BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemberdayaan merupakan wadah yang memberikan masukan, tetapi
juga memperhatikan, mempertimbangkan, dan menindak lanjuti masukan tersebut
apakah akan diterima atau tidak. Tanpa adanya pemberdayaan, pelibatan karyawan hanyalah
merupakan alat manajemen yang tidak ada gunanya. setiap orang dapat dilibatkan
dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuannya. Pemberdayaan karyawan dengan
cara melibatkan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui
teamwork.
Namun demikian juga harus diperhatikan kompetensi orang yang
bersangkutan sehingga sesuai dengan beban yang diberikannya. Dalam hubungan
interpersonal komunikasi menjadi salah satu factor yang menetukan. Komunikasi
yang ada juga dapat
menggambarkan lekat atau tidaknya suatu hubungan interpersonal yang terjalin.
Dalam hubungan interpersonal tidak bersifat statis melainkan
selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa tindakan demi
memelihara hubungan interpersonal tersebut beserta keseimbangannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah adalah untuk
mengtahui tentang peningkatan keterlibatan pemberdayaan, dan pemeliharaan
hubungan interversonal yang serasi sebagai salah satu bentuk intervensi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peningkatan
Keterlibatan Pemberdayaan
Keterlibatan karyawan adalah suatu
proses untuk mengikutsertakan para karyawan pada semua level organisasi dalam
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah (dapat berupa ide, saran, kritik, dan
lain sebagainya). Pemberdayaan atau pemberian wewenang dapat diartikan sebagai
pelibatan karyawan yang benar-benar berarti (signifikan. Dengan demikian, pemberdayaan
tidak hanya sekedar memberikan masukan, tetapi juga memperhatikan,
mempertimbangkan, dan menindak lanjuti masukan tersebut apakah akan diterima
atau tidak. Tanpa adanya pemberdayaan, pelibatan karyawan hanyalah merupakan
alat manajemen yang tidak ada gunanya.
Oleh karena itu pelibatan harus dibarengi dengan pemberdayaan karyawan.
Usaha pemberdayaan karyawan dapat dimulai dengan :
a. keinginan menejer dan penyedia untuk memberi tanggung jawab kepada karyawan
b. Melatih penyedia dan karyawan mengenai bagaimana cara untuk melakukan
delegasi dan menerima tanggung
jawab
c. Komunikasi dan umpan balik perlu diberikan oleh menejer dan penyedia kepada
karyawan.
d. Penghargaan dan pengakuan sebagai hasil evaluasi perlu diberikan kepada
karyawan sebagai tanda penghargaan
terhadap kontribusi mereka kepada perusahaan. (Fandi Ciptono & Anastasia
Diana 2003: 129)
Dalam keterlibatan karyawan harus juga menjalankan prinsip
dan konsep sebagai berikut :
1. Mutu merupakan tanggung jawab setiap
orang.
Harus disadari bahwa meningkatkan mutu merupakan tanggung
jawab dari setiap orang dalam organisasi. Kesadaran tentang tanggung jawab
mencapai mutu akan membawa dampak pada kebersamaan dalam organisasi sehingga
masing masing orang akan berusaha mencapai mutu berdasarkan jobnya dan
kemampuaannya masing masing.
Sasaran mutu melibatkan seluruh tingkat dan setiap orang,
Sasaran mutu melibatkan seluruh tingkat baik tingkat pemimpin maupun karyawan.
sehingga sasaran yang ingin dicapai organisasi diketahui oleh semua tingkatan
tidak hanya pada level pimpinan.Tindakan ini akan menguntungan organisasi.
2. Komunikasi adalah hal yang paling
penting dan mendasar.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
organisasi. Komunikasi yang baik antara pimpinan, karyawan, bahkan dengan
pelanggan.akan mengurangi hambatan dan permasalahan yang ada dalam suatu
organsasi. Komunikasi ini diperlukan untuk menjalin keharmonisan, peningkatan
kerjasama dalam menjalankan tugas. Jika hal ini terbangub dengan baik maka akan
berpengaruh terhadap produk darai suatu organisasi.
Pelatihan merupakan sarana berkomunikasi, Dalam organisasi
karena kesibukan masing masing dalam menjalankan tugas maka dimungkinkan jarang
terjadi komunikasi antar karyawan maupun pemimpin dengan karyawannya. Pelatihan
di samping untuk meningkatkan kemampuan karyawan berkaitan dengan keterampilan,
wawasan, dan kompetensinya, juga dapat menjadi sarana komunikasi antar kayawan
maupun pimpinan denga karyawan.
3. Melibatkan dan membuat orang menjadi
mampu
Melibatkan semua unsur dalam organisasi sesuai degan
kompetensi dan jobnya akan membuat seseorang lebih mampu. Sekecil apun
pelibatan orang, akan bermanfaat bagi orang yang bersangkutan maupun
organisasi. Definisi mengenai tanggung jawab dan wewenang itu penting dan
mendasar (essential), Pengertian atau persepsi yang sama terhadap tanggung
jawab harus dilakukan. Hal ini untuk menghidari kesalahfahaman antar karyawan
dengan piminan.
Pemberdayaan, setiap orang dapat dilibatkan dengan berbagai
cara sesuai dengan kemampuannya. Pemberdayaan karyawan dengan cara melibatkan
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui teamwork. Namun
demikian juga harus diperhatikan kompetensi orang yang bersangkutan sehingga
sesuai dengan beban yang diberikannya.
2.2 Faktor Yang Menghambat Pelibatan Dan Pemberdayaan
Karyawan, Serta Bagaimana Cara Mengatasinya
1. Faktor yang
menghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan,antara lain sbb :
a. Penolakan
manajer terhadap penerapan PPK antara lain :
·
Ketidakamanan, hal ini akan dirasakan oleh para
manajer ketika karyawan yang berada dalam tim kerja mencetuskan inisiatif atau
ide yang dapat mengurangi kekuasaan manajer tersebut. Sehingga manajer akan
berusaha mempersulit kelompok kerja.
·
Nilai-nilai pribadi, yaitu anggapan manajer bahwa
karyawan harus melaksanakan perintah yang diberikan oleh manajer.
·
Ego, manajer yang memiliki ego tinggi tidak akan
menerima adanya keterlibatan karyawan, karena akan merasa berkurang status dan
keuntungannya.
·
Pelatihan manajemen, akan mempengaruhi cara pandang
manajer karena biasanya pelatihan manajemen mengikuti filosofi yang dicetuskan
oleh Frederick Taylor yang lebih fokus kepada penerapan prinsip-prinsip ilmiah
dalam perbaikan proses dan teknologi, yang tidak berorientasi pada manusia.
Sehingga kemungkinan besar, para manajer tersebut akan menolak PPK.
·
Karakteristik kepribadian para manajer, yang dididik
dengan cara lama tidak akan menerima PPK karena mereka lebih memperhatikan
tugas dan hasil kerja daripada memperhatikan orang yang bekerja tersebut.
·
Ketidakterlibatan manajer akan menolak PPK karena
manajer tersebut merasa diabaikan. Penerapan PPK harus melibatkan semua
personil yang akan dipengaruhi oleh keputusan atau ide yang ditemukan.
·
Struktur Organisasi dan praktek manajemen akan
menghambat PPK ketika organisasi memiliki birokrasi yang berbelit-belit.
2. Penolakan
karyawan terhadap penerapan PPK antara lain :
a. mereka
merasa skeptis terhadap manajemen yang silih berganti dan tidak dilaksanakan.
b. Penolakan
bisa juga terjadi karena karyawan tidak mau menerima perubahan karena
menyangkut hal hal baru dan mungkin tidak lazim, sehingga sulit mendapatkan
dukungan dari karyawan.
Bila sasaran atau tujuan kerja kelompok jelas dan disetujui oleh seluruh
anggota kelompok. Hal ini didukung dengan adanya keterbukaan antar anggota
kelompok dan antara anggota kelompok selalu ada pertemuan untuk membahas
berbagai masalah kelompok atau masalah – masalah perusahaan. Kerjasama antar
anggota kelompok sangat deperlukan, terutama dukungan dan rasa saling percaya
antara seluruh anggota kelompok.
2.3 Peran
Manajer Dalam Keterlibatan Dan Pemberdayaan Karyawan
Penerapan PPK (Pelibatan dan
pemberdayaan karyawan) dalam lembaga/organisasi Pimpinan yang berhasil bukanlah
yang mencari kekuasaan untuk dirinya sendiri akan tetapi yang mampu
mendistribusikan kekuasaan kepada orang banyak untuk mencapai tujuan bersama
dengan melalui kejelasan wewenang, tanggung jawab, serta diimbangi sikap
disiplin. Pelibatan dan pemberdayaan karyawan akan berarti hanya apabila hal
tersebut merupakan suatu usaha sistemik yang dilakukan untuk membantu
organisasi guna meningkatkan nilai yang akan diberikan kepada pelanggan(Fandy
Tjiptono, 2003:135).
Peranan utama manajemen sendiri
adalah melakukan segala usaha yang diperlukan guna menjamin kesuksesan konsep
PPK tersebut secara berkesinambungan, sedangkan peranan manajer antara lain:
1.
Menunjukkan sikap yang mendukung
2.
Menjadi fasilitator
3.
Menjadi pelatih
4.
Mempraktekkan Management By Walking Around
5.
Mengambil tindakan dengan segera atas atas rekomendasi
6.
Menghargai prestasi karyawan.
Menurut Raja Bambang Sutikno
(2005:107), ada tiga pilar interaksi antara manager dengan karyawan yang
menjadi tulang punggung dalam komunikasi.
1.
Menghormati
harga diri karyawan dan menjaga rasa percaya dirinya.
2.
Mendengar
dan merespons dengan empati terhadap bahasa verbal dan bahasa nonverbal.
3.
Membangun
sinergi dalam penyelesaian masalah.
Beberapa hal yg harus diperhatikan Manajer dalam
PPK(pelibatan dan pemberdayaan karyawan ) Mempercayai kemampuan mereka untuk
mencapai keberhasilan Bersifat sabar dan memberikan mereka waktu untuk belajar
Memberikan arahan dan bimbingan Mengajarkan keterampilan baru kepada mereka
dalam langkah kecil dan incremental Membagi informasi dengan mereka untuk
menjalin hubungan Menawarkan cara alternatif untuk melaksanakan tugas
Memberikan umpan balik yang tepat dan dapat dipahami serta membantu mereka
selama proses belajar Menawarkan cara alternatif untuk melaksanakan tugas
Menunjukan sense of humor dan perhatian terhadap mereka Berfokus pada hasil dan
menghargai perbaikan pribadi.
2.4 Pemeliharaan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah sesuatu yang secara alamiah terjadi dalam diri
setiap individu. Dimana hubungan interpersonal sendiri menjadi suatu ikatan
atau ketertarikan antar individu satu dengan yang lain. Dalam hubungan
interpersonal komunikasi menjadi salah satu factor yang menetukan. Komunikasi
yang ada juga dapat
menggambarkan lekat atau tidaknya suatu hubungan interpersonal yang terjalin. Psikologi
komunikasi sendiri menyebutkan bahwa semakin seseorang terbuka pada orang lain,
semakin cermat persepsinya terhadap orang lain dan dirinya, maka semakin baik
komunikasi yang terjalin dalam hubungan interpersonal seseorang.
Terdapat beberapa model mengenai hubungan interpersonal,
yang dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Model
Perkembangan Sosial
Model ini menjelaskan tentang hubungan interpersonal yang
dianggap sebagai hubungan yang terjalin dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan
model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari
seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan
tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan
ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Ganjaran yang dimaksud disini adalah sesuatu yang positif
yang dapat diambil dari adanya hubungan interpersonal yang terjalin. Sedangkan
biaya adalah sesuatu yang negative yang terjadi dari adanya hubungan tersebut.
2. Model
Peranan
Model ini menganggap bahwa hubungan interpersonal merupakan
suatu panggung sandiwara, dimana setiap orang berlaku sesuai peranannya.
Hubungan interpersonal akan berjalan baik apabila setiap orang dapat
menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.
3. Model
Interaksional
Model ini menjelaskan tentang hubungan interpersonal yang
dianggap sebagai suatu system yang terstruktur, intergrativ dan medan yang
bertindak sebagai suatu kesatuan demi mencapai suatu tujuan bersama.
Jenis hubungan interpersonal dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Berdasarkan
Jumlah Individu yang Terlibat
a. Hubungan
Diad: Hubungan diad adalah hubungan antar dua individu. Menurut William Wilmot terdapat beberapa
cirri khas khusus dalam hubungan diad, hubungan diad yang satu berbeda dengan
hubungan diad yang lain, memiliki tujuan yang lebih khusus, dan terjadi pola
komunikasi yang unik atau khas yang membedakannya denga hubungan diad yang
lain.
b. Hubungan
Triad: Hubungan triad adalah hubungan antar tiga individu. Hubungan
ini cenderung lebih kompleks, tingkat keintiman lebih rendah, dan dalam
pengambilan keputusan didasari dengan voting.
2. Berdasarkan
Tujuan yang Ingin Dicapai
a. Hubungan
Tugas: Hubungan tugas adalah hubungan yang terbentuk akibat tidak
dapat menyelaikan suatu tugas secara individu.
b. Hubungan
Sosial : Hubungan social adalah suatu hubungan yang terbentuk tidak
didasari untuk menyelesaikan sesuatu, seperti hubungan persahabatan.
3. Berdasarakan
Jangka Waktu
a. Hubungan
Jangka Pendek : Hubungan
jangka pendek adalah hubungan yang berlangsung singkat, seperti saling menyapa
saat bertemu dijalan.
b. Hubungan
Jangka Panjang: Hubungan jangka panjang adalah
hubungan yang berlangsung dalam waktu lama. Semakin lama suatu hubungan itu
terjalin maka akan tercipta suatu usaha saling memepertahankan hubungan
tersebut.
4.
Berdasarkan Kedalaman Keintiman
a. Hubungan
Biasa: Hubungan biasa adalah hubungan yang sama sekali tidak dalam
atau impersonal.
b. Hubungan
Akrab: Hubungan akrab dapat dilihat dari penyingkapan diri, semakin
akrab maka semakin basar kemungkinan penyingkapan diri yang bersifat pribadi.
c. Hubungan
Intim: Hubungan ini bergantung pada jangka waktu, semakin lama
hubungan ini terjalin maka akan semakin kuat usaha memepertahankan yang
dilakukan.
2.5 Tahapan Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa tahapan dalam hubungan interpersonal,
antara lain :
a.
Pembentukan Hubungan
Tahap ini bisa disebut sebagai
sebagai tahap perkenalan. Dalam fase kontak permulaan ditandai oleh usaha kedua
belah pihak untuk menangkap informasi dari orang lain. Mereka berusaha untuk
mengungkap identitas kawan, baru kemudian mereka mulai untuk terbuka tentang
diri mereka dalam proses pengungkapan diri. Pada tahapan ini, informasi yang
dungkapkan adalah informasi yang bersifat pribadi. Menurut Charles R. Berger, informasi pada tahap perkenalan dapat
dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu :
a)
Informasi demografis
b)
Sikap dan pendapat tentang sesuatu objek
c)
Rencana yang akan dating
d)
Kepribadian
e)
Perilaku pada masa lalu
f)
Orang lain
g)
Hobi dan minat
b.
Peneguhan Hubungan
Dalam hubungan interpersonal tidak
bersifat statis melainkan selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu, diperlukan
beberapa tindakan demi memelihara hubungan interpersonal tersebut beserta
keseimbangannya.
Terdapat beberapa factor yang dapat memelihara keseimbangan hubungan interpersonal antara lain :
Terdapat beberapa factor yang dapat memelihara keseimbangan hubungan interpersonal antara lain :
1. Keakraban
Keakraban adalah suatu hal yang
penting dalam pemenuhan kasih sayang dan kebutuhan, sehingga hubungan
interpersonal dapat terpenuhi apabila kedua belah pihak sepakat akan tingkat
keakraban yang diperlukan.
2. Kontrol
Faktor ini menentukan siapa
mengontrol siapa. Hal ini harus dibicarakan terlebih dahulu tentang siapa yang
lebih dominan. Sebab suatu konflik bisa saja terjadi karena masing-masing ingin
berkuasa dan tidak mau mengalah.
3. Ketepatan
Respon
Ketepatan respon ini sangat perlu
dilakukan seperti respon si A harus diikitu dengan respon yang sesuai oleh si
B. Apabila respon tersebut tidak sesuai maka akan terjadi keretakan dalam
hubungan interpersonal tersebut yang merupakan tanda bahwa respon yang
dibarikan tidak sesuai dengan yang seharusnya.
4. Nada Emisonal
yang Tepat
Dalam memelihara hubungan
interpersonal diperlukan adanya keserasian emosional kedua belah pihak ketika
komunikasi sedang berlangsung. Jika saat berinteraksi emosional kedua belah
pihak tidak terjadi kesesuaian maka interaksi yang dihasilkan tidak akan stabil
dan besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah
suasana emosi.
5. Pemutusan
Hubungan
Menurut R. D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among Humans,
terdapat setidaknya lima koflik yang terjadi dan mengakibatkan pemuutusan
hubungan, yaitu :
·
Kompetisi : Dimana seseorang ingin meraih sesuatu dengan mengorbankan
(merendahkan) orang lain.
·
Dominasi : Sesorang berusaha mengendalikan orang lain sehingga orang
tersebut merasa hak-hak yang dimilikinya dilanggar
·
Kegagalan :Apabila seseorang berusaha menyalahkan orang lain apabila
tujuan bersama tidak dapat tercapai.
·
Provokasi : Apabila
sesorang terus-menerus melakukan sesuatu yang sebenarnya mnyinggung persaan
pihak lain
·
Perbedaan Nilai : Apabila
kedua belah pihak tidak menyepakati nilai-nilai yang mereka anut.
2.6
Factor
–Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi hubungan interpersonal,
antara lain:
1. Komunikasi
Efektif: Keefektifan dalam komunikasi dapat
menentukan hubungan interpersonal yang akan terjalin. Semakin efektif maka akan
semakin baik hubungan yang terjalin, dan begitu sebaliknya.
2. Ekspresi
Wajah: Ekspreesi wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang
menentukan dalam penerimaan individu atau kelompok.
3. Kepribadian : Kepribadian
merupakan factor yang sangat menetukan bentuk hubungan yang terjalin, sebab
kepribadian mencerminkan kebiasaan dan karakter seseorang. Factor ini mengarah
kepada bagaimana respon atau tanggapan yang diberikan sehingga terbentuk suatu
hubungan.
4. Stereotyping : Strereotyping
merupakan suatu cara yang menilai orang lain yang dinisbatkan dalam kategoro
tertentu. Cara ini akan menimbulkan gesekan atau prasangka yang cukup kuat,
terutama pada saat pihak-pihak yang bertikai sulit membuka jalan atau
perbaikan.
5. Kesamaan
karakter Personal : Orang-orang yang memiliki kesamaan (nilai-nilai, norma,
agama, kesukaan, hobby, dan lain-lain) cenderung saling menyukai dan menerima
keberadaan masing-masing.
6. Daya Tarik: Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa daya tarik merupakan suatu factor yang menetukan tanggapan atau penerimaan sesorang. Seseorang yang memiliki
daya tarik cenderung akan disikapi dan diperlakukan lebih baik.
7. Ganjaran: Sesorang
lebih menyenangi orang lain yang memeberi penghargaan atau ganjaran (pujian,
dorongan, dan bantuan moral).
8. Kompetensi : Setiap orang memiliki kecendrungan
untuk menyukai sesorang yang memiliki prestasi dan kemampuan.
Adapun dalam pemeliharaan hubungan interpersonal ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
1. Positivitas: bekerjasama,
gembira,optimistik, sabar, pemaaf, membangun penghargaan diri orang lain melalui pujian.
2. Keterbukaan: mendorong penyingkapan
isi pikiran dan perasaan.
3. Jaminan: komitmen, hubungan itu
punya masa depan, menunjukkan cinta dan kesetiaan.
4. Jaringan: melibatkan diri dalam
aktivitas kelompok kawan kita.
5. Tugas: berbagi tugas dan tanggung
jawab.
2.7 Hakekat
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah suatu “action
oriented”.Hubungan interpersonal dilandasi adanya tujuan atau orientasi
tertentu. Suatu kegiatan untuk mengembangkan
hasil yang lebih produktif
dan memuaskan, membina hubungan antarmanusia lebih harmonis. Peningkatan
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan salah satu hal penting dalam
organisasi agar anggota organisasi terlibat dalam mempetimbangkan dan
memberikan masukan pada pengambilan keputusan, pemecahan
masalah dan pemberian pelayanan pada pelanggan,dengan peningkatan keterlibatan
karyawan akan berdampak positif pada kemajuan suatu organisasi.pemberdayaan
karyawan melalui imbalan yang sesuai dengan pekerjaan,peningkatan jabatan dan
kepercayaan dari organisasi pada anggota akan meningkatkan keinginan karyawan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dan ingin di capai organisasi,dan
berorientasi cepat pada kegiatan organisasi.
Dengan adanya pemeliharaan hubungan
interpersonal antar manusia,akan terciptanya komunikasi yang baik,tujuan dapat
tercapai lebih cepat dan membina interaksi lebih harmonis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterlibatan
karyawan adalah suatu proses untuk mengikutsertakan para karyawan pada semua
level organisasi dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah (dapat berupa
ide, saran, kritik, dan lain sebagainya). Pemberdayaan atau pemberian wewenang
dapat diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benar-benar berarti (signifikan. Faktor yang menghambat pelibatan dan pemberdayaan
karyawan,antara lain:
1.
Penolakan manajer terhadap penerapan PPK
2.
Penolakan karyawan terhadap penerapan PPK
Peranan utama manajemen sendiri
adalah melakukan segala usaha yang diperlukan guna menjamin kesuksesan konsep
PPK tersebut secara berkesinambungan, sedangkan peranan manajer antara lain:
1. Menunjukkan sikap yang mendukung
2. Menjadi fasilitator
3. Menjadi pelatih
4. Mempraktekkan Management By Walking
Around
5. Mengambil tindakan dengan segera
atas atas rekomendasi
6. Menghargai prestasi karyawan.
Hubungan interpersonal adalah sesuatu yang secara alamiah terjadi dalam diri
setiap individu. Dimana hubungan interpersonal sendiri menjadi suatu ikatan
atau ketertarikan antar individu satu dengan yang lain. Terdapat beberapa model mengenai
hubungan interpersonal, yang dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Model
Perkembangan Sosial
2. Model
Peranan
3. Model
Interaksional
DAFTAR PUSTAKA
Fandy Tjiptono, dkk. 2003. Total Quality Management (TQM). Yogyakarta: Andi
http://psikologi.or.id
sabung ayam online di handphone android dan ios
BalasHapusUntuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita