Rabu, 11 April 2018

MAKALAH PEMANGKASAAN DAN PELATIHAN BUNGA ASOKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemangkasan Dan Pelatihan Tanaman Bunga Asoka” Pada makalah ini Penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…




Teluk Kuantan,      Desember  2017



Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN................................................................................... 1
          1.1  Latar Belakang...................................................................................... 1
          1.2  Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
          2.1  Defenisi Pemangkasan.....................................................................     3
          2.2  Tujuan Pemangkasan............................................................................. 4
2.3  Teknis Pemangkasan............................................................................. 5
2.4  Waktu Pemangkasan............................................................................. 6
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 7
          3.1  Kesimpulan............................................................................................ 7
          3.2  Saran...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8















BAB I
PENDAHULUAN
            
1.1      Latar belakang
Bunga Asoka merupakan tanaman hias yang cukup terkenal di Indonesia khususnya dikalangan maniak tanaman hias. Makanya kamu juga perlu mengetahui cara menanam bunga asoka dan cara merawatnya biar tidk ketinggalan. Di Negara kita sendiri dikenal 2 jenis bunga asoka, yaitu pohon asoka yang tumbuh tinggi tanpa ranting atau disebut juga glodokan tiang (Polyalthia Longifolia) dan asoka biasa (Polyalthia sp.) yang mempunyai ranting dan berdaun runcing.
Karena kian berkembangnya ilmu pengetahuan, jenis asoka hibrida sekarang ini sudah bermunculan dengan menghadirkan warna-warna bunga yang lebih bermacam-macam. Pada umumnya tanaman ini dipakai untuk penghijaun ataupun tanaman hias. Orang-orang Eropa selalu menyebut tanaman ini Flame of the Wood atau api dari hutan sebab warna bunganya yang cerah, nyentrik, serta mencolok seperti api. Konon katanya Asoka pertama kali ditemukan tumbuh liar di hutan.  Sebagai bunga, Asoka cukup terkenal dijadikan tanaman hias. Di Indonesia sendiri, cukup mudah menemukan Asoka tumbuh subur di pekarangan penduduk. Perawatan yang gampang serta tampilan bunganya yang indah membuat kita terpesona.
Penyebaran tanaman asoka ke segala penjuru Negara Indonesia tidak terlepas dari peran pendeta beragama Hindu yang membawanya ke Indonesia. Tanaman Hias Bunga Asoka sendiri erat dengan kepercayaan umat Hindu yang mana bunga ini adalah simbol hidup bersuka hati, sehingga sering dipakai sebagai sesajen sebagai persembahan pada dewa Wisnu dan Siwa. Pemangkasan (purining) adalah tindakan pembuanga bagian-bagian tanaman seperti cabang atau ranting dengan  mendapatkan bentuk tertentusehingga dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari, mempermudah pengendalian hama penyakit serta mempermudahpemanenan


2.2      Tujuan 
1.       Agar dapat mengetahui dan cara pemangkasan pada tanaman hortikultura.
2.       Agar dapat mengetahui gambaran umum tentang pemangkasan
3.       Agar dapat mengerti dan memahami apa saja yang di lakukan untuk pemangkasan.


























BAB II
PEMBAHASAN

2.2    Defenisi Pemangkasan
Pemangkasan (purining) adalah tindakan pembuanga bagian-bagian tanaman seperti cabang atau ranting dengan  mendapatkan bentuk tertentusehingga dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya matahari, mempermudah pengendalian hama penyakit serta mempermudah pemanenan. Pemangkasan adakalanya berguna untuk mengurangi beban buah yang terlampau lebat sehingga didapatkan buah dengan kualitas dan kuantitas yang baik.
Pertama tanaman cenderung akan tumbuh terus, baik tumbuh ke atas maupun tumbuh ke samping. Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada beberapa jenis tanaman buah, akan menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh memanjang ke arah atas (Jawa : nglancir), dengan batang atau cabang tunggal. Kuatnya dominasi apikal (tunas ujung) di bagian ujung tanaman, memacu tanaman untuk terus tumbuh meninggi ke arah atas, dan salah satu cara untuk mematahkan dominasi apikal tersebut adalah dengan cara pemangkasan, yang akan merangsang keluarnya pertumbuhan tunas-tunas samping atau tunas lateral. Dengan demikian, bentuk tanaman sebagai manifestasi pertumbuhan tanaman menjadi lebih ideal dan seimbang, baik pertumbuhan ke arah atas maupun ke arah samping.
Kesehatan tanaman secara keseluruhan juga sangat dipengaruhi oleh bentuk tanamannya. Banyak dahan dan ranting yang tumbuh tidak teratur dan bersilangan di bagian tengah tanaman dengan daun-daun yang umumnya tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, lebih bersifat parasit bagi tanaman secara keseluruhan karena tidak melakukan proses fotosintesis namun tetap mendapatkan fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun-daun di bagian terluar yang terkena sinar matahari langsung. Itu sebabnya, banyak tanaman yang secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun dengan warna daun yang hijau pekat, namun teramat sangat jarang memunculkan bunga/buah.
Jika muncul bunga/buah, maka bunga dan buah yang muncul jumlahnya terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat yang terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang akhirnya dialokasikan oleh tanaman untuk memunculkan bunga dan buah. Alat-alat yang digunakan dalam pemangkasan , baik kelengkapan maupun kondisinya, sangat berpengaruh terhadap hasil pemangkasan dan keamanan operator (pemangkas). Tentunya, alat yang lengkap dan baik akan memperlancar pemangkasan. Beberapa alat yang penting untuk keperluan pemangkasan adalah sebagai berikut :
·         Gunting dahan/gunting stek, merupakan alat untuk menggunting dahan-dahan kecil (berdiameter 2 – 3 cm) pada tanaman perdu.
·         Gergaji tangan (6 gigi/inci), digunakan untuk memangkas dahan pohon yang rendah.
·         Gergaji tarik (panjang sekitar 1,5 m), digunakan untuk memotong batang- batang besar.
·         Gunting/gergaji galah (panjang 3 – 4 m), digunakan untuk memangkas dahan/ranting kecil yang letaknya tinggi
·         Tali/tambang (panjang 50 m, diameter 0,5 inci) digunakan untuk naik pohon dan mengikat batang guna mengarahkan jatuhnya hasil pangkasan. Tali ini tersedia dalam berbagai ukuran diameter dan panjang.
·         Palu (ukuran kecil) untuk potongan-potongan pendek dan membentuk potongan akhir yang dibantu dengan pisau tajam.
·         Belt snap, pengikat gergaji dan kaleng cat.
·         Shellac/cat/residu untuk pelapis luka bekas potongan.
·         Sabuk pengaman sebagai pengikat tubuh operator.

2.2   Tujuan Pemangkasan
Ada berbagai macam pemangkasan yang biasa dilakukan pada tanaman. Masing-masing pangkasan mempunyai tujuan yang berbeda.

1.    Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan untuk pembentukan kerangka pohon sehingga tanaman tidak terlalu tinggi,  menghasilkan cabang yang kuat, letaknya teratur, arahnya menyebar dan produktif. Dengan demikian sehingga pemeliharaan dan pemetikan buah lebih mudah.
2.    Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan cabang juga untuk mengurangi kerimbunan pohon, supaya tanaman mendapat sinar matahari yang cukup.  Dengan demikian, tanaman dapat terhindar dari keadaan yang lembab dan otomatis tanaman dapat dijauhkan dari kemungkinan serangan jamur yang merupakan sumber penyakit.
3.    Pemangkasan Peremajaan
Pemangkasan peremajaan bertujuan untuk mengganti tajuk tanaman lama dengan tajuk baru yang masih muda dan produktif. Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang sudah tua, tidak produktif dan yang bentuk tajuknya sudah tidak menentu

2.3   Teknik Pemangkasan
Dalam pelaksanaannya, terdapat dua dasar pemangkasan, yaitu pemancungan (headlingback) dan penipisan (thinning out). Pemancungan merupakan pembuangan atau pemotongan bagian ujung suatu cabang sampaitinggal satu tunas. Karena pemancungan dapat memecahkan dominansiapikal, maka setelah pemancungan biasanya terjadi pertumbuhan vegetatif yang lebat sebagai akibat dari tumbuhnya tunas-tunas lateral. Oleh karena itu, pemancungan cenderung menghasilkan pertumbuhan tanaman dengan pola menyemak (bush) dan kompak. Apabila pemancungan dilakukan terhadaptanaman yang tengah aktif tumbuh, maka diistilahkan sebagai perompesan.Sedangkan penipisan adalah pembuangan cabang-cabang denganmeninggalkan hanya cabang lateral atau batang utama.
Penipisan memiliki pengaruh yang berlawanan dengan pemancungan, yakni meningkatkan pemanjangan dari cabang-cabang terminal yang ditinggalkan. Sebagai hasilakhirnya adalah pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi berkurang. Dengan penipisan, pohon-pohon yang tumbuhnya lemah dapat menjadi lebihterbuka sehingga menghasilkan suatu bentuk tanaman yang lebih besar (tetapi bukan lebat). Penipisan juga dapat ditujukan untuk meremajakan pohon- pohon tua sehingga merangsang pertumbuhan titik-titik ditinggalkan. Penipisan terhadap pohon yang sedang aktif tumbuh dinamakan perompesan tunas atau deshooting

2.4   Waktu Pemangkasan
Seperti tanaman hias dengan batang kayu lainnya, asoka membutuhkan pemangkasan pada batang-batangnya. Waktu yang baik untuk memangkas batang-batang asoka adalah pada saat soka baru saja disiram dan diberi pupuk. dan pada saat tanaman soka tidak berbunga.Waktu pemangkasan sangat tergantung pada jenis pangkasan dan peertumbuhan. Apakah akan dilakukan pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan atau pemangkasan peremajaan ;
Pemangkasan bentuk biasanya dilakukan 1 – 2 tahun setelah tanam, untuk tanaman tahunan waktu pemangkasan yang paling baik adalah awal atau akhir musim hujan.  Lain dengan pemangkasan pemeliharaan (Kesehatan dan Produksi) ini dilakukan 3 bulan sekali, yakni ketika hujan mulai turun.  Akan tetapi bagi tanaman yang sudah berbuah pemangkasan dilakukan ketika buah usai dipanen.
Untuk pemangkasan peremajaan tidak terikat kepada waktu, akan tetapi pada kondisi tanaman.  Sesuai dengan tujuan yaitu untuk mengganti tajuk tanaman maka pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman tua yang sudah menurun produksinya.









BAB III
KEIMPULAN
3.1  Kesimpulan
Pemangkasan pada umumnya bertujuan untuk memperbanyak buah yang dihasilkan oleh  suatu  tanaman. Tanaman yang tunas apikalnya tidak dipangkas akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang  disebut dominasi apikal. Faktor yang berpengaruh terhadap pemangkasan adalah faktor tanaman,faktor lingkungan dan faktor perlakuan.
Perawatan secara maksimal pada masa petumbuhan tanaman perlu diperlukan secara intensif agar diperoleh hasil yang maksimal. Manfaat pemangkasan adalah: Unsur hara yang diserap tanaman akan dimamfaatkan semaksimal mungkin oleh tanaman untuk memperbesar buah yang dipelihara, intensitas cahaya matahari yang masuk ketanaman lebih banyak sehingga akan mengurangi terjadinya serangan hama penyakit, beban batang tanaman tidak terlalu berat untuk menyangga buah sehingga, kerobohan dapat dikurangi,

3.2  Saran
Dalam melakukan pemangkasan sebaiknya pada saat batang tanaman telah kuat. Pemangkasan dibuat miring agar air tidak menggenang pada batang yang akan mengakikbatkan batang menjadi busuk. Perawatan yang meliputi penyiraman dan penyiangan hendaknya dilakukan secara rutin agar pertumbuhan tanaman sesuai harapan.











DAFTAR PUSTAKA

Atmosoedarjo, S., J. Kartasubrata, M. Kaomini, W. Saleh, W. Moerdoko, Pramodibyo dan S. Ranoeprawiro. 2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Jaya. Jakarta. 337 hal.
Edmond, J. B., T. L. Senn and F. S. Andrews. 1964. Fundamentals of Horticulture. Mc Graw – Hill. New York. 476 p.
Purnamaningsih, R. 2008. Perakitan Tanaman Tomat Partenokarpi untuk Meningkatkan Produksi Tomat di Dataran Rendah. Warta Biogen Vol. 4 No. 2.
Purwanto. 2004. Modul II Budidaya Buah – Buahan : Pertumbuhan dan Perkembangan Pohon. Program Studi Hortikulktura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor .
Saladin, M. 2002. Evaluasi Karakter Hortikultura dan Pengaruh Pemangkasan Cabang terhadap     Produksi Sepuluh Galur Tomat Harapan IPB. Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Thompson, H. C. and W. C. Kelly. 1957. Vegetable Crop. 5th edition. McGraw hill Book Company. New York. 611p.
Wartapa, A. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah terhadap hasil dan mutu benih tomat Varietas Kaliurang (Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Ilmu Pertanian 5(2): 150-163.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar