KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik
dan hidayah-Nya. Tak lupa shalawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpah
curahkan kepada suri tauladan kita semua Nabi akhir zaman yakni Muhammad SAW, kepada
keluarganya sahabatnya dan mudah-mudahan sampai kepada kita semua selaku
umatnya.
Tak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan
baik secara moral maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “FISIKA TANAH “
Terakhir
semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk pembuatan makalah yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
Taluk Kuantan, Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang...................................................................... 1
1.1 Rumusan Masalah................................................................. 2
1.2 Tujuan Makalah.................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................... 3
2.1 Pengertian Fisika Tanah....................................................... 3
2.2 Tanah Sistim 3 (Tiga) Fase Dan
Kerapatan Bahan Padat …… 4
2.3 Sifat Dan Karakteristik Tanah ………………………………. 10
2.4 Kadar Air Tanah …………….............................................. 13
BAB III PENUTUP................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan........................................................................... 14
3.1 Saran..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Makhluk
hidup di dunia ini tak kan bisa lepas dari peranan tanah. Khusunya manusia,
pasti akan membutuhkan tanah, yang secara umum dapat digunakan sebagai tempat
tinggal, begitupun juga makhluk hidup yang lain yang berpijak di atas daratan
berupa tanah.
Berdasarkan
pendekatan Geologi, tanah memiliki definisi yaitu lapisan permukaan bumi yang
berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya
alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus). Artinya dalam
definisi tersebut hanya melihat tanah secara umum sama seperti pengertian tanah
dengan pendekatan Pedologi yaitu bahan padat (mineral atau organik) yang
terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami
perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor:
Bahan
Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu. Pendekatan Pedologi adalah
pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni, apa adanya, dan
tidak mengaitkan dengan kepentingan tertentu. Kajian pendekatan Pedologi
meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah,
Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan Ilmu
Ukur Tanah.
Namun,
jika dilihat dari kacamata mahasiswa pertanian tentunya tanah memiliki peran
khusus sebagai media tumbuh tanaman, yaitu dengan pendekatan Edapologi. Dalam
pendekatan Edapologi tersebut dikhususkan peranan tanah sebagai media tumbuh
tanaman, jadi bagaimana mengolah tanah secara baik dan benar agar dapat menghasilkan
produktivitas tanaman yang tinggi serta keadaan tanah yang selalu subur, baik
dengan pemberian pupuk, bahan organik, dan sebagainya. Kajian ini meliputi:
Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan Pemupukan,
Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.
Tanah
memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda, misalnya yang berwarna
merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur pasir, debu, liat dan sebagainya. Dan
untuk membedakan sifat tanah tersebut dilakukan klasifikasi tanah, yaitu usaha
untuk membeda-bedakan tanah berdasar atas sifat-sifat yang dimilikinya. Hal ini
sangat penting karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan
perlakuan (pengelolaan) yang berbeda pula. Untuk mengetahui secara jelas
karakteristik tanah baik secara umum maupun khusus maka disusunlah makalah ini.
Dan untuk karakteristik tanah secara khusus saya mengambil klasifikasi tanah
dari jenis tanah Alfisol untuk dianalisa.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian fisika tanah?
2. Bagamana
tanah sistim 3 (tiga) fase dan kerapatan bahan padat?
3. Seperti apa sifat dan karakteristik
tanah?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian fisika tanah?
2.
Mengetahui
tanah sistim 3 (tiga) fase dan
kerapatan bahan padat?
3.
Mengetahui
apa sifat dan karakteristik tanah?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Fisika Tanah
Fisika tanah
adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta
kontrol (pengaturan) proses fisik yang terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi
materi dan energi, maka fisika tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi
energi dalam
tanah.
Tujuan
fisika tanah dapat dilihat dari 2 sisi:
- Dalam satu sisi, tujuan kajian fisika tanah adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang mekanisme pengaturan perilaku tanah secara fisika dan kimiawi, serta perannya dalam biosfer, termasuk proses saling hubungan dalam pertukaran energi di dalam tanah, serta siklus air dan material yang dapat diangkutnya.
- Pada sisi lainnya, pemahaman fisika tanah dapat digunakan sebagai asas untuk manajemen sumberdaya tanah dan air, termasuk kegiatan irigasi, drainase, konservasi tanah dan air, pengolahan tanah, dan konstruksi.
Oleh
karena itu fisika tanah dapat dipandang sebagai ilmu dasar sekaligus terapan
dengan melibatkan berbagai cabang ilmu yang lain termasuk ilmu tanah, hidrologi, klimatologi, ekologi, geologi, sedimentologi, botani, dan agronomi. Fisika tanah juga erat kaitannya dengan mekanika tanah, dinamika
tanah, dan teknik sipil. Bidang ilmu Fisika tanah mempelajari tentang bagaiamana
menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam hubungan air dan udara tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Fisika tanah merupakan cabang Ilmu
Tanah yang berhubungan dengan sifat fisik tanah. Seperti pengukuran, peramalan dan pengontrolan proses fisik
yang terjadi di dalam dan di seluruh tanah. Fisika berhubungan dengan bentuk
dan interrelasi bahan dan energi,
2.2 Tanah Sistim 3
(Tiga) Fase dan Kerapatan Bahan Padat
Secara umum, tanah dapat terdiri dari dua atau
tiga bagian, kemungkinan tersebut adalah:
a)
Tanah kering, hanya terdiri dari dua
bagian, yaitu butir-butir tanah dan pori-pori udara.
b)
Tanah jenuh juga terdapat dua bagian,
yaitu bagian padat atau butiran dan air pori.
c)
Tanah tidak jenuh terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian padat atau butiran, pori-pori udara, dan air pori.
Bagian-bagian tanah dapat digambarkan
dalam bentuk diagram fase, seperti yang ditunjukkan Gambar 1.
Gambar 1 Diagram fase tanah
Gambar 1a memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume V
dan berat total W, sedang Gambar
2b memperlihatkan hubungan berat dan volumenya.
Dari gambar tersebut dapat dibentuk
persamaan berikut :
W =
WS +
WW ( 1 )
dan
V =
Vs +
Vw +
Va
( 2 )
Vv
= Vw + Va
( 3 )
dengan :
Ws
= berat butiran padat
Vw
= berat air
Vs
= volume butiran padat
Vw
= volume air
Va
= volume udara
Wa (berat udara) dianggap sama dengan nol.
Hubungan-hubungan antar
parameter tanah tersebut di atas adalah sebagai berikut : Kadar air ( w
), yakni perbandingan antara berat air (
Ww ) dengan berat butiran ( Ws ) dalam tanah
tersebut, dinyatakan dalam persen.
Porositas
( n ), yakni perbandingan antara volume rongga ( Vv ) dengan
volume total ( V ). dapat digunakan dalam bentuk persen maupun desimal.
Angka
pori ( e ), perbandingan volume rongga ( Vv ) dengan volume
butiran ( Vs ). Biasanya dinyatakan dalam desimal.
Berat
volume basah ( b ), adalah perbandingan antara berat butiran tanah
termasuk air dan udara ( W ) dengan volume tanah ( V ).
W
= Ww + Ws + Wv ( Wv
= berat udara = 0 ). Bila ruang udara terisi oleh air seluruhnya (Va =
0), maka tanah menjadi jenuh. Berat volume kering ( d ), adalah
perbandingan antara berat butiran ( Ws ) dengan volume total ( V
) tanah.
Berat
volume butiran padat ( s ), adalah perbandingan
antara berat butiran padat ( Ws ) dengan volume butiran padat ( Vs
).
Berat jenis ( specific gravity ) tanah ( Gs
), adalah
perbandingan antara berat volume butiran padat ( s ) dengan berat
volume air ( w ) pada temperatur 4o C.
Gs
tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65
sampai 2,75. Nilai berat jenis sebesar 2,67 biasanya digunakan untuk
tanah-tanah tak berkohesi. Sedang untuk tanah kohesif tak organik berkisar di
antara 2,68 sampai 2,72. Nilai-nilai berat jenis dari berbagai jenis tanah
diberikan dalam
Tabel 1.
Tabel 1. Berat jenis tanah
Macam Tanah
|
Berat Jenis Gs
|
Kerikil
Pasir
Lanau tak
organik
Lempung
organik
Lempung tak organik
Humus
Gambut
|
2,65 - 2,68
2,65 - 2,68
2,62 - 2,68
2,58 - 2,65
2,68 - 2,75
1,37
1,25 - 1,80
|
Derajat
kejenuhan ( S ), adalah perbandingan volume air ( Vw)
dengan volume total rongga poritanah ( Vv ). Biasanya
dinyatakan dalam persen.
Tanah jenuh, maka S = 1. Berbagai macam derajat kejenuhan
tanah ditampilkan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Derajat kejenuhan dan kondisi tanah
Keadaan Tanah
|
Derajat Kejenuhan S
|
Tanah kering
Tanah agak lembab
Tanah lembab
Tanah sangat lembab
Tanah basah
Tanah Jenuh
|
0
> 0 - 0,25
0,26 - 0,50
0,51 - 0,75
0,76 - 0,99
1
|
Dari persamaan-persamaan tersebut di
atas dapat disusun hubungan antara masing-masing
persamaan, yaitu :
(a)
Hubungan antara angka
pori dengan porositas.
(b)
Berat volume basah dapat dinyatakan dalam rumus berikut
(c)
Untuk tanah jenuh air ( S
= 1 )
(d)
Untuk tanah kering sempurna
(e)
Bila tanah terendam air, berat volume dinyatakan
sebagai g¢, dengan
(f)
Kerapatan relatif ( relative
density )
Dengan :
emak
= kemungkinan angka pori maksimum
emin
= kemungkinan angka pori minimum
e
= angka pori pada keadaan aslinya
· Tanah Lempung
Pelapukan
akibat reaksi kimia menghasilkan susunan kelompok partikel berukuran koloid
dengan diameter butiran lebih kecil darl 0,002 mm, yang disebut mineral
lempung. Partikel lempung dapat berbentuk seperti lembaran yang
mempunyai permukaan khusus. Karena itu, tanah lempung mempunyai sifat sangat
dipengaruhi oleh gaya-gaya permukaan. Umumnya, terdapat kira-kira 15 macam
mineral yang diklasifikasikan sebagai mineral lempung ( Kerr, 1959).
Susunan kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika
tetrahedra dan aluminium oktahedra. Silika dan aluminium secara parsial dapat
digantikan oleh elemen yang lain dalam kesatuannya, keadaan ini dikenal
sebagal substitusi isomorf. Kombinasi dari susunan kesatuan dalam bentuk
susunan lempeng disajikan dalam simbol, dapat dilihat pada.
Gambar 2.
Mineral-mineral lempung
Bermacam-macam lempung terbentuk oleh kombinasi tumpukan
dari susunan lempeng dasarnya dengan bentuk yang berbeda-beda.
· Tanah Granuler
Butiran tanah yang dapat mengendap pada suatu larutan
suspensi secara individu tak bergantung pada butiran yang lain (butiran lebih
besar 0,02 mm) akan berupa susunan tunggal. Sebagai
contohnya, tanah pasir, kerikil, atau beberapa campuran pasir dan lanau. Berat
butiran menyebabkan butiran itu mengendap. Susunan tanah mungkin tidak padat
(angka pori tinggi atau kerapatan rendah) atau padat (angka pori rendah atau
kerapatan tinggi). Angka
pori tergantung pada distribusi ukuran butiran, susunan, serta kerapatan
butirannya.
Susunan butiran tanah granuler
Tanah
granuler dapat membentuk hubungan sarang lebah (honeycomb) yang dapat mempunyai angka pori yang tinggi. Lengkungan
butiran dapat mendukung beban statis, tapi susunan ini sangat sensitif terhadap
longsoran, getaran, atau beban dinamis. Adanya air dalam susunan butiran yang
sangat tidak padat dapat mengubah sifat-sifat teknisnya.
Kerapatan relatif sangat berpengaruh pada sifat teknis
tanah granuler. Karena itu, diperlukan pengujian terhadap contoh-contoh tanah
pasir pada kondisi kerapatan relatif yang sama seperti kondisi lapangannya.
Akan tetapi, pengambilan contoh benda uji untuk tanah pasir yang longgar di
lapangan, sangat sulit. Material ini sangat sensitif terhadap getaran, sehingga
sangat sulit untuk menyamakan kondisinya, sama seperti kondisi asli di
lapangan. Karena itu, dalam praktek digunakan beberapa macam alat penetrasi
untuk mengetahui sifat-sifat tanah granuler. Pada cara ini, nilai tahanan penetrasi secara kasar
dihubungkan dengan nilai kerapatan relatifnya.
Susunan
sarang lebah
Perlu
diperhatikan bahwa dalam banyak masalah teknis, karakteristik tanah granuler
tidak cukup hanya ditinjau kerapatan relatifnya saja. Sebab, ada kemungkinan
dua tanah pasir dengan angka pori dan kerapatan relatif yang sama, mempunyai
susunan butiran yang berbeda. Kondisi demikian akan mengakibatkan perbedaan
pada sifat teknisnya. Pada Gambar ,
kedua tanah pasir identik, keduanya mempunyai distribusi ukuran butiran yang
sama dan angka pori yang sama, tapi susunannya jelas sangat berbeda.
Sejarah tegangan yang pernah dialami pada waktu yang
lampau, merupakan suatu faktor yang harus dipertimbangkan. Lapisan tanah
granuler yang pernah mengalami pembebanan yang lebih besar dari tekanan yang
ada sekarang,. akan mempunyai sifat tegangan-regangan dan penurunan yang sangat
berbeda dari jenis tanah granuler yang belum pernah menderita beban yang lebih
besar dari sekarang (Lambrecbts dan Leonard, 1978).
2.3 Sifat
Dan Karakteristik Tanah
Tanah
sebagai Media Tumbuh Tanaman memiliki sifat dan karakteristik yang dapat
dilihat dari sifat fisik, kimiawi , maupun biologisnya dimana ketiganya
berintegrasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu
tanaman. Berikut ini penjabaran masing-masing sifat dan karakteristik
tanah baik dari sifat fisika, kimiawi, maupun biologinya.
1. Sifat Fisika Tanah
A. Tekstur
· Tekstur tanah menunjukkan komposisi
partikel penyusun tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan
proporsi (%) relative antara fraksi pasir (sand), debu (silt),
dan liat (clay).
Berdasarkan
kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
1) Tanah bertekstur kasar atau tanah
berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir
atau pasir berlempung.
2) Tanah bertekstur halus atau tanah
berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat,
liat berdebu atau liat berpasir (3 macam)
3) Tanah bertekstur sedang atau tanah
berlempung, terdiri dari :
(a) tanah bertekstur sedang tetapi agak
kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (Sandy Loam) atau
lempung berpasir halus (2 macam)
(b) tanah bertekstur sedang meliputi
yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung (Loam), lempung
berdebu (Silty Loam) atau debu (Silt) (4 macam)
(c) tanah bertekstur sedang tetapi agak
halus mencakup lempung liat (Clay Loam) atau lempung liat berdebu (Sandy-silt
Loam) (3 macam)
B. Struktur
1.
Merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah
yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar,
hifa jamur, lempung, humus, dll.
2.
Ikatan partikel tanah berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk
dirinya, yang mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang
berbeda-beda.
3.
Pengamatan struktur tanah di lapangan (SSS, 1975) terdiri dari :
· Pengamatan bentuk dan
susunan agregat tanah tipe struktur (lempeng, tiang, gumpal, remah, granuler,
butir tunggal, pejal)
· Besarnya agregat klas
struktur (sangat halus, halus, sedang, kasa, sangat kasar)
· Kuat lemahnya bentuk
agregat derajad struktur (tidak beragregat, lemah, sedang, kuat.
C. Konsistensi
· Adalah derajad kohesi
dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap
perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk
tanah
· Konsistensi ditentukan
oleh tekstur tanah dan struktur tanah
· Cara penentuan
konsistensi tanah yaitu :
· lapangan : memijit tanah
dalam kondisi kering, lembab dan basah (2) laboratorium : Angka-angka Atterberg
· Penentuan di lapangan :
1. Kondisi kering :
kekerasan (lepas, lunak, keras)
2. Kondisi lembab keteguhan
(lepas, gembur, teguh)
3. Kondisi basah :
kelekatan dan plastisitas
· Penentuan di
laboratorium : menentukan Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG)
dan Batas Berubah Warna (BBW)
1. Batas Cair : kadar air yang dapat ditahan oleh tanah
2. Batas Lekat adalah kadar air dimana tanah tidak melekat ke logam
3. Batas Berubah Warna adalah batas air dimana air sudah tidak dapat diserap oleh akar
tanaman karena terikat kuat oleh tanah
D. Porositas
·
Porositas
atau pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi
oleh air dan udara).
·
Pori-pori
tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro pore) dan pori-pori halus
(micro pore). Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak
daripada tanah liat.
·
Tanah
dengan banyak pori-pori kasar (pasir) sulit menahan air sehingga tanaman mudah
kekeringan, tetapi sistem perakarannya dalam. Sedangkan untuk tanah-tanah liat
dapat menahan air dengan baik hanya saja sistem perakarannya lebih dangkal
dibandingkan tanah dominan pasir.
·
Porositas
tanah dipengaruhi oleh :
1. Kandungan bahan organik
2. Struktur tanah
· Tekstur tanah
· Pada tanah jenis Alfisol memiliki
tekstur yang dominan lempung hingga liat, porositasnya rendah menyebabkan
penetrasi akar dangkal karena tekstur lempung hingga liat memiliki pori-pori
mikro yang tidak poreus selain itu strukturnya padat-kompak sulit ditembus akar
untuk berpenetrasi.
2.4 Kadar Air Tanah
Menurut Hanafiah (2005) bahwa air merupakan komponen penting
dalam tanah yang dapat menguntungkan dan sering pula merugikan. Beberapa
peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah:
(1) sebagai pelarut dan pembawa ion-ion
hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman.
(2) sebagai agen pemicu pelapukan bahan
induk, perkembangan tanah, dan differensi horison.
(3) sebagai pelarut dan pemicu reaksi
kimia dalam penyediaan hara, yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang
tersedia bagi akar tanaman.
(4) sebagai penopang aktivitas mikrobia
dalam merombak unsur hara yang semula tidak tersedia menjadi tersedia bagi akar
tanaman.
(5) sebagai pembawa oksigen terlarut ke
dalam tanah.
(6) sebagai stabilisator temperatur
tanah.
(7)
mempermudah
dalam pengolahan tanah.
Selain beberapa peranan yang menguntungkan diatas, air tanah
juga menyebabkan beberapa hal yang merugikan, yaitu:
(1) mempercepat proses pemiskinan hara
dalam tanah akibat proses pencucian (perlin-dian/leaching) yang terjadi secara
intensif.
(2) mempercepat proses perubahan horizon
dalam tanah akibat terjadinya eluviasi dari lapisan tanah atas ke lapisan tanah
bawah.
(3) kondisi jenuh air menjadikan ruang
pori secara keseluruhan terisi air sehingga menghambat aliran udara ke dalam
tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar tanaman, serta
menyebabkan perubahan reaksi tanah dari reaksi aerob menjadi reaksi anaerob.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fisika tanah
adalah cabang dari ilmu tanah yang membahas sifat-sifat fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta
kontrol (pengaturan) proses fisik yang terjadi dalam tanah. Karena pengertian fisika meliputi
materi dan energi, maka fisika tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi
energi dalam
tanah.
tujuan
kajian fisika tanah adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang mekanisme
pengaturan perilaku tanah secara fisika dan kimiawi, serta perannya dalam biosfer, termasuk proses saling hubungan dalam pertukaran energi di
dalam tanah, serta siklus air dan material yang dapat diangkutnya
Tanah
sebagai Media Tumbuh Tanaman memiliki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat
dari sifat fisik, kimiawi , maupun biologisnya dimana ketiganya berintegrasi
dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman.
Berikut ini penjabaran masing-masing sifat dan karakteristik tanah baik dari
sifat fisika, kimiawi, maupun biologinya Merupakan
gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat
satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa jamur,
lempung, humus, dll.
Konsistensi
Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan
massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah
Porositas
Porositas atau pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat
tanah (terisi oleh air dan udara). Beberapa peranan yang menguntungkan dari air
dalam tanah adalah sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke
dalam akar tanaman. sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan
tanah, dan differensi horison.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. www.wikipedia.org/ilmutanah.
Diakses pada tanggal 6 Desember 2008 pada pukul 19.00 WIB.
Anonim. 2008. http://UGM.ac.id/sifat-kimia-tanah.html. Diakses tanggal 7 Desember 2008 pada pukul 19.00
WIB.
Buckman, Harry.
1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar