Rabu, 11 April 2018

MAKALAH PENINGKATAN KETERLIBATAN PEMBERDAYAAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pemberdayaan merupakan wadah yang memberikan masukan, tetapi juga memperhatikan, mempertimbangkan, dan menindak lanjuti masukan tersebut apakah akan diterima atau tidak. Tanpa adanya pemberdayaan, pelibatan karyawan hanyalah merupakan alat manajemen yang tidak ada gunanya. setiap orang dapat dilibatkan dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuannya. Pemberdayaan karyawan dengan cara melibatkan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui teamwork.
Namun demikian juga harus diperhatikan kompetensi orang yang bersangkutan sehingga sesuai dengan beban yang diberikannya. Dalam hubungan interpersonal komunikasi menjadi salah satu factor yang menetukan. Komunikasi yang ada juga dapat menggambarkan lekat atau tidaknya suatu hubungan interpersonal yang terjalin.
Dalam hubungan interpersonal tidak bersifat statis melainkan selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa tindakan demi memelihara hubungan interpersonal tersebut beserta keseimbangannya.

1.2    Tujuan
Tujuan dari makalah adalah untuk mengtahui tentang peningkatan keterlibatan pemberdayaan, dan pemeliharaan hubungan interversonal yang serasi sebagai salah satu bentuk intervensi.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Peningkatan Keterlibatan Pemberdayaan
Keterlibatan karyawan adalah suatu proses untuk mengikutsertakan para karyawan pada semua level organisasi dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah (dapat berupa ide, saran, kritik, dan lain sebagainya). Pemberdayaan atau pemberian wewenang dapat diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benar-benar berarti (signifikan. Dengan demikian, pemberdayaan tidak hanya sekedar memberikan masukan, tetapi juga memperhatikan, mempertimbangkan, dan menindak lanjuti masukan tersebut apakah akan diterima atau tidak. Tanpa adanya pemberdayaan, pelibatan karyawan hanyalah merupakan alat manajemen yang tidak ada gunanya.
Oleh karena itu pelibatan harus dibarengi dengan pemberdayaan karyawan. Usaha pemberdayaan karyawan dapat dimulai dengan :
a.      keinginan menejer dan penyedia untuk memberi tanggung jawab kepada karyawan
b.      Melatih penyedia dan karyawan mengenai bagaimana cara untuk melakukan delegasi  dan   menerima tanggung jawab
c.      Komunikasi dan umpan balik perlu diberikan oleh menejer dan penyedia kepada karyawan.
d.     Penghargaan dan pengakuan sebagai hasil evaluasi perlu diberikan kepada karyawan sebagai   tanda penghargaan terhadap kontribusi mereka kepada perusahaan. (Fandi Ciptono & Anastasia Diana 2003: 129)

Dalam keterlibatan karyawan harus juga menjalankan prinsip dan konsep sebagai berikut :
1.      Mutu merupakan tanggung jawab setiap orang.
Harus disadari bahwa meningkatkan mutu merupakan tanggung jawab dari setiap orang dalam organisasi. Kesadaran tentang tanggung jawab mencapai mutu akan membawa dampak pada kebersamaan dalam organisasi sehingga masing masing orang akan berusaha mencapai mutu berdasarkan jobnya dan kemampuaannya masing masing.
Sasaran mutu melibatkan seluruh tingkat dan setiap orang, Sasaran mutu melibatkan seluruh tingkat baik tingkat pemimpin maupun karyawan. sehingga sasaran yang ingin dicapai organisasi diketahui oleh semua tingkatan tidak hanya pada level pimpinan.Tindakan ini akan menguntungan organisasi.
2.      Komunikasi adalah hal yang paling penting dan mendasar.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Komunikasi yang baik antara pimpinan, karyawan, bahkan dengan pelanggan.akan mengurangi hambatan dan permasalahan yang ada dalam suatu organsasi. Komunikasi ini diperlukan untuk menjalin keharmonisan, peningkatan kerjasama dalam menjalankan tugas. Jika hal ini terbangub dengan baik maka akan berpengaruh terhadap produk darai suatu organisasi.
Pelatihan merupakan sarana berkomunikasi, Dalam organisasi karena kesibukan masing masing dalam menjalankan tugas maka dimungkinkan jarang terjadi komunikasi antar karyawan maupun pemimpin dengan karyawannya. Pelatihan di samping untuk meningkatkan kemampuan karyawan berkaitan dengan keterampilan, wawasan, dan kompetensinya, juga dapat menjadi sarana komunikasi antar kayawan maupun pimpinan denga karyawan.
3.      Melibatkan dan membuat orang menjadi mampu
Melibatkan semua unsur dalam organisasi sesuai degan kompetensi dan jobnya akan membuat seseorang lebih mampu. Sekecil apun pelibatan orang, akan bermanfaat bagi orang yang bersangkutan maupun organisasi. Definisi mengenai tanggung jawab dan wewenang itu penting dan mendasar (essential), Pengertian atau persepsi yang sama terhadap tanggung jawab harus dilakukan. Hal ini untuk menghidari kesalahfahaman antar karyawan dengan piminan.
Pemberdayaan, setiap orang dapat dilibatkan dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuannya. Pemberdayaan karyawan dengan cara melibatkan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui teamwork. Namun demikian juga harus diperhatikan kompetensi orang yang bersangkutan sehingga sesuai dengan beban yang diberikannya.

2.2  Faktor Yang Menghambat Pelibatan Dan Pemberdayaan Karyawan, Serta Bagaimana Cara Mengatasinya
1.     Faktor yang menghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan,antara lain sbb :
a.    Penolakan manajer terhadap penerapan PPK antara lain :
·         Ketidakamanan, hal ini akan dirasakan oleh para manajer ketika karyawan yang berada dalam tim kerja mencetuskan inisiatif atau ide yang dapat mengurangi kekuasaan manajer tersebut. Sehingga manajer akan berusaha mempersulit kelompok kerja.
·         Nilai-nilai pribadi, yaitu anggapan manajer bahwa karyawan harus melaksanakan perintah yang diberikan oleh manajer.
·         Ego, manajer yang memiliki ego tinggi tidak akan menerima adanya keterlibatan karyawan, karena akan merasa berkurang status dan keuntungannya.
·         Pelatihan manajemen, akan mempengaruhi cara pandang manajer karena biasanya pelatihan manajemen mengikuti filosofi yang dicetuskan oleh Frederick Taylor yang lebih fokus kepada penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam perbaikan proses dan teknologi, yang tidak berorientasi pada manusia. Sehingga kemungkinan besar, para manajer tersebut akan menolak PPK.
·         Karakteristik kepribadian para manajer, yang dididik dengan cara lama tidak akan menerima PPK karena mereka lebih memperhatikan tugas dan hasil kerja daripada memperhatikan orang yang bekerja tersebut.
·         Ketidakterlibatan manajer akan menolak PPK karena manajer tersebut merasa diabaikan. Penerapan PPK harus melibatkan semua personil yang akan dipengaruhi oleh keputusan atau ide yang ditemukan.
·         Struktur Organisasi dan praktek manajemen akan menghambat PPK ketika organisasi memiliki birokrasi yang berbelit-belit.

2.     Penolakan karyawan terhadap penerapan PPK antara lain :
a.       mereka merasa skeptis terhadap manajemen yang silih berganti dan tidak dilaksanakan.
b.      Penolakan bisa juga terjadi karena karyawan tidak mau menerima perubahan karena menyangkut hal hal baru dan mungkin tidak lazim, sehingga sulit mendapatkan dukungan dari karyawan.
Bila sasaran atau tujuan kerja kelompok jelas dan disetujui oleh seluruh anggota kelompok. Hal ini didukung dengan adanya keterbukaan antar anggota kelompok dan antara anggota kelompok selalu ada pertemuan untuk membahas berbagai masalah kelompok atau masalah – masalah perusahaan. Kerjasama antar anggota  kelompok sangat deperlukan, terutama dukungan dan rasa saling percaya antara seluruh anggota kelompok.

2.3  Peran Manajer Dalam Keterlibatan Dan Pemberdayaan Karyawan
Penerapan PPK (Pelibatan dan pemberdayaan karyawan) dalam lembaga/organisasi Pimpinan yang berhasil bukanlah yang mencari kekuasaan untuk dirinya sendiri akan tetapi yang mampu mendistribusikan kekuasaan kepada orang banyak untuk mencapai tujuan bersama dengan melalui kejelasan wewenang, tanggung jawab, serta diimbangi sikap disiplin. Pelibatan dan pemberdayaan karyawan akan berarti hanya apabila hal tersebut merupakan suatu usaha sistemik yang dilakukan untuk membantu organisasi guna meningkatkan nilai yang akan diberikan kepada pelanggan(Fandy Tjiptono, 2003:135).
Peranan utama manajemen sendiri adalah melakukan segala usaha yang diperlukan guna menjamin kesuksesan konsep PPK tersebut secara berkesinambungan, sedangkan peranan manajer antara lain:
1.      Menunjukkan sikap yang mendukung
2.      Menjadi fasilitator
3.      Menjadi pelatih
4.      Mempraktekkan Management By Walking Around
5.      Mengambil tindakan dengan segera atas atas rekomendasi
6.      Menghargai prestasi karyawan.

            Menurut Raja Bambang Sutikno (2005:107), ada tiga pilar interaksi antara manager dengan karyawan yang menjadi tulang punggung dalam komunikasi.
1.        Menghormati harga diri karyawan dan menjaga rasa percaya dirinya.
2.        Mendengar dan merespons dengan empati terhadap bahasa verbal dan bahasa nonverbal.
3.        Membangun sinergi dalam penyelesaian masalah.
Beberapa hal yg harus diperhatikan Manajer dalam PPK(pelibatan dan pemberdayaan karyawan ) Mempercayai kemampuan mereka untuk mencapai keberhasilan Bersifat sabar dan memberikan mereka waktu untuk belajar Memberikan arahan dan bimbingan Mengajarkan keterampilan baru kepada mereka dalam langkah kecil dan incremental Membagi informasi dengan mereka untuk menjalin hubungan Menawarkan cara alternatif untuk melaksanakan tugas Memberikan umpan balik yang tepat dan dapat dipahami serta membantu mereka selama proses belajar Menawarkan cara alternatif untuk melaksanakan tugas Menunjukan sense of humor dan perhatian terhadap mereka Berfokus pada hasil dan menghargai perbaikan pribadi.

2.4  Pemeliharaan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah sesuatu yang secara alamiah terjadi dalam diri setiap individu. Dimana hubungan interpersonal sendiri menjadi suatu ikatan atau ketertarikan antar individu satu dengan yang lain. Dalam hubungan interpersonal komunikasi menjadi salah satu factor yang menetukan. Komunikasi yang ada juga dapat menggambarkan lekat atau tidaknya suatu hubungan interpersonal yang terjalin. Psikologi komunikasi sendiri menyebutkan bahwa semakin seseorang terbuka pada orang lain, semakin cermat persepsinya terhadap orang lain dan dirinya, maka semakin baik komunikasi yang terjalin dalam hubungan interpersonal seseorang.
Terdapat beberapa model mengenai hubungan interpersonal, yang dapat disebutkan sebagai berikut :
1.     Model Perkembangan Sosial
Model ini menjelaskan tentang hubungan interpersonal yang dianggap sebagai hubungan yang terjalin dengan  harapan dapat memenuhi kebutuhan. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Ganjaran yang dimaksud disini adalah sesuatu yang positif yang dapat diambil dari adanya hubungan interpersonal yang terjalin. Sedangkan biaya adalah sesuatu yang negative yang terjadi dari adanya hubungan tersebut.
2.     Model Peranan
Model ini menganggap bahwa hubungan interpersonal merupakan suatu panggung sandiwara, dimana setiap orang berlaku sesuai peranannya. Hubungan interpersonal akan berjalan baik apabila setiap orang dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.
3.     Model Interaksional
Model ini menjelaskan tentang hubungan interpersonal yang dianggap sebagai suatu system yang terstruktur, intergrativ dan medan yang bertindak sebagai suatu kesatuan demi mencapai suatu tujuan bersama.
Jenis hubungan interpersonal dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
1.      Berdasarkan Jumlah Individu yang Terlibat
a.       Hubungan Diad: Hubungan diad adalah hubungan antar dua individu. Menurut William Wilmot terdapat beberapa cirri khas khusus dalam hubungan diad, hubungan diad yang satu berbeda dengan hubungan diad yang lain, memiliki tujuan yang lebih khusus, dan terjadi pola komunikasi yang unik atau khas yang membedakannya denga hubungan diad yang lain.
b.      Hubungan Triad: Hubungan triad adalah hubungan antar tiga individu. Hubungan ini cenderung lebih kompleks, tingkat keintiman lebih rendah, dan dalam pengambilan keputusan didasari dengan voting.
2.      Berdasarkan Tujuan yang Ingin Dicapai
a.       Hubungan Tugas: Hubungan tugas adalah hubungan yang terbentuk akibat tidak dapat menyelaikan suatu tugas secara individu.
b.      Hubungan Sosial : Hubungan social adalah suatu hubungan yang terbentuk tidak didasari untuk menyelesaikan sesuatu, seperti hubungan persahabatan.
3.      Berdasarakan Jangka Waktu
a.       Hubungan Jangka Pendek : Hubungan jangka pendek adalah hubungan yang berlangsung singkat, seperti saling menyapa saat bertemu dijalan.
b.      Hubungan Jangka Panjang: Hubungan jangka panjang adalah hubungan yang berlangsung dalam waktu lama. Semakin lama suatu hubungan itu terjalin maka akan tercipta suatu usaha saling memepertahankan hubungan tersebut.
4.      Berdasarkan Kedalaman Keintiman
a.       Hubungan Biasa: Hubungan biasa adalah hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal.
b.      Hubungan Akrab: Hubungan akrab dapat dilihat dari penyingkapan diri, semakin akrab maka semakin basar kemungkinan penyingkapan diri yang bersifat pribadi.
c.       Hubungan Intim: Hubungan ini bergantung pada jangka waktu, semakin lama hubungan ini terjalin maka akan semakin kuat usaha memepertahankan yang dilakukan.

2.5  Tahapan Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa tahapan dalam hubungan interpersonal, antara lain :
a.       Pembentukan Hubungan
Tahap ini bisa disebut sebagai sebagai tahap perkenalan. Dalam fase kontak permulaan ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari orang lain. Mereka berusaha untuk mengungkap identitas kawan, baru kemudian mereka mulai untuk terbuka tentang diri mereka dalam proses pengungkapan diri. Pada tahapan ini, informasi yang dungkapkan  adalah informasi yang bersifat pribadi.  Menurut Charles R. Berger, informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu :

a)    Informasi demografis
b)    Sikap dan pendapat tentang sesuatu objek
c)    Rencana yang akan dating
d)    Kepribadian
e)    Perilaku pada masa lalu
f)    Orang lain
g)    Hobi dan minat
b.      Peneguhan Hubungan
Dalam hubungan interpersonal tidak bersifat statis melainkan selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa tindakan demi memelihara hubungan interpersonal tersebut beserta keseimbangannya.
Terdapat beberapa factor yang dapat memelihara keseimbangan hubungan interpersonal antara lain :
1.      Keakraban
Keakraban adalah suatu hal yang penting dalam pemenuhan kasih sayang dan kebutuhan, sehingga hubungan interpersonal dapat terpenuhi apabila kedua belah pihak sepakat akan tingkat keakraban yang diperlukan.
2.      Kontrol
Faktor ini menentukan siapa mengontrol siapa. Hal ini harus dibicarakan terlebih dahulu tentang siapa yang lebih dominan. Sebab suatu konflik bisa saja terjadi karena masing-masing ingin berkuasa dan tidak mau mengalah.
3.      Ketepatan Respon
Ketepatan respon ini sangat perlu dilakukan seperti respon si A harus diikitu dengan respon yang sesuai oleh si B. Apabila respon tersebut tidak sesuai maka akan terjadi keretakan dalam hubungan interpersonal tersebut yang merupakan tanda bahwa respon yang dibarikan tidak sesuai dengan yang seharusnya.



4.      Nada Emisonal yang Tepat
Dalam memelihara hubungan interpersonal diperlukan adanya keserasian emosional kedua belah pihak ketika komunikasi sedang berlangsung. Jika saat berinteraksi emosional kedua belah pihak tidak terjadi kesesuaian maka interaksi yang dihasilkan tidak akan stabil dan besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.
5.      Pemutusan Hubungan
Menurut R. D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among Humans, terdapat setidaknya lima koflik yang terjadi dan mengakibatkan pemuutusan hubungan, yaitu :
·         Kompetisi : Dimana seseorang ingin meraih sesuatu dengan mengorbankan (merendahkan) orang lain.
·         Dominasi : Sesorang berusaha mengendalikan orang lain sehingga orang tersebut merasa hak-hak yang dimilikinya dilanggar
·         Kegagalan :Apabila seseorang berusaha menyalahkan orang lain apabila tujuan bersama tidak dapat tercapai.
·         Provokasi : Apabila sesorang terus-menerus melakukan sesuatu yang sebenarnya mnyinggung persaan pihak lain 
·         Perbedaan Nilai : Apabila kedua belah pihak tidak menyepakati nilai-nilai yang mereka anut.
                       
2.6    Factor –Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi hubungan interpersonal, antara lain:
1.      Komunikasi Efektif: Keefektifan dalam komunikasi dapat menentukan hubungan interpersonal yang akan terjalin. Semakin efektif maka akan semakin baik hubungan yang terjalin, dan begitu sebaliknya.
2.      Ekspresi Wajah: Ekspreesi wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang menentukan dalam penerimaan individu atau kelompok.
3.      Kepribadian : Kepribadian merupakan factor yang sangat menetukan bentuk hubungan yang terjalin, sebab kepribadian mencerminkan kebiasaan dan karakter seseorang. Factor ini mengarah kepada bagaimana respon atau tanggapan yang diberikan sehingga terbentuk suatu hubungan.
4.      Stereotyping : Strereotyping merupakan suatu cara yang menilai orang lain yang dinisbatkan dalam kategoro tertentu. Cara ini akan menimbulkan gesekan atau prasangka yang cukup kuat, terutama pada saat pihak-pihak yang bertikai sulit membuka jalan atau perbaikan.
5.      Kesamaan karakter Personal :  Orang-orang yang memiliki kesamaan (nilai-nilai, norma, agama, kesukaan, hobby, dan lain-lain) cenderung saling menyukai dan menerima keberadaan masing-masing.
6.      Daya Tarik: Beberapa penelitian menyebutkan bahwa daya tarik merupakan suatu factor yang menetukan     tanggapan atau penerimaan sesorang. Seseorang yang memiliki daya tarik cenderung akan disikapi dan diperlakukan lebih baik.
7.      Ganjaran: Sesorang lebih menyenangi orang lain yang memeberi penghargaan atau ganjaran (pujian, dorongan, dan bantuan moral).
8.      Kompetensi : Setiap orang memiliki kecendrungan untuk menyukai sesorang yang memiliki prestasi dan kemampuan.

Adapun dalam pemeliharaan hubungan interpersonal ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
1.      Positivitas: bekerjasama, gembira,optimistik, sabar, pemaaf, membangun penghargaan diri orang lain melalui pujian.
2.      Keterbukaan: mendorong penyingkapan isi pikiran dan perasaan.
3.      Jaminan: komitmen, hubungan itu punya masa depan, menunjukkan cinta dan kesetiaan.
4.      Jaringan: melibatkan diri dalam aktivitas kelompok kawan kita.
5.      Tugas: berbagi tugas dan tanggung jawab.
                                                    
2.7  Hakekat Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah suatu “action oriented”.Hubungan interpersonal dilandasi adanya tujuan atau orientasi tertentu. Suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan, membina hubungan antarmanusia lebih harmonis. Peningkatan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan salah satu hal penting dalam organisasi agar anggota organisasi terlibat dalam mempetimbangkan dan memberikan masukan pada pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan pemberian pelayanan pada pelanggan,dengan peningkatan keterlibatan karyawan akan berdampak positif pada kemajuan suatu organisasi.pemberdayaan karyawan melalui imbalan yang sesuai dengan pekerjaan,peningkatan jabatan dan kepercayaan dari organisasi pada anggota akan meningkatkan keinginan karyawan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dan ingin di capai organisasi,dan berorientasi cepat pada kegiatan organisasi.
Dengan adanya pemeliharaan hubungan interpersonal antar manusia,akan terciptanya komunikasi yang baik,tujuan dapat tercapai lebih cepat dan membina interaksi lebih harmonis.



















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Keterlibatan karyawan adalah suatu proses untuk mengikutsertakan para karyawan pada semua level organisasi dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah (dapat berupa ide, saran, kritik, dan lain sebagainya). Pemberdayaan atau pemberian wewenang dapat diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benar-benar berarti (signifikan.  Faktor yang menghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan,antara lain:
1.      Penolakan manajer terhadap penerapan PPK
2.      Penolakan karyawan terhadap penerapan PPK
Peranan utama manajemen sendiri adalah melakukan segala usaha yang diperlukan guna menjamin kesuksesan konsep PPK tersebut secara berkesinambungan, sedangkan peranan manajer antara lain:
1.       Menunjukkan sikap yang mendukung
2.       Menjadi fasilitator
3.       Menjadi pelatih
4.       Mempraktekkan Management By Walking Around
5.       Mengambil tindakan dengan segera atas atas rekomendasi
6.       Menghargai prestasi karyawan.
Hubungan interpersonal adalah sesuatu yang secara alamiah terjadi dalam diri setiap individu. Dimana hubungan interpersonal sendiri menjadi suatu ikatan atau ketertarikan antar individu satu dengan yang lain. Terdapat beberapa model mengenai hubungan interpersonal, yang dapat disebutkan sebagai berikut :
1.      Model Perkembangan Sosial
2.      Model Peranan
3.      Model Interaksional




DAFTAR PUSTAKA

Fandy Tjiptono, dkk. 2003. Total Quality Management (TQM). Yogyakarta: Andi
http://psikologi.or.id

1 komentar:

  1. sabung ayam online di handphone android dan ios
    Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
    Telegram : +62812-2222-995 / https://t.me/bolavita
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus