KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini, Pada makalah ini Penulis banyak mengambil
dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Teluk Kuantan, Maret
2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ i
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ .... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... .... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. .... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... .... 3
2.1 Pengertian Integrasi Nasional........................................................ .... 3
2.2 Faktor Pendorong Dan Penghambat Integrasi
Nasional................ .... 5
2.3 peran dalam masyarakat
dalam mengatasi ancaman....................... .... 6
BAB III PENUTUP....................................................................................... .... 9
3.1 Kesimpulan..................................................................................... .... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia sebagai sebuah negara
dalam realitasnya terpisah pada beberapa bagian dan tingkatan, dari segi
geografis dipisahkan oleh lautan dengan beratus-ratus pulau besar dan
beribu-ribu pulau kecil. Kadangkalanya banyak pulau yang belum diberi nama,
bahkan belakangan ini dua pulau yang berada di kawasan Kalimantan telah menjadi
milik Negara Malaysia. Dari perspektif kewilayahan tampak pembagian Indonesia
Bagian Timur dan Indonesia Bagian Barat, atau kawasan perkotaan dan perdesaan.
Realitas itu menyebabkan pula
kewargaan penduduk Indonesia berbeda-beda dari segi kebudayaan. Pengelompokkan
kewargaan serupa itu diwujudkan dalam satuan-satuan etnik. Menurut kajian
Hildred Geetz (1963), terdapat 300 kelompok etnik dan 250 jenis bahasa yang
setiap kelompok etnik itu memiliki identitas kebudayaan sendiri, termasuk di
dalamnya bahasa-bahasa yang digunakannya.
Di era reformasi ini, kemajemukan
masyarakat cenderung menjadi beban daripada modal bangsa Indonesia. Hal ini
terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya berbau kemajemukan,
Saat ini pula bangsa Indonesia,
masih mengalami krisis multidimensi yang menggoncang kehidupan kita. Sebagai
salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah ancaman disintegrasi
bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadarakan akan pentingnya
kerukunan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu di wujudkan melalui
pemahaman integrasi nasional.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan pembahasan
maka perlu kiranya kami merumuskan beberapa hal berikut :
1.
Apa
Pengertian Integrasi Nasional ?
2.
Bagaimana
Proses Integrasi Nasiobnal dapat terjadi ?
3.
Faktor-faktor
apa sajakah yang mejadi tantangan dan pendorong dalam mewujudkan Integrasi
Nasional ?
4.
Apa Problematika
dan solusi dalam integrasi nasional ?
1.3 Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui pengertian Integrasi Nasional.
2.
Untuk
mengetahui Proses dalam Integrasi Nasional.
3.
Untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong Integrasi Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Integrasi Nasional
Istilah integrasi nasional berasal
dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Istilah integrasi mempunyai arti
pembauran atau penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh /
bulat. Sedangkan istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan,
bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional,
tarian nasional, perusahaan nasional.
Sehubungan dengan penjelasan kedua
istilah diatas maka interasi nasional mempunyai pengertian suatu proses
penyatuan atau pembaruan berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah
dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat menjamin
terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan
bersama sebagai suatu bangsa.
Nazaruddin berpendapat istilah
integrasi nasional merujuk kepada seluruh unsur dalam
rangka melaksanakan kehidupan bangsa, meliputi sosial, budaya
ekonomi, maka pada intinya integrasi nasional lebih menekankan persatuan
persepsi dan prilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Dengan demikian Integrasi nasional
dapat diartikan penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Proses Integrasi Nasional biasanya
akan dipengaruhi oleh aspek-aspek sosiologis dan antropologis. Dalam prosesnya,
integrasi dituntut adanya kesepakatan terhadap nilai-nilai umum yang ada
didalam masyarakat melalui proses :
a. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses
seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara
hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat
berkenbangan menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.
b. Akulturasi
Akulturasi
adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
c. Asimilasi
Asimilasi
adalah pebauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.
d. Enkulturasi
Enkulturasi
merupakan proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikap individu
dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya.
Contoh bentuk integrasi nasional adalah sumpah pemuda yang
menghasilkan nasionalisme dan menyatukan rakyat Indonesia secara sosial dan
politik, melalui semboyan “satu tanah air, satu bahasa, satu bangsa”.
Proses Integrasi Nasional harus melalui fase-fase sosial dan
politik :
1)
Melakukan
pengorbanan sebagai langkah penyesuaian antara banyak perbedaa, keinginan, dan
ukuran penilaian.
2)
Mengembangkan
sikap toleransi didalam kelompok sosial.
3)
Terciptanya
kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu konsensus.
4)
Mengidentifikasi
akar persamaan diantara kultur-kultur etnis yang ada.
5)
Kemampuan
segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama-sama dalam kehidupan
busaya dan politik.
6)
Mengakomodasi
timbulnya etnis.
7)
Adanya
upaya kuat dalam melawan prasangka dan diskiriminasi.
8)
Menghilangkan
pengkotak-kotak kebudayaan.
Dalam konteks Indonesia, maka proses
Integrasi Nasional haruslah berjalan alamiah sesuai dengan keanekaragaman
budayanya dan harus lepas dari hegemoni pengaruh kekuasaan suatu nefara atas
negara-negara lain dan ominasi peran politik etnik tertentu.
2.2 Faktor-Faktor
Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional
1) Faktor-faktor
pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
a)
Faktor
sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
b)
Keinginan
untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
c)
Rasa
cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
d)
Rasa
rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
e)
Kesepakatan
atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan
UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.
f)
Adanya
simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
2) Faktor-faktor
penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
a)
Masyarakat
Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut,
ras dan sebagainya.
b)
Wilayah
negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
c)
Besarnya
kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan,
kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
d)
Masih
besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e)
Adanya
paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f)
Lemahnya
nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak
tidak langsung.
g)
Kontak
langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak
langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media
elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai
fitur atau fasilitas lengkap).
2.3 Peran
Masyarakat Dalam Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional
1. Problematika
Masalah integrasi nasional di
Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Disintegrasi
bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal
dan horizontal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui
batas, konflik antara elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya
penegakan hukum dan HAM serta kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah.
Problematika dalam integrasi nasional dapat
dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut :
a)
Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari
pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang
berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota,
atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan,
daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau
daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
b)
Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah
pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan
faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya tingkat
pendidikan dan kemampuan SDM.
c)
Kekayaan
Alam. Kekayaan alam Indonesia yang
sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak merata dapat
menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi
hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi
kerusakan akibat dari pengelolaan.
d)
Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering
dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama
lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat
menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu
adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah
agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.
a)
Politik. Masalah politik merupakan aspek
yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak
tenangan dalam bermasyarakat dan sering
mengakibatkan konflik antar masyarakat yang
berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik
sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan
pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering
menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena
dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal
lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi
membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet
koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan
tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
e)
Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan
semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan.
Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat
kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan
dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
f)
Sosial
Budaya.
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik
apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di
daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai
yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih
modern dengan kelompok yang relatif terbelakang.
b)
Pertahanan
Keamanan. Bentuk
ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi
dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini
seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan
teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan
prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat
multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya.
2. Solusi
Untuk mewujudkan integrasi
nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan
tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan sebagainya. Sebenarnya
upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian dari
upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti
banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme
parlemen.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh
upaya integrasi nasional adalah sebagai berikut :
a)
Menanamkan
nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan,
agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b)
Menghilangkan
kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c)
Meningkatkan
ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari ancaman luar.
d)
Penyebaran
dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila,
dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e)
Menumpas
setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f)
Membentuk
satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah integrasi nasional berasal
dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Yang bermakna suatu proses
penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah
dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapay menjamin
terwujudnya keselarasan, keserasianm dan keseimbangan dalam mencapai tujuan
bersama sebagai suatu bangsa.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya
integrasi nasional adalah sebagai berikut :
a)
Menanamkan
nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan
b)
Menghilangkan
kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
c)
Meningkatkan
ketahanan rakyat
d)
Penyebaran
dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila
e)
Menumpas
setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f)
Membentuk
satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam
memerangi separatis.
DAFTAR PUSTAKA
Suhadi, Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989.
http://argamakmur.wordpress.com/cara-mengatasi-agar-tidak-terjadi-integrasi-suatu-bangsa//18-11-2011/19:30
http://onal-artikel.blogspot.com/2011/02/blog-post.html/18-11-2011/19:30
http://organisasi.org/mengembalikan-integrasi-nasional-dengan-nasionalisme-tanpa-sifat-kedaerahan/18-11-2011/19:30
http://pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=101:penguatan-nasionalisme-kebangsaan-qnations-stateq&catid=8&Itemid=103/18-11-2011/19:30
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama penulis siapa ?
BalasHapus