KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “System
Informasi Strategic Dan System Antar Organisasi” Pada makalah ini Penulis
banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai
pihak. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Teluk Kuantan, November 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1 Sistem Informasi Strategik...............................................................
3
2.2 Model-model
Penerapan SIS................................................................ 4
2.3 Faktor-faktor Kesuksesan & Kegagalan
Penerapan SIS....................... 6
2.4 Sistem Teknologi Informasi Antar Organisasi...................................... 6
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 8
3.2 Saran...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan bisnis sekarang menjadi
demikian tajam sehingga ahli strategi terpaksa memperluas cakrawala perencanaan
dan untuk membuat keputusan dengan ketidak pastian yang lebih besar. Sehingga
hasilnya, lebih banyak informasi harus diperoleh dan diasimilasi untuk
merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan strategis. Dalam
situasi persaingan, sisi dengan intelijen (informasi) terbaik biasanya menang.
Komputer membuat manajer dapat mengevaluasi jumlah informasi yang amat banyak
dengan cepat dan akurat. Penggunaan internet, World Wide Web, e-mail dan mesin
pencari sekarang dapat membedakan mana perusahaan yang menggunakan informasi
mutakhir dan yang asing untuk membuat keputusan strategi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari rumusan
masalah di atas yaitu untuk mengetahui Defenisi
sistem informasi strategic dan system antar organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi Strategik
Sistem informasi
stratejik merupakan sistem informasi untuk keunggulan kompetisi, yang merupakan
perkembangan dari fungsi sistem informasi secara umum yakni untuk menciptakan efisiensi
dan efektifitas dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi di level
stratejik dikenal dengan nama sistem informasi eksekutif (SIE) yang digunakan
untuk membantu manajer untuk melakukan perencanaan stratejik. Adapun perbedaan
kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :
Perbedaan antara sistem
infirmasi stratejik (SIS) dengan sistem informasi konvensional (SIK) lainnya
adalah :
1.
Dukungan
SIK mendukung manajer untuk menyelesaikan operasi kritis di
perusahaan, sedangkan SIS mendukung manajer dalam menerapkan strategi.
1.
Fokus
Fokus dari SIK adalah menggunakan teknologi untuk mengganti tenaga
manusia, sedangkan SIS difokuskan sebagai alat kompetisi.
2.
Tujuan
Tujuan SIK lebih mengarah ke efisiensi, sedangkan SIS adalah untuk
memenangkan persaingan.
3.
Orientasi
SIK lebih berorientasi ke aplikasi internal, sedangkan SIS
berorientasi internal & eksternal untuk menjangkau konsumen.
Terdapat tiga strategi
umum yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk memenangkan persaingan
yaitu cost leadership , differentiation, and focus and other strategy is
innovation, alliance,growth and quality. Berikut pembahasan
atas strategi tersebut :
1.
Cost Leadership Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika perusahaan
mampu mencapai posisi biaya terendah dalam industry, dengan cara rekayasa
proses bisnis, menurunkan biaya dari pemasok, dan
menurunkan biaya ke pelanggan.
2.
Differentiation Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat
menyediakan produk atau jasa yang unik dan mampu memberikan nilai lebih kepada
pelanggan dibandingkan dengan pesaing lain, yaitu dengan cara : memanfaatkan
teknologi informasi untuk menciptakan produk atau jasa yang berbeda, dan
mengurangi keuntungan diferensi dari pesaing.
3.
Focus Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat
membantu perusahaan memfokuskan pada produk atau jasa khusus dalam organisasi.
4.
Innovation Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat
menemukan cara khusus dalam berbisnis yaitu dengan menyediakan produk atau jasa
dengan inovasi terbaru.
5.
Alliance Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika dapat
menciptakan hubungan kerjasama yang menguntungkan baik dengan pemasok,
perusahaan lain bahkan dengan para pesaing.
6.
Growth Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika mampu
mengembangkan danmendiversifikasi pasar.
7.
Quality Strategy
Sistem informasi dikatakan mendukung strategi ini jika mampu
membantu meningkatkan kualitas dari produk atau jasa.
2.2 Model-model Penerapan SIS
Beberapa penerapan SIS
adalah sebagai berikut :
1.
Model Tekanan-tekanan Kompetisi
Dalam persaingan pada umumnya terdapat 5 (lima) macam ancamam yang
sekaligus merupakan kesempatan yaitu ancaman dari pesaing-pesaing yang sudah ada,
ancaman dari pesaing baru, ancaman dari produk atau jasa pengganti, ancaman
dari kekuatan menawar dari pelanggan, dan ancaman kekuatan menawar dari supplier. Kelima hal tersebut dapat juga merupakan
suatu kesempatan jika diterapkan strategi yang tepat misalnya dengan cara cost leadership, differentiation or other strategy.
2.
Model Kekuatan Menawar dan Efisiensi Kompetisi
Ancaman dalam model ini terdiri dari dua sumber yaitu kekuatan
menawar dan efisiensi kompetisi, kedua sumber ini ditentukan oleh 5 (lima)
factor yaitu : biaya-biaya pencarian, keunikan fitur produk, biaya-biaya
berpindah, efisiensi internal, dan efisiensi antar organisasi. Ketiga factor
awal merupakan kekuatan menawar dan dua
factor berikutnya adalah efisiensi komparatif.
3.
Model Rantai Nilai
Dalam model ini aktivitas perusahaan dibagi menjadi 9 (sembilan)
aktivitas yang dikelompokkan menjadi 2 (dua) aktivitas utama yaitu : 4 (empat)
aktivitas pendukung antara lain infrastruktur perusahaan, manajemen sumber daya
manusia, pengembangan teknologi, dan pengadaan barang, Dan 5 (lima) aktivitas
utama antara lain penanganan dan penyimpanan bahan mentah, operasi, penanganan
dan penyimpanan bhan jadi, penjualan dan pemasaran serta pelayanan purna jual.
4.
Lima Tahapan Porter & Milar
Terdapat lima tahap untuk menggali kesempatan-kesempatan stratejik
kelima tahap tersebut antara lain menilai intensitas informasi, menentukan
peran information technology dalam struktur industry,
mengidentifikasi dan merengking cara-cara information technology dalam
membuat keuntungan stratejik, menginvestigasi kemungkinan information technology dalam mengembangkan bisnis
baru, dan membuat suatu rencana untuk mengambil keuntungan dari information technology.
5.
Model Keen
Ada 2 (dua) factor dalam model ini yaitu jangkauan (menunjukkan
letak dari sistem teknologi informasi apakah di dalam perusahaan atau di luar
perusahaan), dan lingkupan (menunjukkan luas dari aplikasinya).
6.
Model Rekayasa Ulang
Merupakan suatu model yang menunjukkan bahwa rekayasa ulang dapat
dilakukan pada proses internal atau eksternal.
7.
Model Manfaat
Model ini memisahkan orientasi strategi secara internal atau
eksternal berdasarkan manfaat yang akan diterima. Model ini menyatakan bahwa
SIS secara internal mempunyai manfaat langsung terhadap perusahaan, dan SIS
secara eksternal akan memberikan manfaat secara langsung kepada pelanggan dan
secara tidak langsung kepada perusahaan.
8.
Model Siklus Sumber Daya Konsumen
Dalam model ini ada 13 (tiga belas) tahapan siklus sumber daya
pelanggan yang berbasis pada model 4 tahap IBM yaitu Kebutuhan (menentukan
kebutuhan dan menentukan spesifikasi), Akuisisi (memilih sumber daya,
pemesanan, otorisasi dan pembayaran, dan mendapatkan, serta menguji dan
menerima), Pertanggung-jawaban (mengintegrasikan, mangawasi, memutakhirkan, dan
merawat), dan Penghentian (memindahkan atau membuang, dan pertanggung-jawaban).
2.3 Faktor-faktor Kesuksesan & Kegagalan
Penerapan SIS
Beberapa factor yang
dapat mendukung kesuksesan dari penerapan SIS antara lain :
1.
Organisasi harus mempinyai visi information technology.
2.
Perencanaan information technology harus
pararel dengan perencanaan stratejik perusahaan.
3.
Dalam menerapkan SIS harus menjadi yang pertama dalam industrinya.
4.
Kreatif menarik jangkaun dan lingkupan.
Selain factor kesuksesan
tadi perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang mengakibatkan kegagalan
penerapan SIS, faktor-faktor ini antara lain :
1.
Perusahaan tidak mau atau tidak mampu mempertahankan investasi di
masa depan.
2.
Information technology untuk SIS tidak boleg gagal, karena kegagalan tersebut
dapat memalukan, menurunkan produk dan jasa sehingga menurunkan citra
perusahaan.
3.
Penerapan SIS dapat menyebabkan
tuntutan hukum dan pelanggaran regulasi.
4.
Waktu penerapan SIS yang kurang tepat.
5.
Kualitas sumber daya SIS yang kurang memadai
6.
Perbedaan industry
7.
Aliansi dapat menjadi pesaing
8.
Perbedaan kultur
2.4 Sistem Teknologi Informasi Antar Organisasi
Yang dimaksud dengan
sistem informasi antar organisasi adalah sistem informasi stratejik yang juga
menghubungkan bukan hanya unit-unit dalam organisasi tapi juga antar organisasi
sebagai contoh SIS menghubungkan antara perusahaan dengan pemasok dan
perusahaan dengan pelanggan secara on-line. Seperti
dalam industry penerbangan yaitu perusahaan penerbangan, agen-agen perjalanan
dan konsumen dihubungkan dengan satu jaringan sistem pemesana tiket pesawat
terbang.
Salah satu tipe sistem
informasi antar organisasi adalah electronic data interchange (EDI),
yaitu suatu penggunaan sistem computer yang standar dibeberapa organisasi
terpisah untuk dapat mengirimkan data secara elektronik lewat dokumen-dokumen
bisnis. Dokumen bisnis yang umum dikomunikasikan lewat EDI adalan order pembelian, order penjualan,
permintaan daftar harga, klaim asuransi dan lainnya. Terdapat beberapa
keuntungan penerapan EDI yaitu :
1.
Mempercepat kegiatan bisnis.
2.
Pengurangan modal kerja yang dibutuhkan.
3.
Penghematan biaya.
4.
Meningkatkan hubungan dengan pelanggan & pemasok.
5.
Memungkinkan untuk melakukan perdagangan international.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi strategik adalah
suatu sistem informasi atau sistem-sistem informasi apapun di level manapun
yang mendukung atau mengimplementasikan strategi kompetisi yang memberikan
keuntungan kompetitif bagi perusahaan melalui efesiensi internal dan efisiensi
komparatif sehingga membantu perusahaan memberikan keuntungan kinerja secara
signifikan dan meningkatkan kinerja jangka panjangnya.
Sebelum alat ukur kinerja yang dapat
mempengaruhi manajemen strategis digunakan, alat-alat ukur tersebut harus dikomunikasikan
terlebih dahulu dengan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perumusan
implementasi rencana-rencana strategis. Sistem informasi strategis berbasis
computer ataupun manual, formal ataupun informal dapat melakukan fungsi
tersebut dengan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen
puncak
Agar pengendalian strategi berhasil
secara optimal, manajemen harus memiliki informasi yang benar dan akurat serta
dapat dipercaya yang merefleksikan berbagai pengkuran kinerja perusahaan. Tanpa
informasi seperti itu, kegiatan yang diambiil untuk menggunakan pengendalian
strategi akan menjadi sangat subyektif serta hanya memiliki kesempatan kecil
untuk memperbaiki kinerja perusahaan secara konsisten. Informasi merupakan
sumber utama dari suksesnya pengendalian strategi.
3.2 Saran
Berdasarkan peristiwa di atas
penulis dapat memberikan saran bahwa hendaknya setiap organisasi atau pun
perusahaan harus menerapkan Sistem Informasi Strategis yang baik dan benar
karena sangat berpengaruh pada perkembangan dan kestabilan suatu organisasi
atau perusahaan dalam pengambilan keputusan seorang manajer.
DAFTAR PUSTAKA
David Hunger, J & Thomas
L.Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi.
Hari Purnomo, Setiawan dan
Zulkieflimansyah. 2007. Manajemen Strategi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Jogiyanto. 2006. Sistem Informasi
Strategik Untuk Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
R. David, Fred. 2002. Manajemen
Startegis Konsep. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar