KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemangkasan Dan Pelatihan Tanaman Bunga Asoka” Pada makalah ini Penulis banyak
mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak.
oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Teluk Kuantan, Desember
2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1 Defenisi Pemangkasan.....................................................................
3
2.2 Tujuan
Pemangkasan............................................................................. 4
2.3 Teknis Pemangkasan............................................................................. 5
2.4 Waktu Pemangkasan............................................................................. 6
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 7
3.2 Saran...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bunga
Asoka merupakan tanaman hias yang cukup terkenal di Indonesia
khususnya dikalangan maniak tanaman hias. Makanya kamu juga perlu
mengetahui cara menanam bunga asoka dan cara merawatnya biar tidk ketinggalan. Di
Negara kita sendiri dikenal 2 jenis bunga asoka, yaitu pohon asoka yang tumbuh
tinggi tanpa ranting atau disebut juga glodokan tiang (Polyalthia Longifolia)
dan asoka biasa (Polyalthia sp.) yang mempunyai ranting dan berdaun
runcing.
Karena kian berkembangnya ilmu
pengetahuan, jenis asoka hibrida sekarang ini sudah bermunculan dengan
menghadirkan warna-warna bunga yang lebih bermacam-macam. Pada umumnya tanaman
ini dipakai untuk penghijaun ataupun tanaman hias. Orang-orang Eropa selalu
menyebut tanaman ini Flame of the Wood atau api dari hutan sebab warna bunganya
yang cerah, nyentrik, serta mencolok seperti api. Konon katanya Asoka pertama kali ditemukan tumbuh liar di
hutan. Sebagai bunga, Asoka cukup terkenal dijadikan tanaman
hias. Di Indonesia sendiri, cukup mudah menemukan Asoka tumbuh subur di
pekarangan penduduk. Perawatan yang gampang serta tampilan bunganya
yang indah membuat kita terpesona.
Penyebaran
tanaman asoka ke segala penjuru Negara Indonesia tidak terlepas dari
peran pendeta beragama Hindu yang membawanya ke Indonesia. Tanaman
Hias Bunga Asoka sendiri erat dengan kepercayaan umat Hindu yang
mana bunga ini adalah simbol hidup bersuka hati, sehingga
sering dipakai sebagai sesajen sebagai persembahan pada dewa Wisnu
dan Siwa. Pemangkasan
(purining) adalah tindakan pembuanga bagian-bagian tanaman seperti cabang atau
ranting dengan mendapatkan bentuk tertentusehingga dicapai tingkat
efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari, mempermudah
pengendalian hama penyakit serta mempermudahpemanenan
2.2 Tujuan
1.
Agar
dapat mengetahui dan cara pemangkasan pada tanaman hortikultura.
2.
Agar
dapat mengetahui gambaran umum tentang pemangkasan
3.
Agar
dapat mengerti dan memahami apa saja yang di lakukan untuk pemangkasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Defenisi Pemangkasan
Pemangkasan (purining) adalah
tindakan pembuanga bagian-bagian tanaman seperti cabang atau ranting
dengan mendapatkan bentuk tertentusehingga dicapai tingkat efisiensi yang
tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari, mempermudah pengendalian hama
penyakit serta mempermudah pemanenan. Pemangkasan adakalanya berguna untuk
mengurangi beban buah yang terlampau lebat sehingga didapatkan buah dengan
kualitas dan kuantitas yang baik.
Pertama tanaman cenderung akan tumbuh terus, baik tumbuh ke atas
maupun tumbuh ke samping. Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada beberapa jenis
tanaman buah, akan menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh memanjang ke
arah atas (Jawa : nglancir), dengan batang atau cabang tunggal. Kuatnya
dominasi apikal (tunas ujung) di bagian ujung tanaman, memacu tanaman untuk
terus tumbuh meninggi ke arah atas, dan salah satu cara untuk mematahkan
dominasi apikal tersebut adalah dengan cara pemangkasan, yang akan merangsang
keluarnya pertumbuhan tunas-tunas samping atau tunas lateral. Dengan demikian,
bentuk tanaman sebagai manifestasi pertumbuhan tanaman menjadi lebih ideal dan
seimbang, baik pertumbuhan ke arah atas maupun ke arah samping.
Kesehatan tanaman secara keseluruhan juga sangat dipengaruhi oleh
bentuk tanamannya. Banyak dahan dan ranting yang tumbuh tidak teratur dan
bersilangan di bagian tengah tanaman dengan daun-daun yang umumnya tidak
terkena sinar matahari secara langsung.
Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, lebih
bersifat parasit bagi tanaman secara keseluruhan karena tidak melakukan proses
fotosintesis namun tetap mendapatkan fotosintat (hasil fotosintesis) dari
daun-daun di bagian terluar yang terkena sinar matahari langsung. Itu sebabnya,
banyak tanaman yang secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun
dengan warna daun yang hijau pekat, namun teramat sangat jarang memunculkan
bunga/buah.
Jika muncul bunga/buah, maka
bunga dan buah yang muncul jumlahnya terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat
yang terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke
bagian tanaman yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat
sedikit jumlah fotosintat yang akhirnya dialokasikan oleh tanaman untuk
memunculkan bunga dan buah. Alat-alat yang digunakan dalam pemangkasan , baik
kelengkapan maupun kondisinya, sangat berpengaruh terhadap hasil pemangkasan
dan keamanan operator (pemangkas). Tentunya, alat yang lengkap dan baik akan
memperlancar pemangkasan. Beberapa alat yang penting untuk keperluan
pemangkasan adalah sebagai berikut :
·
Gunting
dahan/gunting stek, merupakan alat untuk menggunting dahan-dahan kecil
(berdiameter 2 – 3 cm) pada tanaman perdu.
·
Gergaji
tangan (6 gigi/inci), digunakan untuk memangkas dahan pohon yang rendah.
·
Gergaji
tarik (panjang sekitar 1,5 m), digunakan untuk memotong batang- batang besar.
·
Gunting/gergaji
galah (panjang 3 – 4 m), digunakan untuk memangkas dahan/ranting kecil yang
letaknya tinggi
·
Tali/tambang
(panjang 50 m, diameter 0,5 inci) digunakan untuk naik pohon dan mengikat
batang guna mengarahkan jatuhnya hasil pangkasan. Tali ini tersedia dalam
berbagai ukuran diameter dan panjang.
·
Palu
(ukuran kecil) untuk potongan-potongan pendek dan membentuk potongan akhir yang
dibantu dengan pisau tajam.
·
Belt
snap, pengikat gergaji dan kaleng cat.
·
Shellac/cat/residu
untuk pelapis luka bekas potongan.
·
Sabuk
pengaman sebagai pengikat tubuh operator.
2.2 Tujuan
Pemangkasan
Ada berbagai macam pemangkasan yang
biasa dilakukan pada tanaman. Masing-masing pangkasan mempunyai tujuan yang
berbeda.
1.
Pemangkasan
Bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk
pembentukan kerangka pohon sehingga tanaman tidak terlalu
tinggi, menghasilkan cabang yang kuat, letaknya teratur, arahnya
menyebar dan produktif. Dengan demikian sehingga pemeliharaan dan
pemetikan buah lebih mudah.
2.
Pemangkasan
Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan
untuk mengatur pertumbuhan cabang juga untuk mengurangi kerimbunan pohon,
supaya tanaman mendapat sinar matahari yang cukup. Dengan demikian,
tanaman dapat terhindar dari keadaan yang lembab dan otomatis tanaman dapat
dijauhkan dari kemungkinan serangan jamur yang merupakan sumber penyakit.
3.
Pemangkasan
Peremajaan
Pemangkasan peremajaan bertujuan
untuk mengganti tajuk tanaman lama dengan tajuk baru yang masih muda dan
produktif. Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap batang atau cabang
tanaman yang sudah tua, tidak produktif dan yang bentuk tajuknya sudah tidak
menentu
2.3 Teknik Pemangkasan
Dalam pelaksanaannya, terdapat
dua dasar pemangkasan, yaitu pemancungan (headlingback) dan penipisan (thinning
out). Pemancungan merupakan pembuangan atau pemotongan bagian ujung suatu
cabang sampaitinggal satu tunas. Karena pemancungan dapat memecahkan
dominansiapikal, maka setelah pemancungan biasanya terjadi pertumbuhan
vegetatif yang lebat sebagai akibat dari tumbuhnya tunas-tunas lateral. Oleh
karena itu, pemancungan cenderung menghasilkan pertumbuhan tanaman dengan pola
menyemak (bush) dan kompak. Apabila pemancungan dilakukan terhadaptanaman yang
tengah aktif tumbuh, maka diistilahkan sebagai perompesan.Sedangkan penipisan
adalah pembuangan cabang-cabang denganmeninggalkan hanya cabang lateral atau
batang utama.
Penipisan memiliki pengaruh
yang berlawanan dengan pemancungan, yakni meningkatkan pemanjangan dari
cabang-cabang terminal yang ditinggalkan. Sebagai hasilakhirnya adalah
pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi berkurang. Dengan penipisan,
pohon-pohon yang tumbuhnya lemah dapat menjadi lebihterbuka sehingga
menghasilkan suatu bentuk tanaman yang lebih besar (tetapi bukan lebat).
Penipisan juga dapat ditujukan untuk meremajakan pohon- pohon tua sehingga
merangsang pertumbuhan titik-titik ditinggalkan. Penipisan terhadap pohon yang
sedang aktif tumbuh dinamakan perompesan tunas atau deshooting
2.4 Waktu Pemangkasan
Seperti tanaman hias dengan batang kayu lainnya, asoka
membutuhkan pemangkasan pada batang-batangnya. Waktu yang baik untuk memangkas
batang-batang asoka adalah pada saat soka baru saja disiram dan diberi pupuk.
dan pada saat tanaman soka tidak berbunga.Waktu pemangkasan sangat tergantung pada jenis pangkasan dan
peertumbuhan. Apakah akan dilakukan pemangkasan bentuk, pemangkasan
pemeliharaan atau pemangkasan peremajaan ;
Pemangkasan bentuk biasanya
dilakukan 1 – 2 tahun setelah tanam, untuk tanaman tahunan waktu pemangkasan
yang paling baik adalah awal atau akhir musim hujan. Lain dengan
pemangkasan pemeliharaan (Kesehatan dan Produksi) ini dilakukan 3 bulan sekali,
yakni ketika hujan mulai turun. Akan tetapi bagi tanaman yang sudah
berbuah pemangkasan dilakukan ketika buah usai dipanen.
Untuk pemangkasan peremajaan tidak
terikat kepada waktu, akan tetapi pada kondisi tanaman. Sesuai
dengan tujuan yaitu untuk mengganti tajuk tanaman maka pemangkasan peremajaan
dilakukan pada tanaman tua yang sudah menurun produksinya.
BAB III
KEIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pemangkasan pada umumnya bertujuan
untuk memperbanyak buah yang dihasilkan oleh suatu tanaman. Tanaman yang tunas apikalnya tidak dipangkas akan menghambat
pertumbuhan tunas lateral yang disebut dominasi apikal. Faktor yang berpengaruh terhadap pemangkasan adalah faktor
tanaman,faktor lingkungan dan faktor perlakuan.
Perawatan secara maksimal pada masa
petumbuhan tanaman perlu diperlukan secara intensif agar diperoleh hasil yang
maksimal. Manfaat pemangkasan
adalah: Unsur hara yang diserap tanaman akan dimamfaatkan semaksimal
mungkin oleh tanaman untuk memperbesar buah yang dipelihara, intensitas cahaya
matahari yang masuk ketanaman lebih banyak sehingga akan mengurangi terjadinya
serangan hama penyakit, beban batang tanaman tidak terlalu berat untuk menyangga
buah sehingga, kerobohan dapat dikurangi,
3.2 Saran
Dalam melakukan pemangkasan
sebaiknya pada saat batang tanaman telah kuat. Pemangkasan
dibuat miring agar air tidak menggenang pada batang yang akan mengakikbatkan
batang menjadi busuk. Perawatan yang meliputi penyiraman
dan penyiangan hendaknya dilakukan secara rutin agar pertumbuhan tanaman sesuai
harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Atmosoedarjo,
S., J. Kartasubrata, M. Kaomini, W. Saleh, W. Moerdoko, Pramodibyo dan S. Ranoeprawiro.
2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Jaya. Jakarta. 337 hal.
Edmond,
J. B., T. L. Senn and F. S. Andrews. 1964. Fundamentals of Horticulture. Mc
Graw – Hill. New York. 476 p.
Purnamaningsih,
R. 2008. Perakitan Tanaman Tomat Partenokarpi untuk Meningkatkan Produksi Tomat
di Dataran Rendah. Warta Biogen Vol. 4 No. 2.
Purwanto.
2004. Modul II Budidaya Buah – Buahan : Pertumbuhan dan Perkembangan Pohon. Program
Studi Hortikulktura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor .
Saladin,
M. 2002. Evaluasi Karakter Hortikultura dan Pengaruh Pemangkasan Cabang
terhadap Produksi Sepuluh Galur Tomat Harapan IPB. Skripsi.
Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Thompson,
H. C. and W. C. Kelly. 1957. Vegetable Crop. 5th edition. McGraw hill Book
Company. New York. 611p.
Wartapa,
A. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah terhadap hasil
dan mutu benih tomat Varietas Kaliurang (Lycopersicum
esculentum Mill.). Jurnal Ilmu Pertanian 5(2): 150-163.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar