan, yaitu:
(1) mempercepat proses pemiskinan hara dalam tanah akibat proses pencucian (perlin-dian/leaching) yang terjadi secara intensif.
(2) mempercepat proses perubahan horizon dalam tanah akibat terjadinya eluviasi dari lapisan tanah atas ke lapisan tanah bawah.
(3) kondisi jenuh air menjadikan ruang pori secara keseluruhan terisi air sehingga menghambat aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar tanaman, serta menyebabkan perubahan reaksi tanah dari reaksi aerob menjadi reaksi anaerob.





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Fisika tanah adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisik yang terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi materi dan energi, maka fisika tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi energi dalam tanah.
tujuan kajian fisika tanah adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang mekanisme pengaturan perilaku tanah secara fisika dan kimiawi, serta perannya dalam biosfer, termasuk proses saling hubungan dalam pertukaran energi di dalam tanah, serta siklus air dan material yang dapat diangkutnya
Tanah sebagai Media Tumbuh Tanaman memiliki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat dari sifat fisik, kimiawi , maupun biologisnya dimana ketiganya berintegrasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman.  Berikut ini penjabaran masing-masing sifat dan karakteristik tanah baik dari sifat fisika, kimiawi, maupun biologinya Merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll.
Konsistensi Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah
Porositas Porositas atau pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh air dan udara). Beberapa peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman. sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan differensi horison.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 1993. Survai Tanah dan evaluasi Lahan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim. 2008. www.wikipedia.org/ilmutanah. Diakses pada tanggal 6 Desember 2008 pada pukul 19.00 WIB.
Anonim. 2008. www.wikipedia.org/tanah. Diakses pada tanggal 7 Desember 2008 pada pukul 19.30 WIB
Anonim. 2008. http://UGM.ac.id/sifat-kimia-tanah.html. Diakses tanggal 7 Desember 2008 pada pukul 19.00 WIB.
Buckman, Harry. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar