Rabu, 11 April 2018

MAKALAH SEGMENTASI PASAR KOMODITI SAWIT DI KUANSING


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Segmentasi Pasar Komoditi Cabe Rawit Di Kuansing” Pada makalah ini Penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…



Teluk Kuantan,  Desember  2017



Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN................................................................................... 1
          1.1  Latar Belakang...................................................................................... 2
          1.2  Manfaat dan Tujuan.............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
          2.1  Segmentasi Pasar..............................................................................     3
          2.2  Segmentasi Pasar Komoditi Cabe Rawit.............................................. 5
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 9
          3.1  Kesimpulan............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10














BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Setiap produsen selalu berusaha melalui produk yang dihasilkannya dapatlah tujuan dan sasaran perusahaannya tercapai. Produk yang dihasilkannya dapat dijual atau dibeli konsumen dengan tingkat harga yang memberikan keuntugan perusahaan jangka panjang. Melalui produk yang dapat dijualnya, perusahaan dapat menjamin kehidupannya atau nenjaga kestabilan usahanya dan berkembang. Dalam rangka inilah  setiap perodusen harus memikirkan kegiatan produknya, jauh sebelum produkini dihasilan sampai poduk itu dikonsumsi konsumen.
Untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan mengarahkan usahanya untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan konsumen, sehingga dalam jangka panjang perusahaan mandapatan keuntungan yang diharapkan. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan dan membina langganan. Oleh karena itu, keberhasialn suatu perusahaan sangat ditentukan keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkan. Keberhasilan ini ditentukan ketepatan produk yang dihasilkan dalam memberikan kepuasan dari sasaran konsumen yang ditentukannya.
Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.) yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper. Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.
Dengan kata lain, usaha-usaha pemasaran haruslah diarahkan pada konsumen yang ingin dituju sebagai sasaran pasarnya.dalam hal ini, maka usaha pemasaran yang menunjang keberhasilan perusahaan harus didasrkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat menetukan strategi pasar dan strategi pemasaran yang mengarah kepada sasarn yang dituju.
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat terhadap beberapa komoditi Pertanian khususnya cabe, beberapa program telah dilaksanakan dan terjadi peningkatan produksi yang menguntungkan petani dan pasar. Dalam Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat terhadap beberapa komoditi Pertanian khususnya tanaman pangan beberapa program telah dilaksanakan dan terjadi peningkatan produksi yang menguntungkan petani,

1.2  Manfaat dan Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami adalah untuk melengkapi tugas Manajemen Pemasaran dan manfaat dari makalah ini untuk mengenal dan memahami tentang segmentasi pasar sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Segmentasi Pasar
Pemasaran sasaran menghendaki tiga langkah utama. Pertama, sasaran segmentasi pasar yaitu tindakan membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang mungkin memerlukan produk / bauran pemasaran berbeda. Kedua, menetapkan pasar sasaran yaitu tindakan mengevaluasi dan menyeleksi satu atau lebih segmen pasar yang hendak dimasuki. Ketiga, penempatan produk yaitu tindakkan merumuskan penentuan posisi bersaing untuk produk dan bauran pemasaran secara terperinci.
Segmentasi Pasar yaitu, membagi pasar menjadi homogen hingga relative mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sama. Karena, hal ini akang menghemat biaya, energi, dan waktu hingga strategi bauran pemasaran akan tepat mengenai sasaran. Maka segmentasi adalah, tindakan mengelompokkan tanggapan yang sama dari konsumen terhadap program pemasaran perusahaan. Menurut Kotler, segmentasi pasar merupakan tindakan membagai suatu pasar menjadi kelompok pembeli yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran yang berbeda pula.
Dalam hal ini membahas mengenai variable-variabel utama untuk mensegmentasikan pasar konsumen yaitu factor geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
a.         Segmentasi geografis, dilakukan dengan cara membagi pasar menjadi unit-unit geografis misalnya Negara, provinsi, kabupaten, kota dsb. Perusahaan dapat beroprasi di semua segmen tetapi ia perlu memperhatikan perbedaan kebutuhan dan selera yang ada di masing-masing wilayah.
b.        Segmentasi demografis, yaitu yang memisahkan pasar kedalam kelompok-kelompok yang di dasarkan pada variabel demografis, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan. Dimana ini merupakan dasar yang paling sering digunakan pada waktu mengelompokkan konsumen.
c.         Segmentasi Psikografis, dimana para konsumen dibagi beberapa kelompok yang berlainan menurut kelas social, gaya hidup atau berbagai ciri kepribadian.
d.        Segmentasi Perilaku, merupakan variabel utama dalam segmentasi pasar maka para konsumen di bagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat pengetahuan, sikap, penggunaan, atau tanggapannya terhadap produk terhenti.
Faktor-faktor segmentasi ini semakin kabur karna pengaruh lingkungan maka bila perlu dilakukan segmentasi dengan cara lain:
1.        Pemasaran masal, dimana penjual memproduksi mendistribusikan dan mempromosikan secara masal sebuah produk kepada semua pembeli.
2.        Pemasaran bervariasi produk, yaitu penjual memproduksi dua atau lebih produk yang memperlihatkan ciri, gaya, kualitas, ukuran yang berbeda dsb.
3.        Pemasaran sasaran, dimana penjual membedakan segmen pasar, memilih satu atau lebih segmen-segmen ini, dan mengembangkan barang produk dan pemasaran yang di sesuaikan pada setiap segmen.
Faktor-faktor segmentasi ini semakin kabur karna pengaruh lingkungan maka bila perlu dilakukan segmentasi dengan cara lain:
1.        Pemasaran masal, dimana penjual memproduksi mendistribusikan dan mempromosikan secara masal sebuah produk kepada semua pembeli.
2.        Pemasaran bervariasi produk, yaitu penjual memproduksi dua atau lebih produk yang memperlihatkan ciri, gaya, kualitas, ukuran yang berbeda dsb.
3.        Pemasaran sasaran, dimana penjual membedakan segmen pasar, memilih satu atau lebih segmen-segmen ini, dan mengembangkan barang produk dan pemasaran yang di sesuaikan pada setiap segmen.adapun segmennya adalah sebagai berikut :
a.      Segmentasi, Penentuan Sasaran, dan Penentuan posisi
Segmentasi pasar, strategi penentuan pasar sasaran, dan strategi penentuan posisi saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Segmentasi pasar adalah proses penempatan konsumen dalam subkelompok di pasar produk, sehingga para pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi pemasaran dalam penentuan posisi perusahan. Oleh karna itu segmentasi merupakan proses identifikasi yang bertujuan untukmendapatkan pembeli dalam keseluruhan pasar.
Penentuan pasar sasaran merupakan proses pengevaluasian dan pemilihan setiap segmen yang akan dilayani oleh setiap perusahan. Sedangkan strategi penentuan posisi merupakan kombinasi kegiatan pemasaran yang dilakukan manajemen untuk memenuhi kebutuhan dan keingina dari setiap pasar sasaran. Strategi ini terdiri dari komponen Produk dan jasa pendukung, distribusi, harga, dan promosi.
b.      Segmentasi dan Keunggulan Bersaing
Karena kenyataan menunjukkan bahwa konsumen di pasar tidak sama, maka analisis segmentasi pasar sangat diperlukan. Maka kita akan membahas tentang :
1.      Praktek Penentuan Sasaran
2.      Segmentasi dan Keunggulan Bersaing
a.       Menyesuaikan Preferensi dangan kemampuan
b.      Analisis Keunggulan Bersaing
3.      Memilih Pasar yang akan diSegmentasikan
c.      Mengidentifikasi Segmen Pasar
Selagi pasar yang akan disegmen ditetapkan, satu atau lebih variabel dipilih untuk mengidetifikasi segmen tersebut. Kemudian kita akan membahas Tujuan Variabel segmentasi dan dilanjutkan dengan melihat pada variabel yang akan digunakan untuk analisis segmentasi.

2.2 Segmentasi Pasar Komoditi Cabe Rawit
Saat ini cabe menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yg masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor. Cabe bukan merupakan tanaman asli Indonesia , walaupun hampir setiap hari penduduk Indonesia makan dengan cabe.  Cabe berasal dari Meksiko, Peru dan Bolivia , tetapi sekarang sudah tersebar diseluruh dunia. 
Cabe merupakan komoditas pertanian yang merakyat seperti halnya bawang merah karena dibutuhkan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.  Sehingga tidak mengherankan bila volume peredarannya di pasaran sangat besar.  Walaupun volumenya sangat besar dan dibutuhkan oleh semua kalangan, tetapi sampai sekarang harga cabai tidak pernah mantap (fluktuatif).  Di beberapa daerah sentra produksi, harga berubah hampir setiap waktu, tergantung jumlah barang dan permintaan.  Bila barang tidak ada karena iklim yang tidak mendukung , maka harga cabai akan melonjak tinggi.  Sebaliknya bila barang sedang membanjir harga bisa turun drastis.  Penurunan harga yang sangat tajam juga terjadi bila cuaca mendung dan kondisi lembab karena mutu cabe menurun dan cabe tidak tahan lama disimpan.
Tanaman yg berasal dari daerah tropis di benua Amerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. peluang usaha cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yg banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan. Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India. Cabai rawit merupakan tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar.  Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl.
Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu :
  1. Cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; 
  2. Cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga;
  3. Ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.
Cabe rawit dalah salah satu komoditas pertanian unggulan Kab Kuansing  . Luas lahan yang digunakan adalah 128 Ha dengan total kapasitas produksi sebesar 2,8 ton. Cabe produksi Kab Kuansing   terkenal karena kualitasnya yang prima, serta bebas dari berbagai macam hama dan penyakit yang tentunya mempengaruhi penampilan cabe itu sendiri. Cabe produksi kab. Kuansing   terdiri dari berbagai varietas antara lain : Cabe Rawit,. Cabe merah, Cabe keriting dan sebagainya. Selain itu telah dikembangkan system pengolahan cabe kering bubuk dengan kadar air 0,01 % dengan ditunjang  system pengepakan modern sehingga terjamin kualitas, daya tahan dan higienitasnya.
Untuk segmentasi pasar cabe rawit diKuansing   cukup baik karena dari segi geografis wilayah Kuansing   merupakan wilayah yang cocok atau sesuai dengan tempat tumbuh bagi cabe rawit. Kuansing   beriklim tropis sehingga cocok untuk iklim yang di inginkan cabe rawit.
Cabe rawit disukai siapa saja dari orang tua, remaja, dan anak-anak untuk menambah nafsu makan kecuali bagi balita. Selain itu cabe rawit  dikenal semua lapisan masyarakat baik yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan. Cabe rawit juga halal dimakan siapa saja sehingga tidak ada halangan bagi agama apapun juga untuk mengkonsumsinya.
Dari segi psikografis cabe rawit baik bagi semua kalangan baik yang miskin ataupun yang kaya, pengikut mode dll. Mereka semua menyukai cabe rawit untuk pelengkap masakan ataupun makanan. Perusahaan-peruasahaan juga banyak yang menggunakan cabe rawit untuk produksi saos tomat atau saoa cabe sehingga cabe rawit sanngat baik untuk di pasarkan.
Namun ada beberapa hal yang menjadi kendala pemasaran cabe rawit sekarang ini yaitu mahalnya harga cabe rawit. Misalnya saja Cabe rawit di sejumlah pasar tradisional Kuansing melonjak naik menembus harga Rp 80 ribu per kilogram atau naik dari harga sebelumnya Rp 60 ribu. Hal ini dapat mengakibatkan konsumen berpikir panjang untuk membeli cabe rawit. Selain itu harga cabe keriting  dan cabe jenis lainnya harganya lebih murah dan cita rasanya pun hampir sama saja sehingga konsumen beralih kecabe yang lain dengan alasan harga cabe rawit lebih mahal.
Pasar tradisional dan pasar modern juga merupakan kendala bagi pasar cabe rawit. memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai minimarket, supermarket bahkan hipermarket di sekitar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya. Sehingga masyarakat lebih suka berbelanja di minimarket atau supermarket.
Cabe rawit lebih banyak ditemukan di pasar tradisional atau secara langsung beli di petani cabe rawit tersebut. Tidak semua minimarket atau supermarket menyediakan cabe rawit sehingga hal ini juga memepengaruhi penjualan cabe rawit.




BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Segmentasi Pasar yaitu, membagi pasar menjadi homogen hingga relative mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sama. Karena, hal ini akang menghemat biaya, energi, dan waktu hingga strategi bauran pemasaran akan tepat mengenai sasaran
Cabe merupakan komoditas pertanian yang merakyat seperti halnya bawang merah karena dibutuhkan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.  Sehingga tidak mengherankan bila volume peredarannya di pasaran sangat besar
Untuk segmentasi pasar cabe rawit diKuansing   cukup baik karena dari segi geografis wilayah Kuansing   merupakan wilayah yang cocok atau sesuai dengan tempat tumbuh bagi cabe rawit.


















DAFTAR PUSTAKA

Prajanata, Final. 2007. Kiat Sukses Bertanam Cabai Di musim Hujan. Penebar Swadaya. Cetakan ke XII. Jakarta 64h.
Redaksi TRUBUS. 2001. Bertanam Cabai Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta. 42 ha.
Mulyati dan Suriyadikarta,. 2006. Pupuk Dan Pemupukan. UPT Mataram University press. Cetakan I. Mataram.
Hatta M., 2010. Hortikultura. http://emhatta.wordpress.com/
Polengs, 2011. Cabai, Pertanian, Tanaman  http:// budidayanews.blogspot.com/ 2011/03/cara-budidaya-cabai-rawit.html  
Sihotang B., 2010.
Sophia N., 2012. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe Rawit. http://sophianirmalida.blogspot.com/2012/03/pertumbuhan-dan-perkembangan-tanaman.html









Tidak ada komentar:

Posting Komentar